Bad The Geng

By chihamusen

286K 3.4K 340

Meera kira the geng cowok yang pernah menolongnya akan mau berteman tulus dengan dirinya, akan tetapi salah s... More

Getaran Candu?!
Dada yang menantang?!
Cumbuan panas?!
Tempat Gelap Bercinta?!
Terima Hadiah?!
Seseorang yang datang!?
Permen Manis dimulutnya?!
Pengen Ngenwe?!
Telan sayang?!
Mencuri sesuatu?!
Sebuah Apartemen!?
Kaos dan Bercak noda?!
Penguntit!?
Ketergantungan nafsu?!
Olahraga Bersama?!
Menjadi lebih baik
Menggigit manis.
Gadis kesayangan?!
Janji Susu?!
Hubungan sesuatu?!
Sebuah Rencana?!
Siasat buruknya?!
Maaf Terlambat?!
Kaden VS Yurra
Mengambil kesuciannya?! ⚠️
Shit! Brother Love?!
Jalang incaran?!
Mafia Family!?
Usapan Bibirnya?!

Sentuhan terlarang?!

43.1K 300 6
By chihamusen

AYO KOMENTAR DAN VOTE YAA!! BIAR UPDATE NYA RAJIN....

DITUNGGU DARI KALIAN SEMUA!!

Sudah satu minggu lamanya Meera masuk bersekolah setelah kepindahannya sebagai murid baru pilihan yang mendapatkan kesempatan jalur beasiswa terbaik. Tempat yang penuh bergengsi tinggi dan secara terhormat dikalangan para anak-anak borjois.

Meera yang sudah disana mungkin ia tidak akan tenang sebab ia merasa sedang bermimpi entah apa itu indah atau parahnya hal buruk baru saja akan dimulai dalam hidupnya sampai ia bisa kesini, hanyalah sebuah keberuntungan yang tak diharapkan kebetulan jatuh menimpa dirinya.

"Sialan harus sampai kapan aku seperti ini sama mereka?!" batin Meera tertekan saat geng cewek pembully dikelasnya hampir setiap hari melakukan penindasan kejam terhadapnya.

Hanya karena Aku bau orang miskin dan tidak punya apa-apa kenapa mereka terus saja memerasku tanpa habis? Padahal satu-satunya cuma ada tersisa 500 perak yang berharga di kantong seragam dalam dadaku yang sudah susah payah kusembunyikan diam-diam tapi?! Tetap saja bisa dirampas juga dengan mudah hanya untuk membeli sebutir permen Kiss merah di luar kantin sekolah?! gumam batin Meera tak terima namun ia hanya bisa pasrah.

"Meera cepat belikan sekarang juga mulut gue harus dicuci harum sebelum cowok gue datang!!" bentak Rhea yang ditemani oleh kedua temannya yang terkenal sadis. Dan sialnya Meera menjadi sasaran target para cewek itu.

"Ta-tapi..." Meera melirik sekilas ke arah jam tangan salah satu dari mereka yang menahannya yang menunjukkan waktu tak begitu banyak untuk segera mengikuti pelajaran baru.

"Oh gak mau ya? Mau nih tali kutang Lo gue tarik sampai kedua bagian buah dada Lo ikutan keluar baru Lo nurut gitu?" ancam Rhea sadis yang sudah dipegangi oleh Yura agar Meera tak bisa kabur sampai harus menuruti perintah sesuka hati mereka.

"I-iya iya aku mau! Dan bakalan cepat belikan permennya sesuai perintah kalian." jawab Meera cepat.

"Bagus. Pinternya dasar anak anjing jelek!!" ujar Della tersenyum imut sambil menepuk-nepuk kepala Meera dengan cukup keras membuat dia harus menundukkan kepalanya terpaksa dengan sedikit sakit.

"Dasar gila! Bisakah kalian mati saja tanpa harus mengganggu ku dulu?!" kesal batin Meera dalam hati hampir habis kesabaran.

