Semua Tentang Kita

By naccaxrc_

1K 444 623

Aku nggk apa-apa kok Sandy. Kamu ngomong aja." Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Naura. Ada perasaan yan... More

CAST
PROLOG
BAB 1
bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 8
Bab 9
Bab 10

Bab 7

61 32 57
By naccaxrc_

Dipastikan Jika kalian membaca cerita ini author akan mengutuk kalian agar kecanduan, gamon, dan jatuh cinta berkepanjangan dengan cerita ini.

Dan ya saran author di ADD ya diperpustakaan kalian, or reading list, hehe makasih readers.

**
Hai ngab, ini cerita pertama author jadi maapin author jika ada kesalahan kata dan ejaan nya yaa.

Be happy ngab! Selamat membaca, semoga suka amiin.

Bismillah..

***
"Semua akan merasa tersakiti pada akhirnya."

****
Naura menghirup dalam udara yang berada disekitarnya. Taman belakang sekolah yang sepi itu menemaninya saat ini.

Penampilannya saat ini sangat acak-acakan. Mata yang sedari tadi terus menangis tanpa tahu kapan hentinya.

Dia sama sekali tidak sedih hanya karena cintanya sudah selesai. Bukan itu, tapi ini tentang bagaimana kedua sahabatnya itu menghianatinya.

'Sial gue bahkan nggk tau permainan kalian sejauh ini'

Selama ini tidak terbesit difikirannya akan mengalami hal ini. Siapa yang salah disini? Mereka atau dirinya? Entahlah sekarang fikirannya tidak bisa berfikir positif.

Persahabatan yang mereka jalin sejak masih kecil harus berakhir sekarang? Secepat itu kah mereka?.

Sepasang bola mata tengah memperhatikan Naura dari jauh. Ingin menghampiri tapi mungkin saja Naura butuh waktu sendiri.

Ervan menghela nafas.

'Naura pasti butuh sandaran saat ini'

Tanpa berfikir lama Ervan berjalan menghampiri Naura yang sangat berantakan. Dan duduk disamping gadis itu. Menatap kearah langit yang tengah ditatap juga oleh Naura.

"Gue...Udah tau semuanya Ra."

"Kenapa lo sembunyiin Van?"

Naura menoleh kearah Ervan. Mereka saling menatap saat ini. Ervan melihat Naura yang wajahnya dipenuhi air mata. Tidak tega melihatnya.

"Gue takut lo sakit hati."

Naura semakin terisak mendengar perkataan Ervan barusan. Bukannya sama saja jika lebih awal dia memberi tahu Naura?.

"Gue mau Sandy sendiri yang mengakuinya Ra."

Betul kata Ervan selama ini Naura hanya percaya apa yang keluar dari perkataan Sandy. Tidak peduli itu kebohongan atau kebenarannya yang jelas Sandy sendiri yang mengatakannya.

Ervan semakin tidak tega dia tidak tahu cara menenangkan seseorang yang sedang kacau. Dengan adanya inisiatif Ervan perlahan mendekati Naura dan membawanya kepelukan Ervan. Mengelus lembut rambut gadis itu.

"Nangis sepuas lo aja Ra, gue tau itu sakit."

Setelah mengatakan itu Ervan mendengar Naura menangis semakin menjadi-jadi dipelukan Ervan. Ervan? Tentu dengan sabar menunggu gadis itu selesai.

"I-ini sakit Van mereka semua pergi ninggalin Uya."

Ervan terdiam seribu bahasa. Apa yang harus Ervan jawab saat ini? Ataukah dia hanya perlu berdiam saja? Ohh ayolah situasi ini jarang terjadi padanya.

"Kenapa mereka semua mau ninggalin Uya Van? Apa salah Uya?"

"Masih ada Ervan kok Uya."

Naura menggeleng tepat didada bidang Ervan.

"Dulu Sandy juga bilang gitu ke Uya."

Bajingan. Bisa-bisanya Sandy mengeluarkan kata-kata manis saat itu. Awas saja jika sepupunya ini sampai sakit kembali.

"Nggk Uya, Ervan bakalan tetap ada dekat Uya kan lo keluarga gue yang paling manis dan cantik."

"Janji ya Koko?"

"Janji! kalau Koko nggk tepatin bunuh aja sepupu lo ini Uya."

Naura menatap mata Ervan sangat lekat. Melihat keseriusan didalam sana. Naura mengangguk lalu kembali kedalam pelukan Ervan.

---

Shifa yang telah mengetahui kebenaran itu jelas sangat marah dia tidak Terima dengan perlakuan Nesya dan Sandy terhadap sahabatnya.

Shifa menghampiri Nesya yang masih sibuk membersihkan roknya yang kotor. Banyak orang yang mencacinya.

