ZAYILLE : ADORABLE

By ambivarence

46 21 2

Mengisahkan tentang seorang remaja bernama Zayden Fernanda yang berhasil berpacaran dengan seorang gadis bern... More

2. Masalah HP

1. Hari Pertama

37 12 2
By ambivarence

Seorang perempuan dengan rambut terurai panjang berwarna coklat muda bangkit dari kursi taman dan berdiri didepan Zayden.

Tak lama perempuan yang bernama Camille itu berjongkok dengan lutut kaki kirinya yang menyentuh stepping taman dengan menampilkan senyum cerah.

"Ternyata kamu lucu banget, gimana kalau kita pacaran saja?" Tanya Camille dengan nada santai sambil memberikan sebuah gantungan kunci kucing abu-abu kepada Zayden.

Setelah mendengar pernyataan Camille, kedua mata Zayden langsung melebar bahkan pipinya langsung terasa panas karena bersemu merah.

Dia tidak pernah mengira kalau ia akan menerima pernyataan cinta secepat dan selancang ini bahkan oleh perempuan yang ia sukai selama ini secara diam-diam.

"Pagi, Ayden!" Sapa Camille seperti biasanya seakan lupa dengan kejadian kemarin.

Zayden terkejut dan tak lama ia langsung memalingkan wajahnya, "Pa-Pagi.."

'Kenapa dia bisa bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa kemarin?' Batinnya heran, ia terus ngebatin sambil berjalan menelusuri lorong.

"How are you today, Ay?" Tanya Camille sambil mengikuti langkah Zayden dari belakang.

"Go-Good," Balas Zayden sambil gugup dan tak sadar kalau jadi mempercepat langkahnya.

Camille menyamakan langkahnya dengan Zayden dan tangannya bergerak untuk menggenggam tangan Zayden dengan lancang.

Kelakuan Camille membuat langkah keduanya terhenti bahkan Zayden langsung menoleh kearah Camille dengan cepat.

"Mi-Mille!" Zayden panik sekaligus salting karena khawatir akan ada yang melihat mereka berdua bergandengan.

'Jujur aja, kalo lagi berdua doang mah gapapa cuman liat kondisi juga lah kalo mau gandengan!' Batin Zayden terguncang hebat.

"So now, what happened to you?" Tanya Camille dengan tatapan tajam yang membuat Zayden merasa terintimidasi.

"No-Nothing!" Zayden menarik tangannya dan secara tak sadar sedikit menepis tangan Camille.

Senyuman tadi menghilang dari wajah Camille, ia menghela nafas kasar sambil menatap mata seseorang yang baru saja menjadi kekasihnya.

'Kok... Jadi cakep?' Zayden meneguk ludahnya kasar, ia enggan menatap wajah perempuan yang ada didepannya.

Tak lama kemudian Camille kembali tersenyum seperti biasa sambil menyipitkan matanya perlahan lalu bertanya, "Maksudku, apa yang terjadi padamu di hari pertama kita pacaran?" Tanyanya.

'AAAAAA!!! KENAPA HARUS DIPERJELAS COBA?!!!' Wajah Zayden semakin memerah, terasa panas dan ia merasa bingung ingin berekspresi seperti apa setelah mendengarnya.

"Woww, kalian udah pacaran?" Celetuk Inshira yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua.

Yah, hal itu dikarenakan Inshira dan Naraya berada didekat mereka berdua. Wajah Naraya terlihat sangat terkejut, berbeda dengan Inshira yang malah cengengesan.

'Mampus ada yang denger! Tamat riwayat guaaa!!'

"A-Aku mau ke kelas," Ujar Zayden sambil langsung berlari pergi meninggalkan Camille yang sedari tadi menantikan jawabannya.

'Ck, kenapa momen kayak gini malah diganggu sih?!' Batin Camille kesal.

Camille menghela nafas panjang dengan wajahnya yang datar, tidak berekspresi. Ia menoleh ke kedua temannya yang masih menatapnya lekat.

