"Gue kira Lo nggak jadi balap karena nggak di izinin sama Tante Irene" ujar Kemal yang saat ini berada di atas motor sport bewarna hijau miliknya
"Nggak mungkin lah, gue kan dah bilang mau gantiin Lo"
"Ceritain dong, kok bisa-bisanya Tante Irene biarin Lo balapan liar kek gini" heran Raka
"Kalian pengin tau?" Tanya Kenniro sok misterius. Tapi pertanyaannya di balas anggukan kompak dari Kemal dan Raka
"Ya kabur lah bro! Mana mungkin Mama biarin gue balapan liar" sahut Kenniro sambil menepuk bahu Raka sedikit keras yang langsung disingkirkan oleh sang empu
"Wah, parah lu!! Bisa-bisanya Lo kabur, nanti Mama Lo nyariin gimana?"
"Ya nggak gimana-gimana, kalau nyariin paling sekitaran rumah aja. Kalian kan tau sendiri, Mama jarang keluar rumah. Toko kue nya aja di percayain sama kak Dela"
"Serah lu deh, gue nggak ikut-ikutan ya kalau sampai Mama Lo marah" ujar Raka
"Gampang"
Tak lama setelah itu, seorang pemuda menghampiri mereka mengatakan kalau sekarang adalah giliran Kenniro
"Gue pergi duluan"
"Oke, hati-hati"
.
.
.
Irene panik. saat ia membuka matanya dan mencari Kenniro putranya itu tidak ada dimana-mana
Sebelumnya ia berpikir Kenniro hanya akan pergi di sekitar rumah saja, tapi sampai larut putranya tak kunjung pulang. Pikiran buruk mulai menghantuinya hingga ia mencari keluar rumah
Jalanan sepi. Tentu saja, ini hampir tengah malam. Ia tak bisa menghubungi Kenniro karena handphone anaknya ada di kamar, Kenniro tak membawanya.
Dinginnya angin malam menusuk sampai ke tulangnya. Beruntung Irene memakai baju yang sedikit tebal.
"Kemana lagi aku harus mencari Kenniro? Bahkan Raka dan Kemal juga tak bisa aku hubungi" guman Irene
Irene jalan kaki, ia tak menyangka akan pergi sejauh ini dari rumah. Niatnya hanya ingin menjari Kenniro di sekitar saja, tapi malah sampai sini.
Irene kembali membuka handphone nya untuk menghubungi salah satu dari Raka dan Kemal. Mungkin saja handphone Mereka aktif kali ini.
Sambil menyebrang jalan, Irene terus memperhatikan benda persegi itu hingga tak menyadari ada sebuah mobil hitam yang menuju ke arahnya dengan kecepatan di atas rata-rata
Tinnn
Tinnn
Irene menoleh, matanya melotot dan tak sempat untuk menghindar. Suara decitan ban mobil beradu dengan aspal menandakan bahwa sang pengemudi sedang berusaha untuk menghentikan mobilnya. Tapi karena kecepatannya terlalu tinggi, mobil itu berhasil mengenai Irene
Brak
"Arkh..."
Kecelakaan pun tak dapat dihindari walaupun tak terlalu parah. Irene memegangi kakinya yang terasa sakit bahkan getaran di handphone nya pun ia abaikan
Seorang pria turun dari mobilnya, menghampirinya dan berjongkok di hadapannya. Matanya seketika melotot melihat siapa orang itu
"Demario.."
.
.
.
Raka baru saja membuka handphone nya dan melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Mama nya Kenniro
"Ada apa?" Tanya Kemal saat melihat Raka yang terus saja memperhatikan handphone nya
"Mama nya Kenniro telfon gue berkali-kali" Raka benar-benar tak tau kalau Irene akan menghubungi nya. Karena biasanya Irene selalu menghubungi Kemal jika ada apa-apa
"Oh ya? Mungkin tadi Tante Irene telfon gue duluan. Tapi handphone gue mati, baterei nya habis"
"Pasti gara-gara tuh anak yang kabur" ujar Raka gusar
Beberapa saat kemudian, terlihat motor hitam milik Kenniro yang melaju ke garis finish dan sontak itu membuat para penonton berteriak histeris
"Gol!!! Yeahhhh!" Teriak Raka sambil melompat dan langsung berlari menuju Kenniro yang baru saja memenangkan pertandingan, seperti biasa.
