Aland Leon O. (Pre ORDER)

By Mhyka62

1M 134K 11.8K

Hanya kisah seorang pemuda yang terlahir sebagai bungsu di keluarganya, malah bertransmigrasi ke raga Putra s... More

Part:1
Part: 2
Part:3
Part:4
Part:5
Part:6
Part:7
Part:8
Part:9
Part:10
Part:11
Part:12
Part 13
Part:14
Part:15
Info
Part:16
Part:17
Part:18
Part:20
Part:21
Part:22
Part:23
Part:24
Part:25
Part:26
Part:27
Part:28
Part:29
Part:30
Part:31
Part:32
Part:33
Part:34
Part:35
Part:36
Part:37
Part:38
Part:39
Part:40
Part:41
Extrapart
Baru
Promosi
Inpoooooo
PO Aland
Novel Aland
Tentang Extra Part

Part:19

19.2K 2.9K 283
By Mhyka62

Vote and comment juseyo..
...

Aland sudah siap dengan baju olahraga sekolahnya, hari ini adalah perlombaan yang akan di mulai dan dia harus berangkat lebih pagi untuk mempersiapkan acara di sekolahnya nanti.

"Tuan muda Aland" panggil seseorang maid melihat Aland hendak keluar dari mansion

"Ada apa bik?" Ujar Aland mengangkat satu alisnya

"Maaf tuan muda, ini ada bekal untuk tuan muda, jangan lupa sarapan" ujar Maid itu dan diangguki oleh Aland walaupun dia sedikit bingung, kenapa maid itu mau repot-repot membuatkannya sarapan pikirnya.

"Terima kasih ya bik, kalau gitu saya berangkat sekolah" ucap Aland tersenyum ramah

"Hati-hati tuan muda" ujar maid itu

Aland mengangguk sebagai jawaban dan memasukkan kotak bekal itu di dalam tasnya, kemudian melanjutkan langkahnya keluar dari mansion itu.

Aland sedikit memanaskan motornya dan setelah di rasa panas, Aland langsung menjalankan motornya menuju sekolah. Hawa dingin pagi langsung mengenai kulit Aland, sehingga dia merasa sedikit kedinginan.

Karena malas buat masuk ke mansion lagi, Aland akhirnya mengabaikan rasa dinginnya karena dia mengira pasti akan bertemu dengan para iblis itu nanti. Dia tidak mau membuat perasaannya menjadi buruk dan mengacaukan kegiatannya hari ini.

"Kenapa tidak memakai jaket, kalau sakit bagaimana?" Ujar Hendry yang memperhatikan Aland dari balkon kamarnya, hingga Aland keluar dari gerbang mansion Oliver itu.

Hendry menghela nafasnya pelan, dia hanya berharap Aland baik-baik saja mengingat Aland beberapa hari ini tidak bisa beristirahat dengan nyaman.

Setelah 3 hari lamanya dia terkurung di ruang bawah dengan penuh luka di badannya, setelah keluar dari sana Aland tidak dapat beristirahat sedikitpun, dia selalu saja sibuk di sekolah bahkan kemarin malam dia baru sampai mansion saat jam makan malam.

Setelah Aland makan malam, Bimo dengan tidak ada hatinya malah menyuruh Aland buat belajar.

Flashback

Setelah menyelesaikan makan malam, Aland ingin beristirahat di kamarnya karena benar-benar merasa lelah, belum lagi besoknya dia pasti akan merasa lebih capek melaksanakan acara di sekolahnya itu.

Aland menuju kamarnya setelah berpamitan dengan keluarga iblis itu, tentunya diikuti oleh Azka dan Vino yang selalu senantiasa mengikuti Aland.

"Abang keliatannya capek banget" ujar Azka saat mereka sudah berada di dalam kamar Aland

"Tadi ada sedikit masalah dengan persiapan acara besok, jadi gue harus nyelesaiin waktu itu juga" ucap Aland

"Abang jangan terlalu memaksa diri, sekarang abang lebih baik istirahat" ujar Vino

"Iya, nanti abang malah sakit lagi karena kecapekan" timpal Azka

"Hmm, tapi kalian keluar ya, gue akan istirahat" ucap Aland tersenyum mengelus rambut kedua adeknya itu

"Iya bang, selamat malam" jawab Azka dan Vino kompak dan keluar dari kamar Aland, tidak lupa juga menutup pintu itu lagi.

Sedangkan Aland langsung rebahan sambil memeluk gulingnya.

"Ahh nyaman banget" ujar Aland semakin mempererat pelukan gulingnya itu.

Hampir saja Aland terlelap, tapi dia malah merasakan tendangan kuat di kakinya.

"Aishhh, sakit njir" ringis Aland kaget dan langsung duduk menatap pelaku yang beraninya mengganggu tidurnya itu.

