Happy reading......
Semester baru segera dimulai , Jungkook yang skr berada di kelas 12 mulai mempersiapkan semuanya dengan bantuan seokjin pastinya .
Seokjin bahkan membelikan beberapa tas untuk Jungkook , sebenarnya Jungkook tidak terlalu membutuhkannya , karena dia tipikal orang yang selama masih layak pakai ya akan selalu dia pakai , kecuali kalau memang tasnya sudah rusak , robek atau yang lainnya. Tapi kalau masih bagus , masih kuat menahan beban buku , bagi Jungkook tidak masalah. Tapi sekali lagi , Jungkook tidak bisa membantah kalo itu keluar dari mulut seokjin .
Seokjin dan Jungkook sekarang berada di Mall , mereka berdua tengah mencari beberapa baju untuk dibawa seokjin ke luar negeri nanti .
" Kamu capek kook ? " Tanya seokjin
" Engga Hyung , kenapa ? " Jawab Jungkook tersenyum
" Kalau kamu capek , kita duduk sebentar di cafe . Ada yang mau Hyung bicarakan juga "
" Hmm... Baiklah... Kita pergi minum kopi dulu "
Seokjin dan Jungkook pun masuk ke salah satu coffe shop yang ada di dalam mall , seokjin memesan kopi americano sedangkan Jungkook memesan segelas vanilla latte .
Sambil duduk berhadapan , mereka menikmati setiap tegukan kopi sambil ditemani alunan musik klasik yang diputar di coffee shop tersebut.
" Hyung , katanya ada yg mau Hyung bicarakan ? Kok diam saja ? " Tanya Jungkook memecah sunyi yang dari tadi menyelimuti mereka.
" Malam ini , orang tua Hyung akan datang ke rumah " jawab seokjin
" Kok mendadak ? Kita masih diluar loh , baju yang mau Hyung bawa aja kita belum . Emang keburu waktunya kita beres2 rumah dan buat makan malam ? "
" Kook , tenanglah ... Semua sudah bibi yang mengatur , sekarang fokuslah sama apa yang aku bicarakan "
" Maaf Hyung "
" Hyung sengaja undang orang tua Hyung kesini , Hyung ingin membicarakan soal rencana pernikahan kita "
" Harus secepat ini Hyung ? "
" Iya ... 2 Minggu lagi Hyung harus berangkat ke luar negeri , kamu pun harus sekolah lagi . Ga ada waktu lagi kook "
" Tapi Hyung.... "
" Kenapa ? Jangan bilang kamu berubah pikiran kook "
" Engga Hyung , kookie ga berubah pikiran . Hanya saja kookie takut . Kookie takut orang tua Hyung tidak setuju "
" Jangan pikirkan itu , biar Hyung yang urus , oke ? "
Seokjin menggenggam tangan Jungkook dengan erat , matanya menatap mata Jungkook dengan penuh sayang . Namun Jungkook melihatnya berbeda . Jungkook merasa ada sesuatu yang ditutup-tutupi oleh seokjin .
🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰
Malam harinya...
Kedua orang tua seokjin sudah berada dirumah . Mereka sedang asik mengobrol dengan seokjin . Sedangkan Jungkook , Jungkook masih berada dikamar . Entahlah ada perasaan takut disana . Ada rasa khawatir juga , semua bercampur menjadi satu . Bahkan untuk memperlihatkan wajahnya dihadapan orang tua seokjin saja Jungkook tidak berani .
Tak lama , seokjin masuk ke dalam kamar , dia mendapati Jungkook yang sedang duduk , sambil menggigit kukunya , Jungkook terlihat sangat cemas . Seokjin yang tahu Jungkook sedang tidak baik-baik saja , langsung menghampiri dan memeluk Jungkook erat .
