My Powerful Wife (COMPLETED)

By BlackStarofIN

217K 12.8K 1.5K

Menjadi suami kontrak nona kaya yang sombong? Kenapa tidak? Kaivanlah orangnya. Kisah Kaivan Prawira, seoran... More

PROLOGUE
1 Peninggalan Hutang
2 Memberantas Korupsi
3 First Meet
4 Harapan
5 Mencari Jodoh
6 Second Time
7 Tunggu Aku
8 Penawaran
9 Perubahan Rencana
10 Gangguan Mega
11 Kemarahan Mega
12 Kesepakatan
13 Pernikahan Dadakan
14 Tinggal Bareng
16 Pusing
17 Perkara Hamil
18 First Kiss
19 Jealous
20 Hadiah
21 Need
SC Unboxing Mega
22 Tidak Berarti
23 The Powerful of Mega
24 A Husband
25 Perkara 'Aku'
26 Drama
27 Sensitive
28 Clingy
29 Real Family
30 Something Happen
31 Angry
32 Accident
33 Lost
34 Where are You Now?
35 Titik Terang
36 I Miss You
37 Information
38 Found You
39 One Aim
40 END : My Powerful Wife
Surprise!
Promo 3.3
Promo Lebaran 2024

15 Intimidasi

4.3K 261 39
By BlackStarofIN

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Gimana kabarnya? Siap buat ngelihat keseruan Mega dan Kaivan hari ini??

Yuk VOTE dulu ya sebelum kita mulai masuk ke intinya. Selanjutnya The Owner Of The Psychopath bakal update secepatnya asal kalian vote dulu di sini ya.

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

"Papaku nggak percaya sama pernikahan kita, kalo sampe kita ketauan, posisiku bisa dicabut dan aku mungkin bisa diasingkan ke Negara lain. Jadi kita harus pura-pura menjadi pasangan bahagia. Kita bakal tinggal bareng di rumah Papaku." lanjut Mega lagi.

Mendengar perkataan Mega membuat Kaivan melebarkan matanya.

"Saya nggak setuju." tolak Kaivan mendengar ucapan Mega.

"Saya nggak minta persetujuan kamu. Saya nyuruh kamu tinggal bareng saya di rumah orang tua saya." balas Mega menyebalkan.

Belum sempat Kaivan akan kembali memprotesnya, suara ketukan pintu menginterupsinya.

"Itu pasti Gavin. Ayo ke luar." ajak Mega meninggalkan Kaivan yang masih akan protes.

Kaivan pun melenggang mengikuti Mega yang tampak membuka pintu. Terlihat bawahan Mega yang bernama Gavin dan satu orang pria paruh baya yang tak dikenalnya. Mega mempersilahkan mereka berdua masuk layaknya pemilik rumah yang membuat Kaivan mendengus.

"Ini adalah Anthonius Hutagalung. Pengacaraku. Hari ini kita akan membahas kesepakatan kita waktu itu." ucap Mega memperkenalkan pengacara yang dibawa Gavin kepada Kaivan.

"Ini surat kontrak yang Ibu perintahkan." ujar Gavin menyerahkan map berisi surat kontrak yang diinginkan Mega.

Mega mengangguk sambil membacanya sekilas. Ia mengangguk paham dan menyerahkannya kepada Kaivan yang tampak duduk dengan wajah datar.

"Surat perjanjian kontrak yang saya bicarakan waktu itu. Silahkan dilihat." ujar Mega menyerahkan suratnya.

Kaivan meliriknya sebentar sebelum menerima dan mulai membacanya.

Surat kontrak itu berisikan point-point perjanjian kesepakatan yang akan mengikat Mega dan Kaivan ke depannya. Mega selaku pihak pertama dan Kaivan pihak kedua. Kaivan mendengus membacanya. Ia mulai meneliti satu persatu isi perjanjian itu.

Point pertama : Pihak pertama dan pihak kedua harus mematuhi perjanjian ini, jika melanggar akan dikenakan denda senilai 5 milyar.

Point kedua : Pihak pertama dan pihak kedua akan tinggal bersama di kediaman Sanjaya.

Point ketiga : Pihak pertama harus menghapus seluruh data mengenai investasi yang dilakukan oleh kerabat pihak kedua.

Point keempat : Pihak pertama dan pihak kedua menikah secara kontrak selama 2 tahun, kecuali untuk hal-hal yang tidak diketahui bisa diperpanjang waktunya.

Point kelima : Pihak pertama dan pihak kedua harus menunjukkan sebagai pasangan romantis di depan Garendra Sanjaya dan orang tua pihak kedua.

Point keenam : Pihak kedua harus menjaga nama baik Sanjaya dengan tidak berkencan dengan orang lain di depan publik.

Point ketujuh : Pihak kedua harus mengikuti arahan pihak pertama berkaitan dengan hal-hal yang mengacu pada keluarga Sanjaya.

Point kedelapan : Kedua belah pihak tidak dibenarkan mencampuri urusan masing-masing yang tidak berkaitan dengan kepentingan pernikahan.

Point kesembilan : Hal-hal yang tidak dicantumkan dalam perjanjian bisa bertambah atau berkurang sesuai kesepakatan bersama.