"Enak-enaknya tidur hmm" ucap Bimo menatap Aland tajam

"Maaf, tapi salah saya apa tuan"

"Saya rasa, saya tidak membuat masalah hari ini" ujar Aland tidak terima dan membalas tatapan Bimo tidak kalah tajam, sudah terlalu emosi dia tapi Aland mencoba mengontrol emosinya. Kalau dia memukul Bimo satu kali saja pasti dia akan mendapat balasan berkali-kali lipat pikirnya.

"Yang suruh kamu tidur siapa, bukannya belajar tapi kamu malah enak-enaknya tidur"

"Saya tau kalau kamu itu pintar, tapi kalau kamu bermalasan seperti ini, kamu bisa ketinggalan dari yang lainnya" ucap Bimo emosi

"Pa, Aland pasti capek biarkan dia istirahat" ujar Haris, sedangkan Hendry hanya diam. Dia tidak tau harus melakukan apa, kalau dia membela Aland, Aland pasti bingung dan mengira kalau Hendry peduli padanya..

Yaa Hendry memang peduli pada Aland, tapi dia tidak bisa menunjukkan secara langsung seperti abangnya saat ini, dia masih ingin membuat Aland benci padanya, dan Aland akan dengan senang hati keluar dari mansion itu saat Hendry membawanya keluar negeri dan jauh dari keluarga Oliver.

Tapi dia tidak tega melihat putra sulungnya itu yang terlihat capek seperti itu, apalagi melihat Aland yang tampak emosi membuat Hendry semakin khawatir, dia takut Aland tidak bisa mengontrol emosinya dan malam semakin membuat Bimo marah.

"Kamu diam Haris, anak tidak tau diri ini harus diberikan pelajaran"

"Sudah dibesarkan di mansion mewah ini, malah bikin dia berleha-leha, setidaknya dia harus tau diri dengan memberikan hasil yang lebih baik"

"Kalau dia malas seperti ini, dia akan kalah"

"Dan saya tidak menerima orang yang gagal di sini, apalagi anak tidak tau diri ini" ujar Bimo menunjuk tepat wajah Aland.

"Bren...."

"Aland, kamu belajar sampai jam 10, setelah itu kamu bisa istirahat" ujar Hendry memotong perkataan Aland

"Baiklah" ucap Aland pasrah dan menghela nafasnya beberapa kali, kemudian dia langsung duduk di kursi belajarnya dengan beberapa buku pelajaran yang dia ambil di mejanya.

Hendry yang melihat Aland yang menurut menghela nafasnya lega, setidaknya Aland tidak dimarahi lagi oleh papanya itu, pikirnya.

"Saya mengawasi kamu anak nakal, kalau saya lihat kamu malah tidak belajar, kamu tau akibatnya bukan" ancam Bimo dan keluar dari ruangan itu.

"Iya" jawab Aland singkat tanpa melirik ke arah mereka. Haris ikutan keluar dari kamar Aland, begitu juga Hendry yang bernafas lega.

"Hendry, kunci pintu kamarnya, jangan sampai dia keluar" ujar Bimo dan diangguki oleh Hendry

"Maaf, daddy benar-benar tidak berguna" batin Hendry menatap sendu pintu kamar Aland.

Saat Aland kecil, Hendry pernah melawan Bimo, ketika Hendry ingin menjauhkan Aland dari keluarga oliver dan membawanya ke panti asuhan tapi itu langsung dibantah oleh Bimo.

Dan berakhir dia yang terkena amuk Papanya itu dan juga anak-anaknya yang terkurung di kamar selama sehari. Sedangkan Aland sendiri dikurung oleh Bimo di kamarnya sendiri tanpa makan sedikitpun selama 2 hari.

Kalau dia sendiri yang terluka karena papanya, Hendry tidak masalah akan hal itu. Tapi yang sekarang jadi masalahnya, papanya juga melibatkan anak-anaknya dan dia tidak mau anak-anaknya itu akan terluka.

"Maaf, kamu harus berkorban karena adek-adek kamu"

"Maafkan daddy boy, maaf"

"Daddy benar-benar pengecut, tapi saat ini daddy tidak punya pilihan" lanjut Hendry di batinnya dan melangkah menjauh dari kamar Aland itu.

Flashback off

.

.

.

.

.

.

Aland menghela nafasnya lelah karena acara perlombaan di sekolahnya sudah selesai hari ini, dia duduk di tepi lapangan basket dan meminum minumannya memperhatikan siswa-siswi dari sekolahnya ataupun sekolah lain melangkah menuju parkiran.

"Kak Aland" panggil Seseorang menghampiri Aland bersama beberapa orang lainnya.

"Kenapa?" Tanya Aland berdiri dan menatap bingung siswa-siswi yang tersenyum ke arahnya itu.