" Hyung tahu kamu cemas , kamu khawatir . Jangan takut , Hyung ada disini "
" Hyung , maafkan aku , aku tidak berani bertemu orang tua Hyung . Aku terlalu takut "
" Sayang... Lihat aku ! Ada aku , kita bisa hadapin semuanya bersama , oke ? Kamu percayakan sama Hyung ? "
" Aku selalu percaya sama Hyung , aku percaya Hyung tidak akan pernah meninggalkan aku "
" Bagus , sekarang kita turun ke bawah , kita temui orang tua Hyung , bersama "
Seokjin dan Jungkook pun keluar dari kamar , dan mulai menuruni tangga bersama sambil berpegangan tangan . Jantung Jungkook semakin berdegup kencang ketika melihat orang tua seokjin berada di hadapannya .
Mereka pun duduk bersama di ruang makan , hidangan yang dibuat bibi sudah tersedia di meja . Tanpa ba bi Bu , mereka pun mulai menyantap makan malam yang disajikan .
Seokjin malam ini memperlihatkan semua perhatiannya pada Jungkook di hadapan kedua orang tuanya , sedangkan Jungkook merasa kurang nyaman karena seokjin terlalu berlebihan . Bukan apa , Jungkook takut di cap ga bisa apa-apa karena semua harus seokjin yang urus . Berawal dari situlah Jungkook pun berinisiatif untuk melakukan hal yang kurang lebih sama seperti seokjin .
" Jungkook , bagaimana persiapan sekolah kamu ? Sudah selesai ? Bukankah sebentar lagi kamu masuk sekolah ? " Tanya ibunya seokjin
" Semua sudah siap Tante , hanya tinggal menunggu waktu masuk sekolah saja " jawab Jungkook mencoba untuk tenang
" Kamu sendiri bagaimana seokjin ? Sudah siap untuk kuliah ? " Tanya ibu seokjin lagi , sekarang pada anak semata wayangnya itu.
" Ayah , ibu ada yang ingin seokjin bicarakan . Ini tentang seokjin dan Jungkook "
" Aku sudah memutuskan untuk menikahi Jungkook secepatnya . Aku tahu kalian akan terkejut dan akan berusaha agar aku tidak menikahi Jungkook . Tapi ini adalah kebahagiaan aku . Jungkook adalah cinta pertama aku dan aku sangat menyayangi Jungkook . Jadi seokjin minta doa restu dan ijin dari ayah dan ibu " lanjut seokjin dengan tegas.
" Seokjin , kamu itu anak ayah satu-satunya , kamu itu penerus perusahaan ayah . Mau ditaruh dimana muka ayah kalau mereka tahu anak ayah satu-satunya akan menikah dengan seorang lelaki yang jelas-jelas tidak bisa memberikan keturunan "
Mendengar ucapan ayah seokjin , Jungkook tertunduk dan menangis . Memang benar apa yang diucapkan ayahnya seokjin. Dia hanya seorang lelaki yang tidak mungkin bisa memiliki anak dari rahimnya .
" Ayah , demi apa pun , seokjin tidak peduli dengan perusahaan . Seokjin hanya ingin hidup seokjin , seokjin sendiri yang kendalikan , bukan ayah dan ibu "
" Seokjin dengarkan ibu nak ... Tapi Jungkook masih sekolah dan kamu juga harus kuliah dulu . Apa itu tidak terlalu cepat ? "
" Ibu ? Maksud ibu berbicara seperti itu apa ? Ibu setuju kalo mereka berdua menikah ? " Ayah sedikit membentak ibu seokjin yang nyatanya berpihak pada seokjin.
" Suamiku , biarkanlah seokjin memilih hidupnya sendiri , percayakan semua padanya , anak kita sudah dewasa dan kita tidak punya hak sepenuhnya , apalagi kita selalu meninggalkan seokjin dengan alasan pekerjaan kita sejak kecil , dia juga pantas buat bahagia , pantas untuk dicintai "
" Ibu , ibu setuju dengan pernikahan kami ? " Tanya seokjin
" Tapi tidak untuk menikah cepat , kalian masih terlalu muda , Jungkook juga harus masih sekolah.. ibu hanya menyarankan , sebaiknya kalian bertunangan saja "
" Yang kepala rumah tangga disini itu siapa ? Ayah atau ibu !!?? " Ayah benar-benar tampak kesal karena tidak ada seorang pun yang mendukungnya .
