My Powerful Wife (COMPLETED)

By BlackStarofIN

250K 13.4K 1.5K

Menjadi suami kontrak nona kaya yang sombong? Kenapa tidak? Kaivanlah orangnya. Kisah Kaivan Prawira, seoran... More

PROLOGUE
1 Peninggalan Hutang
2 Memberantas Korupsi
4 Harapan
5 Mencari Jodoh
6 Second Time
7 Tunggu Aku
8 Penawaran
9 Perubahan Rencana
10 Gangguan Mega
11 Kemarahan Mega
12 Kesepakatan
13 Pernikahan Dadakan
14 Tinggal Bareng
15 Intimidasi
16 Pusing
17 Perkara Hamil
18 First Kiss
19 Jealous
20 Hadiah
21 Need
SC Unboxing Mega
22 Tidak Berarti
23 The Powerful of Mega
24 A Husband
25 Perkara 'Aku'
26 Drama
27 Sensitive
28 Clingy
29 Real Family
30 Something Happen
31 Angry
32 Accident
33 Lost
34 Where are You Now?
35 Titik Terang
36 I Miss You
37 Information
38 Found You
39 One Aim
40 END : My Powerful Wife
Surprise!
Promo 3.3
Promo Lebaran 2024

3 First Meet

5.1K 277 23
By BlackStarofIN

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Kemaren kan kita udah ketemu sama dua tokohnya. Nah sekarang waktunya dua tokoh utama kita ketemuan ya...

Yuk langsung aja,  hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Kaivan memasuki rumahnya dengan tampang lesu dan lelah. Setelah mengetahui adiknya kabur dari rumah karena investasi penipuan itu ia segera bertanya kepada seluruh teman-teman Haidar yang ia kenal. Kaivan bahkan mengunjungi rumah dan kos teman-teman Haidar bertanya apakah ada yang melihat adiknya. Tentu saja hasilnya nihil. Haidar tidak ada dimana-mana. Entah dia masih ada di kota yang sama dengannya atau tidak.

Kaivan menghela nafasnya gusar. Kenapa Haidar tidak pernah cerita apapun tentang ini padanya? Kenapa si bodoh itu harus menyembunyikan hal besar seperti ini? Sudah bagus dia tetap bertingkah seperti anak muda lainnya yang hanya tahu main dan bermain berbagai peralatan musik. Kenapa harus segala mencoba berinvestasi segala? Kalau sudah begini harus bagaimana? Sudah pasti nama orang tuanya akan terseret kalau Haidar tak juga ditemukan. Nominal berkurangnya uang tabungan yang ia simpan di rekening itu hanya sebagian dari total jumlah uang yang diinvestasikan Haidar. Belum lagi uang kuliah anak itu yang juga dipakai. Dan perusahaan yang dimaksud Haidar akan menuntutnya itu bagaimana? Kenapa malah perusahaannya yang akan menuntut Haidar? Bukannya Haidar yang tertipu?

Masalah ini sungguh membingungkan sekaligus memusingkan bagi Kaivan yang mempunyai jadwal kerja begitu padat. Ia mulai membuka ponselnya dan memeriksa sisa saldonya di rekening yang lain. Kaivan hanya menghela nafas berat. Ia sangat berharap masalah ini tidak akan membesar seperti yang ditakutkan Haidar nantinya.

***

Gemerlap bintang menghiasi langit malam menemani terangnya bulan yang baru memunculkan separuh badannya. Keindahan malam yang begitu cantik tidak membuat seorang gadis yang baru saja turun dari mobilnya terpesona. Justru wajahnya menunjukkan raut malas dan tertekan seraya menatap bangunan megah di depannya.

Gadis itu melangkah menuju pintu utama bangunan itu setelah menghela nafas panjang. Tentu saja sikap tubuhnya yang tegap tidak hilang meskipun ia merasa tertekan dengan tujuan datangnya ia ke tempat ini. Lebih tepatnya rumahnya sendiri.

Seorang pria tua kisaran umur 60 tahunan sedang duduk membaca laporan di tangannya ditemani seorang asisten yang sedang berdiri di sampingnya. Pria itu begitu serius membaca laporannya sampai sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk." ucap pria tua itu.

Terbukalah pintu kayu yang menampakkan sosok seorang gadis cantik bersurai coklat panjang. Gadis yang tadi memasuki rumah ini dengan wajah tertekan. Mega Sanjaya.

