✔[SEGERA TERBIT ] SWEET PILLS

By DeaPuspita611

371K 23.1K 601

Aksa baru lulus sekolah menengah kejuruan. Niat hati mau ngelamar kerja ke perusahaan otomotif besar di negar... More

[Day 00] ㅡ PROLOGUE
[DAY 1] GRADUATION
[DAY 2] ADHIYAKSA COMPANY
[DAY 3] FAMILY AND FRIENDS
[DAY 4] HIS ANGEL
[DAY 5] DEVIL'S STARE
[DAY 7] ALSTROEMERIA
[DAY 8] DEVIL'S DESIRE
[DAY 9] ANGEL'S GIFT
[DAY 10] DANUAR'S GALLERY
[DAY 11] DEVIL'S PROPERTY
[DAY 12] ANGEL'S SCARS
[DAY 13] LAST TASK
[DAY 14] XAVIER ADHIYAKSA
[DAY 15] TRAP
[DAY 16] MESS
[DAY 17] THE BEGINNING
[DAY 18] ONE STEP CLOSER
[DAY 19] BROKEN
[DAY 20] HYACINTH
[DAY 21] SWEET BEHAVIOR
[DAY 22] BEGINNING OF DISASTER
[DAY 23] KING OF THE DEVIL
[DAY 24] LIFE FOR LIFE
[DAY 25] WHAT HAPPEN TO ME?
[DAY 26] BOOM! LIKE FIREWORKS
[DAY 27] THE NIGHT AFTER THE DISASTER
[DAY 28] THE NIGHT AFTER THE DISASTER 2
[DAY 29] THE NIGHT AFTER THE DISASTER 3
[DAY 30] I'M HERE FOR YOU
[DAY 31] CHANCE
[DAY 32] WHAT HAPPENED?
[DAY 33] DISRUPTION
[DAY 34] SWEET LIKE SUGAR
[DAY 35] MONSTER ON THE LOOSE
[DAY 36] UNBEARABLE FEELINGS
[DAY 37] APART
[DAY 38] WITHOUT YOU
[DAY 39] WHEN YOU'RE GONE
[DAY 40] THOUGHT OF YOU
[DAY 41] BEHIND THE SHADOWS
[DAY 42] TREAT YOU BETTER
[DAY 43] ESCAPED
PROMOSI
Sweet Pills

[DAY 6] DEVIL MEET HIS ANGEL

12.7K 952 23
By DeaPuspita611

Happy Reading in #Day6

#Ailurophile

Ailurophile
Todd Hafer dalam buku berjudul 101 Amazing Things About Cat Lovers (2016) menyebutkan bahwa ailurophile adalah seseorang yang mencintai kucing. Ailurophile adalah kata lain dari pencinta kucing yang sangat menyayangi tidak hanya kucing peliharaannya, namun semua kucing yang ditemuinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Aksa berjalan pulang menuju mes-nya. Senyum tak pernah luntur dari wajah manisnya, mengingat ia berhasil masuk menjadi karyawan tetap di perusahaan besar itu.

Iya, dirinya berhasil diterima menjadi salah satu staf di manajemen pemasaran. Menyingkirkan Giozan yang kini menjadi karyawan biasa yang ditempatkan di showroom Adhiyaksa. Kabar baiknya, teman masa kecilnya juga berhasil diterima di divisi keuangan.

Sekarang ini, ia akan pergi ke supermarket di depan perusahaan untuk mengisi kebutuhannya selama di mes. Walaupun, makanan disediakan dan uang makan juga ditanggung perusahaan, setidaknya Aksa memiliki beberapa snack untuk camilan.

"Eh, apaan tuh?"

Mata Aksa langsung membulat saat melihat sebuntal bulu akan menyeberangi jalanan yang ramai dengan mobil dan motor yang berlalu lalang.

"Kucing!!"

Aksa berlari kencang keluar gerbang perusahaan saat melihat kucing kecil itu bermain di pinggir trotoar.

Tangan Aksa berhasil menggapai tubuh kucing itu sebelum berlari ke jalanan. Ia menghela napas lega saat kucing kecil itu kini aman dalam pelukannya.

