Home [Boboiboy x Reader] || B...

By fayree_

86.9K 9.1K 3.9K

Hakikatnya rumah, tempat tinggal yang memberi rasa aman dan kenyamanan. Nyatanya, kamu hanya tinggal saja, ha... More

0.0 [Prolog]
0.1 [Planet nun jauh]
0.2 [Bebas untuk pergi]
1.1 [Bukan anggota]
1.2 [Di depan Api unggun]
2.0 [Menolong dan ditolong]
3.1 [Menguji kelayakam]
3.2 [Buah kesukaan]
4.1 [Ujian berapi]
4.2 [Penerang salah paham]
5.2 [Misi beruntun]
6.0 [Arena sirkus]
7.0 [Menghindar beralasan]
8.1 [Pijakan rumput]
8.2 [Terik pantai]
8.3 [Soalan kejujuran]
8.4 [Konser membara]
8.5 [Menginap Asik]
9.0 [Kembali ke galaksi]
10.1 [Secangkir coklat]
10.2 [Senandung misterius]
11.1 [Gejolak dendam]
11.2 [Serangan lanun angkasa]
11.3 [Perasaan terpendam]
12.1 [Jawaban segala pertanyaan]
12.2 [Rahasia yang terbongkar]
12.3 [Pilihan nekat]
13.1 [Bertemu kembali]
13.2 [Jeritanmu & seringainya]
13.3 [Bercerita ngawur]
13.4 [Liontin berharga]
14.1 [Pulang ke Bumi]
14.2 [Pilihan memihak]
15.0 [Melunasi janji]
16.1 [Kekecewaan]
16.2 [Pelatihan kejammu]
16.3 [Lagu]
17.1 [Melindungi & dilindungi]
17.2 [Mirip]
18.0 [Epilog]

5.1 [Pelatihan maut]

2.1K 233 47
By fayree_

Haii mantemann!
Akhirnya Fayre balik up lagi nih, udahan dari hiatus sesaatnya, ada yang rindu gaa?

Bab ini fokus pada kisah kalian in Boboiboy universe yang ingin berguru dengan master! Jadi gak banyak interaksi ataupun kesesuain dengan cerita asli, so pakai imajinasi kalian aja buat ngebayanginnya!

Selamat menghalu!

──────⊹⊱ fayre ⊰⊹──────


Planet tempat kamu melaksanakan misi untuk pertama kalinya seminggu yang lalu, hari ini pun tampak sama saja tanpa ada perubahan yang signifikan.

"Nak buat apa kat planet mati ni, Laksamana?" tanyamu pada pria yang berdiri gagah di depanmu.

"Ini adalah tempat saya akan melatih kamu sampai 24 jam penuh kedepan, Y/n" jawabnya "Bagaimana? Kamu siap?" tanyanya.

kamu berkedip tiga detik lalu membulatkan mata bersemangat dengan senyuman "Latihan macam apa yang akan Laksamana ajarkan? Teknik bertarung? Penyamaran? Tipuan? Atau.."

"Semua tu Y/n, kamu kena bertahan hidup kat planet agar kamu sah saya terima menjadi anak-" ucapan serius Laksaman terpotong.

"-Anak didik Laksamana?! Heh, mesti berhasil punya!" kamu tampak antusias dipenuhi penasaran membuat Laksamana terkekeh "Apa misi dalam ujian ni Laksamana?"

"Tak sulit, cukup tak PINGSAN SATU HARI NI!" dia memukul tebing tempat kamu berdiri membuatmu jatuh dan tertimpa bebatuan, kamu masih punya kesadaran penuh.

"Heh, syaratnya cukup mudah, jangan pingsan dan sebisa mungkin hindari aku! Kamu atau pun aku tak boleh gunakan mode kuasa bertarung apapun, hanya tangan kosong je! Tak boleh makan dan minum sampai jam tangan aku berbunyi 24 jam kedepan, paham?!"

Kamu mengaduh sambil memukul batu-batu yang menimpa "Aduuh, tapi Laksamana kan tak boleh nampak saya bila saya langgar!" lantangmu dari bawah.

"Memang saya tak nampak, tapi itu sama saja dengan kamu membohongi diri sendiri bukan?!"

Kamu mengangguk "Betol juga, jadi.. Saya kena bertahan je?"

"BETOL!" Laksamana meninju lagi tebing yang ia pijaki lalu melompat kebelakang, sisa batuan runtuh itu mengarah tepat ke atas kepalamu.

"Alamak.." pupil matamu bergetar lalu menghindar dengan cepat.

"AMBEL NI LAGI!" Terdengar suara pukulan berdentum dari atas sana.

Lima batu besar mengarah ke arahmu yang masih menghindar gesit dan bersembunyi di balik pohon.

"Tck. Ni jauh lebih mematikan dibanding Ujian Kental, nak jadi murid pun kena rasa antara hidup dan mati?" kamu mengintip dari pohon besar persembunyianmu.

