𝟕 𝑷𝑬𝑵𝑫𝑨𝑲𝑰 [ END ]

By Sylva_kim

34.2K 5.7K 388

tentang kisah 7 orang pendaki yang menghilang secara misterius pada tahun 1884, dan dinyatakan meninggal. nam... More

7 PENDAKI
PENDAKI || 01
PENDAKI || 02
PENDAKI || 03
PENDAKI || 04
FOLOW YGY!
PENDAKI || 05
PENDAKI || 06
PENDAKI || 07
PENDAKI || 08
PENGUMUMAN PENTING!!!
PENDAKI || 09
PENDAKI || 10
INFO UPDATE
PENDAKI || 11
PENDAKI || 12
PENDAKI || 13
PENDAKI || 14
PENDAKI || 15 [ END ]
THE GHOST

PENDAKI || 16 [ EXTRA PART ]

403 74 4
By Sylva_kim

1926, itu tahun yang ketujuh pendaki itu berada sekarang, layaknya manusia pada umumnya jelas mereka makin menua. Bahkan sekarang semua sudah menikah dan mempunyai anak masing².

Yoongi kembali meneruskan bar miliknya, Jimin menjadi seorang model terkenal, Taehyung menjadi seorang fotografer terkenal, Namjoon menjadi dosen, Seokjin menjadi pemilik sebuah restoran yang begitu dikenal ramai orang. Hoseok menjadi penari yang handal, dia bahkan membuka kursus tari miliknya sendiri.

Dan pasti Jungkook kembali melanjutkan karir menyanyinya, diusianya yang menginjak 36 tahun, suara Jungkook masih begitu merdu, fansnyapun makin ramai, mulai dari para orang dewasa, orang tua, hingga para remajapun ramai yang menyukainya. Selain karena keahlian suaranya yang membuatnya terkenal maraknya kasus mereka yang kian di dengar orang membuatnya memiliki banyak fans. Banyak fans yang penasaran dengan orang yang datang dari tahun 1884 bisa berada ditahun 1914.

"Appa!!" Jungkook menengok dan melihat sang putri yang berlari kearahnya sambil memegang secarik kertas

"Ya sayang kenapa?" Hannie, itu nama yang Jungkook berikan kepada putrinya, kata Hann diambil dari nama Hanna. Dia berharap anaknya bisa sebaik Hanna, tapi tidak seperti Hanna juga yang suka bermain dengan portal.

"Hannie dapet surat ini dari guru, bu guru bilang kalo orang tua setuju orang tua boleh tanda tangan disini" Hannie menunjuk ke sisi bawah kanan yang tertera orang tua harus tanda tangan disana, namun saat Jungkook membaca surat tersebut dia kembali memberikan surat itu pada sang anak.

"Untuk kali ini Appa tidak izinkan" Hannie menyeritkan dahinya, dia menatap kearah sang ayah dengan raut kecewa. Appanya tak pernah melarangnya ikut acara apapun, tapi kenapa sekarang melarang?

"Tapi Hannie ingin ikut Camping" gadis kecil itu tampak mencebikkan bibirnya, Jungkook sebenarnya tidak tega melihat itu tapi mau bagaimana lagi? Masa dia harus mengiyakan anaknya camping di gunung portal? Dia punya masa kelam disana.

"Sayang.. biarkan Hannie camping, dia kan sudah kelas 3. Biasanya kamu slalu mengizinkan dia pergi kemana²" Istri Jungkook tampak mengelus lengan suaminya, dia kasihan menatap anaknya yang kini sudah menangis deras.

"TAPI TEMPATNYA DIGUNUNG PORTAL!" Sang istri menatap anaknya dan mengambil secarik kertas itu, istri Jungkook tau perihal tentang kasus itu, jelas siapa yang tidak tau kisah mereka. Kisah mereka bahkan sampai dibuat novel dan novel itu menjadi novel terfavorit.

"Pantas.. Hannie, sini mendekat ke Eomma" gadis kecil itu mendekat dia tampak terisak, sang ibu hanya tersenyum dan mengusap air mata putri kecilnya.

"Kamu tau kisah novel perdaki dan gunung portal?" Gadis itu tampak mendongak menatap sang ibu dan mengangguk.

"T–Teman Hannie pernah ada yang membawa novelnya. H–Hannie membaca. Kisahnya sangat sedih dan seram" istri Jungkook tampak mengangkat tubuh kecil putrinya kepangkuannya, dia mengelus pipi gembil sikecil dan menatap suaminya dengan tatapan yang begitu menenangkan.

