Friendship of the Heart (Tama...

By smallstep00

3.2K 1.4K 85

Friendship of the Heart adalah kisah persahabatan yang terguncang oleh persaingan cinta dan kebencian. Merek... More

Prolog
1. Perdebatan kecil
2. Dia itu GGG
4. Dia datang membawa luka
5. Boomerang kehidupan
6. Kesabaran sebening air
7. Membuat Rencana
8. Kembali di beri kejutan
9. Permintaan yang sulit
10. Saat itu...
11. Mengambil keputusan
12. Rahasia yang aku pendam
13. Mendadak berubah
14. Orang yang sama
15. Camping
16. Jangan terlalu Dingin
17. Sikap yang aneh
18. Dia Istimewah
19. Orang di masalalu
20. Perjanjian Tasya
21. Hati yang mati
22. Tentang dia
23. My little friend
24. Nasib yang sama
25. Jadi salah tingkah
26. Mobil kayu
27. Teman lama
28. Kembali
29. Syarat
30. Bertemu kembali
31. Rahasia sebenarnya
32. Hilang akal
33. Drop
34. Segala alasan
35. Ungkapan
36. Sikap yang berbeda
37. Hal yang terjadi
38. Liburan
39. Semuanya terungkap
40. Setitik tinta hitam
41. Cinta dalam luka
42. Ternyata aku yang bersalah
43. Yang aku inginkan
44. Jangan berjuang sendiri
45. Selamat Tinggal
46. Aku Lelah
47. Bukan Perpisahan
48. Surat Cinta?
49. Sudah terlambat
50. End

3. Tidak ada yang namanya kebetulan

125 65 3
By smallstep00

Annyeong💐

*
*
*

"Aku memaafkanmu bukan berarti aku melupakan semua yang telah terjadi"
~Tasya Adeeva~

*
*
*
𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ʀɛǟɖɨռɢ

"Tidak perlu, saya naik angkutan umum saja"

"..."

"Lima tahun saya pergi bukan berarti saya melupakan kota ini, tidak perlu khawatir."

Bib!

Laki-laki itu mematikan sambungan teleponnya. Lalu kaki jenjangnya mulai melangkah hingga berhenti di sisi Zebracross.

Dia berdiri di ujung jalan seraya menunggu lampu berganti. Kedua sudut bibirnya terangkat ketika sebuah kenangan terlintas di pikirannya di saat dia memandang lampu merah.

"Kak ayoo! Aku mau eskrim itu!"

"Iyaa, sabar sebentar, kamu lihat 'kan lampunya masih merah? "

"Apa hubungannya sama eskrim?"

Ia terkekeh kecil. "Ketauan nih, kamu sering bolos yah di jam pelajaran PKN?"

"Ihh! Sekarang malah nyambung ke pelajaran, aku mau eskrim kakak, nanti mobil eskrimnya keburu pergi!"

Ia menghela napasnya. "Yayayaya... Kita tunggu sebentar lagi. Kalau kita nyebrang sekarang itu bahaya nanti"

"Ish! Nyebelin!"

Terkekeh kecil saat mengingat kenangan  ketika bersama seorang gadis yang selalu membuat hari-harinya pernuh warna karena tingkah laku dan sifat cerewet gadis itu.

"Hei, nak. lampunya sudah ganti!" tegur seorang perjalanan kaki yang akan menyebrang juga.

Dia mengangguk kecil, karena melamun dia sampai tidak sadar jika lampu sudah berganti. Baru saja kakinya akan turun ke jalan, lampu kembali berganti dengan cepat, membuatnya langsung mengurungkan niatnya, jadilah dia harus menunggu lagi.

Disela menunggu dia merasakan ponselnya bergetar, ia pun langsung memeriksanya. Ternyata ada pesan masuk dari Papahnya.

Papa
: Cepatlah pulang, sebentar lagi ada badai.

Suara lampu telah berganti terdengar. Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel dia turun ke jalanan untuk menyebrang. Saking fokusnya, dia sampai menabrak seseorang saat di pertengahan jalan.

"Astaga! Sory-sory...."

Ingin melihat siapa orang yang ia tabrak namun lampu tidak berpihak padanya. Dengan gerak cepat ia ke tepi jalan lalu melihat ke arah sebrang untuk memeriksa, namun sayang itu sudah terlambat.

🍁🍁🍁

Keesokan harinya. Dia baru saja selesai mandi, matanya langsung menangkap beberapa totebag yang berjajar di atas sofa itu pun langsung melangkah ke arah sana.

