Story of Rey

By yayangndan

58.2K 1.4K 134

"Bang, papi ada niat jodohin kamu sama anak sahabat papi, itupun kalo kamu berkenan menerimanya. Sahabat papi... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua satu
Dua dua
Dua tiga
Dua empat
Dua lima
Dua enam
Dua tujuh
Dua delapan
Dua sembilan
Tiga puluh
Tiga satu
Tiga dua
Tiga tiga
Tiga empat
tiga lima
Tiga enam
Tiga Delapan
Tiga sembilan
Baby Attar dan Bidadari nya
Sepenggal kisah
ekstra part 1
ekstra part 2
ekstra part terakhir
Spesial Part

Tiga tujuh

753 22 9
By yayangndan

Assalamualaikum
Hollaaa
Gimana kabarnya semua?!
Klo hime sih galau, pen nya menggelung diri dlm selimut aja, menghindari kenyataan😌😂
Welcome back para reader's
Enjoy and happy reading!!
________________

Sebulan terasa begitu cepat, setelah kejadian di mall hari itu, tak banyak hal yang Nana lakukan. Karena diagnosis dokter mengatakan bahwa akibat benturan yang keras pada perutnya menyebabkan kandungnya menjadi semakin lemah dan jika kembali mengalami benturan atau ia stress maka akan ada kemungkinan ia mengalami keguguran.

Dengan berat hati ia menjadi wanita yang sangat pemalas, bangun pagi pun tak berguna karena dirinya hanya akan duduk melihat orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Ia mengerti semuanya khawatir, ia pun sama tapi masa iya cuman potong sayur aja kagak boleh kan Nana merasa terkekang. Seperti sekarang ini, ia hanya duduk manis di sebelah suami dan papi yang sibuk dengan kopi dan koran pagi mereka.

Jarinya yang terlihat gemuk mengetuk meja berulang kali, merasa bosan dengan suasana dapur yang hening bagi dirinya.

"Mas"
Panggilnya pada suaminya yang langsung menoleh, Reyhan itu orang yang tak ingin mengacuhkan siapapun ya kecuali orang yang sangat menggangu kehidupannya. Reyhan melipat korannya lalu menghadap sang istri, berusaha mendengarkan dengan baik apa yang akan disampaikan oleh istrinya.

"Nanti siang adek boleh gak ke rumah sakit?"
Tanya Nana dengan nada semangat membuat Reyhan gemas sendiri, bukannya menjawab Reyhan malah mencomot pipi gembil ibu hamil dihadapannya itu.

"Mau apa sayang hmm, kamu kan gak ada jadwal cek up."
Nana merenggut mendengar jawaban Reyhan, kenapa suaminya ini tidak peka padahal ia itu sangat amat bosan setiap hari duduk manis di rumah dan jarang keluar, paling-paling ke mang tukang cilor itupun diantar sahabatnya.

"Adek bosen di rumah terus mas."
Dengan nada sebal yang membuat Reyhan terkekeh geli. Ternyata calon ibu baru ini bosan toh, Reyhan jadi ingat belum membawa istrinya ini jalan-jalan lagi.

"Yaudah boleh deh, tapi nanti minta antar ke pak Harto ya."
Pak Harto itu satpam depan rumah sekaligus supir pribadi waktu Reyhan masih kuliah. Wanita itu menggeleng

"Nanti naik motor aja ya bareng Alisa, ya mas."
Pintanya lagi, ia rasa jika dengan pak Harto akan gimana gitu soalnya ia lebih sering keluar dengan Alisa atau mami.

"Yaudah, tapi hati-hati ya. Bilang sama adek jangan ngebut."
Ia mengangguk antusias, banyak menu makan siang yang terpikir olehnya untuk dibawakan kepada Reyhan siang nanti.

Lain dengan Nana yang memikirkan apa yang harus dibawa, orang yang tengah memasak selesai dengan pekerjaan mereka. Makanan ditata dengan rapi di atas meja makan, sang mami mengisi piring dengan nasi dan si bungsu mengisi gelas dengan air hangat.

Nana membantu Reyhan mengambil lauk pauk begitu pun dengan mami. Si jomlo satu itu merenggut, apakah hanya dia yang merasa tidak nyaman. Ia menyuapkan sarapannya duluan tanpa menunggu yang lebih tua.

"Huss dek kalo makan itu berdo'a dulu."
Tegur sang mami yang melihat anaknya yang main makan-makan aja.

