JAYDEN, 18:23

Per youraraa_

1.8K 271 68

[Jung Jaehyun ㅡ End] "Sosoknya terasa begitu nyata, meskipun aku tak dapat menyentuhnya. Dialah satu-satunya... Més

Chapter 1: Pindah Rumah
Chapter 2: Sekolah Baru
Chapter 3: Mimpi Indah
Chapter 4: Sentuhan
Chapter 5: Sosok Menyeramkan
Chapter 6: Jeff
Chapter 7: Pembersihan
Chapter 8: Pelukan
Special: Hint & Casts
Chapter 9: 1823
Chapter 10: Kabut Hitam
Chapter 11: Boneka Abdi
Chapter 12: Santet
Chapter 14: Kisah Sebenarnya
Chapter 15: In de Gloria
Chapter 16: Misi Berdarah
Chapter 17: Rindu
Chapter 18: Keajaiban
Chapter 19: Akhir yang Bahagia

Chapter 13: Kekasih Masa Lalu

86 15 2
Per youraraa_

"Selangkah lagi semuanya perlahan-lahan mulai terbongkar. Semua orang akan tahu siapa dia sebenarnya."

🍂

Plak!

Suara tamparan yang cukup keras langsung mendarat di pipi Yudha, membuat si empu yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba itu langsung jatuh tersungkur ke tanah. Ia akui tamparan tersebut rasanya seperti dipukul, namun ia masih berusaha tetap tenang sembari tersenyum simpul.

"Heh, buta! Sebenernya lo ada di pihak siapa? Si Isakh apa gue? Kenapa lo malah tinggal di rumah itu, hah?! Lo sengaja mau deketin si Anna biar gue cemburu, gitu?!"

Yudha menggeleng pelan. Ia berusaha berdiri sembari memegangi pipinya yang terasa perih.

"Tidak. Tugasku hanya menjaga Juan dan Anna dari Isakh, dan itupun karena orang tua mereka yang meminta. Aku tidak ada di pihak siapapun."

Sang lawan bicara tertawa remeh mendengar jawaban Yudha. Ia menarik kerah baju Yudha sampai wajahnya berada dekat dengannya, lalu lelaki itu berkata, "kalo lo ngerusak rencana gue, lo yang akan gue bunuh lebih dulu."

Yudha hanya bisa menghela napas pelan. Ia melepaskan cengkeraman si lawan bicara, berusaha untuk meredam amarah orang yang sedang berdiri di hadapannya.

"Dengar, aku sama sekali tidak tertarik untuk mencampuri urusanmu. Aku memang diberi tugas oleh orang tua Juan dan Anna untuk menjaga mereka. Hanya itu. Aku bahkan tidak bisa mengalahkan Isakh, apalagi dengan kondisi mataku yang seperti ini." Ucap Yudha.

Si lawan bicara tertawa remeh, lalu ia menganggukkan kepalanya, puas dengan jawaban yang dilontarkan oleh Yudha.

"Oke, kali ini gue percaya sama lo." Ucap si lelaki sembari mengusap liontin berwarna hijau yang bertengger manis di lehernya.

"Apa kita pernah saling mengenal sebelumnya, Jeff?" Anna yang sejak tadi masih menangis dalam pelukan Jayden akhirnya angkat bicara. Perasaannya begitu sakit ketika menatap Jayden, seakan dahulu lelaki itu pernah disakitinya.

Jayden melepaskan pelukan Anna sembari mengangguk perlahan. Senyumnya mengembang, tak lupa sebelah tangannya pun mulai menyentuh wajah gadis di hadapannya, gadis yang sangat ia cintai di sepanjang hidupnya.

"Sepertinya kini sudah saatnya kamu untuk mengetahui semuanya, Anna. Dahulu, kita adalah sepasang kekasih. Aku orang Belanda, dan kamu seorang pribumi. Aku tak pernah membedakan statusmu sebagai seorang pribumi, karena di mataku semua orang sama. Tapi ternyata kisah kita dulu tidak berakhir bahagia." Jawab Jayden sambil mantap lekat bola mata Anna. Ia merasa ini adalah waktu yang tepat untuk kembali mengutarakan isi hatinya sebelum terlambat.

Anna mendadak terdiam. Otaknya bekerja lebih keras untuk mencerna kata demi kata yang terlontar dari bibir Jayden. Pandangannya terus tertuju pada Jayden yang tetap setia menatapnya, seakan lelaki itu sedang menunggu respons yang diberikan Anna.