"HEH! KAMU INGAT BOLEH SEMBUNYI DARI AKU?!" Laksamana menendang kuat tiga batu besar tepat ke arahmu, kamu melompat menghindar naas nya lenganmu malah tergores batu tajam membuat jaketmu yang dari bahan khusus tergores koyak, darah segar menetes.

Kamu tidak panik soal jaket, masih bisa dijait seolah baru nantinya. Yang kamu khawatirkan adalah tidak akan ada momen kamu bisa menjahitnya kalau tidak selamat karena kini nyawa diujung tanduk.

"Haah.. Syukur ditakdirkan jadi murid ja, bukan anaknya" kamu sangat merasa lega dan memikirkan hendak kabur kemana dulu.

Setelah mengontrol napas kamu mengendap-endap kabur tanpa suara.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧


"AKU MASIH BOLEH NAMPAK!" Teriak lantang Laksamana Tarung dari atas bukit padamu yang tengah berlari di dalam hutan tanpa dedaunan menutupi ranting.

"Ck. Sial!" desismu memperkencang lari.

"JANGAN LARI JE, PERTAHANKAN DIRI!" Dia melempar tiga batu, kamu berhasil menghindarinya tapi malah tidak fokus akan kedatangan satu batu lainnya.

"AAAA!" Kamu terlempar dan terpelanting jauh tergeletak di tanah.

"Heeh.. Sakitnya.." kamu memerhatikan tangan dan merasakan goresan demi goresan perih di wajah.

Entah kemana kamu yang biasanya memerhatikan kerapian dan kebersihan penampilan, ini antara hidup dan mati. Laksamana terlihat seakan tak masalah kamu mati di sini sebagai calon muridnya, mungkin baginya mati di sini itu seperti sebuah hal yang patut kamu banggakan. Itulah pendapatmu melihat seringai pria harimau tersebut.

"BANGON Y/N! TAKDE MASA NAK TIDOR!" Dia mencabut pohon besar yang sudah mati dari dari tanah bersama agarnya dan melempar ke arahmu yang masih tergeletak lemah.

Kamu memaksakan diri untuk bangun, tapi baru setengah berdiri pohon itu sudah membuatmu terpental mundur sangat jauh.

"LEMPARAN TERPELAN AKU TAK MAMPU KAU PATAHKAN?! BANGON!" Teriaknya melemparkan sebuah batu besar ke arahmu yang terduduk menyandar di pohon.

Kamu menggertakkan gigi meluruskan sebuah kepalan yang berdentum dengan batu yang akhirnya pecah itu "BAGOSS! BAGOSS! HAHAHA, TERUSKAN LAGI!" Laksaman tampak sangat senang dan melempar banyak batu lagi.

"LAGI!" Teriaknya saat kamu selesai menghancurkan batu itu dengan sekali tinju sebelum menimpamu, dia sudah melempar lagi.

"LAGI! LAGI!" Teriaknya melemparkan lagi sebanyak-banyaknya.

Kamu yang kesal karena sudah batu yang keberapa dan sudah sangat kelelahan dengan cepat menendang batu itu sekuat tenaga tersisa ke arah Laksamana di atas sana.

Laksamana dengan membara menerima serangan batu itu dan menghancyrkannya hanya dengan tinju di udara kosongnya, hanya angin dari gerakan kepalan tangannya mampu menghancurkannya "HEBAT! HAHA DAH BERANI SERANG BALAS- eh?" Laksamana kaget mengetahui kamu sudah tak ada lagi di bawah sana.

Kamu yang berlari sekencang-kencangnya menjauh dari sana sambil mengumpat "Gila, gila, gila! Batu pengalih perhatian pun boleh hancur karena tinju tak langsung macam tu?"

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧


Kamu sampai di dekat hutan pohon mati, ya disini semua pohon memang pohon mati. Hanya saja, pohon tempatmu bersandar dan duduk adalah pepohonan yang rapat-rapat jaraknya, mampu menyembunyikanmu sementara waktu dari Laksamana.

"Laksamana tak punya koneksi jam kuasa aku, tak mungkin boleh mengesan.. Haah.. Dah dua puluh tiga jam, ayolah.. Satu jam lagi.."

Kamu menyandar dan mendongak "Aku mulai tak kuat lagi, rasa macam.. Makin mengantok... Hoam- Plak!" kamu menampar pipi sendiri dengan kuat.

"Tak. Tak boleh, tahan.. Kalau tidur boleh-boleh jadi pingsan karena penat sangat" kamu menggeleng kuat menepuk-nepuk mata.

"DAH RASA MENGANTOK?!" Lantang suara di atasmu, ada laksamana yang menyeringai di dahan pohon.

"Macam mana aku boleh tak perasan, heh??" gumammu merasa tak percaya, lalu bangki bangun dengan cepat, tapi tak secepat Laksamana Tarung yang melompat ke bawah dan meninju daratan membuat tanah jadi retak besar dan kamu terlempar jauh.

Kamu hampir kehilangan kesadaran, pandanganmu pun semakin mengabur. Di planet ini sudah mulai subuh, langit mulai berubah warna.