"Dia kira ini turnamen bola apa!" Ujar Kemal mendelik
Kemal lalu ikut menghampiri Kenniro yang saat ini entah sedang di apakan oleh Raka. Karena raut wajah itu nampak kesal.
"Selamat, Ken"
"Terimakasih"
"Langsung pulang ya, Mama Lo tadi telfon Raka Mulu tapi kitanya nggak tau. Waktu di telfon balik malah nggak diangkat" ujar Kemal yang diangguki oleh Kenniro
"Oke deh gue pulang dulu, kalian mau ikut?"
"Nggak, kita mah seperti biasa. Jalan-jalan dulu" sahut Raka
"Gue duluan"
"Hati-hati"
"Siap"
Entah kenapa perasaan Kenniro tak enak. Takut ada sesuatu buruk yang terjadi pada Mamanya. Sekarang barulah ia menyesal, seharusnya tadi ia tidak kabur.
Tak lama, ia sudah sampai di pekarangan rumah. Kenniro langsung masuk tanpa membawa motornya ke garasi terlebih dahulu
Kenniro mengambil kunci yang diletakkan di bawah pot bunga karena saat mencoba membuka pintu, pintu itu terkunci
Ceklek!
Sepi, itulah yang menyambutnya saat menginjakkan kaki ke dalam rumah. Kenniro lalu bergegas menuju kamar Irene
Kamar Irene terbuka dan sang pemilik kamar tak ada disana. Ia pun langsung berlari untuk mencari Mamanya
"Mama!! Mama dimana!!"
Hening, Kenniro semakin kalut saat Mamanya tak ada di manapun. Ia lalu pergi ke kamarnya untuk mengambil handphone. Ya, dia sengaja tak membawa handphone agar Irene tak menghubungi nya.
Handphone Mamanya tak aktif, Kenniro kembali pergi keluar dan tak lupa mengunci pintunya kembali
Tak memperdulikan jam yang menunjukkan pukul dua pagi, Kenniro tetap melajukan motornya di tengah dinginnya malam yang menyapa kulit terbalut jaket hitam itu.
Hingga tak terasa matahari mulai menampakkan sinarnya. Tapi Kenniro sudah berjanji dalam hatinya, sebelum ia bertemu Mamanya ia tak akan pulang
Getaran di sakunya membuat Kenniro menghentikan laju motornya. Lalu melihat siapa yang tengah mengganggu kegiatannya ini
Kemal.
Ia melihat jam di handphone nya yang menunjukkan pukul 07.00
Barulah ia sadar, ia sudah terlambat ke sekolah
"Ken!! Lo kemana sih? Dah mau masuk nih! Di hukum lagi baru tau rasa Lo!!"
Kenniro sedikit menjauhkan handphone nya dari telinga mendengar teriakan Kemal dari sebrang sana
"Bacot! Gue nggak masuk hari ini, jangan lupa buatin gue surat! Bye!!"
Tutt
Percayalah! Di sebrang sana Kemal sekarang pasti sedang mengumpati nya dengan berbagai macam jenis hewan
"Apa gue telfon Mama lagi ya? Tau aja handphone Mama dah aktif" monolognya
Kenniro lalu mencari kontak Irene dan menghubungi nya. Tak lama kemudian panggilan itu tersambung membuat Kenniro tersenyum bahagia
"Halo? Mama ada dimana? Ken cariin Mama kemana-mana tapi nggak ketemu juga"
"Mama di rumah sakit, Ken. Semalam Mama kecelakaan kecil" ujar Irene di seberang membuat Kenniro melunturkan senyumnya
"Terus sekarang Mama di rumah sakit Mana?" Sungguh Kenniro sangat khawatir pada kondisi Irene saat ini. Mama nya seperti ini pasti karena mencarinya semalam.
"Nanti Mama sharelock"
Panggilan terputus dan Kenniro mendapatkan alamat tempat Irene di rawat. Irene juga memberitahu kamar dimana ia di rawat.
Tanpa menunggu lama lagi, Kenniro langsung pergi ke rumah sakit tak memperdulikan penampilannya yang sangat berantakan.
Tentu saja, Kenniro tak tidur semalaman karena mencari Irene.
...
Bersambung...
See you next time...
🍄🍄🍄