[COMPLITED] AHJUSSHI AND ME

By leehaera17

5.1K 418 15

Seorang laki - laki berusia 30 tahun yang hidupnya terasa begitu hancur saat istrinya di rebut sahabatnya sen... More

ONE
TWO
TREE
FOUR
FIVE
SIX
SEVEN
EIGHT
NINE
TEN
ELEVEN
TWELVE
THIRTEEN
FOURTEEN
FIFTEEN
SIXTEEN
SEVENTEEN
EIGHTEEN
NINETEEN
TWENTY
TWENTY ONE
TWENTY TWO
TWENTY THREE
TWENTY FOUR
TWENTY FIVE
TWENTY SIX
TWENTY SEVEN
TWENTY EIGHT
TWENTY NINE
THIRTY
THIRTY ONE
THIRTY TWO
THIRTY THREE
THIRTY FOUR
THRITY FIVE
THIRTY SIX
THIRTY SEVEN
THIRTY EIGHT
THIRTY NINE
FOURTY
FOURTY ONE
FOURTY TWO
FOURTY THREE
FOURTY FOUR
FOURTY FIVE
FOURTY SIX
FOURTY SEVEN
FOURTY EIGHT
FOURTY NINE
FIVETY

ENDING

11 1 0
By leehaera17

20 Tahun kemudian... 

"kepada Jaksa dan para saksi yang terhormat," Laki - laki dengan wajah tampan mempesona bertubuh semampai berdiri di tengah gedung persidangan dengan kepala tertunduk.

"Ibuku-" Suaranya tercekat, ia tak bisa melanahan semua emosi yang membuatnya ingin menangis mengenang wajah yang selalu hadir di mimpi - mimpi indahnya, lagi... ia tercekat, nafanya menjadi mengebu - gebu. 

"Yang Mulia, saya akan melanjutkan sidang ini," wanita rambut pendek sebahu dengan mata tajam dan tubuh mungil memegang tangan laki - laki itu pelan. 

"Jackson-aa, duduklah aku yang akan melanjutkan," wanita itu berbisik. 

"Minha-ya, tapi-"

"Percayakan padaku Oppa, aku bisa melakukannya," Wanita itu memberikan senyuman terbaiknya. 

Jackson, laki - laki yang memegang nama belakang Park itu memejamkan matanya dan duduk di tempatnya. 

"Jaksa dan juri yang terhormat, hari ini adalah peringatan 15 tahun kematian wanita yang memberikan ku keluarga baru, wanita yang akan menjadi ibuku dulu, sekarang ataupun nanti, wanita yang memberiku arti dari kehidupan yang ku jalani bersama ayah dan kakak laki - lakiku, wanita itu... " 

15 Tahun lalu

Chanyeol berdiri di samping tempat tidiur rumah sakit dengan wajah sendu, ia tau bahwa umur wanita yang ia cintai dengan sepenuh hatinya itu tidak akan lama lagi, perjuangan demi perjuangan membuat tubuhnya hancur, begitu banyak lobang yang di buka dan di tutup di tubuhnya demi melanjutkan beberapa menit kehidupannya dan sepertinya kini wanita itu menyerah. 

lenguhan terdengar dari bibir Hana, Chanyeol menyentuh tangan Hana lebut memberikan pesan bahwa ia tak akan pergi kemana - mana. 

"Chanyeol-a..." Hana memanggil dengan lemah.

"Eoh... Hana-ya, ada apa?" Chanyeol mencoba tersenyum sebisanya. 

"Apakah Jackson sudah sampai?" Hana bertanya dengan lemah membuka matanya sedikit untuk melihat laki - laki yang semakin hari semakin tampan. 

"Oh, mereka akan sampai sebentar lagi, Baekhyun menjeput mereka dari sekolah." 

Hana tersenyum, dan menyentuh jari - jari panjang Chanyeol yang berada di atas tangannya. 

"Kau terlihat lelah," Hana berkata

"A-ah... tidak aku baik - baik saja," Chanyeol kembali tersenyum, walaupun tubuhnya terasa lemah, sudah beberapa hari semenjak tubuh Hana melemah, ia tak tidur, kepalanya terasa akan pecah, namun hatinya terasa lebih pedih, ia ingin melajutkan semua terapi, pengbatan ataupun semua yang bisa ia lakukan untuk melanjutkan hidup Hana, 1 hari saja, ia selalu berharap 1 hari lagi saja. 

Chanyeol duduk di pinggir ranjang rumah sakit itu dan membelai lembut rambut Hana yang semakin lama, semakin tipis, mencoba untuk menyetuh pipi Hana yang semakin lama semakin kurus, dan bulu mata Hana yang masih panjang seperti dulu, semua yang ia harapkan bisa ia nikmati sedikit lebih lama, sedikit saja, ia masih ingin bersama dengan wanita ini. 