"Lo nggk ada cowo lain apa selain punya sahabat lo?"

"Lo siapa?"

"Nggk usah pura-pura tolol deh Sya najis tau nggk."

"Nggk usah ikut campur."

Nesya segera hendak pergi dari hadapan Shifa yang sudah emosi tingkat tinggi satu ini.

Shifa menahan tangan gadis itu. Dan..

Plakk...

Shifa menampar gadis itu sangat keras. Tidak merasa bersalah sama sekali setelah melakukan itu.

"Hidup lo disekolah ini nggk akan tenang ya njing!"

Shifa menuju tepat didepan wajah Nesya. Penuh tekanan terhadap suaranya barusan.

Kejadian itu tidak luput dari pandangan orang yang ada disana. Sebagian ada yang merasa Nesya pantas mendapatkan itu karena telah merusak couple mereka, ada juga yang merasa kasian karena tidak ada yang menolongnya.

Ohh ayolah pertolongan? Kalian mau melawan Shifa? Pertama masuk sekolah saja sudah membuat salah satu teman cowo mereka mimisan habis ditonjok dan berakhir pindah sekolah karena takut.

Dan sekarang mereka semakin takut walaupun Shifa sering marah-marah tapi tidak pernah semarah ini.

"Gue bakal buat lo menderita sialan!"

Setelah mengatakan itu Shifa meninggalkan kantin yang saat ini dipenuhi orang-orang penasaran. Berniat ingin mencari Naura yang pasti sangat kacau sekarang.

'Gue dukung lo Fa'

'Punya teman sendiri juga diembat'

'Nggk ada malunya njir'

'Didikan nyokapnya kali ya?'

Nesya kini menjadi pusat perhatian mereka. Nesya segera berlari dan masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi.

'Naura lagi! Naura lagi! Kenapa sih harus Naura'

Nesya terisak didalam sana. Menyalahkan semua takdir yang dia punya. Takdir sial yang seharusnya dia tidak pantas mendapatkannya.

---

Sandy kini berada di rooftop sekolah. Berbaring diatas ranjang empuk yang tidak terpakai diruangan kecil yang ada diatas.

Sandy mengulang kembali memori barusan. Suara tangis dari Naura membuatnya frustasi.

"ARGHH BEGO LO SAN!"

Sandy menarik rambutnya begitu keras. Membiarkan rambutnya rontok dan kesakitan. Tidak peduli dengan beberapa helai yang tercabut saat ini.

Sandy menatap pantulan dirinya didalam cermin. Lalu menghampiri perlahan cermin itu. Berantakan.

Sandy mengambil asbak rokok yang ada didekatnya lalu melempar pantulan dirinya dicermin. Cermin itu seketika pecah menjadi beberapa bagian.

"LO BAHKAN NGGK BOLEH HIDUP SAN!"

---

Shifa sudah mencari kemana-mana sahabatnya yang sudah pasti sangat kacau saat ini. Tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang memandang seperti orang gila yang mondar-mandir sedari tadi.

Shifa melihat salah satu teman Sandy yang tak jauh dari jangkauannya. Dhika lelaki itu sibuk bermain gitar dipinggir lapangan saat ini.

"DHIKA!"

Merasa namanya dipanggil Dhika pun menoleh kearah gadis itu.

"Lo liat teman gue nggk Naura lewat sini?"

Letak lapangan itu ada ditengah-tengah lingkungan sekolah. Dan juga jika ingin masuk dari kantin kedalam kelas otomatis harus melewati lapangan itu dulu.

"Ohh tadi gue liat kearah belakang taman."

Bukan Dhika yang menjawab melainkan Ardan. Sepertinya kedua laki-laki ini belum mengetahui brengseknya sahabat mereka Sandy.

"Oke thank infonya."

Shifa segera berlari kearah taman belakang sekolah. Taman itu sangat cantik walaupun terletak sangat jauh.

Shifa kini melihat keberadaan gadis itu. Semudah ia katakan Naura sangat berantakan. Tapi dia tidak melihatnya sendirian disana. Namun ada seseorang yang sangat dia kenal.

Shifa memandang punggung Ervan yang tengah berusaha menenangkan Naura. Shifa tersenyum melihat itu.

'Untung aja masih ada orang baik kayak lo Van didekat Naura'

Tidak berniat mengganggu Shifa segera pergi dari sana dan menuju kearah kelas.

*****
Hai ngab jangan lupa untuk follow akun author untuk mendapatkan notifikasi kelanjutan cerita ya..

See you ngab...

Continue Reading

You'll Also Like

521K 19.6K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
462K 50.3K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
3.1M 152K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
3.4M 277K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...