HWA GI-SSI (END)

Від firma_afika

6.4K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... Більше

Pengenalan Tokoh
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate
21. (Masa Lalu) Pencegatan
22. (Masa Lalu) Menginap
23. (Masa Lalu) Menginap 2
24. (Masa Lalu) Kencan bertiga
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
40. Penjebakan (2)
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
48. Kembali Ke Korea
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu

534 68 23
Від firma_afika

#Day1

Clue: kenes Arti kenes di KBBI adalah: lincah dan menawan hati (tentang sikap anak kecil) banyak bicara dan banyak tingkah yang menyenangkan.


Chapter 1

Gwangju-Korea Selatan 2018

Apa yang membuatmu bangga dalam hidup? karir yang bagus? harta berlimpah? wajah yang indah tanpa cela? apapun bentuk mimpi dan cita-citamu jika terwujud dalam hidup, itu pasti menjadi sebuah kebanggaan bukan? lalu bagaimana dengan seseorang yang hanya bertahan dengan mimpi dan cita-cita untuk hidup namun mimpi itu sudah dihancurkan dari awal.

Dia tidak memiliki keluarga yang mapan, keuangan rumah tangga yang tidak terlalu bagus bahkan keluarga yang tidak utuh tapi dia memiliki cita-cita yang sederhana ingin lulus sekolah lalu kuliah dan setelahnya memiliki pekerjaan yang bagus.

Ya, sesederhana itu namun sebagai pelengkap rasa bahagianya kala masih remaja dia juga memiliki rasa suka untuk seseorang, Choi Hwa Gi pemuda manis namun tidak terlalu menonjol di sekolah telah menyukai Go Shin Woo pangeran tampan dan sempurna di mata semua orang. Ini perasaan yang tidak mungkin dia tunjukkan. Selain dari bentuk kesadaran diri karena tingkat kasta kehidupan mereka yang jauh berbeda, Hwa Gi juga sadar pada orientasi seksnya yang menyimpang. Ini tidak mungkin diterima bahkan mungkin akan dicela.

Walaupun zaman sekarang banyak orang yang terbuka pada hubungan sesama jenis, tapi tetap saja Hwa Gi terlalu takut menunjukkan perasaannya. Seperti kutipan yang pernah Hwa Gi baca, "Percaya diri memang bagus tapi sadar diri juga jauh lebih penting."

Hari-hari Hwa Gi berjalan seperti biasa, sekolah, bekerja di toserba lalu pulang ketika waktu bekerja sudah habis, kadang kala dia juga mengambil jam lembur untuk berjaga di toko hanya untuk menghasilkan uang tambahan. Musim gugur di kota Gwangju berlalu begitu saja.

Daun kering berguguran tertiup angin, suhu cuaca juga mulai terasa mendingin ini mungkin dikarenakan musim dingin yang hampir tiba. Tawa anak-anak di taman bermain pun sudah mulai tak terdengar karena cuaca yang tidak begitu bagus.

Hwa Gi berdiri di bawah pohon maple yang tumbuh dekat dengan toserba. Dia memandang daun maple merah tersebar di tanah. Satu tangan menggenggam buah kalung berbentuk bidadari kecil bersayap yang melingkar di lehernya, bermain-main di sana, "Huft … ini melelahkan tapi aku harus bekerja," gumamnya pelan lalu berjalan menuju toserba. Berlari-lari kecil bagai anak remaja yang riang, terlihat kekanak-kanakan.

Kala itu semua nampak normal, senyum Hwa Gi terlihat cerah dan hangat ketika menyambut pelanggan toko, "Hwanyeong hamnida," sapanya sambil membungkukkan badan.

"AnnyeongKenes Haha," ucap Bibi Jung menyapa Hwa Gi. Dia adalah wanita paruh baya tetangga Hwa Gi yang pernah tinggal di Indonesia sewaktu masih muda. Kadang-kadang Bibi Jung mengajari beberapa kata asing dari negara itu.

