The Love Cure

By SparklingDeer

232K 19.7K 1.1K

MATURE! [Completed] Vena Lilian adalah perempuan mesum bagi Sayre Hawthorne. Vena panggilannya, keturunan set... More

Pengenalan
Pembuka
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Penutup

6

5.4K 526 14
By SparklingDeer

Sayre menghela napasnya seraya memijat keningnya. Kepalanya sudah pusing mengurusi perseteruan dengan Kerajaan Ernia di Tenggara, sekarang ditambah pusing dengan tingkah Vena. Kemarin, perempuan itu seakan sengaja memancing kemarahan Regis, yang merupakan komandan ksatria Cassius yang sangat menghormati kaisar mereka. Tidak hanya itu, Cassius juga kelihatannya sangat tertarik untuk memancing Vena supaya membuat Regis atau dirinya kesal. Seolah ia butuh hiburan dengan melihat tingkah Vena. Dan Cassius sepertinya akan membiarkan Vena bertingkah seperti itu seterusnya.

Ia melirik Jimmy yang dengan tenang menuangkan teh ke cangkirnya. Belum jam makan siang sekarang, tetapi Sayre merasa seperti sudah bekerja tiga hari tanpa tidur. Ia mengerutkan keningnya saat menatap Jimmy. Situasi ini tercipta karena Jimmy yang sembarangan menuliskan pasal kontrak itu.

"Kau tahu, Jimmy. Jika saja aku tidak menganggapmu sahabat dan keluarga, aku sudah mencekikmu sekarang," kata Sayre dengan nada rendah dan jengkel.

Jimmy menghentikan kegiatannya karena teh di cangkir Sayre sudah penuh. Ia mengedipkan matanya bingung karena ucapan Sayre. "Apa saya melakukan sesuatu yang salah Yang Mulia?"

"Iya, dengan menuliskan pasal kontrak meminta Vena Lilian mencarikan istri buatku saja sudah merupakan kesalahan besar."

"Tetapi, bukankah ia melakukan pekerjaannya dengan cukup baik?" Jimmy mengendikkan bahunya tanpa dosa, membuat tatapan Sayre menajam. "Maksud saya, walau ia memberi Anda obat perangsang di awal, tetapi akhirnya ia benar-benar memberikan obat patah hati yang membuat Anda tenang, bukan? Saya tidak pernah melihat Anda tidur senyenyak itu tiga tahun terakhir."

Sayre terdiam. Semalam, ia memutuskan untuk memakan sebutir permen yang diberikan oleh Vena dan hasilnya benar-benar luar biasa. Ia tertidur nyenyak tanpa mimpi. Benar-benar tidur yang membuatnya beristirahat. Ikut berperang selama dua tahun membuat Sayre mengalami insomnia pasca peperangan. Keadaan memang sudah aman, walau tidak benar-benar aman karena masih ada ancaman dari Tenggara. Namun, otaknya kadang masih bekerja saat ia tertidur, yang membuatnya terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi setelahnya.

Ia sudah menderita insomnia itu selama setahun, sampai kemarin setelah ia meminum obat yang diberikan oleh Vena. Mau tak mau, Sayre harus mengakui jika Vena memang melakukan pekerjaannya dengan baik. Perempuan itu memasok teh herbal, ginseng dan sabun yang cukup banyak di wilayah Timur, membuat masyarakatnya tidak lagi kesulitan mengakses tiga benda yang terkenal mahal itu. Dengan banyaknya stok di pasaran, harga yang melambung menjadi perlahan turun walau masih belum stabil.

"Berapa lama kontrak itu?" tanya Sayre dengan alis bertaut.

"Kontrak memasok teh herbal, ginseng dan sabun adalah tiga tahun. Sementara, kontrak untuk mencarikan istri untuk Anda berlangsung hanya enam bulan saja," jawab Jimmy.

Sayre menarik napas panjang. Enam bulan. Kenapa lama sekali? Ini baru minggu kedua dan ia sudah tertekan, hampir stress melihat tingkah aneh Vena. Belum lagi ucapannya yang tidak terkontrol itu.

"Apa obatnya berhasil membuat Anda melupakan Nona Graham sedikit?" tanya Jimmy, mendekatkan cangkir teh kepada Sayre.