"Buruan sana enyah Lo!!" usir Rhea sambil mendorong tubuh Meera keras untuk segera keluar dari kelas mereka. Padahal jam masuk sekolah sebentar lagi akan berdering, tapi Meera harus keluar secepat mungkin untuk membelikan permen Kiss atau Karet itu agar sebelum keinginan Rhea yang kembali suka berubah-ubah itu akan lebih merepotkannya lagi dari hal ini.

Dasar bau sampah!

Anak buangan!

Babi Jalang!

Cukup! Mendengarnya saja bisa membuat telinga Meera sakit tuli ketika geng hits Rhea mencelanya dengan umpatan lebih kasar. Lebih baik Meera membungkam sementara mulut busuk Rhea dengan permen kecil itu sebelum cemoohan mereka akan semakin senang melukai perasaan hatinya.

"Whooa... Santai aja santai dong gue hampir jatuh nih kesenggol toket lu!!" ucap seorang cowok bertopi yang baru saja datang bersama keempat temannya yang lain. Tiba-tiba mereka terlihat seakan mulai mengerubungi Meera tepat didepan pintu kelasnya. Sedangkan para cewek itu tadi langsung membulatkan matanya ikut terkejut.

Bahkan cowok berkacamata itu seketika menatap penuh tajam sekilas ke arah geng Rhea yang mampu membuat ketiga cewek itu langsung meneguk liur mereka masing-masing dan cepat beranjak lari kembali ke arah bangkunya.

"Sialan Adhery melototin kita! Cepat kita balik sebelum dia marah sambil ngamuk-ngamuk!!" bisik Della buru-buru menarik Rhea yang seakan mematung takut saat melihat mata legam cowok itu berkilat nyalang.

Lalu Meera pun mencoba mundur perlahan dan sedikit beringsut saat jalannya hampir tertutupi oleh kedatangan mereka yang berbadan besar dan jangkung berdiri seolah menghimpit tubuh kecilnya diantara para teman lelaki itu saling berhadapan didepan pintu kelas mereka.

Meera tak berani menatap mereka sama sekali saat tahu itu geng Bangs yang paling disegani oleh semua murid disekolah ini termasuk geng Rhea tadi mendadak ciut dan tak mau berurusan lebih lama dengan  mereka.

"Tunggu sebentar, kancing baju Lo terbuka. Gue kancingin dulu ya." ujar Enggar lembut menahannya, lebih dulu tangannya bergerak cepat tanpa persetujuan ke arah dada Meera yang terlihat sedikit menyembul ingin keluar yang sempat diganggu oleh Rhea tadi sebelumnya tadi begitu cewek itu berusaha mengambil paksa koin kecil itu didalam kutangnya.

Rivanca menatap datar dan Adhery berdehem kecil saat Meera merasa begitu kikuk. Sedangkan Gaztra hanya tersenyum simpul ikut memperhatikannya lebih dalam.

Meera cukup kaget lalu mengeratkan pegangan tangannya pada seragam bajunya tadi. Ia menundukkan wajahnya sangat malu dan segera berlari menjauhi para lelaki  menakutkan itu.

"Eh tunggu dulu! Hati-hati Itu tali bra Lo mau keinjak---?!" Meera langsung membuka lebar matanya tanpa ingin melihat ke arah cowok itu tadi dan tiba-tiba saja dia jatuh tersandung oleh kakinya sendiri.

"Tuh kan kan barusan dibilangin bego!!" dengus cowok itu.

"Tali sepatu goblok! Lo ngomong gak benar dah makanya dia nyungsep duluan tuh gara-gara lidah Lo kelilit mulu sama kawat gigi aneh lo itu!!" Koreksi Kaden agak emosi mendengar ucapan absurd temannya itu yang selalu mengecohkan.

"Itu duarr balon gemes punya Lo gak pecah kan?!" ringis Gaztra mulai ambigu sedikit mengkhawatirkan kondisi keadaan Meera saat ini.