Di dalam pelukan Aksa, kucing itu mengeong lirih. Kelaparan, mungkin? Aksa membawanya duduk di bangku depan perusahaan. Mengusap kepala kucing yang terasa lembut.

Ah, mungkin kucing ini baru saja dibuang oleh pemiliknya. Karena terlihat tidak kotor dan masih cukup sehat.

"Aksara."

Tubuh Aksa tersentak kaget, menatap tubuh yang menjulang tinggi di depannya.

"Pak Xavier?"

~~~~

Letak Perusahaan Adhiyaksa dengan mes hanya bersebelahan saja.

Jika dilihat dari depan, gedung perusahaan Adhiyaksa tampak seperti bangunan kembar yang mana gedung mes sama besarnya dengan bangunan perusahaan.

Namun, walaupun disebut dengan mes, bangunan kedua itu juga tersedia berbagai fasilitas seperti gym, ruang makan karyawan, aula, ruang rapat, dan sebagainya. Tidak seperti gedung utama yang hanya berupa tempat kerja dan showroom.

Xavier yang baru keluar dari gedung utama melihat Aksa yang berjalan keluar dari gerbang perusahaan.

Awalnya, ia menahan diri untuk tidak menghampiri Aksa namun rasa penasarannya pada Aksa lebih besar.

"Mungkin tidak ada salahnya jika sekedar menyapa," batinnya.

Namun, Xavier terkejut saat melihat Aksa tiba-tiba berlari keluar perusahaan. Mattheo di sampingnya juga terkejut dengan reaksi bosnya ini.

"Ada apa, Pak?"

Namun, pertanyaan Mattheo tidak digubris oleh Xavier. Bahkan, kini Mattheo ikut berlari menyusul Xavier yang telah keluar terlebih dahulu.

Dalam hati, Mattheo mengumpati Xavier beberapa hari ini. Sejak kedatangan Aksara sebagai karyawan baru, Xavier seperti out of character. Dia yang biasanya tidak akan peduli pada orang lain, malah sangat memperhatikan informasi sekecil apapun tentang Aksa.

"Sebenarnya, apa yang terjadi pada es berjalan itu. Aku juga yang kena dampaknya, sial!" maki Mattheo, yang mau tak mau harus mengikuti Xavier ke manapun.

Di depan gerbang perusahaan, Xavier dapat melihat Aksa yang tengah bersimpuh sambil memeluk buntalan bulu di tangannya. Sial! Buat khawatir saja. Bahkan, posisinya sangat dekat dengan jalanan.

Senyum Xavier merekah saat Aksa mengangkat kucing itu dan duduk di bangku terdekat dan mengelus bulu halus kucing itu. Sedangkan Mattheo tertegun melihat bosnya itu terseyum, "Xavier, lo kesambet apa kok senyum kaya gitu?" batin Mattheo.

"Aksara." panggil Xavier yang membuat Aksa terkejut dan menoleh ke arah suara.

"Pak Xavier?"

Xavier yang biasanya terpukau dengan wajah Aksa, kini matanya lebih tertarik dengan hewan berbulu di tangan Aksa.

Aksa semakin terkejut melihat atasannya tiba-tiba ikut duduk. Jarak mereka sangat dekat, bahkan pundak mereka saling beradu.

Napas Aksa tercekat. Ia tidak pernah sedekat ini dengan Xavier ataupun rekan kerjanya, ia hanya sedekat ini dengan ibunya terkadang juga para sahabatnya.

"Boleh aku pegang?" tanya Xavier dengan nada lembut ke Aksa.

Aksa menyerahkan kucing tersebut ke tangan Xavier dan hebatnya kucing itu semakin mendekat dan mengelus dirinya ke tubuh Xavier.

Tanpa Aksa tahu, sebenarnya Xavier seorang Ailurophile atau biasanya disebut sebagai pecinta kucing bahkan Xavier sering membawa kucing jalanan ke rumahnya, hanya saja Mattheo selalu membawa mereka ke penampungan kucing keesokan harinya. Bukan karena perintah Xavier, Mattheo melakukan itu juga atas perintah dari ayahnya Xavier yang sangat membenci hewan peliharaan.

Aksa menatap takjub dengan maha karya di depan matanya itu. Bagaimana tidak, Xavier dengan pundak lebar, badan berotot dan tinggi sedang mengelus kucing kecil nan mungil termasuk hal yang paling langka sedunia.

Di satu sisi, Mattheo tambah kebingungan melihat Xavier yang super baik dan juga Aksa yang terdiam melihat Xavier. Jika dipikir-pikir, ia seperti obat nyamuk di sini.

"Ekhmm, Pak Xavier." Mattheo berdehem untuk menyadarkan Xavier yang sepertinya terperangkap semakin jauh oleh pesona buntalan bulu itu. Beruntung, yang diberi kode langsung mengerti maksud Mattheo, dan memberikan kucing yang ada di pangkuannya kepada Aksa.

"Ahh, kucing yang sangat manis. Apa kamu akan memeliharanya?" Xavier sebenarnya sangat ingin membawa pulang kucing putih itu, tapi ia tahu Mattheo akan membawanya ke penampungan lagi sehari setelahnya.

"Saya tidak yakin, Pak. Jika di mes diperbolehkan membawa peliharaan, kemungkinan akan saya rawat. Kasihan sekali kucing manis seperti ini terlantar." Jawaban Aksa terdengar sangat tulus sambil mengelus lembut kepala kucing itu.

"Peliharalah."

"Hah?!" Aksa terkejut saat Xavier dengan santai menurunkan titahnya.

"Ayo, pergi ke rumahku."

"HAH?!" Aksa semakin terkejut dengan apa yang didengarnya. Apa Xavier gila? Bagaimana jika orang lain mendengar apa yang dikatakan bosnya ini? Lagi pula, Mattheo yang berdiri di samping Xavier pun bahkan berekspresi lebih parah.

