I Did [VMin]

By WinAshaa

6.7K 840 304

Ada yang tahu arti kebetulan? Berapa kebetulan yang pernah terjadi dalam hidupmu? Apakah kebetulan itu beraki... More

Prolog 00
Chapter 1 - Nama
Chapter 3 - Nomor
Chapter 4 - Tak Tidur
Chapter 5 - Bait kata
Chapter 6 - Canggung
Chapter 7 - Ingatan
Chapter 8 - Roti Isi
Chapter 9 - Aku cantik?
Chapter 10 - Hangat
Chapter 11 - Pintu
Chapter 12 - Api Unggun
Chapter 13 - Saingan
Chapter 14 - Kuyup
Chapter 15 - Aksi
Chapter 16 - Kakak datang!
Chapter 17 - Kembali
Chapter 18 - Pulang Bareng.
Chapter 19 - Kangen
Chapter 20 - Peduli
Chapter 21 - Jenguk
Chapter 22 - Pulang
Chapter 23 - Diikuti
Chapter 24 - Sibuk
Chapter 25 - Kembali
Chapter 26 - Makan Siang
Chapter 27 - Latu
Chapter 28 - Dia siapa?
Chapter 29 - Puzzle bertambah
Chapter 30 - Bercak Merah
Chapter 31 - Menyelamatkan
Chapter 32 - Dua orang aneh
Chapter 33 - Rahasia mulai terungkap
Chapter 34 - Jati diri
Chapter 35 - Penculikan
Chapter 36 - Barter
Chapter 37 - Terluka
Chapter 38 - Lengah
Chapter 39 - Titah
Chapter 40 - Nekat
Chapter 41 - Disekap
Chapter 42 - Tertangkap
Chapter 43 - Pertarungan
Chapter 44 - Dalang
Chapter 45 - Pembalasan
Chapter 46 - Kemarahan
Chapter 47 - Ganjaran
Chapter 48 - Rumah
Chapter 49 - Awal yang baru
Chapter 50 - Epilog

Chapter 2 - Pertama

275 37 21
By WinAshaa

#Day2
Clue : Teyan
Tercantum dalam KKBI, kata teyan memiliki makna "pemungutan atau pengumpulan uang."

Dengan kata lain, teyan memiliki makna yang sama untuk kata sinonim seperti donasi, amal, atau sumbangan.


POV Aruna

Malu? Risih? Tentu saja, tapi bagaimanapun aku tidak bisa memakainya lagi, ini benar-benar sangat basah dan bisa membuatku masuk angin. Sungguh jika saja tidak banyak orang di sini, aku pasti akan menegurnya karena melihatku dengan tatapan itu. Hei~ aku juga sama dengan kalian, sama-sama seorang pria. Tapi tatapan mereka seolah ingin menelanjangiku! Itu cukup membuatku tak nyaman.

Aku tidak pernah melupakan hari itu, dari sekian wajah yang ada di sana. Siapa yang menyangka pria berwajah kaku itu adalah ketua BEM yang sering dibicarakan teman-teman seangkatan ku? Dan dia juga menarik banyak perhatian dengan ucapannya yang terlalu lugas dan sering menohok. Tanpa aku sadari aku mulai tertarik dengannya, ya~ mungkin saja hanya tertarik seperlunya seperti untuk mengetahui bagaimana sifatnya apakah sesuai dengan yang orang perbincangkan.

Dan setelah hampir dua tahun, baru kemarin aku benar-benar bertatapan dengannya. Dari jarak itu aku bisa melihat detail wajahnya yang rupawan, pantas saja dia banyak yang suka, tapi menurut ku dia juga tidak terlalu buruk dan cukup sopan pada senior. Buktinya dia tersenyum ramah padaku, meskipun yang kulihat senyumannya itu aneh.

Dia seperti melamun, tapi mengangguk ketika kutanya. Entahlah, mungkin dia memang aneh? Terserahlah.

Fey memaksaku untuk makan siang di warung makan Galau yang letaknya di luar kampus. Aku tahu tempat itu tapi aku tidak pernah kesana, aku terbiasa di kantin kampus atau jika di luar kampus biasanya ke cafe yang agak jauh tergantung ajakan teman-temanku.

Ternyata cukup ramai di jam makan siang, jika bukan karena ajakan Feyra aku mana mungkin berada di sini. Ini membosankan menunggu sahabat ku yang ternyata sedang ada janji temu dengan seseorang dari fakultas lain yang akhirnya aku tahu itu adalah pacar baru Feyra.