"Kamu mau tau? Kisah novel itu diambil dari kisah nyata loh.. benar² nyata. Tak ada sedikitpun kalimat dicerita itu yang karangan penulisnya" Hannie tampak menatap sang ibu dengan wajah terkejutnya, tangisannya sudah mereda.

"Sungguh? Siapa pemeran aslinya? Siapa 7 pendaki itu?" Tanya sikecil

"Appamu, Appamu adalah karakter asli yang ada dicerita itu. 6 pendaki yang lain adalah 6 paman yang kamu kenal sekarang. Seperti paman Seokjin, paman Hoseok, paman Namjoon, paman Yoongi, paman Taehyung. Bahkan paman Jimin juga. Itu alasan kenapa Appamu melarang kamu ikut camping, dia trauma dengan hutan dan gunung. Terutama lokasi gunung portal itu. Seharusnya tempat itu dijaga ketat oleh polisi dan tidak ada orang yang boleh masuk. Tapi entah kenapa sekarang banyak orang yang nekat masuk kesana"

Hannie tampak terdiam mendengar ucapan sang ibu, dia menatap wajah ayahnya yang tampak datar dan seperti memikirkan sesuatu, wajah ayahnya tak pernah henti tersenyum dengannya, namun kali ini dia tak tersenyum sama sekali. Apalagi saat dia menatapnya.

Hannie turun dari pangkuan sang ibu dan berjalan kearah ayahnya. Istri Jungkook yang melihat itu segera meninggalkan ayah dan anak itu, membiarkan mereka berbicara berdua. Hannie memegang lutut sang ayah san menatapnya lekat. Jungkook yang sadar tersenyum kecil melihat itu, tangan besarnya juga mengelus rambut putri kecilnya.

"Maafkan Hannie appa, Hannie gak mau Camping. Hannie bakal turutin keinginan Appa, Hannie berterimakasih ke Appa yang udah khawatirin Hannie" Jungkook tersenyum, dia mencubit gemas hidung sang putri dan mendapat gelak tawa dari sang empu.

"Bagaimana gantinya kita camping sendiri? Kita juga barbeque'an di belakang rumah. Nanti kita adakan Game juga. Ajak semua Samcon, termasuk Jimin Samcon" Hannie tampak melompat kegirangan. Dia mengiyakan ucapan Jungkook dengan semangat. Jungkook senang putrinya suka.

🏕

Semua kembali berkumpul setelah sekian lama, ketuju pria itu tengah berkumpul sambil membakar daging, membuat tenda dan menyiapkan Game, sedangkan diposisi para istri mereka fokus mengurus anak² dan menyiapkan bahan lainnya sebagai pelengkap barbeque.

"Hyung, kau dapat surat Camping gak sih dari sekolah Seomi?" Seokjin yang sibuk membolak balik daging langsung menatap Jimin

"Iya, aku menolaknya. Aku tidak ingin Seomi mengalami hal sama seperti kita" Jimin mengangguk, dia sibuk menelan makan yang ia kunyah lalu kembali menatap Seokjin untuk mengatakan sesuatu.

"Akupun sama, aku bahkan sampai merobek kertas milik Jihan, agak kasihan tapi mau bagaimana. Traumaku kembali dan aku merobeknya karena kesal. Jung, bukankah anak kita satu sekolah juga? Kau dapat atau tidak?" Jungkok mengangguk, dia memaku tenda dan menaru palunya ditempat aman. Dia menatap tenda dengan lekat. Jika melihat tenda, ia mengingat hutan itu.

"Hannie sempat menangis. Itu alasan aku mengadakan acara ini. Karena aku ingin menghibur Hannie. Hannie paling suka jika berkumpul seperti ini, sekaligus menghibur anak kalian juga yang tidak bisa ikut" Hoseok tersenyum, dia mendekat kearah Jungkook dan menepuk bahu Jungkook pelan. Dia mengapresiasi perilaku Jungkook.

"Anak² dagingnya udah matang!" Para anak² yang asik tertawa seketika terdiam mendengar teriakan Seokjin, mereka berlari girang kearah meja yang tersedia untuk memakan daging bersama. Para istri hanya terkekeh sambil berjalan menyusul dibelakang.

🏕

Hari² berlalu begitu saja, Hannie berlompat girang sembari berjalan memasuki kelasnya. Dia agak sedih karena tidak ikut Camping, tapi dia juga akan menceritakan hal menarik tentang Appanya dan Camping yang ia lakukan sendiri.

