After Devnay

By sitirohana16

49.5K 5.7K 1.2K

Nayra Venesia Cromwell, merawat kedua anak kembarnya penuh kasih sayang hingga tumbuh menjadi anak yang manis... More

Satu, Satu..
Dua,Dua..
Tiga, tiga
Empat..Empat..
APRONA SOLTANTAS - DEVNAY

Lima..Lima..

4.3K 289 69
By sitirohana16

Aku udah pernah bilang kalo devnay dilanjut sampe sikembar mungkin genre nya agak 'gore' kalau yang baca novel juga pasti tau di ending kalau ada dijelasin penyakit mental itu bisa nurun. Jadi aku kasih warning kalau gak suka sama after devnay baca saja sampe Devnay relationship goals ya, jangan lupa baca story baru aku juga judulnya "LYSANDER".

Nayra berusaha menahan tangisnya melihat anaknya.

Anak sekecil ini masih terlalu dini untuk dihadapkan kepada psikiater.

"Devran." Tangis Nayra pecah, dia bahkan tidak sanggup untuk menasehati apalagi memarahi Devran.

Melihat mama nya menangis Devran semakin menundukkan kepalanya, kedua tangannya terkepal disamping tubuhnya. Tapi Devran sama sekali tidak menyesali perbuatannya.

"Mama yang salah, Mama tidak ajarkan hal benar sama Devran."

Devran semakin mengepalkan kedua tangannya. Ia lebih suka jika Mama nya memarahinya atau memukulnya, tapi Nayra tidak akan melakukan itu, baginya Devran masih terlalu kecil.

Bagi Nayra walau Devran masih selalu dianggapnya anak kecil tapi Devran selalu bersikap lebih dewasa dibanding anak sesusianya, selalu bisa di andalkan dan tidak pernah nakal, walau tidak manja seperti adik nya, tapi Nayra selalu mencurahkan kasih sayang yang sama pada Devran.

Devran dibesarkan oleh kasih sayang, kenapa Devran masih sama seperti masa kecil Devano? Ini salah nya sebagai ibu, pasti dia kurang dalam menjaga Devran karena merasa Devran sudah cukup pintar.

Melihat Devran hanya menunduk, Nayra terduduk ke lantai membayangkan anaknya harus dibawa pergi dan dijauhkan darinya. Akhirnya Devran tidak bisa melihat Mamanya seperti itu.

"Mama, I'm Sorry. Tolong jangan menangis."

Nayra memegang tangan Devran.

"Kenapa Devran melakukannya? Siapa yang mengajari Devran seperti itu?"

"Mama.."

"Apa Devran melihat Papa?"

"No, Mama."

Devran mundur lagi, dia tidak ingin menjawab apapun pertanyaan orang - orang tapi dia tidak rela mama nya menangis.

Nayra tau Devran selalu melihat Devano sebagai sosok yang hebat.

"Nay udah." Venesia muncul menggunakan kursi roda.

"Mama!" Deviandra muncul dari balik kursi roda Venes sambil tertawa lebar.

"Loh?" Devi berlari menghampiri Nayra, Nayra buru - buru menghapus air matanya.

"Mama kok nangis?"

Nayra tersenyum pada peri kecilnya. "Mama kelilipan."

"Masa? Kok air matanya banyak."

"Mana? Gak ada tuh air mata Mama."

Deviandra menelengkan kepalanya meneliti wajah Nayra, benar Nayra tidak menangis.

"Mama, boleh tidak Devi main sama Tante?"

"Boleh dong. Tapi jangan ajak Tante capek ya, soalnya Tante lagi sakit."

"Kenapa Tante sakit terus?"

"Soalnya Tante waktu kecilnya jahat."

"Waktu kecil kaya Devi?"

"Iya. Jadi Devi tidak boleh jahat ya." Venes memasang wajah serius. Devi memiringkan kepalanya juga menatap Venesia. Venes tertawa, jadi Deviandra ikut tertawa menampilkan lesung pipi disebelah kanan.

Nayra mencubit pipi anaknya gemas. "Lucu banget anak Mama."

"Sekarang Devi main sama Devran dulu ya, soalnya Tante mau bicara dulu sama Mama."

Deviandra mengangguk semangat lalu menghampiri saudaranya, mulai mengoceh segala hal walau Devran tidak menanggapinya.

Sebelum pergi Devran melihat Mamanya yang sama sekali tidak melihat ke arahnya.

"Kamu mau bawa anak aku pergi?" Nayra bertanya dingin kepada Venesia.

"Nay, kita sama - sama tau Devran akan tetap pergi dari negara ini. Aku hanya dampingi dia."

