My Powerful Wife (COMPLETED)

By BlackStarofIN

218K 12.8K 1.5K

Menjadi suami kontrak nona kaya yang sombong? Kenapa tidak? Kaivanlah orangnya. Kisah Kaivan Prawira, seoran... More

PROLOGUE
1 Peninggalan Hutang
2 Memberantas Korupsi
3 First Meet
4 Harapan
5 Mencari Jodoh
6 Second Time
7 Tunggu Aku
8 Penawaran
9 Perubahan Rencana
10 Gangguan Mega
12 Kesepakatan
13 Pernikahan Dadakan
14 Tinggal Bareng
15 Intimidasi
16 Pusing
17 Perkara Hamil
18 First Kiss
19 Jealous
20 Hadiah
21 Need
SC Unboxing Mega
22 Tidak Berarti
23 The Powerful of Mega
24 A Husband
25 Perkara 'Aku'
26 Drama
27 Sensitive
28 Clingy
29 Real Family
30 Something Happen
31 Angry
32 Accident
33 Lost
34 Where are You Now?
35 Titik Terang
36 I Miss You
37 Information
38 Found You
39 One Aim
40 END : My Powerful Wife
Surprise!
Promo 3.3
Promo Lebaran 2024

11 Kemarahan Mega

3.5K 211 35
By BlackStarofIN

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Author datang lagi hari ini bawa kelanjutan kisah Mega dan Kaivan!! Mumpung lagi jalan idenya untuk cerita ini jadi author up lagi deh.

Yg nungguin TOTP dan BP sabar ya. Lagi proses pengerjaan kok. Sebelum itu Author minta vote dulu dong di sini yg belum pada vote dari kemaren.  Vote di sini ya

Nah mari kita mulai, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

"Dokter Kaivan?" panggil sebuah suara yang menghentikan obrolan Kaivan dan Mega.

Kaivan dan Mega langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat dokter Helena sedang berdiri di sana sambil memandangi mereka berdua dengan tatapan rumit.

"Dokter Helena, selamat pagi." sapa Kaivan tersenyum ramah.

Mega yang melihat itu hanya mendengus. Kaivan tak pernah tersenyum padanya, tapi pada orang lain selalu tersenyum, apalagi dengan orang satu ini, senyumnya tampak berbeda.

"Jadi berita itu benar? Dokter Kaivan beneran mau nikah?" tanya dokter Helena tanpa menjawab sapaan Kaivan.

"Benar. Kami akan menikah sebentar lagi." bukan Kaivan yang menjawab, melainkan Mega sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan maju sampai tepat di hadapan dokter Helena.

Dokter Helena tampak menatap Mega yang berdiri tepat di hadapannya. Seorang wanita kaya yang sombong. Begitulah kira-kira pandangan dokter Helena terhadap Mega.

"Oh begitu, ka-kalau begitu selamat ya Dok." ucap dokter Helena tampak menunduk.

Mega langsung tersenyum puas melihat reaksi wanita di depannya. Ia senang sekali jika ada lawan yang tunduk atau kalah darinya.

Mendengar hal itu Kaivan langsung menyingkirkan Mega dengan menggesernya ke samping. Ia menatap dokter Helena yang tampak menunduk.

"Bukan begitu Dok. Wanita ini, dia tukang halu." ujar Kaivan sambil menunjuk Mega, membuat dokter Helena kembali mendongak.

Mega yang mendengarnya langsung melotot tajam.

"Permisi? Siapa yang halu di sini Pak Kaivan?" protes Mega tida terima.

Kaivan sengaja tidak mengindahkan protesan Mega di sampingnya. Ia segera mengajak dokter Helena untuk segera pergi dari sana.

"Dokter Helena sudah sarapan? Saya belum. Bisa tolong temani saya makan?" pinta Kaivan sembari menuntun dokter Helena pergi dari sana.

"Apa nggak papa Dokter makan sama aku?" tanya dokter Helena sambil melirik Mega yang masih melotot di belakang mereka.

"Nggak papa. Ayo, jadwal saya mulai 30 menit lagi." jawab Kaivan sambil berjalan cepat membawa dokter Helena di sampingnya, meninggalkan Mega di sana.