"Pagi teman te—" Hannie terdiam, dia menatap kelas yang begitu sepi. Sepanjang lorong dia juga tidak menemukan satupun murid yang berlalu. Dia pikir ini karena dia datang lebih awal, tapi ini kenapa kelasnya sangat sepi?

"Hannie, sekarang kelas kamu tidak disitu" Hannie menengok dan melihat seorang guru yang berdiri dibelakangnya. Dia menatap guru dihapannya dengan tatapan bingung, dia tidak pernah melihat guru itu sebelumnya.

"Kita jelaskan dikelas bersama²" Hannie mengikuti guru itu dia sampai di kelas 3B disana tampak ada anak² dari kelas yang berbeda, ada dari kelas 1 hingga kelas 6. Hannie bingung kenapa semuanya bergabung disatu kelas seperti itu?

"Hannie sini!" Hannie menengok dan melihat Jihan dan Seomi yang melambaikan tangan kearahnya. Seomi itu kelas 4 dan Jihan kelas 5.

Guru yang sebelumnya memanggil Hannie sebelumnya berjalan kearah meja guru, dia duduk dan menghelah nafas menatap murid²nya. Dia bersiap bercerita.

"Gini anak².. seluruh murid disekolah ini melakukan Camping yang 2 hari lalu diadakan. Mereka semua menghilang dan tak ditemukan sama sekali oleh pihak polisi. Seharusnya mereka pulang kemarin dan kembali sekolah seperti biasa hari ini. Jadi kalian adalah sekelompok murid² yang selamat dari kehilangan itu. Guru disini juga banyak yang hilang karena mereka semua ikut Camping, hanya ibu yang tersisa karena ibu izin karena sakit waktu itu. Kita sangat beruntung tidak hilang dihutan itu" Hannie menatap Seomi dan Jihan dengan tatapan terkejutnya, Seomi dan Jihan mengangguk kearah Hannie. Mereka faham maksud tatapan Hannie.

"Kejadian Appa kita terulang lagi" Lirih Seomi.

"Jadi, untuk sementara kita akan belajar seperti ini dulu oke? Akan ada anak² dari sekolah lain akan bergabung kesini. Ini kesalahan kita. Seharusnya acara Camping tak diadakan, setidaknya tidak di gunung itu. Sebab gunung itu memang terlarang, tapi tempat yang ada disana sangat bagus untuk camping. Ibu lupa Novel Pendaki dan gunung portal itu nyata" guru itu tampak memelankan ucapannya diakhir kalimat. Memaksakan diri itu memang tidak baik, dan tempat itu ternyata memang ada alasan kenapa dilarang masuk.

🏕

Ketujuh pria itu menatap Seomi, Jihan, dan Hannie yang tampak menunduk. Mereka bertiga menceritakan kejadian yang dialami oleh teman²nya pada ayah dan paman²nya. Mereka bercerita pada ahlinya.

"SUDAH KUBILANG SEJAK AWAL, SEHARUSNYA TAK ADA SATUPUN ORANG YANG BOLEH MASUK KESANA. KUFIKIR DENGAN KISAH KITA DIBUAT NOVEL, MEREKA AKAN PERCAYA. DASAR MANUSIA!!" Yoongi tampak menenangkan Jimin yang sangat tersulut emosi itu, dia kasihan melihat anak² yang tersentak ketika mendengar suara teriakan Jimin. Untung anak²nya hanya Seomi, Jihan dan Hannie. Anak² yang lain tak diajak sebab mereka tidak terlibat.

"Sabar Jim.. aku yakin mereka akan kembali, entah keadaan hidup atau mati" ketiga gadis kecil itu menatap Yoongi dengan mata yang berkaca². Mendengar kata "Mati" mereka jadi seketika takut. Masalahnya sahabat mereka semua ikut Camping.

"Tapi bagaimana bisa hyung? Jumlah mereka ratusan, bagaimana bisa kita menemukan mereka?" Semuanya tampak menenangkan Jimin dan anak² tak menyadari bahwa Jungkook tampak terdiam seorang diri. Otaknya seperti memikirkan sesuatu

"Hanna.." mereka semua menengok termasuk anak². Mereka tampak terdiam

"Tapi bagaimana mencarinya Appa? Bukankah kalian sudah lama tidak bertemu?" Itu suara Jihan. Semua mengangguk menyetujui ucapan Jihan. Sebelum menghilang Hanna tak memberitau apapun caranya untuk memanggil ia.