Meera segera bangun dan tak mau mempedulikan mereka yang sempat memperhatikan dirinya tadi lebih intens. Ia bangkit sendiri dengan perasaan malu yang membuncah hebat naik ke wajahnya.

"Lo apain dia tadi? Awas aja Lo sampai ribut didepan gue lagi, muka Lo gue tandain dan hidup Lo gak akan aman habis ini!!" ancam Adhery saat masuk dan melewati sebentar geng cewek tadi pembullynya Meera.

Rhea hanya bisa terdiam sambil menggelengkan kepalanya pelan lalu mendengus kesal begitu Adhery berlalu dengan para temannya yang lain ikutan menatap penuh sinis.

"Lo tadi lihat gak? Kasihan sih Meera. Gue pengen jadi abangnya dia biar Meera bisa bahagia selamanya." kata Enggar sambil sedikit berkhayal.

"Alasan Lo! Pasti ada maunya!!" cibir Sevan jengah.

"Jangan berisik Rivanca lagi tidur." Kaden menegur mereka sebentar sebelum melirik ke arah Adhery yang membenarkan kacamata ketika cowok dingin itu mulai membaca bukunya dengan serius.

****

Pelajaran olahraga sedang berlangsung Meera disuruh paksa berkeliling lari memutari luasnya lapangan sekolah mereka. Sebanyak sepuluh kali lalu ditambah sepuluh putaran lagi sebagai hukuman yang diterimanya karena tak memakai baju olahraga. Bukan lebih tepatnya baju Meera dirampas lagi oleh Rhea yang ketinggalan bajunya.

"Cuma dia ya yang gak pakai baju olahraga, emang enak tuh kena hukuman pak Ody. Untung dia gak masuk ke kelompok kita. Gue sih ogah banget ngajakin dia gabung." ujar Rhea.

"Iyuh banget deh! Kita ngajakin dia berteman paling buat jadiin dia jadi babu doang." kata Della. Mengingat saat Meera pertama kali datang masuk ke sekolah mereka. Geng Rhea langsung menyambutnya dengan baik. Lalu setelah guru tidak ada. Barulah kelihatan sifat gelap asli mereka yang sering merugikan dirinya.

"Rasain tuh! Siapa suruh Lo bikin kita kena imbasnya. Untung Adhery gak marah. Bisa-bisa kita dapat masalah besar lagi nanti." ujar Yuraa.

Sambil memperhatikan Meera yang baru saja selesai berlari. Rhea menyuruh Meera kemari mendekatinya.

"Meera gue punya permintaan..."

Meera mendongak sebentar saat Rhea seakan memelas padanya membuat Meera sedikit berbinar senang dan mengira kalau mereka akhirnya akan mau berteman dengan baik pada dirinya.

"Maaf...." Rhea seolah memasang wajah memohonnya entah apa itu Meera tak begitu yakin tapi ia ingin mendengarkanya lebih jauh.

"Maaf? Maksudnya kamu beneran mau minta maaf gitu?" ulang Meera penuh harap. Della berdecak tak percaya. Yurra sedikit terkejut sambil menyenggol Rhea agar cewek itu cepat tersadar atas barusan apa yang dia katakannya pada gadis itu.

"Lo mau gak sentuh badan cowok yang ada disana itu? Kalau Lo berhasil, gue bakalan minta maaf tulus sama Lo dan kita bakalan berteman baik dengan serius." Lanjut Rhea sambil tersenyum.

Meera ikut menoleh sebentar ke arah gerombolan para cowok disana lalu matanya membeliak terkejut sebentar namun ikut tersenyum senang, "Cuma itu doang kan? Kalian serius mau temanan sama aku? Tapi aku sih cukup minta kalian gak bakalan ganggu aku lagi. Cuma itu sih yang aku mau." ia kembali menatap ke arah geng Rhea dengan anggukan kepala antusias membuat Rhea sedikit melotot.