Ditengah perbincangan mereka , bibi datang dan bilang kalau ada seseorang yang datang ingin menemui orang tua seokjin dan juga seokjin . Ayah sepertinya tahu siapa yang datang karena dengan semangat ayah meminta bibi untuk mempersilahkan orang itu masuk .
Dan benar saja , tamu yang bibi maksud adalah Lia , sekretaris Ayah seokjin . Dengan pakaian rapih dan terbilang cukup sexy , Lia masuk dan ikut bergabung di meja makan .
Semenjak kedatangan Lia , suasana ruangan berubah , ayah seokjin terus saja menyebut nama Lia , selalu saja Lia yang di puji , entah itu masalah kecantikan , attitude , pekerjaan , latar belakang orang tuanya . Seokjin nampaknya sudah mulai muak dengan celotehan sang ayah , begitu juga dengan ibunya , ibu seokjin nampak tidak tertarik sama sekali dengan obrolan sang suami .
Sedangkan Jungkook ? Jungkook sedang mengutuk dirinya sendiri . Jungkook sedang insecure semanjak Lia datang , pantas saja ayah seokjin lebih bersemangat ketika Lia ada . Lia adalah wanita cantik , smart dan baik . Lia terlihat seperti tuan puteri , sedangkan dirinya , Jungkook merasa dirinya hanya Upik abu . Seokjin emang lebih pantas bersanding dengan Lia , terlebih Lia bisa memberinya anak seperti yang diinginkan ayah seokjin.
Seokjin yang peka melihat Jungkook , dia menggenggam tangan Jungkook , mengelusnya , memastikan semuanya akan baik-baik saja .
🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰
Malam sudah larut , rumah seokjin pun sudah sepi , orang tua seokjin dan Lia sudah pulang dari tadi . Sekarang tinggalah seokjin dan Jungkook dirumah .
Seokjin setengah berbaring di sofa sedangkan Jungkook membaringkan tubuhnya disofa dengan paha seokjin menjadi bantalnya . Dengan lembut tangan seokjin mengelus rambut Jungkook . Sesekali mengelus pipi tembem kekasihnya itu .
" Hyung , Lia cantik yaa... "
" lebih cantik kamu "
" Hyuuunnngg.... Aku cowok , jadi ganteng bukan cantik "
" Dimata aku , kamu laki-laki tercantik yang ada di bumi ini . Hyung beruntung bisa miliki kamu "
Cup
Seokjin mencium bibir Jungkook sekilas .
" Jadi bagaimana Hyung ? Kita gagal nikah dong... "
" Siapa bilang ? Kita emang ga nikah , tapi kita tunangan dulu . Kamu ga keberatankan ? "
" Tentu saja tidak , tapi bagaimana dengan ayahmu ? "
" Tidak usah pedulikan ayahku , yang penting ibu memberi restu untuk kita "
" Aku cuma takut Hyung , takut ke depannya ayah makin gencar membuat kamu dan Lia semakin dekat "
" Kamu tenang saja , ayah tidak akan berhasil "
" Kook "
" Iya Hyung "
" Kamu membuat seokjin junior bangun "
" Aaahhh... Pantas saja rasanya ada yang mengganjal di kepala aku... Iiihhh Hyung mesum "
" Enak saja... Tanggung jawab cepetan ! "
" Ih kok jadi kookie yang tanggung jawab ? Suruh siapa adiknya bangun sendiri "
" Kan ini semua juga gara-gara kamu kook "
" Enak aja , sama tidurin lagi aja sendiri , kookie mau ke kamar , kaaabuuuuurrrr "
Jungkook pun berlari menuju lantai atas meninggalkan seokjin. Tentu saja seokjin tidak tinggal diam , dia pun berlari menyusul Jungkook yang kabur .
Kedua pasangan ini memang seperti tom and Jerry
🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰🐹🐰
Bagaimana ? Hehe
Seneng ga aku hari ini update ?
Semoga senang yaa...
Jangan lupa vote dan vomment juga yaa
Biar makin semangat nulisnya
Next chapter ada adegan 🔞 jangan ?
Kalo vomment ya tembus 20 orang , aku bakalan kasih 🔞 di next chapter ^^