"Bukankah Hanna bilang dia masuk diportal yang ada dirumah neneknya? Neneknya itu kan anakmu Hyung" Yoongi menjentikan jarinya, dia baru ingat. Neneknya Hanna itu anaknya Mirai. Istrinya. Mirai anaknya itu adalah Neneknya Hanna dimasa lalu.

🏕

Mirai membuka pintu ketika mendapat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang, dia melihat Ayahnya datang dan juga teman²nya. Ada Seomi, Jihan, dan Hannie juga ikut. Dia kaget ketika Yoongi masuk dengan tergesa² kedalam rumahnya. Mirai hanya mengikuti dan melihat mereka ber10 berjalan menuju basement

"Appa, kau sedang apa. Kenapa kalian mendadak ke basement rumahku?" Yoongi hanya diam tak mengacuhkan ucapan Mirai. Mirai hanya menghelah nafas, kenapa Ibunya sangat menyukai Yoongi padahal orangnya secuek itu.

"Ini tentang nyawa seseorang" Mirai terkejut dengan ucapan Yoongi, nyawa seseorang apa yang ia maksudkan? Yoongi dan yang lain tampak mencari² dengan mengobrak abrik seisi basement. Mirai hanya diam, lagipula dia tak pernah membersihkan basement jadi tak masalah kalau basementnya berantakan.

"Ketemu!" Semua sontak mendekat kearah Jungkook, mereka menatap kearah pintu kecil yang ada diruangan itu. Mirai tak pernah tau ada pintu kecil itu didalam basementnya.

"Sekarang pukul berapa?" Tanya Jungkook.

"15.45" Jungkook tampak terdiam sejenak, dia mencoba berfikir kalau ditahun ini jam 15.45 kira² ditahun Hanna pukul berapa?

"Hannie sayang.. kamu bisa masuk kedalam sini? Masuk dan cari orang bernama Hanna. Nanti saat kamu keluar ruangannya akan sama seperti ini. Cari diseisi rumah dan sebut nama Hanna. Waktumu hanya 2 jam untuk disana. Jangan melebihi dari 2 jam. Setelah itu kembalilah kesini" Hannie mengangguk, Jungkook membuka pintu itu dan tampak ada sinar putih yang menerangi dalam pintu itu, hanya merangkak untuk masuk kedalam portal itu, disini hanya Hannie yang muat untuk masuk. Jihan dan Seomi tidak muat.

🏕

Hannie terkejut melihat ruangan yang sama persis seperti ruangan sebelumnya, dia harus mengingat waktunya disini hanya 2 Jam. Dia menatap secarik kertas yang keluar dari dalam portal itu, dia dapat mendengar suara sang Appa yang berkata "beri kertas itu ke Hanna".

Hannie keluar dan naik dari besement dia menatap sekeliling rumah untuk mencari seseorang didalam rumah itu. Dia berkali² meneriaki nama Hanna, mungkin kurang sopan tapi ini satu²nya cara agar pemilik nama itu bisa sadar.

"Siapa sih yang memanggil namaku?" Sosok gadis remaja turun dari lantai atas dan menatap bingung kearah seorang anak kecil yang menatapnya.

"Hey kau siapa? Kenapa tidak sopan sekali memanggil nama orang tanpa embel apa² dan berteriak pula" Hannie bingung, apakah orang dihadapannya adalah Hanna yang dimaksudkan sang Ayah.

"Siapa namamu? Dan siapa orangtuamu? Kamu anak yang tidak sopan" Hannie tampak berkaca² siap akan menumpahkan air matanya kapan saja.

"H–Hannie.. Jungkook appa menyuruhku menemuimu" Hanna menyeritkan dahinya ketika mendengar nama yang Hannie sebutkan, Jungkook? Jeon Jungkook? Pria yang ia tolongi beberapa tahun yang lalu?

Dia menatap secarik kertas yang diberikan Hannie. Dia membaca surat itu dan melihat nama yang tertulis diakhir surat "7 pendaki, Jeon Jungkook" Hanna menatap anak dihadapannya dengan mata berkaca². Jadi anak dihadapannya adalah anak Jungkook?

"K–Kau anak Jeon Jungkook" Hannie mengangguk, Hanna segera membawanya kekamarnya. Dan mencoba menyuruj anak itu untuk menceritakan hal yang terjadi secara lengkap.

"Sial, dasar manusia, tak pernah mendengar apapun yang orang ucapkan jika belum mendapat karmanya" Hanna tampak menatap Jam dan melihat Jam yang menunjukan pukul 23:59 dan 10 detik lagi portal akan tertutup, Hanna segera menarik Hannie untuk kembali ke bestment untuk menyuruhnya kembali.