"Kamu datang." ucap pria tua itu meletakkan laporannya dan mengibaskan tangannya pada asisten yang berdiri di sampingnya.

Sang asisten segera menunduk hormat sebelum pergi meninggalkan ruang kerja itu. Pria tua itu menatap gadis di depannya datar.

"Hari ini kamu memecat direktur keuangan." suara pria tua itu terdengar datar namun tegas.

"Dia udah korupsi bertahun-tahun. Baru hari ini bisa menangkapnya." balas Mega.

"Kamu udah minta waktu buat membereskan semua masalah di perusahaan. Sekarang semua masalah udah beres. Dan ini sudah setahun sejak perjanjian terakhir kita tentang pernikahanmu." ujar pria tua itu.

Mega mengepalkan kedua tangannya. Benar dugaannya. Ayahnya pasti akan kembali mengungkit tentang hal ini. Ya, pria tua yang sedang duduk di sana adalah ayahnya, Garendra Sanjaya. Pemilik perusahaan besar yang kini dipimpin olehnya.

"Masih ada beberapa masalah yang belum selesai." bantah Mega.

"Itu tidak ada hubungannya dengan perjanjian kita Mega Sanjaya." balas Garendra.

Mega mengeraskan rahangnya mendengar ucapan menyebalkan ayahnya.

"Kamu sudah berjanji pada papa, akan menikah tahun 2023. Dan sekarang sudah tahun 2023. Usia kamu sudah menginjak 28 tahun. Sudah waktunya." ujar Garendra lagi.

"Tapi Pa, Mega masih harus ngurus kekacauan di perusahaan akibat korupsi yang dilakukan Hermawan. Produksi kita menurun, bukan cuma kuantitas tapi juga kualitas. Konsumen beralih ke pesaing kita." protes Mega.

"Papa akan serahkan masalah ini ke Adam. Dan kamu segera urus pernikahan kamu. Kamu bilang kamu nggak mau dijodohin sama Rama, jadi papa nggak akan ikut campur sama pilihan kamu asal nggak ada kebohongan di dalamnya." ujar Garendra.

Mega semakin mengeratkan kepalan tangannya. Pernikahan? Mega sama sekali belum ada memikirkan tentang pernikahan. Apalagi tentang calon suami. Harus bagaimana Mega mensiasati tekanan ayahnya untuk segera menikah?

"1 bulan. Kasih Mega kesempatan 1 bulan." tawar Mega.

"Jangan terus mengulur-ulur Mega." tegas Garendra.

"Gavin bilang ada masalah terkait dana karena menghilangnya investor. Solusi untuk mengembalikan kualitas produk dan kepercayaan konsumen adalah dengan memperbaiki produk kita. Dan kita akan membutuhkan banyak dana untuk melakukannya. Jadi biarin Mega ngatasin masalah ini dulu sebelum mengurus pernikahan." Mega menjelaskan alibinya.

"Papa udah bilang bakal serahin masalahnya ke Adam." tolak Garendra.

"Semua data investor ada di tangan aku. Dan papa kan tau kalo dari dulu Adam itu selalu nyari kesempatan buat melengserkan aku di setiap kesempatan. Kalo dia yang dapat kesempatan ini yang ada dia bakal ngelakuin sesuatu buat narik simpati para pemegang saham. Dan kalo itu terjadi, nasib Sanjaya bisa terancam," bantah Mega keras.

"Adam juga Sanjaya." ujar Garendra memijit pelipisnya.

"Tapi bukan anak kandung papa! Pemilik GS Corp itu papa. Garendra Sanjaya. Bukan Sanjaya yang lain. Adam itu cuma keponakan papa. Dia nggak ada hak buat gantiin posisi papa." tegas Mega.

"Pa, jangan karena aku ini perempuan, papa jadi nggak percaya sama aku. Papa udah liat sendiri gimana perjuangan aku ngembangin GS Corp selama 5 tahun ini. Apa papa masih belum percaya juga sama kemampuan aku?" lirih Mega.

Garendra menghela nafasnya mendengar ucapan putrinya. Ia memijit pelipisnya sebentar sebelum berucap.