"Sepasang kekasih? Jadi di masa ini aku telah terlahir kembali, sedangkan kamuㅡ"

"Aku memilih jalan seperti ini, agar aku bisa menjagamu. Tenang saja, aku tidak bermaksud untuk mengganggu hidupmu di masa depan, aku hanya ingin menyingkirkan orang-orang itu dan membawa mereka bersamaku, meskipun sebenarnya aku ingin sekali menjadi manusia dan hidup bahagia bersamamu dan anak kita hingga kita menua kelak. Aku sangat mencintaimu, Anna. Dari dulu hingga detik ini perasaanku tak pernah berubah."

Mendengar jawaban tersebut membuat airmata Anna mengalir dengan derasnya. Hatinya terasa tercabik-cabik, begitu sakit hingga lidahnya terasa kelu. Ia bahkan tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.

Jika saja ia bisa mengingat seluruh kehidupan lalunya saat ini, mungkin ia tak akan merasa tersiksa seperti sekarang. Anna merasa sesak ketika sepasang mata Jayden tengah menatapnya dengan penuh cinta seperti itu.

Selama ratusan tahun Jayden mengingat semua kisah kelam mereka seorang diri, sedangkan dirinya bahkan tak mengingat apa-apa hingga terlahir kembali seperti sekarang. Ia masih menyayangkan pilihan hidup Jayden yang memilih jalan seperti itu hanya karena dirinya.

"Jeff... apa yang harus kulakukan? Aku harus berbuat apa? Akuㅡaku bahkan tidak tahu siapa nama aslimu. Aku juga belum mengingat semua kehidupanku di masa lalu. Apa yang harus aku lakukan untukmu, Jeff? Tolong jangan membuatku merasa sakit seperti ini."

Jayden dengan cepat menggeleng. Ia tak tega melihat tatapan sendu dari gadis yang dicintainya itu. Ia paling tidak suka melihat Anna sedih, apalagi karena dirinya.

"Jangan berbicara seperti itu! Kamu tidak perlu melakukan apapun untukku. Sungguh, aku tidak menginginkan apa-apa. Bisa melihat dan berbicara denganmu saja sudah membuatku bahagia. Apalagi ketika kamu pindah ke rumah ini, ke rumah kenangan kita dulu. Aku benar-benar bahagia, sayang. Inilah momen yang aku tunggu-tunggu." Jayden kembali menarik Anna ke dalam pelukannya setelah berkata demikian, seakan ingin memberitahukan bahwa Anna tak perlu melakukan apapun untuk dirinya.

"Kalau itu maumu, tolong ceritakan semua tentangmu padaku."

"Namaku Isakh, lebih tepatnya Isakh Jayden." Jayden menarik napasnya perlahan, memulai sesi cerita di siang hari itu. Anehnya orang tua Anna tidak ada yang menyadari jika anak bungsu mereka baru saja mendapatkan kejadian aneh di sekolah, hingga tiba-tiba saja sudah berada di rumah seperti sekarang. Seharusnya Yudha tahu akan hal ini, tapi anehnya lelaki tersebut sama sekali tak terlihat di rumahnya.

Anna mengangguk sambil menggumamkan nama Isakh Jayden dengan perlahan, seakan berusaha mengingat lelaki tak kasat mata yang sudah mengisi hari-harinya.

"Ayahku asli Belanda, begitu juga dengan ibuku. Tapi wajahku terlahir tidak seperti orang Belanda pada umumnya, seperti ada campuran dari sedikit ras asia seperti yang kamu lihat saat ini. Seperti inilah wajah asliku." Jayden tersenyum lebar, memperlihatkan kedua lesung pipi yang membuat wajahnya terlihat sangat tampan bagi Anna.

"Pada tahun 1823, ayahku mengajakku dan ibuku untuk pindah ke Indonesia, karena ketika itu rempah-rempah di Indonesia sangat melimpah, membuat ayahku tergiur untuk memperkaya dirinya di sini. Tak terasa sudah dua ratus tahun berlalu, tapi tiap detiknya aku masih bisa mengingat semuanya, seakan kejadian tahun 1823 baru saja terjadi kemarin." Sambungnya.