"Hannie ingat oke? 6 Jam lagi kakak akan kembali, beritau Appamu. Kembalilah, portal akan tertutup 5 detik lagi" Hannie mengangguk, dia merangkak masuk dan Hanna tampak menghelah nafas, ketika Hannie kembali diwaktu yang pas.

🏕

Jungkook menatap pintu portal dengan lekat, sudah 2 jam dan Hannie tidak kembali. Dia takut anaknya tak dapat kembali dan terjebak ditahun Hanna. Namun dia melihat sesosok kecil yang keluar dari portal itu, semua yang menunggu sontak mendekat kearah Hannie.

"Bagaimana?" Tanya mereka ber10. Btw Mirai udah pergi sejak lama. Dia membiarkan yang lain di basement rumahnya.

"Kak Hanna bilang 6 Jam lagi dia akan kesini" Semuanya tersenyum dan berteriak gembira. Akhirnya misi mereka terselesaikan.

"Kamu hebat Hannie, terimakasih ya sayang.." Hannie giggles ketika mendengar pujian dari sang appa. Jungkook slalu memuji Hannie jika melakukan hal baik.

🏕

Hanna menatap gunung itu dengan seksama, kini mereka berpakaian seperti seorang pendaki, awalnya polisi melarang mereka masuk sebab mereka masih dalam masa pencaharian mencari anak² sekolah serta guru² itu. Namun setelah memberitau hal sebenarnya mereka mengizinkan.

"Kenapa kau tidak lewat portal itu saja?" Tanya Jungkook pada Hanna.

"Kalian udah tua tapi otaknya tidak dipergunakan, bayangkan saja anak Seokjin Oppa saja tidak dapat masuk. Apalagi aku, kalian pikir aku sekecil itu?" Jungkook menatap datar kearah Hanna. Ya memang tak sekecil Hannie tapi tinggi Hanna tuh sebahu Jungkook. Jelas tetap kecil.

"Lalu, kalau kita masuk. Apakah kita bisa kembali?" Hanna tampak tediam, otaknya mencoba mencari jawaban atas pertanyaan Jungkook.

"Eum.. entahlah, kalau kalian muat di portal kecil itu kemungkinan kita balik 100% tapi ini kemungkinan 20% sebab portal besarnya kan sudah dihancurkan" Jungkook menatap gunungnya dengan lekat, dia menghelah nafas sangat panjang. Akankah dia bisa bertemu dengan Hannie lagi nanti?

[ Disisi lain ]

"Huaaa!! Kita kembali ketempat tadi lagi bu.. huaaa, aku ingin pulangg!!" Seluruh guru menatap anak muridnya dengan cemas, sudah 3 hari mereka didalam hutan itu dan tak kunjung keluar. Banyak guru yang menyesal melanggar perintah untuk tak masuk kegunung itu. Ternyata cerita itu memang benar. Bukan hanya karangan.

"Tenang oke anak², kita akan istirahat dulu oke? Nanti kita pikirkan kemana kita akan jalan" Para anak² menuruti guru mereka. Selama 3 hari mereka bersama² kini mereka mulai menurut setiap guru menyuruh sesuatu. Mereka kehilangan 1 orang guru, guru itu tiada karena jatuh dari tebing. Para murid tak ada yang mengetahui. Cukup rahasia bagi para guru.

"Pstt, hey kesini" salah satu murid dari kelas 3A menengok melihat seorang anak yang muncul dibalik semak², anak iti tampak tersenyum cerah dia bahkan melambaikan tangannya memberi isyarat untuk mendekat.

Gadis kecil itu diam² beranjak pergi dan mengikuti arah anak itu, dia terkejut melihat pemukiman yang ramai dengan warga. Bahkan pemukiman itu tak sekecil itu. Dia menengok kearah belakang dan memanggil teman dan guru²nya.

"Hey lihat ada pemukiman!!" Para guru dan murid tersenyum dan mendekat kearah gadis kelas 3A yang dimaksud. Mereka kini bersyukur masih bisa selamat.

"Selamat datang di desa kami, perkenalkan aku Jinju!" Anak kecil itu tersenyum sembari menunjukan dua jarinya. Sungguh menggemaskan.

[ Back to 7 pendaki dan Hanna ]

"Hanna. Kau pikir ini jalannya?" Hanna menatap pepohonan, dia menunjuk arah pohon itu. Disana terdapat goresan yang menunjukan arah panah. Hanna memberi isyarat bahwa ada diantara gerombolan yang memberi petunjuk.