Yah maksudku apa tidak ada tempat janjian lain? Apa pria itu tidak merasa aneh jika calon pacarnya, menunggu bersama pria lain? Ini sungguh kencan pertama Feyra yang buruk. Belum lagi para oknum yang melakukan teyan  silih berganti membawa kotak, terkadang perempuan paruh baya lalu beberapa menit selanjutnya sekumpulan anak remaja dengan halus dan sopan menyodorkan kotak dengan tulisan untuk pembangunan sebuah masjid atau anak yatim piatu.

"Fey, gua pindah ke meja lain ya? Nanti cowok lu dateng malah mikir yang nggak-nggak lagi."

"Yakin mau duduk di meja lain?" Fey menatapku ragu, dia seolah tidak ingin aku jauh-jauh darinya.

"Kenapa liatin gue kaya gitu?"

"Gua takut lu di culik Runa~ gue nggak bisa tanpa lu~ "

Hishh! Clingy sekali, entah kenapa dulu aku bisa dekat dengannya?

"Lu ga liat tadi mas-mas yang lagi teyan  tadi ngeliatin lu gimana? Kalo lu duduk sendiri gue meleng dikit pasti lu udah diculik gimana tuh."

"Astaga Fey, random banget si lu," potongku kesal atas statementnya

"Ya gimana."

"Stop! Cukup ya," pangkas ku sambil menempelkan telunjuk ku di bibirnya.

Kalau diingat lagi, bicara soal wajah cantik rasanya aku ingin menertawakan wajah Feyra saat kami masih SMA dulu, berbeda jauh dengan sekarang, bukan karena penampilannya dulu sangat berantakan, rambutnya pendek dan stylenya selalu seperti laki-laki, tapi kini dia jauh lebih feminim dengan make-up tipis dan rambutnya yang panjang. Dia cantik, tapi entah kenapa aku tidak ada ketertarikan lebih padanya. Toh meski wajahnya mengalami perubahan mulutnya tetap sama saja terhadapku. Kadang membuatku gemas.

Rasaku hanya sahabat, itulah jawabanku saat ada yang bertanya tentang kedekatanku dengan Feyra.

"Bilang dong sama temen eh pacar lu itu kita pindah tempat aja," pintaku pada Feyra. Setelah tampak berpikir sejenak lalu ia sibuk dengan ponselnya dan dengan senyum ia menarikku keluar dari sana.

Belum sempat kami pergi, dari arah pintu yang lain terdengar pintu terbuka juga. Seorang pria dengan kacamata dan rahang tegasnya menuju kemeja kami. Lumayan~ dia terlihat berwibawa dan kurasa cocok dengan sahabat ku yang agak urakan ini. Buru-buru aku melangkah menjauh dari meja di mana kami duduk, sampai akhirnya kakiku berhenti melangkah karena seseorang memanggilku.

"Lho nama kamu Van juga?"

Lagi, kebetulan yang cukup membuatku terkejut, namun detik berikutnya aku tersenyum karena pria di depanku lagi-lagi tertegun. Rambutnya kini diikat setengah ke belakang, menunjukkan garis rahangnya yang tegas. Ya Tuhan~ dia memang tampan! Dan senyum anehnya kembali kulihat. Itu sungguh lucu! Yak aku memuji laki-laki.

"Woy! Ditanya tuh sama senior, jawab kek."

Seseorang berpakaian cukup nyentrik menyikut perutnya, dan kini wajahnya kembali datar seolah dia tidak pernah tersenyum sebelumnya. Kulihat dia seperti menggumamkan sesuatu yang tidak bisa kudengar jelas, tapi sepertinya pria di sampingnya mendengar, dan tersenyum jahil padanya.

"Axcel Devantara."

Dia mengulurkan tangannya ragu-ragu padaku, dan kusambut dengan baik dengan sedikit senyuman.

"Aruna Jovandra."

"Wah beneran sama Cel, ada Van nya, jodoh kali lu- Aduh! Apaan sih!" pekik pria di samping Axcel mengusap kepalanya yang mungkin tiba-tiba geger otak karena terlihat Axcel memukul dengan niat bulat.

"Ga penting banget si lu," sanggah Axcel cepat.

"Em... Kakak duduk di sini? Boleh ga kita gabung? Soalnya nggak ada meja lagi yang kosong."