"KAU DAH NAK MENYERAH? DAH TAK MAMPU NAK TERUSKAN?!"

"Aku masi boleh.." Kamu menaikkan kepalan tangan yang tampak lemah.

"SERANG AKU!" Teriaknya lantang membuatmu tersadar dari rasa kantuk "Heh?! Serang Laksamana?!" bingungmu.

"Bukan tu yang kamu nak? Kamu dah kesal kan? Dan marah dan penat habis kena belasah teruk kan? Balaskan amarah kamu, teriakkan apa yang kamu inginkan, SEKARANG!"

Rasa frustasi dan kesalmu memuncak "Saya.. Saya.. Saya nak.. JUS APEL!" Laksamana lengah karena hal yang kamu inginkan agak diluar nalar, dia tidak sadar kamu sudah berada dibelakangnya dengan cepat bahkan kupluk penutup kepalamu sudah jatuh kebelakang, kamu langsung memberikan sebuah bogem kuat.

Laksamana terlempar mundur hingga terduduk di tanah.

Kamu berdiri sempoyongan Tring Tring Tring, disaat yang sama jam laksamana berdering menandakan ujian penerimaanmu sudah selesai.

"Akhirnyaa.." kamu yang sempoyongan dan melemah langsung dirangkul olehnya yang berubah jadi putih karena masa serius dah selesai, dia tersenyum senang.

"Maaf bila berat sangat, tapi kamu diterima, kamu lulus jadi anak angkat saya! Bersama-sama kita akan jadi ayah dan anak terhebat di galaxy, saya dah tunaikan janji saya pada Brue untuk jaga anak dia bila saya dan kamu berjumpa-" Ucapnya bangga mengelus pucuk kepalamu "-A-ana-anak angkat? Haaah.." kamu jatuh pingsan.

"Eh, Y/n?! Y/n?!" kaget Laksamana.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

Kamu yang tersadar di kapal angkasa yang dikemudi Kapten Papa Zola tidak banyak berbicara.

"Apesal dengan Y/n tu Laksamana? Senyap je" tanya Kapten Papa yang tengah mengemudi.

"Heh, bukan dah biasa senyap? Tak kenapa-napa tu, paling penat je" sahut Laksamana santai.

Kapten papa muncul kilatan di matanya "Eh eh eh, tidak semestinya begitu Laksamana~ Saya ni dah sangat berpengalaman mengajar dari budak-budak bawahan kamu kecik sampai besar lagi macam sekarang~ Saya paham betol permasalahan Y/n sekarang nii, saya pun punyakan anak gadis kecil lagi, mestilah sangat teramat faham~!"

"Katakanlah, apa permasalahan Y/n sekarang?" tanya Laksamana duduk di bangku sebelahnya. Dua bapak-bapak satu anak (anak laksamana kan sekarang kamu) itu memerhatikanmu yang terduduk menunduk di bangku dibelakang sambil sesekali menghela napas panjang.

Kapten papa mengangguk "Jelas sekali Y/n tengah shock sekarang ini, rasa lelah yang menumpuk ditambah shock yang sangat-sangat mengewakan membuatnya teroverthinking mase ni~"

"Hm, macamtu. Jadi, apa yang patut saya buat masa ni?" Kapten Papa merasa ragu dan gugup memberi saran pada atasannya "Y/n tengah rawan Laksamana, tak boleh terpancing ada hal yang tak sesuai keinginannya beberapa minit kedepan ni, boleh frustasi! Stress!"

"Heh, takkan boleh macam tu! Haha, kau ni pandai nak bergurau"

Kapten papa menggeleng "Tak laksamana, anak saya Pipi pun macam tu bila tengah-"

Kamu memanggil pelan "Kapten Papa, ada jus apel tak kat sini?" tanyamu lirih.

"Takde, Y/n.. Nanti ya? Oke? Bila dah sampai stesyen Papa langsung bantu ambilkan?"

Kamu mengangguk pelan.

"Fiuh" Kapten Papa tampak lega.

Laksamana berubah jadi merah karena pukul tujuh "Kenapa asik-asik jus apel je ni? Mana ade jus apel kat sini?! Tadi pun bertarung masih sempat nak fikirkan jus apel! KAMU TAK LETI SERIUS KE?!"

"Betenang Laksamana, Y/n masih agak shock pasal semasa ujian tadi, saya tak tahu apa tapi tampak sangat mengejutkan bagi Y/n-"

"HAAH! SUDAH! KAU FOKUS MENGEMUDI JE, TAKDE YANG PATUT DI KHAWATIRKAN, DIA TU KUAT!"

"...."

"Hiks.. Hik.. Hik, huhuu" kamu menitikkan air mata, tak tampak jelas dari jauh karena tertutup penutup kepala, tapi tetesan air mampu dilihat dari jarak Laksamana dan Kapten Papa.

"Haih.. Kan saya dah kata, anak gadis tu~ Laksamana, selepas shock, tengah rapuh.." Kapten Papa tampak sangat khawatir.

