(AuthorPOV)
Sesuai dengan rencana hari ini, setelah urusan mereka selesai mereka akan latihan bersama di lapangan indoor dekat rumah.
Mereka akan latihan serius sebab tersisa hanya sedikit waktu, sae dan rin belum pernah bermain bola bersama (name) makanya dia harus tau karakteristiknya.
"Aku ingin tau keahlianmu dulu" kata sae
"Bisa semua gue" kata (name)
"Sombong amat jadi orang" kata rin
"Lah gue di tanyain ajg ya wajar gue jawabnya gitu" kata (name)
"Ya gausah ngegas juga" Kata rin
"Lu bikin emosi" kata (name)
Sae menghela nafas, dia mengambil bola dan berjalan ke tengah lapangan.
"Maksudnya segala posisi bisa? Termasuk kiper?" Tanya sae
"Iya, dad ngajarin semua posisi dari kecil" kata (name)
"Oh begitu" kata sae
Sae menaruh bola nya di tengah, melihat itu rin dan (name) ikut menghampiri sae yang tengah berpikir.
"Latihan pertama, rin lawanlah (name)" kata sae
"Lah? Kecil gini di lawan ntar malah dia yang ke sepak" Kata rin
"Sembarangan kalau ngomong!" Kata (name)
(Name) menatap rin mengejek, jangan salah dia selama ini di latih layaknya di neraka bagaimana mungkin dia mau kalah.
"Kita lihat saja" kata (name)
Rin menjadi tertantang, mereka berdua berdiri saling berhadapan dan bersiap untuk berduel satu sama lain.
Itoshi Rin
Vs
Archambeau (Name)
"Siap?" Tanya sae
Rin dan (name) mengangguk, sae mengeluarkan peluit dari saku nya lalu mundur sekitar enam langkah dari mereka.
'Priiit!'
Kecepatan kaki (name) bertambah semenjak masuk blue lock, standar blue lock terlalu tinggi makanya dia mau tak mau harus mengejarnya.
"Tsk!" Decih rin
(Name) menggiring bola nya cepat dan rin tentu tak mau kalah lalu langsung mengejarnya, jelas rin tidak mau kalah dari (name)
Kini bola masih di pegang (name), rin berusaha untuk mencuri bola nya namun dia merasa kesulitan sebab (name) yang begitu lihai mempertahankan nya.
Ya.
Keahlian nya mempertahankan bola, terlihat dari data mengenai nya yang paling tinggi adalah defense sebab siapapun yang tidak bisa mempertahankan bola bagi ayah nya itu seorang pecundang.
Tapi yang lain nya juga tinggi terutama di shooting, dia di ajari dengan keras mengenai shooting dari kecil oleh ayahnya.
Dan itu sangat berguna.
"Tsk" kesal (name)
Kalau boleh jujur rin ini sangat kuat, dia tipe yang mudah mengeretak orang meski keliatan santai muka nya.
Hal itu membuat (name) jujur terpojok, tapi untungnya dia masih bisa menahan nya tapi ya mental nya kena.
'Kau terlalu merasa bahwa dengan defense semua aman? Bodoh sekali kau jadi striker gunakan kakimu untuk menendang... Orang berbakat yang bodoh" - ego
'AH!'
Rin masih bermain agak santai soalnya dia belum tau tipe pemain seperti apa (name), dia masih mempelajari nya.
"Lambat" gumam (name)
Pada akhirnya (name) menendang bola itu dan melambung tinggi ke arah sisi gawang, mirip tipe long pass yang memang harus di kejar.
Rin dan (name) berlari mengejar bola itu, namun karena performa (name) hari ini sedang bagus dia berlari lebih kencang.
"Lu mana bisa ngambil!" Kata rin
"Berisik" balas (name)
Dia melompat tinggi dan langsung menendang bola itu ke gawang, sae melihat itu agak terkejut sebab baru pertama kalinya dia melihat perempuan yang bisa lompat setinggi itu.
'Priiitttt!'
Itoshi Rin
0
Vs
Archambeau (Name)
1
"Setinggi itu?!" Kaget rin
(Name) terdiam, dia menatap bola yang masuk ke gawang itu dan dia sendiri sejujurnya kaget sebab loncatan nya sebelum ini tidak setinggi itu.
"Berhasil....?" Gumam (name)
Dia tadi hanya merasa bahwa dia mampu melakukan nya sesuai dengan batin nya, tapi dia tidak menyangka bahwa itu berhasil.
"Rin... Sebenarnya blue lock itu apa?" Tanya (name)
(Name) menatap rin, dengan mata yang sudah memasuki flow dan membuat rin makin bersemangat di buatnya.
"Entahlah aku juga tidak tau" kata rin
Pertandingan kali ini terlihat sangat menarik, rin dan (name) sama sama tidak ingin mengalah dalam pertandingan ini.
Rin juga tidak segan segan kepada (name), bahkan karena ketidak seganan itu rin berhasil mencetak gol.
Itoshi Rin
1
Vs
Archambeau (Name)
1
"Jiakh satu doang" kata (name)
"Bacot" kata rin
Dua orang keras kepala bermain, mereka sama sama menyerang dan tidak takut bila bola mereka di rebut oleh lawan.