"Jadi gini kak, karena kita berhasil jadi juara umum di perlombaan ini"

"Kita mau rayain kemenangan sekolah bersama anggota osis, karena kalau bukan karena osis kita nggak mungkin berhasil"

"Kakak tenang aja, katanya kak Alex yang akan mentraktir hehe" ujar seorang Siswa

"Itu juga berkat usaha kalian, kalian menang karena kemampuan dan hasil latihan dari kalian" ujar Aland

"Tapi tetap saja kak, kalau bukan karena usulan dari kakak waktu itu, kami nggak mungkin nemuin orang berbakat di bidang lomba kami kak"

"Contohnya kayak Lusi itu, padahal dia kelihatan saja pendiam dan selalu nyendiri, tapi ternyata dia hebat banget ngedance kak" ucap Siswi itu membuat siswi yang bernama Lusi itu hanya bisa tersenyum canggung.

"Iya ada juga loh bla bla bla"

Aland hanya diam sambil tersenyum tipis mendengarkan keantusiasan adek-adek kelasnya itu menceritakan kejadian saat perlombaan hari ini. Melihat mereka tampak senang, membuat rasa lelah Aland semakin berkurang dan juga ikutan merasa senang.

Dia merasa tidak sia-sia harus bekerja lebih keras seperti ini karena dia yakin usahanya tidak akan mengecewakan, dan terbukti hari ini, membuat dia bangga pada dirinya sendiri dan juga pada semua yang sudah berusaha menbuat acara itu.

"Ohh ya kak, acaranya juga keren banget kak, gue nggak nyangka akan semeriah ini, ihh pokoknya kak Aland dan anggota osis lainnya keren" ujar salah saru siswa

"Ini belum seberapa, tunggu acara puncaknya nanti malam, pasti akan lebih keren" ucap Aland percaya diri.

"Wahh gue jadi nggak sabar" ucap siswa itu dan membuat murid-murid itu pada heboh lagi.

"Jadi gimana kak, mau ikut?" Tanya Alex akhirnya

"Baiklah, tapi lo yakin bisa traktir semua?" Tanya Aland

"Bi..."

"Kita nggak akan tega bikin Alex traktir kita semua kok kak, rencananya yang akan bayar setiap ketua groupnya, jadi patungan gitu" ujar kapten footsal dan diangguki oleh ketua yang lainnya.

"Baiklah, kalau gitu gue kabarin anggota osis lainnya"

"Okay kak, tempatnya udah ditentuin juga kok, itu tempat kita udah sewa, jadi aman"

"Atur aja, nanti serlock sama gue" ucap Aland dan diangguki yang lainnya, Aland langsung mengambil ponselnya dan mengabari anak-anak osisnya.

"Lebih baik kita berangkat sekarang, supaya bisa siap-siap buat acara nanti malam" ujar Aland menyimpan ponselnya lagi.

"Tentu, Lets go"....

.........

Setelah selesai makan-makan dengan peserta lomba, Aland mengistirahatkan tubuhnya sebentar di kamarnya sambil memegang pipinya yang terasa panas itu.

"Kayaknya gue serba salah banget deh sama pak tua itu"

"Pulang telat dikit aja langsung ditampar gini, dikira nggak sakit apa"

"Padahal Vano dan Vino juga sama pulangnya sama gue, tapi kenapa cuma gue yang dimarahi"

"Ini nggak adil banget brengsek" kesal Aland menghapus air matanya kasar, padahal tadi dia sedang bersenang-senang bersama teman-temannya.

Tapi setelah sampai di mansion itu, dia langsung dijatuhkan begitu saja, seakan berkata kalau dia tidak berhak bahagia dan tetap harus menderita seperti ini.

"Jadi benar ya kalau gue berbeda" ucap Aland sendu menatap langit-langit kamarnya, Aland menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk gulingnya erat

"Tidur aja dulu deh, masih jam 6, gue bisa istirahat setengah jam dulu" monolog Aland karena memang satu jam lagi dia harus kembali ke sekolah, untuk mempersiapkan acara yang akan dimulai jam 8 malam itu.

Aland langsung memejamkan matanya yang sudah terasa memberat, dan benar saja tak berselang lama dengkuran haluspun terdengar.

.

.

.

.

.

.

"Bang, abang bangun" ucap Azka berusaha membangunkan Aland

"Eghh 10 menit lagi" ucap Aland mengernyit tidak suka tidurnya diganggu.

"Ini hampir jam 7 bang" ucap Azka membuat mata Aland langsung terbuka sempurna.

"Anjir" kaget Aland dan langsung bergegas ke kamar mandinya.