Tidak langsung menyahut, Sayre memilih untuk meneguk tehnya lebih dahulu. Matanya menatap ke arah berkasnya, tetapi pikiran dan hatinya bekerja, saling memberi afirmasi untuk mengetahui apakah masih ada sosok Issabel di sana. Dan jawabannya adalah iya. Walau tidak nyata seperti dulu, masih tersisa sedikit tentang Issabel dalam hatinya.

Akan tetapi, obat dari Vena sepertinya memang agak manjur karena Sayre tidak terlalu merasa sesak saat memikirkan Issabel.

"Sepertinya begitu," kata Sayre pelan.

Sudah tiga tahun sejak Issabel menikahi Harry. Masih teringat begitu jelas dalam benaknya di hari pernikahan Issabel, Sayre memilih memasang wajah kaku seakan tak peduli. Namun, hatinya pedih bagai diiris belati. Sayre bukan tipikal lelaki yang pandai mengutarakan perasaannya. Makanya, perasaannya kepada Issabel sama sekali tidak diketahui oleh siapapun selain Jimmy yang memang sudah sangat memahaminya.

Ia berniat berubah dan perlahan menunjukkan perasaannya untuk sang pujaan, tetapi ia tak pernah punya kesempatan. Issabel langsung jatuh cinta kepada Harry Dustin. Kebalikan darinya, Harry sangat transparan, jujur menunjukan perasaannya dan tidak pernah malu atau sulit memberikan kasih sayang berlimpah untuk Issabel. Dan, Sayre langsung menyadari jika dirinya tidak akan bisa menyaingi Harry, tidak akan ada kesempatan baginya. Maka, ia memilih mengalah walau harus terluka.

Issabel berhak bersanding dengan seseorang yang benar-benar sanggup mencurahkan cinta sebanyak-banyaknya seperti Harry.

"Apa Vena Lilian akan ikut latihan fisik bersama dengan pasukan Harry sore nanti?" tanya Sayre.

"Saya tidak bisa mengkonfirmasi hal tersebut, Yang Mulia," jawab Jimmy. "Tuan Harry mengeluh soal adiknya yang tidak mau membukakan pintu rumahnya saat ia datang untuk melihat keadaannya. Sepertinya, ia tidak bisa bangun karena tubuhnya sakit."

"Bagaimana dengan Paduka Kaisar? Apakah ia memintamu memanggil Vena lagi?" tanya Sayre.

Jimmy menggeleng. Jawaban Jimmy membuat Sayre mengangguk kecil dan menyesap tehnya lagi. Saat ia menemui Vena di lapangan latihan kemarin, Cassius sebenarnya menyuruh Regis atau Edwin, ajudan Cassius, untuk menjemputnya. Namun, Sayre memilih untuk menjemputnya sendiri karena khawatir jika Vena akan membuat jengkel Regis atau Edwin, sehingga ia memutuskan untuk menjemputnya sendiri.

Dan tepat seperti yang ia duga, Vena membuat kesal kedua orang itu. Bahkan masih sempat menyindir dirinya dan Regis yang menghunuskan pedang ke wajahnya. Sayre tidak akan sepenuhnya menyalahkan Vena atas perlakuan yang diterimanya, tetapi jika perempuan itu bisa mengendalikan tingkah dan ucapannya sedikit saja ...

"Aku akan menemuinya," kata Sayre beranjak bangkit dari kursinya. "Siapkan kereta."

Jimmy membungkuk, mengiyakan perintah Sayre. Dalam sepuluh menit, kereta kuda sudah siap. Sayre mengenakan setelan jas biru gelap dengan lencana duke di dadanya, lalu meninggalkan kediamannya untuk menemui Vena. Rambut hitamnya yang tebal dan sedikit panjang disisir rapi, seperti biasanya. Perjalanan ke rumah Vena memakan sekitar sepuluh menit dengan kereta kuda.

Ia tiba di pekarangan rumah Vena yang tidak terlalu luas. Saat mengantarnya dua hari lalu, Sayre tidak memperhatikan bagaimana bentuk rumah Vena. Halaman rumahnya ditumbuhi pohon ceri dan juga ada tanaman hias dan bunga. Sepertinya, Vena menyewa tukang kebun untuk merawat halamannya. Sayre mengetuk pintu kayu jati berwarna cokelat tua yang tampak serasi dengan cat tembok rumah Vena.

Tidak ada jawaban meski ia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi pintu terbuka dan Vena keluar dengan wajah malas pada ketukan ke-10. Alisnya bertaut saat ia melihat Sayre. Ia bersandar di pintu rumahnya, menatap Sayre menilai. Rambutnya dibiarkan terurai, membuat Sayre menyadari jika Vena memangkas rambut panjangnya. Ia juga mengenakan gaun sederhana berlengan pendek, dengan renda di bagian dada berwarna kuning cerah.