"Dokter Kaivan! Kenapa malah pergi sama dia? Saya udah bawain sarapan buat kamu!" panggil Mega setengah berteriak.

Kaivan justru pura-pura tidak mendengar, sedangkan dokter Helena tampak serba salah melihat tingkah dua orang ini.

"Dokter Kaivan!! Calon istri kamu di sini!!" teriak Mega dengan kesal yang sama sekali tidak diindahkan Kaivan.

"Dasar brengsek. Berani-beraninya mengabaikanku." umpat Mega kepalang kesal. Dapat ia lihat beberapa orang staff dan pengujung yang melihat ke arahnya. Si brengsek Kaivan benar-benar mempermalukannya.

Saat Mega berniat ingin mengejar Kaivan, sebuah suara menghentikannya.

"Bu Mega!!" itu suara Gavin.

Dan benar saja ketika Mega menoleh ia dapat melihat Gavin sedang berlari ke arahnya.

"Bu Mega, syukurlah saya menemukan Ibu." ucap Gavin menarik napas.

"Kenapa kamu ada di sini?" ketus Mega.

"Maaf Bu, tapi Ibu harus segera ke kantor sekarang." ujar Gavin tampak cemas.

"Ck, aku kan udah bilang kalau kamu yang handle segala urusan kantor saat aku lagi di sini!" sembur Mega seperti biasa.

"Maaf Bu, tapi kali ini benar-benar tidak bisa saya handle, Pak Garendra datang ke kantor Bu. Beliau mencari Ibu karena tuntutan dari Pak Kaivan dan investor lain sudah masuk ke pengadilan." jawab Gavin takut-takut.

Mega langsung mengepalkan kedua tangannya.

"Si brengsek itu benar-benar mau melawanku. Awas saja dia nanti akan kubuat dia menjilat ludahnya sendiri." geram Mega.

"Hahhh... Ayo, kita harus menenangkan si tua tak sabaran itu." ucap Mega sambil melangkah pergi dari rumah sakit, diikuti Gavin yang mengikuti dari belakang.

***

Kaivan dan dokter Helena sedang sarapan bersama di kantin sambil mengobrol. Banyak pasang mata yang melihat mereka.

"Kenapa tadi Dokter ngomong soal masa depan sama dia? Terus aku juga denger kalian ngomongin soal pernikahan." tanya dokter Helena yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Dokter nguping pembicaraan saya?" Kaivan balik bertanya dengan senyum geli.

"Bu-bukan begitu Dok. Saya cuma, Dokter kan bilang kalo..." perkataan dokter Helena tidak selesai.

"Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita itu. Seperti yang saya bilang, dia cuma tukang halu yang ngaku-ngaku mau nikah sama saya." potong Kaivan yang tidak mendengar lanjutan ucapan dokter Helena.

"Terus kenapa dia bisa sama Dokter? Kenapa dia bisa ngaku-ngaku jadi calon istri Dokter?" tanya dokter Helena yang masih penasaran.

Kaivan tampak berpikir sebelum menjawab. "Ada beberapa urusan tidak menyenangkan sama dia, bukan tentang pernikahan. Tapi sebentar lagi saya yakin urusan itu akan selesai." jawabnya.

Dokter Helena hanya mengangguk paham. Dia berharap apapun urusan dokter Kaivan dengan wanita itu, akan segera berakhir. Karena dia tidak suka melihatnya.

***

"Kamu bilang akan menyelesaikannya secepat mungkin. Kenapa sekarang malah perusahaan yang kena tuntut?" marah Garendra pada Mega yang sedang berdiri tegap di depannya.

"Mereka tidak terima untuk membayar denda karena melanggar kontrak." jawab Mega seadanya.

"Papa nggak perlu khawatir. Bagaimanapun GS Corp ada di pihak yang benar. Kita akan menang." lanjut Mega mencoba meyakinkan.

"Bukan itu maksud kedatangan Papa ke sini." sahut Garendra cepat. Membuat Mega bungkam.