~~~~

Suara lagu di radio mengalun pelan, lagu 'my heart will go on' sedang terputar megiringi perjalanan mereka menuju rumah Xavier, bahkan kucing yang ada di pangkuannya juga tidur dengan lelapnya mendegar lagu itu.

Aksa tidak bisa menolak tawaran dari Xavier. Bukan karena hal lain, hanya saja Aksa tidak pernah memelihara kucing sebelumnya, dan Xavier menawarkan kebutuhan kucing miliknya ke Aksa dikarenakan ia tidak membutuhkannya lagi karena ia tidak akan pernah diizinkan memelihara hewan.

Mereka hanya terdiam selama perjalanan tanpa sepatah katapun keluar. Aksa hanya bisa mendengarkan deru napasnya yang sedikit sesak karena gugup dan degup jantungnya yang tidak karuan karena duduk di sebelah bosnya.

Aksa merasa ada yang aneh dengan dirinya setiap kali ia berada di dekat Xavier dan melihat sosok berkuasa itu.

"Gue yakin banget ini perasaan takut. Sama kayak ngeliat polisi di simpang lampu merah pas naik motor gak pake helm, dug dug dug dug gini." Batin Aksa melucu, padahal tidak lucu sama sekali. Ia malah ingin menangis karena sangat gugup.

"Kita sudah sampai, Pak Xavier." ujar Mattheo yang sudah turun tanpa sepengetahuan Aksa. Bahkan membukakan pintu di sisi Aksa, bukannya Xavier. Sedangkan bosnya itu malah membuka pintu sendiri.

Aksa merasa salah tingkah, ia baru kali ini diperlakukan seperti anak kaya dari perusahaan besar, walaupun kenyataanya dia memang anak orang kaya tapi ia selalu diperlakukan biasa saja, malah diperlakukan buruk oleh ayahnya.

Ekspresi yang Aksa tunjukkan saat masuk ke mansion milik atasannya itu sama dengan ekspresi pertama kali ia memasuki bangunan Adhiyaksa, Terpukau dan tidak bisa berkata apa-apa.