Nayra tau percuma mempertanyakan kenapa Devran harus pergi, dia sudah lelah menangis di depan Devano merengek agar Devran tidak harus pergi tapi Devano mengatakan kalau Devran dan Deviandra harus dipisahkan.

"Devran nggak akan ngajarin hal buruk sama adiknya."

"Itu yang terbaik untuk Devran. Aku akan dampingi dia." Venes menghela napas. "Biarkan aku menebus kesalahan aku, Nay. Kita udah dewasa sekarang."

Air mata Nayra menetes. Venes akan menggantikan sosok ibu untuk Devran, setidaknya Devran tidak sendiri disana. Walaupun mereka akan menjenguknya sesekali dan beberapa tahun lagi Devran akan pulang.

"Aku gagal jadi Mamanya." Nayra tidak mengatakan ini di depan Devano, tiap memikirkan bagaimana dia hadir di pemakaman Sandy membuat hatinya hancur kalau Devran sampai bisa melakukan hal itu.

"Nggak Nay, kamu ibu yang hebat."

Venes jadi teringat beberapa tahun lalu dia pernah mendengar kalimat seperti itu dari orang lain.

Nayra pasti lebih hancur mengetahui dia juga tidak bisa menjadi sosok orang tua impiannya.

Padahal Nayra sudah jadi ibu yang hebat, Nayra hanya tidak tahu saja.

Venes menghela napas. Poor Devran.


Entah sudah berapa bungkus kacang yang Lucas habiskan, Ikan - ikan sibuk berkumpul dibawah gazebo yang mereka duduki, karena Lucas melempar kulitnya ke danau dibawah.

Tapi temannya sama sekali tidak bergeming, memandangi ikan sambil bertopang dagu di pembatas kayu, tidak ada semangat hidup.

"Gue nyesel kuliah di luar negeri. Jadi ngerasa gak akrab sama lo."

Satria mengangkat alis. Apalagi yang teman nya ocehkan kali ini.

"Dulu lo sama sekali gak tertarik jalanin hubungan sama cewek."

"Kita udah dewasa Cas."

"Nah." Lucas menjentikkan jarinya, senang karena akhirnya Satria terlihat tertarik pada eksistensinya. Ia sampai bolos kerja demi menemani Satria yang tidak memiliki semangat hidup.

"Karena udah dewasa jadi lo harus berfikir panjang. Kehilangan memang sakit, tapi Life must go on, Man."

"Bukan itu yang jadi masalah nya."

"Terus?"

"Gue masih gak percaya siapa yang ngelakuin ini sama Sandy." Pandangan Satria jatuh pada ikan yang melahap kulit kacang, tapi tatapan matanya kosong. "Gue nggak bisa lakuin apa - apa."

Lucas ikut termenung. "How's your feeling?"

"Gue ngerasa gagal." Satria menghela napas. "Gue gagal jagain Sandy. Tapi yang lebih berat gue gagal jagain Devran sama Deviandra."

Lucas tergugu. Jadi itu yang selama ini Satria pikirkan, Satria terlihat kacau saat kematian Sandy, ia mabuk dan tertidur di bar, Satria harus menjemputnya setiap malam, entah sudah berapa kali Satria akhirnya melemparkan gelas atau botol tempat ia menenggak minuman beralcohol itu.

Tapi setelah tau kronologi yang sebenarnya Satria hanya terlihat merenung, jarang tidur. Satria tidak marah sama sekali. Sebagai teman yang sudah bersama sejak lama, Lucas mengkhawatirkan nya.

"Gue ikut ngebesarin mereka, Cas. Dari bisa di gendong, sampai bisa nolak buat gue gendong."

Lucas mungkin tidak akan tau rasanya karena dia berada jauh dari mereka.

"Sat, lo beneran udah dewasa." Lucas menepuk - nepuk punggung Satria seperti seorang bapak.

"Tapi kenapa lo gagal jagain Devi juga? She's so cute."

Satria tidak menjawab.

Ada yang mau gabung sama Para pembaca Devnay nggak? Buat kalian pembaca Devnay dari lama pasti seru dong gabung sama pembaca Devnay yang lain di grup Whatsapp.

Buat yang mau gabung bisa hubungi nomer Admin

Tri Ananda : +62 858-7233-6870
Jhuly : +62 831-9768-6997

Atau ini gak tau link nya bisa dibuka apa ngga coba aja 😭

https://chat.whatsapp.com/GDzWTJI9Fuz36IvhjeN2Ut

Continue Reading

You'll Also Like

991K 146K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.4M 134K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1.4M 69.9K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
472K 2.5K 19
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.