"Apaan?" Tanyanya tidak mengerti dengan maksud tatapan kedua temannya itu.

"Lu beneran pacaran sama Zayden, Mill?" Tanya Naraya penasaran.

"Jelas dong," Jawab Camille dengan nada sombong dan tatapan yakin sambil mengangguk sekali.

"Begitu ya," Naraya mengulum senyum, "Selamat ya, Mille!" Ujarnya.

"Heheh!" Inshira mengaitkan lengannya dileher Camille, "Ciee, selamat menempuh hidup baru! Pj-nya mana nih, Mille?!" Serunya heboh.

*Pj = pajak jadian

'Ah bangke ni orang!'

"Ga ada pj-pj-an! Dan juga maksud 'menempuh hidup baru' tu apaan coba? Lu kira gua habis nikah, Irana tolol, hah?!" Ketus Camille sambil berusaha melepas lengan Inshira dari lehernya.

"Ciee, mukanya merah tuh, salting kah sama saya, dek? Kiw kiw! Baru pacaran sama cowok malah salting sama cewek!" Goda Inshira.

Yah, seperti biasa, Inshira sangat suka mengusili dan mungkin terbilang cukup mengganggu kehidupan Camille.

"Apasih njing! Gua gak salting, Ir! Najis bat gua salting gegara lu, minggir akh!" Camille mendorong Inshira agar lepas dari jeratan lengannya.

Walaupun diperlakukan kasar seperti itu bukan berarti akan menghentikan tingkah laku Inshira untuk menjahili temannya.

Pantang menyerah, Inshira pun kembali melancarkan aksinya dengan mengaitkan kedua tangannya dibahu Camille sebelum Camille kabur.

'Pemandangan yang sungguh indah' Naraya tertawa pelan melihat kedua temannya yang masih pagi saja sudah sangat aktif dan cosplay menjadi tom&jerry.

Disaat seperti ini adalah saat yang tepat untuk menikmati pertikaian antara Camille dan Inshira sambil minum kopi atau teh—menurut Naraya.

"Ada apa nih?" Tanya Fayana yang baru nimbrung sambil berdiri disamping Naraya.

"Mille punya pacar tuh," Balas Naraya sambil menunjuk Camille yang masih berusaha kabur dari Inshira.

"Waww" Fayana menutup mulutnya dengan tangan kanannya, "Siapa tuch pacarnya?" Tanyanya dengan nada suara yang aneh.

Fayana pun menghampiri Camille dan Inshira dengan langkah pelan sambil loncat-loncatan kecil.

'Gas, prend?' Inshira menampilkan senyuman licik sambil menatap Fayana dengan matanya yang sipit.

Sama halnya dengan Fayana, 'Gaslah masa enggak!', ia juga tersenyum licik dengan niat melancarkan aksinya bersama dengan Inshira.

Mereka berdua sepertinya sedang menggunakan telepati level 10. Keduanya pun menyerang Camille dengan cara menggelitiki pinggangnya.

'Bajingan! Kelemahan gua-'

"AAHAHAHHA ANJIR, UDAH! UDAHAHAHAHA! GA KUAT GUAAHAHAH!!" Seru Camille bersamaan dengan tawanya.

Saat ini Zayden sudah berada di kelasnya bersama dengan kedua temannya, yaitu Ravindra dan Matheo.

"Iya gak, Den?"

"..."

"Den?"

Zayden yang tidak mendengar panggilan tersebut tetap diam sambil memandangi suasana hujan lebat diluar jendela yang berada disamping kirinya.

"Astaga, malah ngelamun bocahnya," Gumam Ravindra sambil menghela nafas panjang.

Matheo yang tadi fokus dengan hpnya tak sengaja melirik Ravindra yang sedang pundung, ia tertawa pelan seraya menaruh hpnya diatas meja.

"Kenapa?" Tanyanya sambil menaikan alis kirinya.