Mengambil salah satu untuk ia buka. Di dalam totebag pertama berisi satu set seragam sekolah.

"SMA Dareksa." bacanya saat melihat logo yang tertempel pada rompi itu.

Setelah 5 tahun berpendidikan di Negara terindah nan juga bersih, yaitu Swiss. Akhirnya setelah sekian lama ia kembali lagi ke tanah kelahirannya.

"Den Raka?"

Mendengar suara Bi Mirna dari luar kamarnya, Ia pun langsung memeriksanya.

"Ada apa, Bi?"

"Selamat Pagi Den Raka. Ini bibi mau antarkan kunci motor dari tuan besar," katanya sembari menyerahkan kunci motor kepada Raka atau lebih akrabnya adalah Raka Fahreza Sundara.

Tangan kanannya mengambil kunci motor itu. Akhirnya setelah sekian lama ia kembali diizinkan untuk mengendarai motor. Karena selama tinggal di Swiss ia tidak pernah mengendarai kendaraan roda dua.

"Oh iya, satu lagi, tuan besar manggil Den Raka buat sarapan."

"Bilang saja, saya sarapan di sekolah." jawabnya lalu langsung menutup pintunya.

*
*
*

Pagi ini SMA Dareksa dibuat heboh saat motor Kawasaki hitam memasuki area parkiran sekolah. Bukan karena motor itu yang menjadi alasan kehebohan pagi ini. Alasan utama yaitu kedatangan Raka yang memiliki aura daya tarik yang tinggi hingga mampu jadi pusat perhatian seketika.

"Omg!! Itu siapa... Ganteng anjirr!!"

"Astaga! Lemes badan gue, ganteng banget!!"

"Asupan pagi gue, omg!!"

Satu hal yang dia tidak suka adalah kebisingan, Raka pun langsung mengenakan Headphone setelah dia melepaskan helmnya.

Berjalan dengan acuh melewati kerumunan para siswi yang kepo dengannya. Namun, langkahnya terhenti saat di Koridor samping lapangan.

"Raka Fahreza Sundara. Haven't seen you for a long time."

*
*
*

Tasya baru saja menyelesaikan hukumannya, dia masuk kedalam kelas dengan keadaan kesal. Bukan karena hukumannya tetapi karena Zitha.

"Kenapa, Sya?" tanyanya Julva sedikit terkejut karena Tasya menaruh tasnya dengan cara membantingnya.

Duduk dengan gaya menyilangkan kedua tangannya, lalu berkata "Lagi kesel gue!"

Julva mengerti, sudah terlihat jelas dari raut wajah Tasya, "Iya, kenapa?"

"Temen lo tuh! Licik banget, padahal kesalahannya sama tapi hukumannya beda. Masa gue hukumannya lari keliling lapangan sedangkan dia cuman nganterin buku absen ke kelas 12 IPA doang. Nyebelin!!"

"Elah, gitu doang ngambek!" celetuk Zitha yang baru saja sampai dab ikut bergabung.

Tasya memutar bola matanya dengan malas, "Bacot! Kalau lo mau nego, sekalian nego buat gue juga dong. Mau enak sendirian aja lo, Sama-sama telat tapi hukum masa beda!" kesalnya sambil mengingat saat Zitha sedang berbincang dengan Sakara agar menggantikan hukumannya.

Zitha menghela napasnya. "Gue kan istimewah" jawabnya.

"Dih! Apaan yang istimewah? Oh! Jangan-jangan lo sama si Sakara diem-diem pacaran. Wah! Parah lo zit dia kan udah punya pacar, lo mau jadi pelakor?!"

"Astaga! Pikiran lo suudzon mulu sama gue. Gue tuh baru pulih makanya gue minta hukuman lain!"

"Heh Marpuah! Lo kan demam, bukan sakit jatung yang ga boleh dibawa lari!"

"Tasya..."sebelum terjadi keributan Julva pun segera menghentikan lebih dulu. Gawat jika masalah ini diperpanjang, sudah di pastikan nanti akan terjadi apa di kelas ini.

🍁🍁🍁

"Tasya!"

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara orang yang memanggilnya. Tasya pun langsung membalikkan badan, matanya melihat Pak Juna guru mata pelajaran ekonomi, melangkah menuju kearahnya.

"Iya Pak?"

"Jamnya Pak Tiar?" tanyanya karena melihat Tasya yang mengenakan seragam olahraga.