"Bunda!"  Suara Jackson kecil membuat Hana membuka matanya lebih lebar, 

"Jackson! Minha!" Chanyeol menyambut kedua buah hati yang setidaknya memberinya semangat sedikit untuk hidup. 

kedua bocah kecil duduk di samping tempat tidur menggengam tangan Hana. 

"Jackson-a, Bunda... akan pergi ke tempat yang saaaaangat jauh..." Chanyeol terbelalak, ia mendudukan kepalanya, ia tak ingin ini terjadi, 

"Hana-ya, jangan berka-" Hana menggengam tangan Chanyeol pelan. 

"Jakson, kau harus tumbuh besar menjadi laki - laki yang kuat dan lidungi Minha dari apapun, dan Minha-ya, kau harus bisa merawat ayah dan kakakmu, kau akan menjadi wanita kuat yang memimpin dunia ini dalam tanganmu, tunjukan pada dunia siapa kalian berdua, buat ayahmu bangga, dan.... rayakan ulangtahunmu, karena aku akan selalu hadir setiap tahun," 

Hana membelai wajah kedua anaknya, ia ingin sekali menutup matanya, ia lelah, ia ingin semuanya berakhir, karena ia tau bahwa tanpa dirinya, semuanya pasti akan lebih baik. 

"Eoh, Ja-jackson-aa Minha-aa, apa kau bisa memanggil paman, ia bilang ia membawa ice cream untuk kalian di luar," Chanyeol berkata menunjuk pintu keluar dengan Baekhyun yang melambaikan tangan dari kaca pintu, laki - laki itu tau bahwa sepertinya Chanyeol ingin sendirian bersama istrinya. 

"Baiklah!!" Jackson dan Minha turun dari kursinya dan berlari keluar ruangan di sambut Baekhyun yang masuk ke ruangan pelan. 

"Terimakasih banyak Baekhyun-sshi, tolong jaga anak - anak dan suamiku," Hana berkata 

"Jangan khawatir, aku akan terus berada bersama mereka, kajjaa!!" Baekhyun menggengam kedua tangan anak - anak kecil itu dan melambakan tangan mereka ke arah Hana yang mencoba untuk tersenyum. 

setelah pintu ruangan tertutup, Hana meneteskan air matanya.

"Hey, jangan menangis, kau tau kan aku akan melakukan ap-"

"berbaringlah bersamaku, aku lelah sekali," Hana berkata memotong kata - kata Chanyeol

Chanyeol berbaring di sebelah tubuh Hana, dengan pelan ia memeluk tubuh wanita itu hangat. 

"Chan-a..." 

"Cukup, kau harus beristirahat," 

Hana melepaskan nafas beratnya,

"aku akan datang di mimpimu, di setiap ulang tahunmu, aku berjanji," 

Chanyeol meneteskan air matanya, ia tau, ia tak sanggup untuk melakukan ini, namun ia harus melakukannya, ia harus kuat. 

"selamat tidur, H-hana-ya, kita akan bertemu lagi... dan... saat itu, aku tidak akan pernah membiarkanmu di sakiti, aku-"

"Sarang hae..." 

--00--

"Juri yang terhormat, kematian ibuku yang mengenaskan, meninggalkan kami semua dalam keadaan duka, dan semua itu karena wanita laki - laki yang kini berada di depanku, walaupun aku tau kau tak akan pernah mendapatkan hukuman apapun dari perbuatan kejihku, tapi aku tau, Jakson juga ayah tau, dan mendiang ibuku tau, bahwa kau lah penyebabnya, kau- kau- membuatnya meninggalkan kami semua," Minha menangis. 

"Sekian yang mulia,"

"Dengan ini, persidangan ini akan di tutup," 

di sisi lain, Chanyeol, laki - laki yang menua seperti sebotol anggur mewah, masih menjaga wajah tampannya, beberapa kerutan terlihat namun ia tetap menjaga rambutnya yang masih hitam, tubuhnya yang tetap bugar, dan wajahnya yang menarik semua pandangan. 

"Hana-ya," laki - laki itu memanggil nama wanita yang masih terus ia ingat setiah harinya, laki - laki itu masih terus mengunjungi tempat peristirahatan terakhir wanita yang tak pernah 1 menit pun ia lupakan. 

"Hari ini... Jackson juga Minha, mencoba membersihkan namamu," ia tertawa renyah, "kau tau kan kedua anak kita kini sudah menjadi pengacara handal," ia tersenyum, "kau benar - benar memberikan gen terbaikmu untuk mereka."

"apa kabarmu hari ini?" laki - laki itu kembali berkata memandang photo terakhir dirinya dengan Hana. 