Point kesepuluh : Perjanjian ini bersifat mutlak sampai batas waktu 2 tahun atau lebih.

Begitulah isi perjanjian pernikahan yang dibaca Kaivan. Ia mengerutkan keningnya dalam membaca perjanjian itu.

"Kenapa semua ini hanya menguntungkan Anda?" protes Kaivan.

"Saya sudah menghapus semua masalah hutang adik kamu kalau kamu lupa. Masih belum cukup?" kesal Mega.

"Tapi satu point itu tidak sebanding dengan point-point yang menguntungkan Anda." balas Kaivan.

"Ck. Toh kamu juga nggak dirugikan di sini. Saya juga harus menjaga sikap di depan keluarga kamu." decak Mega.

Setelah melakukan perdebatan cukup alot, keduanya pun sepakat dengan perjanjian kontrak itu. Hal itu disepakati dan disahkan oleh pengacara yang dibawa Gavin.

***

Suasana mansion yang sangat megah langsung menyambut pandangan Kaivan begitu keluar dari mobil Mega yang mengantar mereka ke kediaman Sanjaya.

Kedatangan mereka disambut oleh pelayan yang bekerja di sana dan Garendra Sanjaya tentunya yang berdiri di tengah halaman untuk menyambut mereka. Tak lupa dengan pria yang tampak seumuran dengan Garendra, atau lebih tua sedikit, dia adalah David Sanjaya yang merupakan kakak dari Garendra Sanjaya berdiri di samping kiri Garendra bersama dengan perempuan paruh baya yang merupakan istrinya. Anita Maheswari Sanjaya. Dan jangan lupakan seorang pemuda dengan setelan lengkap dan wajah angkuh yang berdiri di samping kanan Garendra, itu adalah Adam Sanjaya. Sepupu sekaligus musuh utama Mega.

"Akhirnya kamu pulang juga." ucap Garendra menyambut kedatangan mereka.

"Ya, karena ancaman Papa." balas Mega malas.

Garendra hanya terkekeh kecil sebelum menatap Kaivan yang berdiri di samping Mega.

"Selamat datang di keluarga Sanjaya, Kaivan Prawira." ucap Garendra pada Kaivan.

"Terimakasih atas sambutannya Pak Garendra." balas Kaivan menunduk sopan.

Garendra hanya mengangguk dan memperkenalkan anggota keluarganya yang lain kepada Kaivan.

"Senang melihat menantu Sanjaya ada di sini." sapa David yang dibalas anggukan sopan Kaivan. Begitupun pada Anita yang menyapanya ramah. Entah memang sungguh ramah atau hanya kedok belaka.

Tibalah Kaivan bertemu dengan pria yang sepertinya seumuran dengannya.

"Selamat datang di keluarga Sanjaya. Kudengar kamu seorang dokter. Baguslah karena kamu pasti memiliki otak yang waras, bisa mengimbangi kegilaan istrimu." sapa Adam yang terdengar sinis.

Kaivan hanya mengangguk sopan sembari mengucapkan terima kasih. Akhirnya perkenalan yang sangat jauh dari kata hangat itu berakhir.

***

Disinilah Kaivan berada. Di sebuah kamar yang sangat luas dan mewah. Siapa lagi kalau bukan kamar Mega. Kamar ini dilengkapi dengan satu set sofa lengkap dengan mejanya, ranjang besar berukuran king, walk in closet, dan juga kamar mandi di dalamnya. Bahkan lantai kamar ini sebagian dilapisi karpet tebal. Beginilah karpet yang dimaksud Mega saat itu. pantas saja menyebutnya miskin.

Kaivan dapat melihat Mega yang baru keluar dari kamar mandi.

"Apa keluarga Anda memang bersikap begitu?" tanya Kaivan melihat Mega yang duduk di ranjang. Tepat di sampingnya.

"Mereka cuma musuh yang berlindung dibalik kata keluarga. Nggak usah kamu pikirin." jawab Mega terdengar malas.

Kaivan mengerti. Sepertinya keluarga Sanjaya tidak bisa dikatakan sebagai keluarga harmonis. Ya setaunya rata-rata keluarga kaya memang tidak harmonis. Entahlah ia tidak akan memikirkannya. Toh itu juga bukan urusannya.

"Anda mau saya tidur dimana?" tanya Kaivan lagi.

Mega meliriknya jengah. "Meskipun di sini banyak sofa dan karpet, kamu nggak perlu tidur di sana. ranjangku besar. Kamu bisa tidur di ranjang." ucapnya.

"Anda serius?" Kaivan memastikan.

Mendengarnya Mega pun menghadap Kaivan dan menatapnya dengan seksama. Pria ini begitu tampan untuk ukuran seorang dokter yang masih baru. Tubuhnya bahkan begitu kekar dan tegap. Menjadikan pria ini sebagai bibit keturunan Sanjaya selanjutnya sepertinya tidak buruk.

"Saya jadi mikir kalo sebaiknya kita mewujudkan omongan saya sebelumnya." ucap Mega tidak nyambung.