Laksamana yang masih berwarna merah langsung mendekatimu dan melepas penutup kepalamu agar dapat melihat wajahmu jelas "Huhuhu.. Apesal? Hiks.. Apesal tak cakap awal maksud ujian tu?!" suaramu lirih dan serak membuat Laksamana tak sampai hati.

"Shutss shtss, dah tu.. Dah.. Takpe" dia mendadak berubah jadi mode putih "Aku tak agak kau akan se shock tu, maaf ya?" dia mengelusi pucuk kepalamu.

"Saya.. Saya tak masalah dengan ujian tu, tapi saya tak butuhkan orangtua.. Saya tak perlukan laksamana jadi ayah angkat saya" air matamu kian menderas.

Deg. 'Alamak, aku dah tak sengaja tahu ni..' batin Kapten Papa 'Hot news terpanas pulak!'

"Kamu tak payah bila tak nak publish, cukup kita, Kokoci dan SI KAPTEN PAPA ni yang tahu, okey?" Papa Zola tersedak "Lagipun, saya tk boleh jadi guru kamu, kamu kena berguru pada petinggi Tapops yang lain Y/n"

"Dimana saya boleh jumpa guru sehebat Laksamana? Mana ada lagi kat Tapops?!" Kamu mendesak.

"Ooh, kamu bukan hanya shock tapi juga kecewa sangat sebab tak dapat jadi murid saya?" Tanya Laksamana agak bangga pada dirinya sendiri.

Kamu mengangguk lugu "Ha'ah, mana nak jumpa lagi guru hebat?"

Laksamana Tarung, ah sebut saja ayah angkatmu itu meletaklan kedua tangannya di bahumu "Bila sudah ditakdirkan kamu akan bertemu dengan guru itu suatu hari nanti, begitu bertemu kamu akan langsung yakin Y/n"

"Lebih yakin dari kemauan saya berguru pada Laksamana?" Tanyamu mengelapi air mata.

"Betul tu anak muda~ bila dah berjodoh, pasti akan jumpa jugak akhirnyaa~!"

"HEY! DIA NAK BERGURU LAH! BUKAN NAK CARI JODOH!" Lantang Laksamana kembali berwarna merah karena kembali fokus sudah mau sampai stasiun Tapops.

"Eh.. Itu kiasan planet bumi je Laksamanaa, nah, kita dah sampai!"

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧


Kamu berjalan masuk ke stasiun Tapops dengan penampilan kotor dan kusut, tak seperti Laksamana yang bersih berkilauan.

Laksamana pergi duluan karena ada keperluan dan pertemuan penting katanya dengan salah satu orang Tapops yang mungkin super sibuk? Laksamana sangat terburu-buru menemuinya.

"Mop mop mop mop?" Tanya para alien Mop Mop khawatir.

"Aku oke" datarmu pasrah tak nampak baik-baik saja.

Mereka menawarkan membantu "Mop mop? Mop mop mop, mop mop-"

"Eh, takpe, luka sikit je. Korang sambung je kerja, terimakasih" senyummu menerima handuk basah yang diberikan salah satunya.

"Wooh, baik betul mereka ni~ Macam mana pulak lah kamu boleh paham bahasa diorang?" Tanya Kapten Papa.

"Saya setengah alien, wajar lah.."

"Oh ye ke? Hm, kebenaran lupa sebab wujud kamu ni manusia sangat haha"

"..."

"Hmm, apesal kamu ni lesu sangat ha?"

Kamu terhenti "Kapten Papa.. Penampilan saya seburuk tu ke sampai satu lantai stesyen ni kasihan kat saya?" Tanyamu murung, padahal bajumu sudah kamu bersihkan tapi bekas bekas goresan di wajah mungkin baru hilang setelah beberapa hari.

"Em.. Hm.. Bolehkah kamu menerima bila kebenaran jujur??!"

Kamu mengangguk "Seburuk tu ke?"

"BURUK! LAGI-LAGI BURUK!"

Dia mendekatkan wajahnya padamu mengangkat tanganmu "Tengok! Tangan banyak sayatan dan luka-luka!"

Kapten papa memegang dagumu memiringkan kiri ke kanan "Muka pula banyak memar dan garis garis macam ni! Bibir kering macam tak minum seminggu!"

Dia menarik kelopak matamu dengan tangan besarnya membuatmu tampak melotot "Mata pulak, macam takde tanda kehidupan! Bahkan panda pun tampak lebih hidup dari kamu hah! PAHAM SEKARANG?!"

Kamu mengangguk lemas "Paham.."

"Dahh, pergi ke kantin segera! Makan puas puas sana, kalau pun Tapops habis stok makanan sebulan lepastu nak tuntut kamu... kan ada ayah baru kamu yang kaya tu, pergunakanlah baek-baek" bisik Kapten Papa matamu berbinar-binar "Woaahh, terimakasih ide yang bernas itu Kapten papa!"


"Haiih orang tengah lapar pun boleh betukar kepribadian ternyata" gumam Papa Zola.