Hwa Gi memasang ekspresi cemberut pasalnya Kenes adalah julukan dari Bibi Jung untuknya ketika dia masih kecil. Awalnya dulu Hwa Gi kecil marah mendengar julukan itu namun setelah tau arti sebenarnya dari kata asing tersebut adalah anak yang menawan hati dia pun berhenti marah. Namun sekarang Hwa Gi sudah dewasa dipanggil dengan sebutan Kenes di tempat umum dia sedikit merasa malu. Bahkan pelanggan lain juga terlihat bingung dengan kata itu.

Alhasil Hwa Gi hanya bisa berucap, "Bibi berhenti memanggilku begitu aku bukan anak yang menawan lagi tapi pria tampan yang menawan." Hwa Gi tersenyum memamerkan deretan giginya yang putih.

Sore itu sinar mentari hangat masih berhias indah ketika dia bersenda gurau dengan pelanggan namun Hwa Gi tidak tahu setelah musim dingin tiba neraka terburuk menghampiri hidupnya.

***

Dogenzaka – Shibuya Jepang 2023

Shibuya, tempat hiburan malam populer di Jepang, gemerlapnya dunia malam, diskotik bertabur wanita cantik, musik disko yang menghentak merupakan panorama yang biasa dijumpai di kawasan ini. Kawasan Shibuya terbagi menjadi dua wilayah, yakni bagian yang gemerlap dan bagian yang dipenuhi lorong-lorong dengan penerangan lampu temaram disebut Dogenzaka.

Dogenzaka adalah pusatnya industri alat-alat seks di Jepang. Di tempat ini, bisa ditemukan toko-toko yang menjual peralatan seks beraneka ragam. Mampir ke sudut-sudut Dogenzaka, juga terdapat love hotel atau rumah-rumah bordil salah satunya adalah Bloomsbury yang mengusung tema tradisional Jepang yang mengharuskan para pekerja seksnya mengenakan pakaian Oiran.

Di dalam ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang dengan pakaian Oiran merah menyala, mata berona merah cantik memasang ekspresi wajah bosan dan tatapan penuh goda. Hwa Gi jelas mampu menggaet siapapun peminat penjaja seks malam.

Rambut panjang menjuntai itu jelas palsu, menyebar di antara gaun Oiran yang jatuh setengah di atas punggung mulus nan elok, kulitnya terlihat sempurna dengan tato wanita bersayap menyebar menutup separuh punggungnya. Dia seorang ratu di tempat ini dengan gelar Queen namun tidak lebih hanyalah sampah di dunia luar.

"Konbanwa Hwa Gi-sii," suara pelanggan terdengar.

"Ha'i…  masuklah." Suaranya tidak lembut sama seperti laki-laki pada umumnya tidak dibuat-buat seperti perempuan.

"Mengapa kau ingin dipanggil Hwa-gi-sii padahal kau berada di Jepang. Seharusnya akan lebih manis jika Aku memanggilmu Hwa Gi-chan emm?" lelaki itu merayu dengan mulut bau asap rokok.

"Tidak, aku orang Korea, aku hanya ingin dipanggil Hwa Gi-sii, agar aku selalu ingat cerita di balik namaku, di mana tempatku berasal dan juga sesuatu yang buruk pernah terjadi padaku." Hwa Gi tersenyum simpul di bibir merah, tetapi senyuman tak pernah sampai ke mata.

"Hwa Gi-ssi, punggungmu sangat indah ..." ucap seorang laki-laki tua sambil membelai punggung Hwa Gi yang hampir telanjang.

"Ini milikmu, nikmatilah."

"Apakah bibir ini juga?" jemari kasar itu membelai bibir si pria cantik.

"Jangan pernah berharap lebih Pak tua." Hwa-gi memang hidup sebagai penjaja seks tapi dengan satu syarat bahwa tidak ada satu orang pun yang boleh menciumnya. Mereka boleh melakukan apa saja pada tubuhnya tapi tidak dengan bibirnya.

"Aku akan menyerahkan tubuhku, tapi tidak dengan bibirku." Kurang lebih seperti itulah ucapan Hwa Gi pada mucikari yang dulu menawarkan pekerjaan ini padanya.

Jepang adalah negara yang indah dengan musim gugurnya, di mana bunga sakura berwarna merah muda akan menjatuhkan kelopaknya satu persatu dan terbawa angin. Pada akhirnya, sesuatu yang indah akan hilang begitu saja. Bukankah ini juga menggambarkan bagaimana hidup Hwa Gi saat ini? rasanya kemarin hidupnya masih lah sangat indah. Berjalan di bawah salju, menulis cerita di buku bagaimana dia sangat mencintai seseorang.