"What!? Lo serius Rhe?!" kaget Della tak mengerti maksud cewek itu meminta hal seperti itu pada Meera.

"Iya beneran lah! Emangnya gue bercanda hah?!" bentak Rhea jadi kesal saat lebih melihat ekspresi Meera seperti sedang kegirangan begitu ia menunjuk ke arah cowok yang berbeda dari kelasnya.

"Udah sana cepat buruan sebelum tuh cowok pada pergi." ucap Rhea. Meera segera bangkit dari duduknya lalu mulai berjalan ke arah gerombolan anak lelaki yang sedang asik berkumpul sehabis bermain.

"Seandainya Elion masuk dikelas kita. Pasti bakalan lebih seru dan lengkap sudah cowok-cowok ganteng dikelas kita gak bakalan bosan liatnya. Duh mabuk asmara gue!!" Rhea memegangi wajahnya yang mulai merona.

"Tapi Lo kenapa jadi nyuruh Meera dekatin dia sih? Gue gak sudi tuh Meera malah dapat untung tahu!!" Protes Della semakin jengkel.

"Gue setuju banget!!" sahut Yurra

"Diem dulu deh kalian berdua! Biar harga diri Meera tuh semakin diinjak karena udah berani nyentuh tubuh cowok sembarangan dari anak kelas sebelah tahu,," kata Rhea kemudian tersenyum penuh licik.

"Keren juga ide Lo,," Puji Della yang kini baru tahu maksud dibalik otak Rhea.

"Pasti 'kan anak-anak cowok dikelas kita lebih memihak temannya si cowok itu. Itu karena salah Meera sendiri yang udah buat Adhery jadi ngancem kita juga." jelas Rhea yang masih teringat kejadian dikelas tadi.

Meera lebih dulu menarik napasnya sebentar sebelum akan sampai ke depan sana.

"Pasti akan berhasil! Ini demi ketenangan aku juga. Agar Rhea gak gangguin aku terus, lagi terlebih disana ada orang yang aku sukai. Syukurlah Rhea memilih dengan tepat sasaran jadi aku gak takut kalau harus mendekatinya juga." gumam Meera memekik senang dengan tatapannya yang berbinar.

"Sialan! Kalau Meera berhasil! Kita yang rugi!!"

"Semoga aja Meera salah orang!!"

Jantung Meera semakin berdebar kencang. Sebenarnya ia belum terlalu siap untuk menghadapi cowok itu. Tapi mau bagaimana lagi Meera harus membuktikan kalau dia tidak akan diremehkan oleh geng Rhea.

"Gawat aku belum siap ketemu langsung liat muka dia." Meera tiba-tiba gugup menundukkan wajahnya dan mendadak nyalinya mulai ciut.

"Ohiya! Aku harus tutup dulu muka ku!!" kata Meera bersiap-siap. Lalu Meera pun menggunakan tangan yang hampir menutupi seluruh bagian wajahnya. Bahkan Meera pun berjalan dengan  tak benar sambil tangan satunya mencoba meraba ke segala arah agar ia tidak terjatuh langsung begitu ia hampir telah tiba dihadapan para anak-anak cowok populer di sekolahnya.

"Eh dia mau ngapain tuh?" bisik salah satu anak cowok begitu heran melihat kedatangan Meera.

"Ada apa?" bingung Gaztra merasa sedikit aneh ikut mengangkat sebelah alisnya heran.

Meera tak berani melihatnya secara langsung ia lebih menggigit bibirnya agar tak perlu bersuara. Bahkan Meera pun memalingkan mukanya ke arah lain yang masih tertutup rapat oleh tangannya itu. Lalu tangan Meera akhirnya berhasil memegangi salah satu tubuh atletis hot proposional seorang anak lelaki yang ingin diincarnya.