"Hyung, kau pikir hidup kita akan berakhir disini kah?" Yoongi yang mendengar bisikan Jimin pada Seokjin langsung memukul kepala Jimin keras. Dan membuat sang empu memekik kesakitan

"Hyung, aku bisa bodoh lama² jika kau terus memukul kepalaku" rengek Jimin

"Kau memang sudah bodoh sejak awal, makanya kau berbisik seperti itu tadi" Yoongi hanya menatap datar dan kembali fokus mengikuti Hanna dari belakang. Disini yang serius itu hanya Jungkook, Yoongi, dan Hanna. Sisanya banyak mengeluh dan bercanda terus.

"Kak Hanna!!" Hanna dan ketujuh pendaki itu menengok dan melihat Hannie berlari mendekat kearah mereka. Jungkook yang melihat sang anak langsung memeluk dan menggendongnya. Dia pikir dia akan kehilangan anaknya itu.

"Kenapa Hannie?" Hannie yang awalnya sibuk memeluk sang Ayah langsung kembali teringat pada alasan kenapa dia kesini. Dia memberikan secarik kertas kepada Hanna.

Isi Surat
Hanna, Hannie telah menceritakan semuanya kepada nenek. Nenek akan membenarkan portal itu, nenek rasa portalnya akan terbuka malam nanti. Pastikan kau menemukan anak² murid itu oke? Sebelum kalian benar² tak dapat kembali. Jika tidak menemukannya lebih baik pulanglah. Biarikan itu urusan Tuhan. Ingat pukul 00:00 portal terbuka dan pukul 00:10 portal tertutup

Hanna menatap surat itu dan memberikannya pada yang lain, dia tidak sanggup untuk memberitaukannya. Biarkan mereka membaca sendiri. Hannie turun dari gendongan Jungkook dan berjalan menjauh. Misinya selesai dan portal miliknya telah terbuka. Dia melambaikan tangannya pada sang ayah dan mengucapkan satu kalimat lalu dia menghilang.

"HANNIE MENUNGGU APPA DIRUMAH YA! PAPAI!"

Hanna berlari dan mengikuti arah yang para guru buat, Hanna harus mewujudkan keinginan sang nenek dan Hannie. Jika para murid itu tidak kembali, mereka yang harus kembali.

Hanna terengah² ketika melihat petunjuk yang telah hilang, ketujuh penjaki itu berpencar untuk mencari bukti yang lain tapi jejaknya benar² berhenti disana. Tidak mungkin mereka menghilang tanpa jejak begitu saja.

"Jung lihatlah! Ini mayat bukan sih?" Jungkook mendekat kearah Namjoon, dia melihat kearah yang Namjoon maksud dan melihat sesosok mayat dibawah tebing tinggi. Dia meyakini mayat itu diakibatkan jatuh kejurang itu. Jungkook kembali mendekat kearah Hanna. Mayat tidak ada gunanya, dia sudah mati.

"Kurasa salah satu gurunya ada yang tiada. Dan mungkin dia yang mengukir tanda itu di pohon, aku melihat dia tertancap alatnya sendiri. Jadi itu alasan jejaknya hilang" Hanna terjongkok, dia menjambak rambutnya geram. Kenapa manusia sangat menyusahkan sih, ini akibat jika menantang aturan.

"Hanna, tenanglah.. jika kita tidak tenang kita tidak akan menemukan jalannya" Hanna mendongak menatap Jungkook yang tersenyum kearahnya. Pria yang pernah menolongnya walaupun dia sudah beberapa kali menyusahkan.

"Jinju, akankah mereka bertemu Jinju?" Jungkook dan Hanna menengok kearah Taehyung. Hanna menjentikan jarinya, dia ingat. Kalau Jinju pernah mengaku bahwa dia itu arwah yang tidak tenang berugas untuk menjaga para pendaki yang hilang sementara waktu.

"Ayo ikut aku!" Mereka semua berlari mengikuti Hanna. Mereka tampak terkejut melihat pemukiman Jinju yang terlihat seperti sebelum mereka pergi. Ada seorang anak kecil yang berlari kearah mereka sembari tersenyum.

"Selamat datang di desa kami, perkenalkan aku jin—" Jinju membelakakan matanya melihat Jungkook, dia baru sadar ketujuh pria itu adalah tujuh pendaki yang ia selamatkan dahulu. Dan wanita yang besama mereka adalah wanita yang dulu bermain besamanya.

"Jungkook Oppa!!" Jungkook memeluk Jinju dengan erat, tampak gadis kecil itu menangis. Jima dilihat² Jinju tuh seumuran dengan Hannie. Kecil tubuh merekapun sama.