Dengan bersemangat kamu berjalan masuk ke lorong-lorong dan langsung hendak memasuki lift yang hampir tertutup, kalau menunggu balik akan sangat lama, tapi lift masih terbuka kecil dan jaraknya sangat jauh dengan larian mode 5℅ sisa-sisa tenaga kamu masuk sebelum lift benar-benar tertutup.

Tanpa sengaja bertubrukan kuat dengan pria tinggi di dalam lift, walau bertubrukan kuat tak bergeser barang satu senti pun pria itu.

"Maaf" kagetmu.

Kamu menyandar dan berpegangan pada lift saking lelahnya, pria itu memandangimu penampilan wajah dan tanganmu yang sangat sisa sisa pertempuran saat kamu memencet tombol lift.

'Canggung sangat, siapa orang ni? Nampak orang kuat. Macam tak asing je.. Hm.. Lebih baik dia jangan ajak cakap lah, penat sangat ni..' Kamu bahkan terlalu lelah untuk membatin. Yang kamu inginkan adalah makan sepuasnya di kantin Tapops saat ini.

"Kamu anggota baru?" Tanya pria itu tetap memandang fokus ke depan.

'Takde sesiapa ajar dia ke kalau bercakap mestilah pandang mata!' Cibirmu dalam hati, padahal kamu juga hampir selalu berlaku sama pada orang lain.

"Ya, sebelumni saya dibidang pengurus data khusus" jelasmu datar lalu membuang muka malas, memang hilang mood bicara dengan orang yang sangat tampak tidak enak diajak bicara begini, vibes nya terlalu ga mengenakkan walau ganteng.

Dia menatap lurus ke depan berwibawa "Kini kau pasukan Tapops, kau tak boleh tunjuk muka lemah pasca pertarungan. Tunjukkan kau berjaya selepas misi sekuat apapun musuh, faham?" ucapnya penuh penekanan, mungkin hobinya nyindir. Kamu makin tidak suka kepribadian orang ini.

Pintu lift terbuka, kamu keluar lebih dulu karena sepertinya orang ini tujuannya ke lantai atas, mungkin dia orang yang ingin Laksamana bilang akan temui tadi.

"Terimakasih arahannya" Kamu memasukkan tangan ke kantong dengan sebal dan setengah berbalik menekuk leher "Tapi.. Tak berlaku bila yang saya lawan tadi Laksamana, heh?" Tanyamu dengan tatapan datar rada angkuh diliputi rasa tidak suka dan aura pekat yang tajam.

'Kira-kira akan seperti apa reaksi orang songong ini?' Batinmu yang juga orang sombong.

Orang itu tampak terkejut dan bersamaan dengan pintu lift yang hampir tertutup "Hm, baguslah, patutnya kau bangga" ucapnya dengan smirk aneh. Dan pintu tertutup dengam wajah kagetmu di akhir eye contact.

"Apa maksud- au ah! Aku butuh makan je saat ni! Jus apel i'm coming.." Kamu melangkah paksa.

Kamu malah makin kesal karena tidak paham maksuf smirk tampan itu. Aura badmoodmu sudah sangat jelas terlihat sejak tadi, makin badmood setelah bertemu orang menyebalkan itu.

"Orang hendsome yang gile" julidmu dengan suara kecil.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

"Eh Y/n dah balek?!" Seru Yaya kaget saat memasuki kantin untuk istirahat pagi dia duduk di sebelahmu.

Boboiboy mendekat "Y/n ceritelah, apa yang kau latih dari kemaren? Kami nak dengar" pintanya.

"Dey Y/n ceritelah, apesal macam tak boleh cakap kau ni?" Heran Gopal mentoel toel tanganmu, kamu yang tadinya menjadikan tangan bantalan kepala di meja menepis tangannya.

"Aiiyoo, ape kena mengena dengan kamu ni? Lemas betol, macam takde tenage!" Komantar Ying saat kamu duduk tegak tapi malah loyo dan merebahkan kepala lemas ke meja lagi.

"Me.. mang.. takde.. tena.. ge, hoamm" ucapmu lirih dengan suara serak.

"HAH?!" kaget mereka.

"Apesal suara kau hilang macam tu Y/n? Kau macam habis tak minum seharian!" Kaget Ying memegang bahumu untuk duduk tegak.

"Teruknya penampilan kau!" Komentar Gopal menunjuk tempelan di wajahmu.

"Memang, tak tidur... tak makan.. tak minum.. sehari lebih..." Lemasmu letoy kembali ke posisi kepala tiduran di meja.

"Haih? Sampai tak tidur?" Heran Yaya.

"Ooooh, patutlah kau tak peka kitaorang datang, biasa orang lewat kat lorong je kau dah tau dan boleh kenali!" Celetuk Ying.

"Kenapa pulak sampai macam tu? Sampai luka luka pula.." Tanya Boboiboy risau.

"Oooh, ini mesti tehnik latihan komander ni!" Duga Gopal benar, langsung kamu angkat jempol lemah yang lanjut loyo lagi.