Namun sekarang, bahkan dia berjalan di bawah sakura yang berguguran bukan untuk menikmati keindahannya. "Punggung yang indah, huh!" Hwa Gi mendengkus.

"Kenapa sesuatu yang indah itu selalu menyakitkan?" Tanya Hwa Gi pada dirinya sendiri.

Hidup Hwa Gi mengalami jungkir balik 180 derajat, sangat berbeda saat lima tahun yang lalu ketika dia masih berada di Korea sekarang yang ada hanya aroma seks dan uang yang harus dikumpulkan. Sikapnya dingin dengan wajah teramat cantik melebihi perempuan jika dia berdandan seperti Oiran memberi kesan misterius namun juga seksi di mata pelanggan.

***

Hwa Gi pov
*****

Kurasakan permukaan yang keras dan dingin, telapak tangan menyentuh lantai ubin yang kasar, bergesek pelan mencari rasa sekaligus menebak-menebak di mana tubuhku terbaring lalu kucoba membuka kedua mata yang terasa sangat berat. Rasanya ingin selalu tertutup saja tapi samar-samar kudengar seseorang tertawa, tidak … bukan seorang tapi sekumpulan anak laki-laki.

"Hahaha… hey bocah! kau terlalu cengeng, ini baru satu pukulan kenapa sudah mau pingsan! AYO BANGUN!" bentak salah satu murid.

Deg … jantung serasa hendak melompat dari tempatnya. Di depanku ada orang yang sangat familiar, mereka adalah orang yang paling kubenci dan tempat ini adalah ruangan ketika aku dilecehkan, lampu sorot dan kamera mengarah padaku. Semua anak laki-laki bejad itu merusak tubuhku. Mereka tertawa terbahak.

"Kenapa? Kenapa mimpi ini kembali lagi, kumohon bangunkan aku dari mimpi buruk ini!"

Tubuhku kaku tak bisa bergerak, bahkan berteriak pun tak mampu. Salah satu murid menyeringai dengan tatapan sadis yang amat kutakuti, Ia berjongkok di dekatku, asap rokok mengepul dari mulutnya, lalu kemudian dengan senyumannya yang memuakkan dia mengarahkan puntung rokok yang tadi dia hisap ke arahku, lebih tepatnya ke dadaku yang sudah perih karena injakan kakinya. Puntung rokok berwarna merah itu semakin dekat, baranya Ia jentikkan. Rasa perih memercik membuatku meringis.

Kurasakan tendangan keras lagi membuat tubuhku terbalik dengan wajah menghadap lantai. Mereka tertawa terbahak saat melucuti celana dan baju seragamku. Kudengar salah satu orang membuka resleting celananya. "Bukankah kamu gay? bagaimana jika aku mencicipi pantat indahmu lebih dulu?" Aku berontak lagi tapi kedua tangan dan kakiku di tahan sangat kuat.

"ARGHH!" sontak aku terbangun dari mimpi buruk. Mendudukan bokong di atas kasur sembari menetralkan degup jantung serta nafas yang ngos-ngosan. Cukup lama itu kulakukan jika mimpi buruk ini datang.

"Uzai! (Menjengkelkan!)" padahal kejadian itu sudah sangat lama, tapi mimpi buruk ini selalu saja datang menghantui. Marah dan kesal pun menjadi satu. Aku mengambil rokok yang tergeletak di atas meja lalu menyelipkan satu di bibir dan menyalakannya dengan pemantik. Satu tarikan nafas, menyesap aroma tembakau lalu menghembuskannya perlahan.

Asap rokok mengambang di udara.

Aku mengalihkan pandangan pada kaca yang berada tepat di depan ranjang melihat tubuh mengenakan pakaian Oiran merah menyala namun sudah acak-acakan. "Manusia rendahan!" makiku pada diri sendiri. Kuarahkan punggung setengah telanjang pada cermin menampilkan punggung penuh tato bidadari bersayap. "Ck… punggung yang indah katanya?"

