Male lead Antagonist

By Raraayyy16

483K 35.3K 5.2K

[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mun... More

Prolog
🍂Part 1
🍂Part 2
🍂Part 3
🍂Part 4
🍂Part 5
🍂Part 6
🍂Part 7
🍂Part 8
🍂Part 10
🍂Part 11
🍂Part 12
🍂Part 13
🍂Part 14
🍂Part 15
🍂Part 16
🍂Part 17
🍂Part 18
🍂Part 19
🍂Part 20
🍂Part 21
🍂Part 22
🍂Part 23

🍂Part 9

21.7K 1.6K 133
By Raraayyy16

°Selamat membaca📖°

   
   KAKI Adrea berhenti diundakan tangga terakhir, matanya tertuju kepada dua orang paru baya dan seorang perempuan dewasa. Ia rasa itu kakak tertuanya, anak pertama. Veera tampak cantik dengan potongan rambut pendeknya, Adrea rasa Veera memiliki kepribadian yang menyenangkan. Tapi itu hanya dugaannya.

Perhatian Adrea teralih pada sosok Maria, cara wanita itu mengurus Veera penuh perhatian dan hati-hati. Maria melayani Veera dengan baik bahkan Adrea bisa menangkap keluhan dari raut wajah Veera mendapati sikap berlebihan ibunya. Terbukti, piring Veera kini sudah dipenuhi berbagai macam lauk pauk dengan nasi yang mengunung.

Rupanya kehidupan kedua tidak terlalu buruk. Bukankah ia sangat beruntung? Disini ia memiliki keluarga harmonisasi, berbeda sekali dengan kehidupannya dulu. Memiliki keluarga rukun seperti ini sudah menjadi impiannya sejak lama.

Dari bayi hingga remaja Adrea hidup dipanti asuhan, ia tidak tau perihal keluarga kandungnya. Ia berfikir kelahirannya adalah sebuah kesalahan, sebab jika bukan karna hal ini lantas apa alasan yang membuat orangtuanya tega menelantarkannya?

Beruntung Adrea bisa keluar dari sana setelah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang cukup hingga bisa membeli apartemen sederhana. Hidup sendiri didunia yang begitu keras itu sulit, apalagi tidak ada seorangpun yang bisa diandalkan. Lalu siapa lagi yang bisa diandalkan kalau bukan dirinya sendiri? Orang lain? Mustahil.

Didunianya dulu apa yang tidak Adrea rasakan dan miliki bisa terwujud didunia fiksi. Ibu, ayah, saudara, ia memilikinya disini. Kini ia tidak merasa sendiri lagi. Tanpa sadar bibirnya membentuk senyum samar melihat interaksi didepannya.

"Veera! Bukannya mama udah bilang makan tuh harus sebanyak ini. Kamu gak nyadar sama tubuh kamu? Kurus, kering tidak berdaging. Dimana lemak kamu dulu? Cukup diet, diet gak jelas kamu itu. Untuk apa diet? Badan kamu kerempeng Veera." Omel Maria. Ia tidak suka melihat anaknya ini begitu ingin menurunkan berat badan, badan spek anime gepeng seperti itu untuk apa? Veera bukan butuh diet tapi obat!

Veera mengeluh mendengar omelan Maria yang terus membahas perihal dietnya. Memangnya apa salahnya ia menginginkan bentuk tubuh ideal sesuai keinginannya? Ibunya itu tidak tau saja apa alasan dibalik ia melakukan diet ketat selama ini.

"Maa.. udah dong! Mama mau bikin aku mati kekenyangan? Lagian diet itu wajar tau! Dikantor banyak tuh wanita-wanita karier yang ngelakuin diet. Badan mereka tinggi, ramping, dada besar, bokong yang mo-"

"Halah.. jangan bandingin diri kamu sama mereka. Jelas beda, kamu ya kamu. Mama lebih suka kamu berisi daripada kurus kayak orang mati besok begini." Celetuk Maria menyendokkan sayur hijau kepiring Veera lalu beralih melayani suaminya. Richard hanya diam menyimak keduanya yang beradu argumen.

"Mangka dari itu aku juga mau punya badan bagus. Tinggal bagian depan belakang aja yang harus dirawat biar gede." Kata Veera frontal.

"Otak kamu Veera!" Tuk! Maria memukul jidat Veera dengan sendok sayur ditangannya. Anaknya ini kalau bicara suka tidak difilter. Sepertinya sikap buruknya sewaktu muda menurun kepada anak-anaknya.

Veera mengaduh kesakitan hendak memprotes namun dipotong oleh suara melengking dari Maria yang kini teralih oleh adik perempuannya.

"Adreaa.. kamu ngapain disana astaga? Buruan gabung sini! Liat kakak kamu maruk banget makannya." Panggil Maria. Veera mengerutkan keningnya mendengar tuduhan Maria barusan. Hello! Bukankah ini perbuatan Maria sendiri yang begitu memaksanya untuk makan dengan porsi jumbo? Apa-apaan ibunya itu menuduhnya maruk.