"Sekarang Oppa tau siapa kamu, sungguh kematian kamu sangat menyedihkan. Mereka sangat kejam" Jinju melepas pelukannya dan mengusap air mata Jungkook dengan tangan kecilnya, dia tersenyum dan mengangguk untuk menjawab ucapan Jungkook.

"Hum, mereka kejam. Mereka membiarkan Jinju dan Ibu tertindih bebatuan dengan keadaan saling berpelukan" Yang lain ikut menatap mereka berdua dengan sendu. Taehyung menatap lekat kearah pemukiman itu, dia beberapa kali mengucekan matanya mencoba menghilangkan bayangan orang² dan pemukiman² itu namun tidak berhasil.

"Kalian sudah masuk ke kawasan kami, jadi kalian itu seakan terhipnotis. Mau berusaha keras mencubit atau menampar pipi Oppa gak akan bisa menghilangkan bayangan orang² dan pemukiman ini" Taehyung terlonjak kaget, Jinju tau aja isi pikirannya. Dia lupa Jinju itu hantu.

"Kami ingi bertemu guru dan murid itu" Jinju mengangguk senang, dia menarik tangan Jungkook dan membawanya untuk kerumahnya. Jungkook sungguh rindu dengan Vibes pemukiman ini.

"Eoh? Nak Jungkook?" Jungkook tersenyum kearah Ibu Jinju, dia menatap banyak anak² murid yang tengah makan, main, dan bersenang². Ibu Jinju yang faham mendekat dan menepuk pundak Jungkook pelan.

"Ceritakan pada mereka secara perlahan, ibu bakal mendukung kamu" setelah melakukan banyak percobaan kini seluruh murid SD serta guru berkumpul untuk mendengar ucapan 7 pendaki dan Hanna.

Mereka menceritakan perihal yang terjadi pada orang² itu, mereka awalnya tidak percaya. Namun secara perlahan mereka mulai percaya. Jinju dan Ibu Jinju juga ikut membantu 7 pendaki dan Hanna untuk meyakini orang² itu.

"Udah, intinya yang mau pulang ikut aku yang tidak mau pulang tinggalah disini hingga mati secara perlahan" Hanna mendadak langsung berlegang pergi, Jungkook tau Hanna itu kesal karena banyak sekali orang yang tak mengidahkan ucapan Hanna.

"Aku ikut! Aku capek dengerin ucapan bu guru tapi kita tidak pulang²" Seluruh anak menatap kearah murid dari kelas 6B yang mengikuti Hanna. Mereka perlahan mulai mengikuti murid itu dan kini hanya tersisa satu orang guru yang masi kekeuh dengan prinsipnya.

"Bagaimana jika mereka menipu? Kalian sudah kenal ibu sejak lama.. dan kalian bahkan baru bertemu mereka. Lagipula lihatlah, disini ada Jinju dan Ibunya yang siap menjaga kita. Makanan dan peralatan hidup terjamin disini. Kalian bahkan main dengan anak² disini tadi" Hanna terdiam, dia menatap murid² itu sambil melipat tangannya didada, seolah berkata. Diamlah jika memang ingin bersamaku, pergilah jika ingin mengikuti wanita itu.

"Kami akan tetap ikut kak Hanna!!" Hanna menyeringai kearah wanita itu, wanita itu tampak menggeram kesal. Kini Hanna, 7 pendaki serta murid² yang lain juga guru telah pergi meninggalkan pemukiman itu untuk menemui portal keluarnya.

"JIKA BERUBAH PIKIRAN JALANLAH LURUS KEARAH BARAT, JANGAN SAMPAI MELEBIHI PUKUL 00:10 KARENA PORTALNYA SUDAH TERTUTUP!!" Teriak Hanna sebelum dia benar² pergi dari sana.

"Nak.. jangan terlalu egois, pergilah sebelum terlambat" wanita itu tampak menepis tangan ibu Jinju yang sebelumnya memegang bahunya, dia berlenggang pergi untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh.

"Bu, dia harus pergi.." Ibu Jinju mengangguk, dia menatap kepergian wanita itu san menatap anaknya. Mereka saling bertatapan dan kemudian mengangguk, seakan seperti merencanakan sesuatu.

🏕

Ratusan orang itu kini telah sampai ketempat tujuan mereka, portal tampak tidak terbuka, sebab mereka datang lebih awal. Jam masih menunjukan pukul 23:58.