"Anjirr gila Lo! Mau ngapain pegang-pegang tubuhnya Rivanca heh?!"  kaget mereka kompak membuka lebar matanya seketika.

"Hah?! Rivanca? Jadi itu bukan Elion nih! Gawat! Kenapa jadi salah orang sih?!" Selamat doa geng Rhea terkabul. Meera pun mendongak ngeri untuk menatap wajah datar lelaki itu.

Ia tarik kembali tangannya dari tubuh sixpack Rivanca yang baru saja mengangkat bajunya saat ingin mengelap keringat basah di wajah tampannya itu jadi terhenti sesaat. Tak lupa sisi samping muka Meera ia tutupi cepat agar Elion tak dapat melihat dengan jelas siapa dirinya kini berhadapan ketika cowok itu ikut melihatnya juga.

"Kenapa tiba-tiba jadi kamu muncul sih?!" pekik Meera hanya menatap Rivanca dibalik ruas jari-jari tangan sebelumnya tadi hampir separuh mukanya ia tutupi. Ia bahkan lupa untuk melirik Elion yang berdiri di sekitarnya.

Meera berdebar semakin kencang saat matanya hanya bisa terfokus pada cowok datar itu, Rivanca yang kemudian menyeringai tajam membuat Meera harus menelan ludahnya.

"Ikut gue sekarang!" titah lelaki itu dingin.

"Mampus Lo Meera!!" Rhea tersenyum puas dari kejauhan.

Meera ditarik paksa oleh Rivanca entah kemana cowok itu akan membawanya. Sebelum benar-benar akan pergi Meera sempat melambaikan tangannya sebentar ke arah Elion yang hanya sedikit bingung, pun ikut membalas lambaiannya juga.

"Gak usah dipedulikan biarin aja tuh." ucap Kaden malas. Enggar hanya mengendikan bahunya acuh.

Sesampainya ditempat sepi koridor. Rivanca mendorong tubuh Meera hingga punggung gadis itu sedikit membentur tembok.

"Kenapa gak diteruskan? Nanggung amat! Sentuh sampai bawah! Biar Lo lebih tahu gak penasaran lagi gimana kerasnya gue buat nahan tegang karena ulah tangan lancang Lo yang barusan tadi udah berani nyentuh tubuh gue!!" ujar Rivanca mulai terdengar serak memojokkan Meera yang kini jantungnya hampir lepas mendengar penuturan ambigu dari cowok itu.

"Gue tahu Lo pengen ngerasain bercinta sama gue kan?! Ayo kita selesaikan! Gue cuma kasih Lo satu kali kesempatan seumur hidup." lanjut Rivanca dengan raut datar memberikan tatapan tajamnya.

Meera terkejut bukan main. Bagaimana bisa Rivanca berkata seperti itu pada seorang cewek yang Meera tahu Rivanca terkenal kalem dan datar kini tengah meminta sesuatu hal yang gila padanya.

"Aku nggak bermaksud gitu... Ini cuma salah paham sumpah! Aku nggak sengaja beneran kamu harus percaya sama aku,," kilah Meera mulai begitu panik.

"Cepat gue lagi sange bangsat!!" geram Rivanca yang langsung menarik kasar tangan mungil Meera dari wajahnya itu ke arah bagian vital milik cowok itu tanpa tahu malu. Bahkan bisa terlihat wajah Rivanca seakan sedang menahan nafsunya.

"Kocokin pake tangan bayi Lo itu sebelum mulut Lo yang gue kotorin jadi tempat kencing gue!!" desaknya tak sabar. Meera menelan ludahnya shock. Ia sempat terdiam mematung kaku namun tangan Rivanca kini seakan mulai menuntunnya bergerak lebih dalam pada area bagian sensitif tepat pada pangkal paha cowok itu sendiri.

Bersambung.....

TBC....

14 Mei 23

Continue Reading

You'll Also Like

195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
37.6K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
824K 87.1K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
163K 15.6K 38
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...