"Kamu tau waktu kamu tinggal 1 minggu lagi, dan sekarang kamu malah membuat perusahaan berurusan dengan pengadilan. Meskipun kita yang akan menang, tapi hal ini nggak akan berakhir sebentar. Masalah perusahaan nggak akan tertangani dengan baik." tekan Garendra.

"Jadi Papa minta kamu berhenti mengurusi masalah perusahaan dan segera menikah!" lanjut Garendra final.

Seketika Mega membulatkan matanya. "Pa, nggak bisa begitu dong, waktu Mega masih ada 1 minggu lagi. Papa nggak bisa main cabut hak Mega gitu aja." protes Mega keras.

"Dengan waktu yang tersisa, kamu nggak akan dapat dana yang kamu sebutkan waktu itu, perusahaan juga harus berurusan dengan pengadilan. Waktu kamu nggak akan cukup. Lebih baik kamu segera menikah dan tinggalkan perusahaan! Biar Papa yang menangani masalah perusahaan." tolak Garendra.

"Nggak! Mega nggak akan nyerah sebelum waktu Mega benar-benar habis! Dalam waktu 1 minggu yang tersisa, Mega akan buktikan ke Papa kalau Mega bisa menyelesaikan masalah ini." tegas Mega kekeuh.

"Kalu Mega bisa menyelesaikan masalah perusahaan sekaligus menikah, Papa nggak boleh ambil kursi direktur utama dari Mega!" lanjut Mega tajam.

Garendra menatap putri semata wayangnya datar. Sifat keras kepalanya benar-benar cerminan darinya. Sama sekali tidak bisa ditekan dan malah balik melawan. Garendra menghela nafasnya.

"Baik. 1 minggu. Kalau dalam 1 minggu kamu bisa membuktikan omongan kamu, Papa akan ikuti kemauan kamu. Tapi sebaliknya, kalo kamu nggak berhasil, kamu tau sendiri akhirnya." ucap Garendra setelah menghela nafas cukup lama. Lalu ia segera pergi meninggalkan ruangan Mega dibuntuti oleh asisten yang selalu mendampinginya.

Mega yang melihat kepergian Garendra langsung membanting tas mahalnya asal. Ia juga mengambil barang-barang dari atas mejanya dan mulai membantingnya dengan kesal. Mega mulai merusak ruangannya dengan kemarahan yang meluap-luap.

"Bu Mega hentikan!" ujar Gavin yang baru memasuki ruangan Mega.

Bukannya menghentikan kegiatannya, Mega malah melempari Gavin dengan kalender duduk yang ia temukan di atas meja. Tentu saja langsung mendarat sempurna di kepala Gavin.

"Brengsek!!" maki Mega sangat marah.

"Bu Mega tidak ada gunanya menghancurkan barang-barang, malah akan merugikan Ibu sendiri." peringat Gavin sambil tetap berdiri di depan Mega dengan kening berdenyut-denyut.

Mega menghela napas kasar. Ia sangat marah dengan kejadian hari ini. Garendra benar-benar gila melakukan hal itu kepada anaknya sendiri. Sedangkan Kaivan benar-benar brengsek telah membuatnya jatuh pada situasi ini.

"Gavin, lakukan apa yang kuperintahkan. Dengarkan baik-baik." ucap Mega serius.

Mega sudah tidak bisa bermain-main dengan Kaivan. Ia harus memberitahu Kaivan bagaimana caranya seorang Mega Sanjaya memenangkan pertarungan.

***

Sebuah sedan mewah melaju di sebuah pedesaan yang cukup asri. Di sekeliling jalan terdapat pohon-pohon yang menjulang dan di sampingnya lagi terdapat hamparan sawah yang luas. Khas pedesaan sekali.

Sedan itu melaju melewati berbagai tikungan dan tanjakan dengan jalan yang tidak terlapisi aspal. Jalanan di desa itu masihlah sebuah jalan tanah yang dilapisi batu koral. Rumah-rumah di sini pun terlihat masih sederhana, meskipun ada beberapa rumah yang tampak modern. Lama melaju akhirnya sedan itu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup besar bercat putih.