"Maksud Anda?" tanya Kaivan bingung.

"Alasan saya menikahi kamu di depan orang tua kita adalah karena saya hamil. Bagaimana kalo kita wujudin itu?" tawar Mega enteng.

"Anda gila?" seloroh Kaivan.

"Kenapa? Toh kita udah jadi suami istri. Hal ini juga nggak dilarang dalam perjanjian kita. Dan ini juga untuk kepentingan Sanjaya." balas Mega terdengar santai.

"Kepentingan dalam hal apa?" elak Kaivan.

"Untuk memastikan garis keturunan Sanjaya tetap ada. Saat ini ahli warisnya adalah saya. Dan untuk mengukuhkan posisi saya, saya harus punya anak. Itulah kegunaan kamu sebagai suami saya." jawab Mega tampak bersemangat.

"Anak bukan alat untuk mencapai kekuasaan." kesal Kaivan mendengarkan omongan Mega.

"Bagi orang-orang seperti saya, itu adalah alasan utama." bantah Mega.

"Saya tidak akan membiarkan anak saya menjadi alat untuk mencapai kekuasaan Anda." ujar Kaivan bersungguh-sungguh.

"Saya kan cuma minta kamu untuk nyumbangin benih yang kamu punya. Urusan anaknya mau saya apakan ya terserah saya lah." kesal Mega.

"Jangan main-main masalah anak Mega!" tekan Kaivan untuk pertama kalinya memanggil nama Mega tanpa embel-embel Bu atau Ibu. Ia sudah terlanjur sangat kesal.

"Kenapa kamu jadi marah?" heran Mega melihat Kaivan yang seperti terbakar emosi.

"Anak adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang dititipkan-Nya kepada kita manusia. Anak juga adalah manusia. Anda nggak bisa memperalat manusia seperti itu." ujar Kaivan tegas.

"Saya juga tau. Tapi saya juga nggak mungkin memperalat anak saya dan menjadikannya budak kan? Saya kan cuma melahirkan untuk memperkokoh posisi saya." kesal Mega karena diceramahi oleh Kaivan.

"Terserah Anda. Yang jelas saya nggak akan membiarkan Anda melakukan hal itu kepada anak saya." tegas Kaivan.

"Ck. Yaudah kalo gitu saya tinggal minta benih sama pria lain. Toh saya udah nikah juga. Masalah saya hamil sama siapanya nggak penting, yang penting saya hamil dan nggak akan ada yang curiga." ujar Mega enteng.

Sontak ucapan Mega barusan membuat Kaivan yang sedang emosi semakin terbakar emosi mendengarnya.

"Barusan apa yang Anda bilang?" tekan Kaivan dingin.

"Saya bilang saya bakal minta benih pria lain untuk membuat saya hamil. Itu nggak akan ada urusannya sama kamu kan?" ulang Mega tanpa rasa takut.

Kaivan menatap Mega tajam. Auranya berubah menyeramkan. Tidak ada lagi aura baik seorang Kaivan Prawira. Dokter tampan itu diliputi kemarahan mendengar ucapan istrinya.

"Setelah kamu memaksa saya dalam pernikahan, kamu pikir kamu bisa melakukan itu hm?" ancam Kaivan dengan aura intimidasi begitu kuat. Ia bahkan tidak sadar sudah mengganti panggilannya kepada Mega.

Mega yang mendapat ancaman Kaivan menjadi gugup. Tidak pernah ada orang yang bisa mengintimidasinya sampai seperti ini sebelumnya.

"K-kenapa nggak?" tantang Mega yang lebih terdengar seperti cicitan.

"Kamu pikir pernikahan kita main-main? Kita menikah sah secara agama dan Negara. Selama kamu menjadi istri saya, saya nggak akan biarin kamu nodain pernikahan kita dengan hamil anak orang lain." ancam Kaivan lagi.

"Camkan itu, Mega Sanjaya." tekan Kaivan dingin penuh intimidasi. Sebelum bangkit meninggalkan Mega dan keluar dari kamar mereka.

Mega menghembuskan napas lega begitu Kaivan pergi meninggalkannya.

"Huhhh... tadi itu apa?" monolog Mega yang masih tidak mengerti dengan dirinya yang bisa terintimidasi oleh Kaivan.

*
*
*

TBC

Gimana part ini?

Kalian penasaran sama kelanjutannya?

Kenapa tuh si Kaivan jadi begitu?

Gimana tanggapan kalian buat Mega?

Dan buat Kaivan?

Kalian harus VOTE sesudah baca ini ya biar Author bisa lanjut Up secepatnya. Jangan lupa tinggalin komentar juga yaaa.

Ok, see you in the next chapter.

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 26.2K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
129K 7.5K 13
Jenar sudah memikul beban cemoohan dari para tetangganya di kampung akibat mempunyai badan gemuk, dan tidak memiliki paras cantik. Dan lebih parah ma...
3.2M 33.1K 30
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
94.4K 3.9K 42
"Dengar sayang, ini mobilnya teman aku. Tadi dia jemput aku di bandara. Setelah itu aku pinjam mobilnya, buat ketemu kamu," "Memangnya temannya kamu...