"Besok hari ulangtahunku, aku berharap kau bisa datang, anak - anak selalu menceritakan keharidarnamu di dalam mimpi mereka, tapi kau tidak pernah datang padaku," Chanyeol mengeluh.

"Datanglah malam ini, aku merindukanmu." Chanyeol mengucap sebelum menyentuh pipi manis Hana yang terpajang di tempat itu dan melangkah pergi. 

-00-

"Ayah! cepatlah bangun!" Suara Minha membuat Chanyeol membenci dirinya sendiri, kebiasaannya untuk membenci pagi hari terbawa sampai saat ini. 

"Arrasso Minha-ya!" Chanyeol berkata sedikit keras dan membuka pintu kamarnya

"SELAMAT ULANG TAHUN AYAH!" Minha juga Jackson membawa kue hadiah juga teropet kecil memberikan kejutan kepada laki - laki yang kini genap berusia 52 tahun. 

Chanyeol tertawa memperlihatkan deretan giginya yang rapih, 

"Ya! Cepat tiup lilinnya," Baekhyun berkata,

"Make a wish, Appa!" Jackson berkata 

Chanyeol menutup matanya dan meniup lilin yang ada di depan wajahnya, 

"Happy bday Hyung!" Sehun memberikan hadiahnya. 

"Yah! ini hadiah dariku!" Baekhyun memberikan hadiahnya, 

"Appa hadiah dariku ada di bawah," Jackson berkata dan mengajak semuanya untuk turun ke lantai 1, untuk menyantap sarapan sekaligus perayaan ulang tahun Chanyeol. 

"Happy birthday Appa!" Jackson memberikan sebuah kotak kecil di tangannya. 

"Apa ini?" Chanyeol membuka kotak itu dan matanya terkejut, sebuah jam tangan mahal dan bermerk membuat Chanyeol kaget. 

"yah! ini mahal sekali, apa kau merampok bank sekarang?"

"Hey! kau pikir hanya kau yang kaya di dunia ini?" Baekhyun berkata. 

"Dan ini dariku!" Minha memberikan sebuah kita yang sedikit lebih besar. 

"Gumawo, euri Princess..." Chanyeol membelai rambut Minha pelan, matanya sendu menatap hadiah di dalam kotak itu, sebuah photo editan yang menunjukan Hana masih bersama - sama dengan mereka, Chanyeol mendukan kepalanya. 

"Appa! aku tidak memberikan ini untuk membuatmu menangis!" Minha memeluk tubuh ayahnya. 

"Ah... Maafkan aku," Chanyeol menyeka matanya.

"Kita semua merindukan eomma," Jackson memberikan pelukannya pada Chanyeol dan kedua paman muda yang terduduk di meja makan memandang keluarga kecil yang tidak lengkap itu dalam luka. 

suara ketokan pintu membuat mereka memalingkan wajah kearah pintu. 

"aku akan membukanya," Baekhyung berjalan membuka pintu dan kembali dengan sebuah kotak di tangannya. 

"Sepertinya seseorang mengirimkan hadiah untukmu," Baekhyun berkata dan meletakannya di atas ruang tamu dan kembali ke meja makan. 

"Hyung! Aku lapar cepatlah!" Sehun protes. 

"Paman! kau benar - benar keterlaluan!" Jackson kini menggelengkan kepalanya. 

mereka berjalan ke meja dan menyantap sarapan dalam keadaan gembira, setelah semuanya selesai mereka semua pergi ke kantor masing - masing untuk bekerja, dan begitu juga Chanyeol, ulang tahunnya atau bukan, ia tetap berada di belakang mejanya yang sibuk, matanya menyisir frame photo yang Minha berikan tadi pagi, matanya sendu, seakan ia menyesal untuk tidak menukarkan nyawanya untuk Hana namun ia tau bahwa semua ini sudah menjadi takdir, untuknya membesarkan Minha juga Jackson menjadi prioritas utamanya. 

Chanyeol memasuki rumah kosongnya ia masih menempati rumah yang sama dengan yang dulu ia tinggali, begitu banyak kenangan yang ia punya di rumah ini dengan Hana, ia tak ingin meninggalkan semuanya begitu saja, matanya lelah, ia tak ingin memikirkan apapun saat ini, membasuh tubuhnya dengan air hangat dan menggunakan pakaian santainnya, ia duduk di ruang kerjanya sambil memegang segelas wiskey di tangannya, matanya menyusuri beberapa pesan singkat dari Baekhyun untuk hari ini dan melempar ponselnya ke atas meja, kerap kali ia merasa sedih di dari ulangtahunnya sendiri, hari kematian Hana berselang hanya 1 hari dari hari ulang tahunnya, itu mengapa ia membenci dirinya sendiri di setiap ulang tahunya, ia selalu mengingat semua yang terjadi hari itu. 

matanya menangkap kotak yang tadi pagi di antar ke rumahnya lewat post, kotak dengan pita berwarna merah marun membuatnya penasaran, siapakah yang mengirimkannya hadiah di hari ulangtahunnya. 

tangannya mengambil kotak itu dan membukannya pelan, sebuah buku diary terlihat dengan sebuah topi berwarna hitam juga sebuah amplop yang terlihat cukup tebal," 

Chanyeol membuka amplop dengan hati - hati, matanya memerah melihat kata - kata pertama yang tertulis dari kertas yang terlihat sudah sangat tua dan usang dan ia tau pasti tulisan siapa itu. 