Boboiboy mangut-mangut "Jadi, itulah penyebabnya muka kau banyak tempelan dan tangan kau dua-dua di perban ya? Teruk sangat ke?"

"Yaampun, kesiannya kau" Yaya mempuk-puk kepalamu dengan pandangan ikut prihatin.

"Apa latihan kau ni sebenarnya?" Tanya Boboiboy lagi.

"Mesti bahaya dan sangat sangat susah tu!" Gopal sangat Yakin.

".... Kena ja... wab ke?" Tanyamu lirih.

"KENA LAH!!" Serempak mereka semua.

Kamu menghembuskan napas panjang "Heh, tajuk latihannya : Bertahan Hidup dari Laksamana"

Spoooosshhh, uhuk uhuk. Di ujung ruangan sana ada seseorang berambut ungu yang tersedak tapi di posisi menghadap arah berlawanan, jadi kalian tak nampak.

Dia seolah tahu atau sudah pernah melaksanakan latihan itu, melihat ekspresinya yang seolah 'can related'

"Lah, senang je tu" sahut Gopal.

"Ha'ah, Laksaman ajar cara bertahan hidup di hutan, dah macam perkemahan kita di Dharghaya, apa susah?" Tanya Boboiboy.

"Apesal bertahan hidup je sampai teruk macam ni? Kau jatuh ke lubang dalam ke Y/n?"

"Atau lari dari hantu hutan sebab kau takut lepastu sesat dan jadi macam ni?" Tanya Ying.

"Tak mungkin Ying, sesat je mana mungkin jadi teruk macam Y/n ni" timpal Yaya.

"Apa jangan-jangan ada beruang angkase buas dengan pistol? Dan kebetulan laksamana tak dengan Y/n, jadilah semua tu" Gopal mengarang bebas.

Keadaan menjadi riuh membuatmu yang tengah pusing, lelah, dan sangat badmood semakin badmood. Apalagi mereka makin berdebat membahas kondisimu di depanmu yang sedang berusaha tiduran dengan membenamkan wajah dalam lipatan tangan.

"HEH, BUKANLAH!" Gerammu menggertak meja kuat sampai besi meja itu kusut.

Glek. Semuaorang tegang dan takut "BERTAHAN HIDUP DARI LAKSAMANA TU BERUSAHA MEMPERTAHANKAN NYAWA DARI SERANGAN TANPA HENTI LAKSAMANA SEHARI PENUH, PINGSAN ARTINYA KALAH!" kamu menyibak rambut kebelakang "Haiih.. Pusing aku, habis tenagaa untuk teriak" tubuhmu mendadak sepoyongan langsung dirangkul Yaya.

"Kau lulus? Hebat! Murid laksamana lah sekarang kan?! Boleh mintakan aku naek pangkat?!" Pinta Gopal agak tak tahu diri.

"AKU LATIHAN JE, TAK PUN BOLEH JADI MURID DIA, PENAT-PENAT JE! GRRRH!" frustasimu.

"Sabar Y/n, rilekss" lembut Boboiboy.

"Betenang Y/n, minum dulu" Ying cengir karena dia pelaku utama perdebatan tadi, dia menyodorkan minuman "Bukan yang tu.." Ying langsung menggantinya dengan jus apel.

"Fiuh, terimakasih.. Sorry lepas sangat tadi.. Aku rase kena berehat kejap" ucapmu saat pemuda rambut ungu tadi tampak keluar dari kejauhan, keputusanmu didukung yang lainnya pada khawatir.

"Jangan lupa cakap kat Shielda kejutkan kau nanti, malam ada pertemuan mingguan!" Teriak Yaya mengingatkan, kamu mengangkat jempol sebelum meninggalkan ruang kantin. Kamu keluar sedangkan mereka langsung lanjut membahas latihan pertamamu dengan laksamana yang kemudian akan jadi hot topic Tapops karena penggosip handal anak pakcik Kumar.

Bahkan Kapten Papa jauh lebih pandai menjaga rahasia ketimbang Gopal, buktinya tak tersebar satu bisikan pun ada yang menyebut kamu putri angkatnya Laksamana.

Tap. Kamu menghentikan langkah di ujung lorong dengan terpaku.

Orang yang ingin kamu temui malah berdiri melipat tangan menungguimu disini "Kau nak jumpa aku kan?" Memang terdengar seperti terlalu percaya diri, tapi bagimu itu sangat tepat "Apa yang kau nakkan dari aku?" Tanya suara tampan itu. Bahkan suaranya tampan, bayangkan saja wajahnya.

Kamu menatap lurus "Fang tak pernah kenalkan aku kat Kapten ke?" Kamu berdecak mengumpati Fang, bisa-bisanya kamu tak pernah tahu Fang punya kakak laki-laki jika tidak memeriksa arsip dokumennya.

"Apa maksud kau? Jangan-jangan kau kekasi-"

"Jadikan saya murid Kapten, Kapten Kaizo!" Kamu menghilangkan segala gengsi untuk saat ini, menunduk hormat di depan tampang angkuh yang tengah kaget itu.