"1 bulan. Papa kasih kamu waktu 1 bulan untuk mengurus masalah dana dan rencana perbaikan kualitas produk. Setelah itu kamu bener-bener harus membawa calon suami kamu ke hadapan papa dan mengurus pernikahan." ucap Garendra akhirnya.

"Kalo kamu tidak segera menikah dan memiliki anak, maka jangan harap kamu akan terus duduk di kursi kamu sekarang." lanjut Garendra penuh ancaman.

Mendengarnya membuat Mega mengepalkan kepalan tangannya semakin kuat.

"Baik pa, terimakasih udah percaya Mega." ujar Mega sebelum keluar dari ruangan kerja ayahnya.

"Huhfftt... Seenggaknya masih ada waktu." gumam Mega sebelum beranjak pergi meninggalkan kediamannya sendiri.

Mega memang tidak tinggal bersama ayahnya di rumah megah mereka. Hal itu karena keluarga pamannya yang tidak tau diri itu tinggal di sana. David Sanjaya yang merupakan ayah Adam membawa istri dan anaknya untuk tinggal di rumah Garendra karena katanya kasihan pada Garendra yang baru saja ditinggal mati istrinya 10 tahun yang lalu. Saat itu Mega memang tidak terlalu mengerti dengan maksud dan tujuan pamannya yang sebenarnya. Ia menganggap kalau keluarga pamannya sangat pengertian.

Tapi sekarang setelah ia beranjak dewasa, ia menyadari kalau apa yang terlihat baik di depan belum tentu baik juga di belakang. Meskipun itu keluarga sendiri.

***

Hari ini Kaivan melakukan 2 kali operasi yang membuatnya begitu lelah. Ia duduk di kantin tepat jam 3 siang setelah melakukan 2 kali operasi non-stop. Tentu saja Kaivan sangat merasa kelaparan dan kekurangan tenaga.

"Dokter Kaivan sendirian aja?" tanya seorang wanita dengan rambut sebahu dengan 2 mata besarnya yang menghampiri Kaivan.

"Eh Dokter Helena, iya nih nggak ada yang bisa diajak soalnya." Jawab Kaivan seadanya.

Wanita yang dipanggil dokter Helena oleh Kaivan pun mengangguk dan mendudukkan dirinya di hadapan Kaivan.

"Aku boleh ikut duduk kan dok?" tanya dokter Helena tersenyum kecil meminta izin. Padahal dirinya sudah duduk.

"Oh boleh aja, silahkan." Jawab Fabian mempersilahkan.

"Dokter udah pesen belum?" tanya Helena.

"Kebetulan ini baru mau pesen." Jawab Fabian menunjukkan menunya.

"Oh yaudah sekalian aja aku juga mau pesen Dok." usul Helena dan membuat Fabian hanya mengangguk.

Setelah makanan datang Helena mencoba mengajak ngobrol Kaivan.

"Dokter baru makan apa gimana? Kayaknya kelaperan banget." tanya Helena yang menyantap satenya.

"Iya, saya baru selesai operasi dari pagi tadi." jawab Fabian tersenyum malu karena dikatai kelaparan oleh seorang wanita cantik.

"Oalah... kalo jadwal operasi nggak putus mending Dokter nyetok makanan instant yang bisa langsung dimakan gitu, kayak roti misalnya. Daripada kelaperan gini kan." ujar Helena merasa prihatin.

"Iya, seharusnya memang begitu. Tapi saya nggak sempet nyapinnya." Jawab Kaivan yang sudah lanjut makan lagi.

"Bukannya Dokter sering dapat makanan dari perawat-perawat sini?" tanya Helena heran.

"Saya nggak pernah nerima itu. Adit yang sering nerima dan dimakan sendiri sama dia." jawab Kaivan mengingat ulah temannya yang seenaknya itu.

"Oh iya Dokter temenan baik sama Dokter Adit ya. Kalo gitu biar aku aja yang nyiapin cemilan buat Dokter. Gimana?" tawar Helena.

Kaivan yang mendengar hanya menggeleng pelan.

"Nggak usah Dok. Jadwal kita kan beda. Nanti malah ngerepotin Dokter lagi." tolak Kaivan halus.

"Nggak ngerepotin kok Dok. Malah aku seneng kalo bisa bantuin Dokter." bantah Helena.

Baru saja Kaivan akan menolak lagi sebelum suara dering ponselnya memotong niatnya. Kaivan langsung mengangkat ponselnya.