Chan-a, selamat ulang tahun suamiku yang paling tampan di dunia ini, apa kabarmu? surat ini ku tulis saat aku tau bahwa aku hanya punya 1 bulan lagi untuk hidup denganmu, begitu sulit bagiku untuk menuliskan semuanya, tapi satu hal yang pasti bahwa selama aku bersamaku, aku merasakaan apa arti kebahagian, cinta dan kasih sayang, kau adalah rumah bagiku, walau aku pernah menghilang dari hidupmu, aku masih terus mencintai mu seperti saat pertama kali kau duduk di cafe itu, kau adalah penolongku di saat aku tidak punya apa - apa dan aku memberikanku nafas untuk kembali hidup. 

Chanyeol-a, terimakasih sudah pernah menjadi bagian dari hidupku, kau membuatku mengerti tentang arti dari kehidupan, kau memberikanku waktu untuk meresakaan hidup menjadi seorang ibu, menyangi Jackson juga Minha dan juga dirimu adalah kemenangan bagiku, jadi dengan surat ini aku ingin kau tau bahwa aku akan terus berada di sisimu. 

di dalam kotak ini, aku mengirimkan sebuah topi yang kurasa akan kau butuhkan, aku tau rambutmu tidak akan sehitam dulu, dan topi ini sudah pasti terlihat sangat keren padamu. 

aku juga mengirimkan diary-ku saat mengandung Jackson, aku rasa kau ingin melihat bagaimana Jackson tubuh saat kau tidak bersama dengan kami, foto - foto itu aku ambil saat berada di US, aku harap kau bisa memaafkanku untuk meminjam Jackson untuk diriku sendiri untuk beberapa saat. 

aku harap kau terus bahagia, tersenyumlah seperti dulu saat kau melihatku datang ke kantormu, tertawalah seperti kau melihat ku terjatuh di kolam berenang, hiduplah dengan panjang untuku, Jackson dan juga Minha. 

dan sekali lagi aku katakan bahwa aku... sangat... mencintamu... Park Chanyeol... selama - lamanya 

dari..
istrimu... 

titisan air mata membuat Chanyeol memejamkan matanya, ia menangis, membaca surat Hana seperti kembali mendengar suara wanita yang membuat hatinya berdetak, ia mengangkat kepalanya yang berdenyut untuk beberapa saat, tangannya mengambil diary yang terlihat sudah usang, ia membuka lembaran demi lembarang dengan photo dan tulisan tangan yang Hana buat dari saat masih di dalam kandungan, sampai Jackson mulai memasuki sekolah, semuanya terlihat rapih, begitu banyak cerita yang bagikan tak terasa, Chanyeol tertidur di kursi kantornya. 

MIMPI

Chanyeol terduduk di meja kerjanya di dalam rumah, berusaha menyelesakan beberapa berkas penting, dan tiba - tiba pintu kantornya terbuka pelan.

"Chan-a!" mata laki - laki itu langsung tertuju pada wanita yang berdiri di ambang pintu dengan gaun putih kesukannya, 

"Oh.. Hana-ya!" Chanyeol tersenyum dan menyambut wanita itu untuk duduk di atas pangkuannya, 

"aku merindukanmu, kenapa kau sibuk sekali?" Hana terdengar jengkel.

"Oh? bukankah kau yang tak pernah datang mengunjungiku?" Chanyeol masih memberikan pelukan hangatnya pada tubuh Hana.

"hey! aku menepati janjiku untuk datang di ulang tahunmu!" Hana mencubit pipi Chanyeol pelan. 

"well, aku menunggu cukup lama..." Chanyeol meletakan dahinya pada dahi Hana pelan. 

"Selamat ulang tahun, Park Chanyeol, aku mencintaimu," 

"aku mencintamu selamanya... Hana...." 

END 







Continue Reading

You'll Also Like

7.8K 997 22
🔞 21+++ HARD MATURE Bijaklah dalam memilih bacaan, bagi yang belum cukup umur dilarang mampir.
1.7M 152K 76
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
241K 20.9K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
36.7K 3.5K 15
Jeffrey Hueber as immortal person in this world.