Adrea membuka mulutnya hendak menyahuti perkataan Maria tapi sebelum itu suara teriakan yang berasal dari belakang membuatnya kembali menutup mulut dengan ekspresi lelah.

"Momsky tidak menyadari keberadaanku? Momsky melupakanku? Ini keterlaluan. Apa yang kamu lakukan itu jahat momsky." Ucap Dery dramatis. Oke! Sepertinya ia harus terbiasa dengan drama-drama murahan yang dilakukan Dery kedepannya. Pria itu sangat lebay menurut Adrea sangat bertolak belakang dengan tampangnya yang terlihat kalem.

Veera berdecak melihat tingkah Dery yang mulai gila."Yaaak! Bisakah cocot anda diam Hendery?" Veera menunjuk Dery dengan garpu bermaksud mengancam agar sosok yang berdiri ditangga tersebut diam, tatapan Veera menghunus tajam."Lo berisik!" Desis Veera selanjutnya.

Dery mengerut tak suka melihat kakaknya. Bibirnya menggerutu mengejek. Veera yang menangkap hal itu ingin sekali melempar Dery dengan centong nasi didepannya.

"Haish.. udah-udah! Dery kamu gak usah lebay deh. Anak laki-laki kok jablay! Adrea ayo sini ayam panggang kesukaan kamu ada nih mama buatin." Adrea melirik Dery yang kini berwajah masam mendengar sindiran dari Maria. Adrea terkikik geli lalu mendekat pada wanita yang kini berstatus ibunya. Dery juga ikut menyusul dengan raut sebal yang begitu kentara.

"Nah! Gini kan enak. Rukun, saling menyayangi, aduh.. manis banget anak mama." Kata Maria melihat ke-tiga anaknya yang kini sibuk menyantap makanan dipiring masing-masing. Suasana yang tadinya cukup damai hilang ketika Dery dan Adrea tiba-tiba memperebutkan ayam goreng.

Keduanya terlibat tatap-tatapan sengit dengan tangan memegang sisi yang berbeda dari ayam goreng yang terlihat tinggal satu dipiring.

"Lo cewek lo ngalah." Ucap Dery dengan suara rendah, bahkan seperti gumaman.

Adrea mempererat ayam goreng yang ia pegang. Enak saja mengalah, segala bentuk makanan jika itu berbahan ayam Adrea tidak akan mengalah. Ayam number one!

"Lo laki lo yang harus ngalah." Desis Adrea menekankan katanya.

Karna tidak ada yang ingin mengalah, keduanya terlibat perang sendok. Menimbulkan bunyi dentingan nyaring yang ditimbulkan karna sendok yang saling beradu.

Maria menghela nafas lelah melihat tingkah mereka yang ribut karna hal sepele. Berbeda dengan Maria, Richard malah menikmati pertengkaran kecil kedua anaknya itu. Mereka terlalu kekanak-kanakkan hingga bertengkar karna masalah ayam goreng.

"Bang lo kan udah makan sepotong tadi. Itu jatah gue berarti!" Protes Adrea disela-sela pertarungan sendoknya dengan Dery. Dery tak mau mengalah, Adrea jadi kesal.

"Itu bagian dada, gue belum nyoba bagian paha." Balas Dery menangkap serangan dari Adrea.

Bunyi gesekan dari kedua sendok membuat Veera pening, giginya ngilu mendengar gesekan sendok Dery dan Adrea. Karna tak tahan Veera segera mengambil ayam goreng yang menjadi sebab pertengkaran lalu melahapnya.

"Nih! Udah gue makan! Jadi gak ada alasan lagi kalian ribut."

Mendengar itu Dery dan Adrea menghentikan pertarungan sendok mereka, ekspresi keduanya tercengang melihat ayam goreng incaran mereka kini berada ditangan Veera. Ayam itu sudah tinggal tulang karna Veera melahapnya habis.

"VEERAA BANGSAT!" Seru Dery dan Adrea bersamaan.

Veera  mengangkat jarinya membentuk huruf 'V' melihat kemurkaan kedua adiknya. Setidaknya tindakan ia barusan membuat adiknya itu berhenti bertengkar. Veera cukup lelah dengan tingkah keduanya itu.

°•°•🍁•°•°

Keributan yang Adrea timbulkan bersama Dery lenyap karna ulah Veera yang menyebalkan. Keduanya kena marah karna meneriaki Veera dengan alasan tidak sopan. Emang kalian gak sopan!

Mereka semua kini berada diruang keluarga, kata richard dia ingin mengobrol ringan dengan anak-anaknya. Adrea yang hendak kabur kekamar terpaksa mengurungkan niatnya karna Richard selaku ayahnya menyuruh dirinya untuk duduk disamping pria tampan itu.

Richard tidak cocok menjadi ayahnya, tampang Richard serta bentuk tubuh kekar milik pria itu seperti sugar Daddy yang sering menjadi haluan Adrea. Ia berandai-andai jika memiliki seorang sugar Daddy dan menjadikannya sebagai sugar baby. Opss! Sepertinya Adrea mulai kehilangan kewarasannya.