Mansion yang berdiri tidak kalah megah layaknya istana negeri dongeng. Rumahnya bahkan tidak ada setengah dari bangunan ini, bahkan untuk masuk ke dalam bangunan seperti ini tidak pernah ada dalam list masa depan Aksa.

"Aku akan mengambil keperluan kucing ini di kamarku. Tunggulah di sini bersama Mattheo."

Aksa hanya menurut, ia tidak mengerti mengapa Xavier bisa memiliki barang-barang untuk kebutuhan kucing jika bos-nya itu bahkan tidak memiliki seekor pun di sini.

Sedangkan di sisi Mattheo, ia hanya menghela napas lega jika Aksa mau merawat kucing itu. Bukan tanpa alasan dirinya selalu membuang kucing yang diadopsi oleh Xavier. Hanya saja...

Iblis dalam tubuh Xavier sangat tidak menyukai benda hidup penuh bulu itu.

Awalnya, Mattheo senang saat Xavier tampak bahagia dengan buntalan bulu di pangkuannya. Namun, saat hari berganti malam, dengan tega Xavier mengangkat pisaunya untuk membedah tubuh kucing kecil itu. Makanya sehari setelah Xavier mengadopsi seekor kucing, dirinya langsung membawanya ke penampungan hewan.

Agar tidak merasakan kekejaman sosok iblis dalam tubuh Xavier. Lagi pula, pria itu bahkan alergi terhadap bulu. Masih memaksakan diri untuk merawatnya. Ditambah ayah dari Xavier memang sangat tidak menyukai hewan seperti itu.

Tidak lama, Xavier turun dengan beberapa tas di tangannya. Ada makanan kering yang masih baru, alat-alat mandi untuk kucing, bahkan beberapa baju kecil yang lucu-lucu.

Apakah ini definisi dari seorang ailurophile?

Xavier meletakkan tas-tas itu di meja, "Aku menyukai kucing, tapi tubuhku tidak. Mattheo mengatakan aku ada riwayat alergi bulu, walaupun tidak parah tapi sangat membatasi interaksiku dengan hewan berbulu itu."

Xavier menyerahkan semuanya ke hadapan Aksa, membuat Aksa mengernyit bingung. Jujur saja, dirinya saja masih mampu jika hanya menghidupi satu kucing kecil ini. Mengapa Xavier harus repot seperti ini?

Aksa tersenyum canggung, ia tidak mungkin menolak pemberian orang, kan? Apalagi ini bosnya. Ia takut dipecat, padahal belum kerja sama sekali.

"Sebelumnya terima kasih, Pak. Saya tidak tahu Anda seorang ailurophile, bahkan Anda sampai membeli hal-hal seperti ini."

Kucing kecil itu bahkan tertidur nyaman di pangkuan Aksa. Namun, hari semakin sore. Dan Aksa belum membenahi kamar di mes yang akan ia tempati. Jadi, ia segera berpamitan untuk pulang. Dan untuk kali ini, Aksa menolak saat Xavier menawarkan tumpangan padanya.

Mungkin Xavier memiliki pekerjaan lain, jadi dengan lembut ia menolak tawaran Xavier.

Melihat Aksa yang sudah menghilang di balik pintu, wajah ramah pecinta kucing itu berubah mendatar.

"Mattheo, kamu urus semuanya."

"Baik, Pak."

Walaupun pecinta binatang lucu pun, Xavier tetaplah Xavier. Pria yang mengidap bipolar, orang yang memelihara iblis di dalam dirinya. Senyumnya tadi, Mattheo yakin hanya Aksa yang melihatnya.

Melihat Xavier yang sudah naik ke lantai atas, Mattheo tidak bisa menahan ekspresinya lagi. Siapa yang menyangka pemuda manis itu akan tertipu dengan wajah ramah si pecinta kucing semacam Xavier.

Shit! Dia bahkan iblis yang mudah memanipulasi targetnya.

Continue Reading

You'll Also Like

Cafuné By REDUYERM

General Fiction

112K 10.4K 35
(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menj...
149K 714 15
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...
623K 58.8K 46
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
269K 701 55
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...