"Gue tunggu di bawah ya bang" ucap Azka setengah berteriak

"Iya" jawab Aland singkat. Hanya butuh waktu 3 menit, Aland sudah keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian dalamnya terlebih dahulu.

"Anjir, gue lupa"

"Gue kan nggak punya jas" ujar Aland pusing, sampai atensinya menatap jas lengkap yang tergantung di dinding kamarnya.

"Punya siapa?" Heran Aland melihat Jas yang berwarna abu-abu muda itu.

"Mungkin Azka" ujar Aland tampak cuek dan kembali bergegas memakai jas itu ketika melihat jam di dinding kamarnya.

"Sip dah ganteng, saatnya otw" ujar Aland dan segera bergegas keluar dari mansion itu.

"Wihh abang keren banget" ucap Azka menghampiri Aland yang baru saja turun dari tangga

"Thanks, lo juga keren" ujar Aland membuat Azka tersenyum senang

"Keren dari mananya bang, Imut gitu kok" timpal Vino juga mendekati mereka dan mengacak-acak rambut Azka

"Apasih lo, berantakan lagi kan rambut gue" kesal Azka dan langsung memeluk Aland

"Abang liat tuh Vino, ngeselin banget ihhh"

"Gue udah keren gini, malah diberantakin lagi rambutnya"

"Malah dikatain gue imut lagi, hancur sudah image badboy gue hiks" adu Azka mendramatis membuat Vino memutar matanya malas.

"Tapi lo memang imut kok" jujur Aland merapikan rambut Azka lagi.

"Iss abang sama aja sama bang Vino, gue nggak like" ucap Azka melepaskan pelukannya menatap Aland kesal

"Dah ahh jangan ngambek, makin imut tau nggak"

"Mau gue kurung dikamar gue hmm" ucap Aland mengacak-acak rambut Azka dan melangkah menjauhi kedua adeknya itu.

"ABANG!" Teriak Azka semakin kesal

"Kasihan, wlekk" goda Vino dan berlari menghampiri abangnya yang sudah duduk di ruang makan karena dipanggil oleh Lucas buat makan malam dulu tadi.

"Seharusnya kamu bisa bagi waktu, ini sudah jam berapa haa, tapi kamu masih di sini"

"Apa kamu sudah yakin kalau persiapannya sudah sempurna, seharusnya sebelum acara dimulai kamu harus memastikannya lagi, supaya tidak ada kesalahan" komen Bimo membuat Aland yang hendak mengambil makanannya tadi langsung berhenti.

"Tuan tidak perlu mengkhawatirkan itu, saya tidak bekerja sendiri di sini, ada teman-teman saya juga"

"Jadi kalaupun saya masih di sini, acaranya sudah dipersiapkan sedemekian rupa oleh teman-teman saya"

"Jadi anda tidak perlu mengkhawatirkan itu, dalam bekerja juga dibutuhkan kekompakan dan kepercayaan sesama tim bukan, itu juga salah satu bagian paling utama suksesnya suatu acara"

"Dan saya percaya teman-teman saya bisa diandalkan" jawab Aland menatap Bimo datar

"Tetap saja, anggota tidak akan berjalan selama tidak ada yang pemimpin, tapi sayangnya pemimpinnya masih berleha-leha di sini" sinis Bimo, Aland menghela nafasnya pelan dan memperlihatkan ponselnya pada Bimo

"Sudahkan, anda sekarang puas" ujar  Aland dan berdiri membuat semua pasang mata langsung mengarah padanya ketika mendengar decitan kursi itu

"Tapi sepertinya, tujuan anda berkata seperti itu mau mengusir saya secara halus dari meja makan ini"

"Saya undur diri"

"Selamat makan malam tuan dan tuan muda" ucap Aland sedikit membungkuk dan keluar dari mansion itu.

Setelah keluar dari mansion itu, wajah Aland yang tadi datar langsung berubah kesal dan marah

"Ck memuakkan banget sih tua bangka itu"

"Haa hancur sudah mood gue" kesal Aland menatap langit malam itu menghela nafasnya ksar

"Nggak bapak, nggak anak sama saja"

"Sama-sama menyebalkan"....







Tebece

Continue Reading

You'll Also Like

584K 27.7K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
646K 56.5K 63
WARNING ⚠️ Di sarankan jika ingin menikmati cerita ini, jangan pakai logika! Jangan berpikir tentang alur yang ada. Nikmati saja tanpa banyak berpiki...
661K 48.2K 43
Fransen De Corlius... Pemuda berdarah Dingin dengan raut wajah yang selalu datar dan dewasa. Seorang ketua mafia dari Hurgronje mafia milik Daddy nya...
845K 79.9K 30
Albian Putra Nagaswara remaja yang pandai memainkan peran dan mati akibat keracunan makanan. harus menggantikan hidup seorang Alvian theo aldaren seo...