"Tak" ucapnya lalu berbalik badan pergi.

Kamu butuh alasan "Heh?! Kenape pulak? Setidaknya berikanlah saya alasan!"

Dia terhenti "Aku tak butuhkan murid. Lagipun... Kau tak cukup layak"

Lagi-lagi kamu memotong ucapannya "Saya akan buktikan pada Kapten kalau saya layak!" Tegasmu.

"Buktikanlah" dia menyeringai lalu pergi begitu saja.

Menyisakanmu berdiri sendirian dalam keheningan di ruangan lenggang itu "Heh.. Baiklah, aku akan buktikan aku boleh, Kapten Kaizo Spy terbaik Tapops!" Kamu mengepalkan tangan menguatkan motivasi.

Seseorang menepuk bahumu "Ape kau buat sorang-sorang kat sini?" Suara yang terdengar akrab.

"Grrr! Meenggg!" Marahmu hendak mencakarnya, landak ungu itu langsung melompat mundur sembari menghindar.

"Eh, eh, Y/n apesal dengan kau?!" Kamu menarik kerahnya.

"Apesal kau tak pernah cakap abang kau Kapten Kaizo hah?!" Gerammu membuat ia bercucuran keringat "Kan rupa kami mirip ja, lagipun kau kan ketua pengurus data, apesal pula tak tahu?"

Kamu berdecak "Aku belom baca lagi sampai situ, baru tadi siang aku lanjut baca file deretan kapten Tapops" kamu mengusap bagian belakang leher dengan tampang sok cuek mengingat betapa kagetnya membaca file ternyata orang di lift tadi adalah Kapten Kaizo, dan belum lagi plot twist tertera di bagian saudara menyatakan dia abang Fang.

"Kau baca biodata orang dah macam baca novel" dia menyentil jidatmu.

"Suka hatilah"

"Dah tu? Apesal pula sampai kesal sangat?" Tanya Fang menyamakan langkah jalan disebelahmu.

"Aku kan fans dia, heh" ucapmu mengerucutkan bibir.

"Pftt- AHAHAHA! FANS MACAM APE TAK TAHU RUPA IDOLA?!" Ejeknya terbahak-bahak kamu hanya rolling eyes "Macam mana nak tahu? Aku kan cuma tahu pasal cerita-cerita melagenda dia sebagai spy je, lagipun baru tadi semase rehat di kantin aku search kat data Tapops, itulah sebabnya aku shock"

"Kau ni.. Hmm" dia mendekatkan wajah pada matamu "Macam orang dah buat salah kat abang aku, jumpa je tak pernah, rileks lah~ bukan dosa tak hafal muka dia, dia kan jarang nampak kat Tapops" jelas Fang angkat bahu dan tangan dengan santai.

Kamu menunduk "Sebuah dosa Fang.. Untuk fans dia macam aku.. Selebihnya esok pagilah sebelum misi aku cerita"

"Tak lanjut hari esok-" kamu menatapnya datar, dia memerhatikan kondisimu dari atas sampai bawah "Jom jom aku hantar ke kamar kau, Shielda agaknya dah berangkat misi. Kejap lagi dia balek"

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

"APEEE?! KAU.. KAU BUAT SEMUA TU DALAM SEHARI!" Kaget Fang sampai bergetar mundur mendengar ceritamu di pagi hari esoknya.

Kamu mengangguk-angguk pasrah.

Fang mengusap wajahnya "Cari nahas ke? Biarpun dia abang aku, dia tu sadis tau?"

"Aku tahu"

Fang teringat sesuatu "Kau tak cakap kat dia kalau kau idolakan dia kan?!" Kamu menggeleng "Fiuuh.. Bahaya kalau dia ilfeel nanti, belom lagi kata-kata pedas menusuk, beuhh ngerii Y/n..."

"Tapi, dia nampak cool berwibawa jee" gumammu tak setuju sebagai Fans.

Fang menatapmu serius "Aku dah nampak dia dari awal aku dilahirkan Y/n, aku memang kagumkan dia juga.. Tapi.. Bagian sadis pemarahnya, tak lah!" Fang tampak ngeri.

"Tapi aku tak menyesal. Aku kena diakui dan jadi murid dia!"

Fang menelan ludah tegang "Kau serius? Takkan senang tu, mungkin lagi susah dari berlatih dengan Laksamana"

"Aku nak jadi spy mestilah berguru dari master penyamaran Tapops macam dia!"

Fang berpikir "Lah? Kalau nak jadi spy kan banyak anggota Tapops senior lain? Contoh Komander, kan boleh-" kamu menggoyangkan jari.

Kamu menyeringai "Nampaknya kau belum paham aku sepenuhnya Fang, Aku bila nak berguru atau pelajari sesuatu mestilah dari masternya! Baru sah dikata berguru!"

"Adee pulak?" Dia menatap speechless.