"Oh, boleh kok. Duduk aja, lagian dia juga sendiri kok," bukan aku yang menjawab tapi Feyra, pernyataannya jelas membuatku terkejut.

Dengan tatapan protesku Feyra mengerti, "Gue duluan deh Run, Aji udah nungguin nih, elu makan di sini aja sama mereka Axcel sama- " ucapan Feyra terhenti menunjuk teman Axcel.

"Arkan, orang paling ganteng di Fak.Hukum." dengan percaya diri dan cengiran aneh dia melayangkan kepalan mengajak kami untuk tos, sungguh canggung.

"Nah iya sama Axcel sama Arkan aja ya," sambung Feyra dan tidak menunggu jawabanku dia melenggang pergi. Sumpah serapah jelas langsung memenuhi kepalaku, awas kau Feyra. Tak ada yang bisa kulakukan sekarang selain mengelus dada.

Tak ada pilihan lain, kami duduk berhadapan, kemudian pria berkacamata hitam di kepalanya, yang memperkenalkan diri sebagai sahabat Axcel. Si Arkan, dia memintaku memanggil sahabatnya dengan Axcel saja agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi nantinya. Namun aku tahu celotehnya itu hanya untuk menyindir temannya atau mungkin aku yang mempunyai nama panggilan yang sama dengannya. Entah, siapa yang peduli.

Dan siang itu kami makan bersama dengan sedikit obrolan yang hanya didominasi oleh Arkan dan aku, karena Axcel hanya beberapa kali mengangguk dan menggeleng saja, ah jangan lupa ia juga terlihat beberapa kali menggumam. Entah apa yang ia gumamkan mungkin saja rasa menu di sini? Bisa jadi kan.

o0o

Aku tidak suka musim panas, itu begitu menyengat di kulit ku yang sedikit sensitif dengan sinar matahari. Terserah jika karena hal itu ada yang mengatakan aku seperti perempuan, nyatanya kulit ku akan gatal jika berkeringat dan akan muncul benjolan-benjolan aneh di sana. Aku tak suka.

"Lho belum pulang Run?"

"Nanti aja deh, masih panas banget di luar Fey."

"Astaga anak satu ini, eh gue bawa mobil kok, kali ini AC nya udah bisa nyala. Gimana? Mau ikut gue gak?"

Yes! Bibirku otomatis tersenyum lebar, Fey dengan mobilnya yang ber AC adalah penyelamatku!

Bergegas membereskan semua buku, dan ku ikuti langkah Fey keluar dari kelas. Sungguh, tinggal di kota sendirian itu cukup melelahkan, meski begitu aku menikmati kehidupan bebas ku di sini, yang tidak bisa kudapatkan di rumah.

"Gua liat-liat lu jadi deket sama si ketua BEM."

"Masa? Nggak tuh, biasa aja. Dia tuh ya kayak robot yang kalo ga disuruh ngomong, ga bakal ngomong tau."

Fey tertawa kencang, padahal aku jujur soal ini. Axcel benar-benar definisi orang kaku! Tapi dia tampan.

Eyy~ kenapa juga aku muji-muji dia terus?

"Kenapa lu?" tanya Fey melihatku terdiam.

"Nggak papa, cuma agak ngantuk aja."

"Ya udah tidur aja, rumah lu masih jauh juga."

"Nggak, gua temenin lu ngobrol aja."

Banyak yang kami bicarakan, tentang hubungan Fey dan Aji dan beberapa hal random lainnya. Kupikir sudah seharusnya kami memiliki kehidupan yang lebih privasi sepertinya, dan aku senang karena Fey kini banyak berubah terutama penampilannya ketika dia jatuh cinta.

Lalu apa aku akan berubah juga jika jatuh cinta?

Kira-kira pacarku nanti akan seperti apa ya?



-

Yyeeey hari kedua guys.. Nyengir dulu ah. Tq buat IfaDita masih bersama di hari kedua ini. Di chapter 2 ini masih ringan juga. Btw kalean suka ada nc nya atau enggak nih?

Buat kaliam para Army, peace plis. Kita semua cinta member BTS. Tidak ada maksud tertentu saat kita memasangkan/mengCouple kan mereka. Di nikmati aja yes?

See u next chapt tomorrow.

Continue Reading

You'll Also Like

306K 29.9K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
1.8M 58.2K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
2.3M 105K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
408K 9.7K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...