"Ga, gua badmood." Balas Ravindra dengan malas.

"Idih, katanya berkontol kok baperan kek cewek aja," Cibir Matheo sambil cengengesan.

"Bacot lu, diem!" Ketus Ravindra sambil menaruh kepalanya diatas lipatan kedua tangannya.

Matheo tertawa cukup keras sambil mengacak-acak rambut Ravindra.

"Diem ah!" Raung Ravindra dengan kesal setelah menepis pergelangan tangan Matheo.

Matheo pun berhenti mengganggu Ravindra dan membiarkannya tenang.

"Eh" Matheo melirik sekilas saat mendengar Zayden bersuara, "Theo, lu tau banyakan soal percintaan?" Tanya Zayden sambil menatap wajah Matheo.

Matheo melebarkan pandangannya, ia langsung menoleh pada Zayden. Jujur, ia sangat terkejut saat mendengar secara langsung pertanyaan seputar percintaan dari mulut Zayden.

"Tumben nanya gituan, kenapa?" Tanya Matheo seraya terkekeh pelan lalu menyalakan layar hpnya.

'Bocahnya tengil banget, bangsat' Batin Zayden kesal.

Zayden terdiam sejenak, "Cuman nanya doang kok" Lirihnya.

Matheo mengangguk dengan pandangan tetap fokus pada layar hpnya, ia sedang mengetikan pesan kepada temannya mengenai apa yang barusan terjadi.

Tak lama menunggu, Matheo pun menaruh hpnya yang masih dalam keadaan nyala. Ia kembali menatap wajah Zayden yang terlihat sedikit gugup.

"Jadi... Lu mau konsultasi ke gua tentang cinta, Den?" Tanyanya dengan senyuman jahil.

Matheo terlihat senang karena jarang-jarang Zayden tertarik membahas tentang percintaan, terlebih kali ini Zayden sendiri lah yang memulai topik pembicaraan ini.

"Em... Mungkin?" Gumam Zayden dengan wajah yang sedikit memerah.

"Wow, tentang siapa?" Pertanyaan Matheo lama dijawab oleh Zayden, Matheo yang tidak sabaran pun bertanya lagi dengan menebak apa yang terjadi, "Oh, tentang anak kelas sebelah yang pernah kamu sukai itu?" Tanyanya.

Zayden terdiam sejenak lalu dengan ragu-ragu ia mengangguk singkat.

"Weish! Bentar bentar!" Matheo dengan cepat mengambil hpnya dan jarinya bergerak cepat mengetik sesuatu di layar hpnya.

"Eh, gua serius, Yo!" Tegas Zayden kesal.

"Sabar, gua mau ngabarin Niel tentang lu, sabarr!" Terang Matheo dengan pandangan tak lepas dari layar hpnya.

"Buat apa dikabarin coba?" Tanya Zayden penasaran, ia mengintip layar hp Matheo.

"Oke, sampe mana tadi?" Tanya Matheo setelah meletakan kembali hpnya diatas meja.

"Belom nyampe mana-mana bangke, lu hp-an mulu!" Tutur Zayden setelah menghembus nafas panjang.

"Eh, lanjut dong," Pinta Matheo saat melihat Zayden beranjak dari kursinya.

"Males, pen ngantin aja," Jelas Zayden sambil melangkah keluar dari kelas.

"Yahh, gak asik" Gumam Matheo kecewa.

"Lu yang gak asik" Sahut Ravindra yang tiba-tiba mengangkat kepalanya.

"Lah, ternyata lu melek dari tadi, Vin?" Tanya Matheo.

"Mikir aja sendiri" Ketus Ravindra sambil bangkit dari kursinya lalu pergi keluar kelas.

"..."
"Lah... Gua ditinggal nih?"

—1256 word

Continue Reading

You'll Also Like

381K 9.1K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...
3.3M 238K 29
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
299K 29.6K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
1.2M 77.2K 35
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...