"Ye lah, aku belajar memasak dari chef terbaik kat kota Ding-Dong, chef di rumah paman. Belajar penginderaan kuceng dari kawan-kawan kucing gang kat planet dulu. Belajar musik dari guru musik terbaik di sekolah. Aku pula belajar teknik bertarung dari Laksamana Tarung kan? Nama pun Tarung. Jadi mestiah belajar jadi spy dari ahli terbaiknya kan?" Kamu meletakkan tangan di pinggang bangga.

"Kalau kau nak belajar asmara? Hm? Hm?" Canda Fang "Aku tak kisah asmara, heh" kamu memasukkan tangan ke kantong dengan wajah malas.

"Patutlah tak peka padahal ramai yang suka" cicitnya mengerucutkan bibir.

"Suka aku? Orang gila mana tu? Membual je" sahutmu yang mendengarnya.

"Kau ni, umur remaje mestilah kena belajar asmara. Biasa orang belajar dari nonton film, baca novel, dengar lagu, kau pulak nak belajar dari mana? Mana ada guru terbaik nak ajar kan kan?" Dia menaik turunkan alisnya.

"Aku tak tertarik pun nak belajar, heh. Takde pun nak cinta-cinta, buang mase je"

"Yee ke? Lepastu Boboiboy tu ape?" Tanya Fang menyikut-nyikut lenganmu dengan wajah iseng.

"Dia manusia bumi, heh" Fang tepuk jidat.

"Bukan itu maksud aku! Aku tahu lah dia manusia, aku anggota Tapops yang awal jumpa dia lagi semase bermisi kat bumi! Haih.. Maksud aku kau anggap dia ape?"

Kamu terhenti lalu menekuk leher kebelakang dan melihat ke Fang yang agak tertinggal langkah dibelakang "Kawan je kan? Ape lagi?"

"..... " Fang terdiam, entah kenapa malah dia yang jleb. Mungkin membayangkan posisi seolah dia adalah Boboiboy jika mendengar kalimatmu tadi.

"Hmm.. Mungkin bawahan juga, pangkat aku kan lagi tinggi"

".... Ehh? kau ni tak peka lah! Kau pun tak faham maksud soalan aku!" Fang akhirnya paham tadi itu jawaban karena kamu polos tak mengerti maksud soalannya bukan karena kamu tidak suka. Tapidia juga tidak memastikan dengan pasti.

"Heh, terserahlah. Aku tak kisah asmara-asmara yang kau maksudkan tu" cicitmu.

Kamu menghentikan langkah membuat Fang badan bertubrukan dengan badan bagian belakangmu "Haih! Apesal kau tiba-tiba henti ni?" Dia mengelusi hidungnya yang tertabrak kepalamu.

Kamu berdecih "Ck, takde ape.. Kawan je" kamu berbalik badan dengan angkuh seperti biasa, kamu bisa merasakan ada langkah yang terhenti di balik persimpangan lorong di belakang "Kawan je pun, apesal aku kisah sangat, heh" tanyamu pada diri sendiri, entah kenapa terasa mengganjal "Bukan ke Boboiboy juga anggap aku kawan dia? Lagipun takde cinta-cinta, kan?" Gumammu cepat pada diri sendiri.

"Kau ni apehal Y/n?" Fang mengerutkan kening.

"Takde, cuma tak enak hati je" kamu menganggapnya begitu.

"Tak enak hati?... Eh?" Fang terkejut menoleh ke belakang sana, ada Boboiboy yang tengah menunduk tak sadar kalau dia ketahuan "..."

"Cepat. Kita dah lambat" tajammu.

──────⊹⊱ fayre ⊰⊹──────

Bab ini panjangg lebih dari biasanya padahal uda Fayre bagi dua, awalnya Fayre mau dibagi lagi tapi tanggung ajaa kalo kebanyakan part, jadi tolong diterima ajaa yaaa :)

Kalian suka sepanjang-panjang ini atau kayak yang biasa aja ya?

Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen dan Vote yaa, follow juga @fayree_ biar kalian bisa tahu kapan book ini di up lagii, Fayre bakal sering up karena uda nabung bab pas bulan puasa! Uhuyy!

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

Momen saat kamu ilfeel dengan Kapten Kaizo

"Tapi.. Tak berlaku bila yang saya lawan tadi Laksamana, heh?"

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

Continue Reading

You'll Also Like

80.4K 8.3K 18
➝╏· Boboiboy x Reader ·╏ 'Kisah kehidupan pasutri baru yang terkadang masih canggung lantaran belum terbiasa, karena hubungan mereka berdua sebelum m...
55.6K 5K 23
[ 4 ] Petualangan Boboiboy dan kawan-kawannya dalam perjalanan untuk mendapatkan Kuasa Elemental tahap ketiga. Tentu saja terdapat perbedaan Scene da...
44.9K 3.5K 20
Gadis Keturunan Iblis Dan Dewi Yang Memiliki Sebuah Kekuatan Besar Yang Membawanya Pada Garis Takdir Gelap Yang Membuatnya Di Sebut Sang Malapetaka S...
109K 11.3K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...