Cukup lama menganiaya diri sendiri dengan tatapan menghina di depan cermin, Aku berjalan menuju kamar mandi dan kembali menatap pantulan diriku di depan cermin besar, betapa menjijikannya saat melihat banyak tanda merah di leher hingga dada lalu kuambil  shower dan membiarkan air mengalir membasahi rambut hingga seluruh
tubuhku.

Aku mulai bergerak gelisah dan tidak dapat mengendalikan diri. Kuku panjangku mulai menggores bagian leher hingga dada. Perasaan menjijikan menguasai diriku, rasa sakit dan benci mendominasi. Aku menggosok tanpa ampun tanda-tanda kemerahan itu hingga menyisakan luka.

Siapa yang tahu, di balik sikap angkuh dan dinginku, aku tetaplah Hwa Gi yang hidup dengan rasa sakit. Terkadang  sesaat merasa bangga terhadap diri karena telah bertahan untuk hidup, tetapi di sisi lain aku juga merasa semakin hancur. Membayangkan seberapa banyak laki-laki yang telah menjamahku, terkadang membuatku muak.

"Hidup itu sulit, tapi mati pun tak akan membuatku tenang."

***

Normal pov
*************

Pagi ini Hwa Gi berjalan di bawah guguran bunga sakura, memikirkan apa yang akan dia makan hari ini. Musim gugur yang dingin, tak ada bayangan tentang apapun yang harus dia makan. Akhirnya dia masuk ke dalam sebuah minimarket, mengambil beberapa onigiri dan juga bir.

"Huhh, orang gila mana ada yang meminum bir di pagi hari." Gumamnya pelan.

"Tapi ini lebih baik daripada mati kelaparan." Seolah dia mengatakan bahwa dia makan bukan karena dia lapar, tapi hanya untuk memastikan dia tetap hidup. Entah apa yang ada di depan sana, karena ketika dia memikirkan kematian, dia selalu merasa akan ada sesuatu di depan sana yang menantinya dan itu lebih baik dari kematian.

Drtttt … Drrrtt ... ponsel di saku jaket Hwa Gi bergetar. Hwa Gi segera melihat pemanggil dan itu dari rumah sakit dengan mulut penuh makanan dia mengunyah cepat sembari menggeser tombol jawab, "Mosi-mosi…"

"Apa? baiklah aku akan segera kesana. Arigatou Gozaimasu," ucap Hwa Gi setelahnya panggilan terputus dia menenggak bir kalengan hingga tandas lalu segera pergi menuju rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, kaki jenjang Hwa Gi menapaki dinginnya lantai lorong rumah sakit yang hampir setengah tahun ini ia kunjungi siang dan malam. Di dalam sebuah ruangan terbaring seorang wanita tua kurus, wajahnya selalu bertambah pucat setiap harinya. Dia adalah Ibu Hwa Gi, wanita yang telah melahirkannya namun juga sempat meninggalkannya ketika masih kecil. Masa kecil Hwa Gi terlewati tanpa sentuhan tangan dari seorang Ibu.

Walaupun begitu wanita ini datang di waktu yang tepat.

"Eomma, kau harus sembuh, aku akan melakukan apapun untukmu." Hwa Gi menatap kertas hasil diagnosa penyakit kanker Ibunya yang kini bertambah parah.

Tbc

Продовжити читання

Вам також сподобається

Gay-Sha Від Gaachan Nistah

Романтика

180K 34K 18
Hana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya u...
115K 9.5K 46
[selesai] Happy ending Kisah baru dimulai. Dipungut lalu dibuang. Lima belas tahun kembali bertemu. Apakah ia mampu membunuh bangsawan yang telah me...
11K 1K 24
[Boys Love] "Please believe me...." © januseve, 2021. ㅡ Mulai: 18 Oktober 2021 Selsai: 26 Desember 2021 Terima kasih sudah baca🤍 DON'T FORGET TO F...
[BL Ver.] Runaway (Complete) Від Rui

Історичні романи

163K 22.4K 39
Warning 18+ content! Karena ulah Patih Gandatala yang melakukan pemberontakan, kerajaan Kertalodra dalam prahara. Lalu bagaimana nasib panglima besar...