"Halo." sapa Kaivan pada nomor asing yang meneleponnya.

"..."

"Apa Bapak tidak salah?" tanya Kaivan tampak mengerutkan keningnya.

"..."

"Baik saya akan ke sana sekarang." jawab Kaivan sebelum memutus sambungannya.

"Kenapa Dok? Ada penting?" tanya Helena penasaran.

"Iya, saya harus pergi sekarang. Terima kasih Dokter sudah mau jadi teman makan saya. Saya permisi." ucap Kaivan sebelum berlalu meninggalkan Helena yang tersenyum kecil melihat punggung Kaivan.

***

GS Corp. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi yang sangat terkenal di seantero negeri bahkan dunia. Bahkan ponsel yang dipakai Kaivan juga salah satu produk dari perusahaan ini. Hari ini untuk pertama kalinya Kaivan datang ke gedung raksasa yang berdiri di kota yang sama dengan tempat tinggalnya selama ia tinggal di kota ini.

Tentu saja perusahaan ini sangat besar dan mewah. Bahkan untuk seorang dokter sepertinya yang selalu identik dengan kemewahan. Meskipun bukan untuk Kaivan. Kaivan dituntun untuk naik ke lift dan masuk ke dalam ruangan yang di dalamnya terdapat banyak orang sedang kebingungan. Kebanyakan dari mereka adalah para orang tua.

Kaivan duduk di salah satu kursi yang terletak mengelilingi sebuah meja panjang yang membentang memenuhi hampir satu ruangan. Ia tidak mengerti apa yang terjadi. Yang jelas ia datang karena panggilan terkait Haidar adiknya. Tentu saja tentang investasi bodong yang dilakukan adiknya itu.

Beberapa orang terlihat saling bertanya satu sama lain tentang apa yang dilakukan anak-anaknya. Dari pembicaraan para orang tua yang ditangkap oleh Kaivan adalah bahwa kejadian ini bukan hanya dialami oleh Haidar saja. Tetapi juga anak-anak seumuran Haidar lainnya? Kalau begitu bukankah mereka yang lebih banyak massanya bisa balik menuntut perusahaan?

Pikiran Kaivan harus terhenti saat bunyi ketukan sepatu yang mengalun di lantai ruangan itu memenuhi indera pendengarannya. Seorang wanita yang sangat cantik dengan mata almond, hidung kecil dan bibir seperti buah apel, serta rambut coklat panjang yang bergelombang di ujungnya, dengan setelan blazer dan celana pas kaki yang senada memasuki ruangan itu dengan tatapan tajam dan fokus.

Gadis itu berhenti di ujung meja sambil menatap seluruh kerabat investor yang datang hari ini di perusahaannya. Mata cantiknya menatap satu persatu wajah-wajah yang ada di sana, sampai pandangannya bertemu mata dengan Kaivan yang juga sedang memandangnya.

"Selamat datang di GS Corp." ucap Mega menyapa semua orang yang ada di sana.

Suaranya yang lembut namun terdengar tegas mampu menggetarkan hati seorang Kaivan.

TBC

Gimana part ini guys?
Semoga kalian suka dan penasaran sama gimana kelanjutan cerita ini yaaaa...

Ayo kita ramaikan lapak ini guys biar makin seru menemani hari hari kalian tentunya.

Dan buat yg masih nungguin STML,  Author bener2 nungguin ch 43 sama 44 naik vote nya loh. Minimal part 43 sampe 1k lah baru up lagi. Okeeyy???

Oke, see you in the next chapter...

Continue Reading

You'll Also Like

Bunga Putih By _

Mystery / Thriller

1.8K 120 1
Berhati-hatilah jika bunga putih ada disekitarmu. @rexanahawkins Don't copy ⚠️ Start: 17/12/23 Finish: -
93.6K 3.4K 39
Wanita cantik yang berusia 23 tahun itu berniat untuk mengunjungi kakaknya di San Fransisco, AS. Namun yang terjadi hanyalah kakaknya yang lari memba...
23.5K 700 56
Everyday is much more memorable and fun when I am with you- Xaviera Agatha
564K 21.3K 40
Cherry memutuskan untuk pergi ketika tidak sengaja melihat kekasih sekaligus calon suaminya Mark sedang berduaan dengan seorang wanita seksi di panta...