Adrea dengan segan duduk disamping pria itu, tubuhnya dihimpit oleh Dery dan Richard. Adrea mendongak menatap Richard, ia tidak salahkan jika beranggapan pria ini seperti sugar Daddy impiannya? Richard memiliki rahang yang tegas, urat tangan yang menonjol, badan kekar berotot, dan sedikit berbulu dibagian dada.

Adrea menempeleng kepalanya ketika pikiran-pikiran negatif menguasai otak minim akhlak-nya. Kalau soal yang berbau seperti ini Adrea kerap kali sulit mengontrol diri, contohnya seperti sekarang. Dengan berani ia mengapit lengan Richard lalu bersandar ke lengan kekar pria itu. Sebut saja Adrea gila! Karna berani melakukan hal itu.

Namun reaksi yang diberikan Richard membuat kedua pipi Adrea memanas. Richard mengelus kepalanya dengan sayang tanpa mengatakan apapun. Tolong! Adrea tidak tahan mendapat perlakuan manis seperti ini.

Veera melihat Adrea yang bermanja pada Richard, bibirnya terangkat menatap julid Adrea. Gak julid gak asik!

"Manja banget lo! Eh- lo melet-melet ke gue lo!" Veera menunjuk, melototi Adrea saat gadis itu memeletkan lidah padanya. Bocah tengil itu sepertinya bangga bisa bermanja dengan Richard.

Dery melirik Adrea lalu beralih pada Veera yang berwajah kesal.

"Lo mau juga? Sini lengan gue nganggur." Kata Dery santai sembari menepuk lengannya layaknya seorang lelaki yang menginginkan pasangannya bermanja padanya. Bahkan kaki kanannya sudah terangkat bertumpu pada kaki kiri lalu mengerakkan bahunya maju mundur agar pundaknya terlihat lebar.

Dery menepuk dadanya dengan wajah sangat menyebalkan dimata Veera."Bersandarlah padaku, Adinda." Kata Dery berlagak.

Veera seketika mengubah rautnya jijik, tak percaya adik laki-lakinya itu begitu santai mengatakan hal bualan seperti itu padanya.

"Ughh.. Najis! Berenti bikin muka kayak gitu Dery kampret! Sumpah! Gue jijik ama lo!" Gerutu Veera tak tahan. Keluarganya ini tidak ada yang benar begitu juga dengan dirinya.

"Ma! Dia sebenarnya cemburu sama rea tapi gak ngaku." Adu Dery pada Maria yang sibuk menikmati tontonannya.

Maria menyahut menoleh sekilas pada Veera lalu kembali fokus melihat siaran yang berlangsung di TV.

"Gak usah cemburu. Seharusnya mama disini yang cemburu, mama istrinya. Istri bapak kalian." Veera memutar bola matanya malas melihat Dery yang puas mengganggunya.

Richard yang mendengar anak pertamanya cemburu lantas segera melirik Veera yang cemberut.

"Veera kalau mau manja juga sini." Kata Richard dengan suara berat sembari menepuk sofa disampingnya yang kosong. Adrea memejamkan matanya mendengar suara Richard yang baru pertama kali ia dengar, ia merinding seketika tapi berpura-pura kedinginan agar Richard tak berfikir lain saat menyadari pergerakan tubuhnya.

Dan benar saja, Richard sungguh menganggap Adrea kedinginan. Lantas Richard langsung merengkuh tubuh kecil Adrea agar bersandar didadanya. Diam-diam Adrea tersenyum kemenangan, kapan lagi bisa dipeluk pria spek sugar Daddy kayak gini? Adrea tentu tidak akan menyia-yiakan kesempatan, kedua tangannya kini juga memeluk Richard sesekali mengelus pelan punggung lebar pria itu. Keras guyss hehe..

Adrea gadis berani dan sedikit gila. Ralat, sangat tidak waras.

3 Juli 2023

Komen untuk part ini?👉

Tidak lupa author ucapkan terimakasih untuk kalian yang vote dan komen dipart sebelumnya. Author senang dapat spam komen sebanyak itu😂 lupp❤️❤️

Biasakan vote sebelum membaca✨

See you
Raraayyy16

Continue Reading

You'll Also Like

13K 733 71
Puisi [KATANYA] Yok bangun yok, Kamu bukan satu-satunya didunia ini yang merasa sulit Kamu hanya salah satu dari jutaan manusia yang sedang diuji, Di...
9K 1.5K 59
Volume kedua dari Novel [ The Unfettered Ice Princess ] Dimulai dari Lantai 6 Tower [ Sebagian besar ilustrasi berasal dari AI. Kalau ada yang bukan...
232K 25.3K 23
Berawal dari Zavira Sarastika memasuki raga tokoh novel bergenre LGBT yang merupakan adik dari protagonis pria. Asterlia Zavira Ardilova, tokoh yang...
3.5K 573 3
⚠𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙇𝙖𝙥𝙖𝙠 𝘽𝙓𝘽!!! 𝘼𝙩𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙂𝙖𝙣𝙙𝙖 𝙥𝙪𝙩𝙧𝙖, 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙖𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙜𝙖𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙠𝙨𝙖𝙞𝙣 𝙗𝙖𝙘𝙖! ________...