Di pertandingan ini di dominasi oleh perebutan bola, rin juga kesulitan merebut bola dari kelincahan kaki (name).
Apalagi (name) juga sangat cepat dalam reaksi, berpikir, pengelihatan nya dan sae yang melihat itu jelas mengerti bahwa ini bukan seminggu dua minggu di latih nya.
Melainkan.
Bertahun tahun.
'Aku tidak pernah meragukan didikan mu dalam sepak bola... Theo san' batin sae
Bertahun tahun (name) di latih oleh ayahnya dengan keras, setiap ada kesalahan pasti dia mendapatkan hukuman dan masukan.
Itu sungguh berat, terutama bagi anak kecil yang pikiran nya masih ingin bermain bersama dengan teman seumuran nya.
~ Flashback ~
''HAHH?!' - (name)
Dia tidak bisa merebut bola yang di giring ayahnya dan membuat dia ke bobolan gawang nya.
"HEH BOCAH UDAH DAD BILANG JANGAN PLANGA PLONGO!" - Ayah
"YA KAN SUSAH ANJ--LU MIKIR AJA LAWAN NYA LU!" - (Name)
"DI LUAR SANA LAWAN LU BANYAK YANG SEGEDE GABAN BLOK!" - Ayah
"YA KAN GUE MASIH DELAPAN TAHUN YAKALI DAD, LU BISA MIKIR GA SIH?" - (Name)
"GAADA HUBUNGAN NYA!" - Ayah
"ADA! GUE CAPE BANGUN JAM EMPAT SUBUH CUMAN BUAT LARI PAGI! MANA LARINYA TERUS DAN JAUH KALAU GAK DI KEJAR NANTI DAD ILANG!" - (Name)
"BACOT!" - Ayah
Ayah menjitak kepala putri semata wayang nya lalu jongkok menatapi nya dengan wajah yang sangat serius.
"ANJ*NG" - (Name)
(Name) mengelus pucuk kepala nya, jujur itu sakit banget ga bohong dan pengen banget (name) menyerah rasanya.
"Denger (name), semuanya pasti harus usaha di dunia ini... Gaada yang bisa di gapai dengan mudah" - Ayah
"Ada yang mudah" - (Name)
"Apaan?" - Ayah
"Jadi lonte" - (Name)
"GOBLOK!" - Ayah
Dia heran ini anaknya mirip siapa sampe kelakuan nya kek gini, tapi dia harus sabar karena (name) masih bocah dan tidak mengerti apa apa.
Ayah mengelus kepala (name) lembut, dia mendidik (name) keras agar dia terbiasa dengan dunia luar yang lebih keras lagi.
"Tapi Percayalah pada dad, lu latihan berat sekarang pasti ada manfaatnya... Percaya sama daddy" - Ayah
(Name) menatap ayahnya, terlihat ayahnya yang begitu meyakinkan nya bahwa dia tidak akan menyesali latihan nya ini.
Meski dia berlatih lebih keras dan hampir setiap waktunya di pakai untuk latihan tapi itu demi dirinya juga.
Dan (name) tak menyesali itu.
~ End Flashback ~
'Prittt!'
"Waktu habis" kata sae
Waktu mereka habis, memang tidak berasa sama sekali terutama mereka tadi ada sesi adu bacotnya 'bentar' makanya gak sadar.
Itoshi Rin
3
Vs
Archambeau (Name)
3
"Loh anjir kok dikit?" Tanya (name)
"Lagian kalian tanding cuman 20 persen, berantem nya 80 persen ya gimana ga dikit" kata sae
Rin menatap kesal ke arah (name), gara gara (name) dia jadi dapet skor nya dikit.
"Semua salah lo" kata rin
"Gue lagi gue lagi, lu nya aja yang gak jago main nya" kata (name)
"Sialan" kata rin
Sae dengan ekpresi datar mendatangi kedua adiknya, dia mencubit pipi mereka berdua.
"Awwwww hae hii hakit ooiiii!" Ringis (name)
"Berhenti bercanda, ini serius" kata sae
"Hiyaa" kata rin
Sae melepaskan nya dan menatap ke arah jam, masih banyak waktu yang tersisa dan mereka masih bisa latihan.
"Kalian istirahat dan (name) setelah istirahat aku akan melawan mu" kata sae
Mendengar itu (name) tersenyum, tanpa istirahat dia bisa meladeni sae sebab dia sudah terbiasa melakukan pertandingan durasi lama.
Bego.
Padahal (Name) gatau Sae sekuat apa.
"Sekarang juga ayo" kata (name)
"Yakin?" Tanya sae
"Iya" kata (name)
"Yasudah" kata sae
Pertandingan kedua di mulai dengan sae melawan (name), ini adalah pertandingan yang akan sulit di tebak terutama keahlian mereka agak mirip.
'Semangat!'
Bersambung
Sorry ygy, gw banyak tugas cuy... Lagian kenapa gw masuk jurusan sasjep ajg jadi ribet idup gw
Btw semoga hari ini kalian bahagia bersama kaiser joget madura.
Neren_04