"Kita datang lebih awal, kita tunggu disini" mereka semua tampak duduk ditanah sambil menunggu portal terbuka, anak² tampak lebih ceria dari sebelumnya. Mereka tampak bersemangat akan pulang kembali. Hanna tersenyum menatap itu, tapi pikirannya masih tertuju pada seorang guru yang masih memperdulikan egonya.

"Tiga"

"Dua"

"Satu!" Hanna terbangun dari lamunannya ketika para anak² berteriak angka satu, mereka bertepuk tangan sambil menatap portal yang semulanya gelap kini terdapat sebuah cahaya. Hanna terbangun dan menuntun anak² itu untuk masuk ke portal satu persatu. Waktu 10 menit cukup untuk memasukan ratusan  anak² itu.

"Hanna ayo masuk!" Jungkook mencoba menarik Hanna, tapi Hanna masih terdiam sambil menatap kearah sana dan sini, Jungkook takut Hanna tidak dapat kembali, waktunya tinggal 1 menit lagi.

"Tunggu!!" Itu yang Hanna tunggu sejak tadi, dia menantikan sang guru yang berlari dari kejahuan, dia menghitung tiap detik, dan didetik ke tiga akhirnya dia sampai dihadapan Hanna dan segera Hanna menarik tangan Wanita itu untuk masuk.

Flashback

Wanita itu terbangun dan melihat keadaan pemukiman yang berubah seperti puing² dia menatap keadaan sekitar dengan panik, apa yang terjadi. Dia bangun dan sadar kalau dia tiduran diatas puing². Dia menatap mencoba mencari Jinju dan ibunya.

"JINJU!!"  Jinju tampak muncul dari balik puing², namun kali ini tubuhnya tampak berbayang, Wanita itu hendak memegang Jinju namun gagal.

"Kakak pergi, kak Hanna menunggu kakak, cepat sebelum mereka pergi" wanita itu terdiam, dia menatap Jinju yang mulai menghilang, bayangan tentang keluarganya muncul dikepalanya. Dia segera berlari kearah yang Hanna ucapkan.

Flashback off

🏕

Sebulan telah berlalu, kini gunung itu benar² dijaga ketat oleh polisi, mereka mulai memasang berbagai alat pelacak dan kameran CCTV. Pelacak itu akan berbunyi jika ada orang yang melewati garis pengaman.

Bahkan berita tentang mereka mulai tersebar, berbagai ancaman diberikan agar tak ada yang berani untuk coba² menguji adrenalin disana. Ini bukan tempat horor seperti yang lain². Tapi ini tentang portal, hantu sih tidak ada. Tapi dijamin tidak dapaat keluar itu bisa.

Kini Hanna dan yang lain lebih sering Muncul, portal yang lebih muat untuk dimasuki oleh Hanna dan yang lain, terkadang 7 pendaki itu juga sering main kerumah Hanna. Dan sebaliknya. Dengan sering mengawasi seperti itu, kejadian sebelumnya tak akan kejadian kembali. Dan Hanna telah berjanji, dia tidak akan peduli jika ada yang menghilang disana lagi. Biarkan mereka mati disana.

Sudah diancam, disuruh, dan bahkan diberi sogokan sekalipun tetap ada yang melanggar. Orang² seperti itu yang menyebalkan, jika bukan dia yang mengalaminya sendiri dia tidak akan percaya.

____________________________________
■To Be Continued■
____________________________________

Heloww guys! Kembali lagi dengan 7 pendaki. Gimana kabar kalian? Sehat? Author sih kagak haha. Lagi musim penyakit nih, Author sekeluarga sakit semua. Oh ya Author lupa, walau udah lama berlalu tapi minal aidzin walfaizin ya guys! Maap kalo Author banyak salah. Extra partnya keknya panjang bngt g sih. Pertama kali Author nulis ampe 4000 kata😭 oke deh males bicara panjang lebar JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA! Author liat² Vote terbanyak tuh di part 5 yang author negur banyak yg liat tp kgk vote.

👇VOTE GES                       👇Komen Juga! Author kangen komen²nya

Continue Reading

You'll Also Like

AJENG (COMPLETED) By Ocha_Lis

Mystery / Thriller

884K 62K 71
"Kalau pun gue yang ngebunuh cewek sialan itu, gue nggak bakalan ngelakuin secara diam-diam. Gue bakalan bunuh dia didepan lo semua. Gue bukan pecund...
379K 25.8K 36
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
20.7K 1.6K 25
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
MONSTERS? By rachel

Mystery / Thriller

3.8K 232 24
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...