"Apa Anda sangat merindukan saya sampai tidak bisa tidak bertemu dengan saya sehari saja, Yang Mulia?" tanya Vena sambil bersedekap.

Sayre tak langsung menjawab, menatap wajah Vena yang kelihatan jengkel. Luka di lehernya kelihatannya sudah mulai kering. Mata Sayre kini tertuju pada punggung tangan kanannya yang sudah diperban. Menyadari arah tatapan Sayre Vena memasang wajah menyebalkan.

"Ah, Anda mengkhawatirkan saya rupanya," celetuk Vena, mengibaskan rambutnya yang mengganggu. "Saya punya delapan nyawa lagi, jangan khawatir."

"Saya tidak kemari untuk itu," balas Sayre datar membuat Vena memasang raut malas.

"Lalu, apa yang ingin Anda lakukan, Yang Mulia? Apa Anda mau saya mencarikan istri untuk Anda sekarang juga?" ketus Vena membuat Sayre mengerutkan keningnya.

Vena memang biasanya bersikap kurang ajar, tetapi hari ini perempuan itu benar-benar sensitif. Apa Vena marah karena kejadian kemarin? Atau ia kesal kepada Sayre karena tidak meminta maaf perihal sikapnya malam itu? Sayre menarik napas. Jika Vena marah, Sayre tidak bisa berbuat apa-apa. Perempuan itu juga berbuat kesalahan dengan bersikap tidak sopan kepadanya.

Bibir Sayre terbuka, lalu tertutup lagi saat ia mencoba menjawab pertanyaan ketus Vena. Benar juga, kenapa ia kemari? Sayre langsung datang ke rumah Vena tanpa persiapan apa-apa. Ia bahkan tidak punya apa pun untuk dikatakan kepada Vena. Sayre mengatupkan bibirnya kebingungan. Sementara Vena masih menatapnya dengan wajah jengkel.

"Saya tidak mau lama-lama, Yang Mulia. Hari ini adalah hari libur saya dan saya benar-benar akan mengirimkan tagihan tambahan ke kediaman Anda jika menahan saya di sini," cerocos Vena lagi.

"Saya hanya ingin memastikan Anda baik-baik saja, Nona. Ada permintaan pasokan tambahan untuk Anda, tetapi karena Anda bilang hari ini adalah hari libur Anda, maka saya akan menundanya sampai besok," kata Sayre, berbohong soal tambahan pasokan. Ia tidak tahu mau memasok apa, karena ia juga tidak butuh apa-apa saat ini. Vena sudah membawa semua yang ia perlukan.

"Baiklah. Sampai ketemu besok siang setelah jam makan siang." Usai bicara demikian, perempuan itu langsung menutup pintunya dan tidak keluar lagi.

Tinggalah Sayre yang terbengong karena kejadian itu, sepenuhnya kebingungan karena sikap Vena. Tidak ada orang yang pernah menutup pintu di depan wajahnya dan Vena adalah orang pertama. Sayre menghela napas, sedikit kesal, tetapi juga bingung. Ia masih tidak mengerti kenapa ia memutuskan datang kemari. Yang jelas, melihat jika Vena ternyata masih kurang ajar menyadarkan Sayre jika perempuan itu memang masih punya sisa delapan nyawa dan sangat menyebalkan.

Continue Reading

You'll Also Like

7.7K 1.2K 13
Konon katanya, manusia dilahirkan dengan tujuh kembaran di dunia. Apa kalian percaya? Kalian pernah dengar fenomena Doppelganger? Fenomena dimana ora...
44.5K 4.3K 47
Ternyata pernikahan tidak seperti yang dibayangkan. Penuh dengan cinta yang bertabur kebahagiaan serta romantisme disegala sisi. Tapi tidak dengan pe...
545K 52.5K 45
(SEQUEL FROM LITTLE LADY) Bagaimana rasanya menikah tapi tidak saling mencintai, tidak tinggal satu rumah dan bahkan harus merelakan posisi mu digan...
Rented Wife By Miu

General Fiction

452K 34.1K 21
Shaka Alastair bersedia membayar Dhara untuk menjadi istrinya. Bayarannya tinggi, dengan kontrak yang jelas dan Dhara juga tak perlu melayani Shaka k...