Pintu kemudi terbuka dan menampilkan Gavin yang langsung bergegas membuka pintu di sampingnya. Dan keluarlah sosok cantik Mega Sanjaya yang menggunakan kaca mata hitam.

"Wah masih asri banget suasana di sini, jauh dari polusi." komentar Mega memandang sekelilingnya.

Mega lalu menyerahkan tasnya untuk dibawa Gavin dan berjalan menuju rumah putih yang didatanginya. Berjalan menaiki undakan tangga teras rumah itu dan akhirnya sampai di depan pintu yang sedari tadi terbuka.

"Ekhem..." Mega mengetes suaranya sebelum mulai berbicara.

"Permisi...!!" panggil Mega kepada penghuni rumah dengan suara yang tidak bisa dikatakan lembut.

Panggilan keras Mega tentu saja mengundang jawaban penghuni rumah yang tampak datang dari arah belakang.

Seorang wanita tua dengan wajah keibuan tampak keluar dan menghampiri Mega dengan wajah heran. Dilihatnya juga Gavin yang berdiri di ujung teras sambil membawa tas wanita dengan kaku. Tak lupa dengan mobil mewah yang terparkir tepat di depan rumahnya.

"Maaf, cari siapa ya? tanya wanita itu dengan sopan.

Mega tersenyum sambil melepas kaca mata hitamnya.

"Apa benar ini rumah Kaivan Prawira Bu?" tanya Mega cukup sopan.

"Ah iya benar. Tapi Kaivannya tidak ada di sini, dia kerja di ibukota." jawab wanita itu tampak heran.

"Saya tau Bu, saya datang ke sini bukan untuk mencari Kaivan, tapi untuk mencari orang tuanya." balas Mega masih dengan senyum sopannya.

"Oh, saya ibu kandungnya Kaivan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita yang ternyata ibunya Kaivan itu.

"Begini Bu, jadi saya datang kesini karena Kaivan tidak bisa saya hubungi. Sudah seminggu ini saya mencoba menemuinya tapi dia selalu menolak kehadiran saya Bu." jawab Mega dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Aduh kok jadi sedih begini, sebenarnya ada apa Nak?" tanya ibunya Kaivan sambil menepuk pundak Mega yang tampak sangat sedih itu.

"Sebenarnya, Kaivan sudah menghamili saya Bu, tapi dia tidak mau bertanggungjawab." jawab Mega dengan air mata yang sudah mengalir. Harus diacungi jempol untuk bakat aktingnya.

"APA!!!" teriak ibu kandungnya Kaivan yang sangat syok.

"Ada apa Bu? Kenapa teriak?" ucap sebuah suara berat dan keluarlah seorang laki-laki yang tampak lebih tua sedikit dari ibunya Kaivan. Sepertinya ayahnya Kaivan.

"Kaivan Pak!! Kaivan...!!" histeris ibunya Kaivan itu.

"Ada apa? Kenapa dengan Kaivan?" tanya bapak itu terlihat panik sambil menghampiri istrinya yang tampak histeris itu.

Mega yang melihatnya diam-diam tersenyum licik.

"Kena kamu Kaivan." gumam Mega dalam hati.

*
*
*

TBC

Gimana part ini? Tulis komen kalian tentang part ini ya. Author tunggu. Kalo bisa komennya yg lucu lucu ya.

Ok, see you in the next chapter.

Continue Reading

You'll Also Like

160K 9.4K 32
(Part masih lengkap) Hits rank 1 #woman - 25/04/2022 Hits rank 1 #pilihan - 06/03/2023 Hits rank 4 #wife - 11/03/2023 Hits rank 2 #boss - 14/04/2023 ...
2.7K 338 31
Apa kau tahu bagaimana rasanya merindukan seseorang yang kau pun tahu, kau tidak boleh merindukannya. -Renjana Start : 30/11/23 End : 21/12/23
436K 21.7K 42
Soraya hampir saja melakukan percobaan bunuh diri jika saja Chandra tidak setuju untuk menikahi sahabatnya itu. Chandra dan Soraya menikah. Lalu baga...
3.5M 27K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...