"Saat itu umurku baru menginjak 17 menuju 18 tahun, sudah bisa dikatakan sebagai remaja. Aku mulai bersekolah dan belajar bahasa Indonesia, hingga suatu hari keluargamu datang dan bekerja di bawah perintah orang tuaku. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihatmu, Mala. Tapi ketika itu aku hanya bisa memendam perasaanku. Awalnya aku senang ketika aku bisa mendapatkan teman baru, apalagi kakakmu juga mengenalkanku dengan teman-temannya yang lain. Tak terasa hari pun berlalu begitu cepat, dan rasa suka ku padamu semakin besar. Ketika itu aku tidak sadar jika beberapa teman kakakmu itu juga diam-diam menyukaimu. Mereka bahkan tak suka jika aku dekat-dekat denganmu. Sampai pada akhirnya mereka menyusun sebuah rencana jahat untuk membunuhku."

"Isakh! Cukup!" Anna terkejut begitu pintu kamarnya didobrak dari luar oleh seseorang. Dan seseorang itu ternyata adalah Yudha.

"Isakh? Apa dia mengenalmu, Jeff? Mengapa dia bisa tahu nama aslimu?" Kali ini pandangan Anna kembali pada Jayden yang tak kalah kagetnya begitu melihat Yudha yang sepertinya tengah menguping pembicaraan mereka sejak tadi.

Jayden tersenyum simpul, ia bahkan sama sekali tak merasakan kehadiran Yudha. "Kau kuat juga rupanya, hingga aku tak bisa mengendus kehadiranmu. Awalnya aku meremehkanmu, tapi sepertinya aku salah."

"Anna, jangan dengarkan dia! Semua yang dikatakan Isakh hanyalah kebohongan belaka! Dia bukan manusia! Seharusnya kamu tahu jika sosok jin sepertinya penuh tipu muslihat. Jangan sampai kamu mempercayai omongannya!" Ucap Yudha sembari menahan amarahnya.

Anna hanya bisa mengerjapkan matanya, bingung dengan ucapan Yudha yang terdengar seolah seperti sebuah kebenaran yang harus ia percayai. Padahal di dalam hatinya, ia merasa Jayden tidak berbohong padanya.

Yudha menutup pintu kamar dari dalam, lalu berjalan mendekat ke arah Anna sembari mengetukkan tongkat jalan yang ia bawa.

"Jangan mendekat! Aku tidak mengenalmu! Seenaknya sekali kamu masuk ke kamar wanita tanpa izin seperti ini! Keluar dari kamarku sekarang juga!" Pekik Anna dengan nada lantang. Ia tak tahu apa yang akan diperbuat Yudha karena telah lancang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin.

"Mala, aku dulu adalah kekasihmu, bukan Isakh. Isakh telah merebutmu dariku. Isakh juga yang telah membunuhku. Semua yang dikatakannya hanyalah kebohongan belaka. Isakh telah menanamkan ingatan palsu padamu. Kekasihmu dahulu yang sebenarnya adalah aku, Bima. Bukan dia." Tambahnya sembari menunjuk ke arah Jayden meskipun kedua matanya menatap kosong ke arah depan.

"Bima!!! Cukup! Dasar sialan! Kukira kau ada di pihakku! Ternyata kau lebih tunduk padanya. Baiklah, hubungan pertemanan kita cukup sampai di sini. Cukup dengan kebohongan dan tipu muslihatmu itu!" Amarah Jayden memuncak, membuat suasana di dalam kamar Anna terlihat mencekam.

"Anna, tolong putuskan saat ini juga. Siapa yang lebih kamu percaya. Aku? Atau dukun itu?" Jayden menunjuk ke arah dirinya dan Yudha secara bergantian, membuat batin Anna menjadi bergejolak untuk sesaat.

Setelah terdiam beberapa detik, Anna pun mengeluarkan suara. "Tentu aku lebih percaya kepadamu, Isakh. Perasaanku bahkan sudah menjawabnya sendiri. Aku menyukaimu, dan aku percaya padamu." Jawabnya dengan mantap.

🍂

Continua llegint

You'll Also Like

202K 18.2K 32
Na Jaemin (NCT Dream) x Kim Winter (Aespa) "gadis bodoh" - Jaemin. "berhenti mengataiku bodoh atau aku akan meyebarkan dirimu gay" - Winter. Mature c...
77.5K 6.4K 85
[COMPLETED] Kematian seorang Guru di SMP GENTAWIRA membawa Zuna dan Diana kembali ke sekolah lama mereka. Awalnya hanya Zuna yang ditugaskan untuk me...
7.8K 1.3K 7
[ SHORT STORY ] Semuanya bermula ketika mereka berlibur di villa itu.
84.9K 9K 55
❝We fight, we fuck! But, what are we?❞ - by milkymiuw