Tasya menjawabnya dengan anggukan. Lalu Pak Juna kembali berbicara "Saya boleh minta tolong? tadi saat latihan Sakara meninggalkan ponselnya di gedung olahraga. Tolong antarkan ponselnya yah,"

"Baik pak saya antarkan ke Sakara sekarang"

"Terimakasih banyak yah"

"Sama-sama, Pak. Kalau begituh saya duluan, permisi."

Setelah beberapa langkah Tasya berhenti dahulu, dia menoleh kebelakang memastikan Pak Juna telah pergi.

Senyumnya terbit di wajahnya, "kepo dikit ga masalah kali yah?" kekehnya sembari menyalakan ponsel Sakara.

Ia ingin tau bagaimana isi ponsel cowo modelan Sakara yang galak. Saat ponsel itu menyala Tasya langsung tertawa, "anjirr! Muka sangar tapi wallpaper nya upin-ipin" Tasya membekam mulutnya sendiri, bisa gawat jika ada yang mendengarnya.

Setelah melihat itu Tasya berniat untuk mematikan ponsel itu kembali, tetapi jemarinya terhenti saat notif pesan muncul.

+62 8975*****
: Kalau gue pembunuh, gue juga bisa bunuh lo...

Matanya terbelalak membaca pesan itu. Beberapa detik kemudian pesan lainnya muncul.

+62 8975*****
: Temuin gue di atap...

Tasya langsung mematikan layar ponsel itu, "ga bisa di diemin ini," dengan langkah cepat, ia pergi ke atap sekolah untuk memeriksa siapa yang mengirim pesan itu.

Napasnya terengah-engah saat tiba di lantai paling atas, "anjir! gue bego banget, kenapa gue datang sendiri yah? kalau tuh orang beneran pembunuh gimana? bego lo Sya!"

Mengatur napasnya agar kembali stabil, ia tidak ada pilihan lain untuk memeriksanya sendiri. Sebelum itu, Tasya mengambil tongkat bisbol di kardus pojok untuk menjadi senjatanya.

Setelah itu, Tasya mulai membuka pintu penghubung atap dengan perlahan. Ada sedikit cela Tasya mengintip keluar untuk memastikan pengirim pesan itu ada disana.

Matanya Tasya menangkap seorang siswa dengan seragam yang sama dengannya berdiri di pagar pembatas. Keningnya mengkerut, apa pesan itu hanya pesan candaan?

Tasya membuka pintu dengan lebar hingga menimbulkan suara yang dapat di dengar siswa itu.

Siswa itu membalikkan badannya hingga menampilkan wajahnya. Tasya langsung terdiam membisu, tongkat bisbol yang berada di tangannya langsung terjatuh.

"Ra--Raka?" rasanya dadanya terasa sangat sesak saat menyebutkan nama itu.

"Kalau gue pembunuh, gue juga bisa bunuh lo..."

Tasya terkekeh pelan saat mengingat pesan tadi, "Pembunuh!"

"Tasya?"

Tangan kanannya ia angkat untuk menghentikan langkah Raka yang akan mendekatinya, "diam di tepat lo!"

"Tas---"

Matanya terpejam dan tangannya sudah mengepal, "Sialan! Kenapa gue harus liat lo sih, segituh sempitnya kah dunia ini sampai ga ada tempat lain yang bisa lo datangin?"

"Sya---"

Tasya tidak memberikan ruang untuknya berbicara, gadis itu langsung melakahkan kakinya pergi dari sana. Sungguh dia tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi setelah beberapa tahun.

Masih ingat dengan gadis di lampu merah? Gadis itu tak lain adalah Tasya. Gadis yang dulu sangat dekat dengannya namun sekarang menjadi asing, lebih parahnya dia membenci dirinya.





























----


Kira-kira masalah apa yang terjadi antara Raka dan Tasya yah?

Kenapa Tasya bisa benci sama Raka?

Eummm... Kalau mau tau jawabannya terus ikutin cerita mereka yahhh!!

Jangan sampe ketinggalan!!

Vote⭐and comment nyaa💬

Continue Reading

You'll Also Like

210 64 12
Maaf sebelumnya ya guys ada kesalahan tulis di deskripsi jadi gw bikin ulang lagi πŸ™maaf banget :) . . . . "Lu ngerti kan mereka kenapa? " "Ptff...
891K 33K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
37.7K 2.3K 14
Requestan bucinnya X1 when jadi Daddy rasa lokal.
881 411 20
Gadis cantik itu telah bergabung dengan anggota KPDSI dan terjun ke dunia mafia selama dua tahun, pembalasan dendam akan dimulai saat hari pertamanya...