"Udah mi dalem hati."
Mami menggeleng pelan, dari pada membuat mood putrinya hancur, lebih baik ia makan saja.

.

Mereka selesai sarapan, Reyhan dan papi sudah pergi beberapa menit yang lalu kedua orang yang sangat sibuk. Mami baru saja selesai membersihkan meja makan, sedangkan piring kotor dihandle oleh bibi yang sekarang bekerja di sana.

Nana dan Alisa sedang berada di halaman belakang, Nana tengah menyiram tanaman yang ada di sana sedangkan Alis tengah fokus dengan laptop yang ada dipangkuan nya.

"Kamu lagi apa Lis?"
Tanya Nana yang baru saja selesai menyiram tanaman

"Nulis cerita lagi, soalnya kan aku gak ada kerjaan dari pada ngelamun mending aku bikin cerita baru."
Nana mengangguk saja

"Nanti untuk makan siang bagusnya bikin apa ya Lis?"
Alisa menolehkan pandangannya, ia mulai berfikir juga tentang makanan apa yang harus dibawa. Mereka terlarut dalam pikiran masing-masing

"Gimana kalau bikin bento yang kayak biasa aja?
Nana bertanya sembari menjentikkan jarinya

"Hmm Boleh juga, yaudah kita siapin bahannya dari sekarang aja takutnya ada yang habis jadi harus ke mini market dulu kan."
Nana mengangguk dan berdiri diikuti oleh Alisa, mereka pergi ke arah dapur hendak memeriksa bahan apa saja yang sudah habis dan harus dibeli.

Alis membuka kulkas yang ada di hadapannya, ada ikan juga daging, ada mentimun dan sayuran lainnya juga masih lengkap. Padahal tadi ia membantu memasak tapi kok bisa tak nggeh kalo di kulkas masih ada bahannya.

Mereka berniat membuat ayam karage dan tumis tahu dicampur dengan beberapa sayuran. Itu bukan makanan kesukaan Reyhan, tapi Reyhan suka makanan yang dibuatkan oleh istrinya. Di sini tugas Alis hanya membantu saja, ya kalau malas ia akan diam saja toh sahabatnya juga lebih pintar memasak dari pada dirinya.

Wanita berbadan dua itu dengan cekatan menyiapkan semuanya yang akan ia bawa untuk makan siang suaminya, senyuman tak pernah hilang dari wajah yang terlihat berisi itu. Ia bahagia karena rasanya sudah lama tidak menyiapkan makanan untuk suaminya itu.

Kurang lebih 1 jam berlalu, bento buatannya sudah siap. Jam dinding menunjukkan saat makan siang, ia akan melaksanakan shalat Dzuhur dan bersiap lalu pergi ke rumah sakit. Sahabat sekaligus adik iparnya sudah tidak berada di dapur itu, beberapa menit yang lalu gadis itu pamit untuk bersiap.

Nana meninggalkan dapur menuju kamarnya dan bersiap untuk ke rumah sakit tentunya.

.

Motor milik Rey sudah dipanaskan, Alisa sudah siap dengan helm yang terpasang di kepalanya dan tinggal menunggu Nana yang sedang mengunci pintu karena sang mami sedang pergi dengan bunda, katanya sih mau ke pusat perbelanjaan, biasalah mau habiskan uang suami. Andai Alis sudah bersuami mungkin ia juga bisa ikut (´-﹏-';) asal suaminya Jaemin, Jisung, Jaehyun, Jeno atau Renjun sih gk masalah ygy

Motor yang dikendarai oleh Alis melaju dengan santai, kalau ia sudah tidak sayang nyawa mungkin sudah main kebut-kebutan yang sepertinya menyenangkan. Edan emang😌 lagi pula ia membawa wanita berbadan dua yakali nanti ia habis diberi siraman qolbu oleh sang abang yang kalo dah ngomel tuh panjang lebar kayak kereta Bandung jurusan Korea Selatan.

Mereka sudah sampai di rumah sakit tempat Reyhan mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter anak. Resepsionis yang memang sudah tau siapa Nana memberikan senyum ramah dan Nana membalas dengan anggukan kecil, dan bisa diketahui dibalik cadarnya ia juga tersenyum terbukti dengan matanya yang menyipit. Sedangkan Alis sedang mencari tempat parkir yang nyaman bagi motor kesayangan abangnya itu.

Nana berjalan dengan santai, ia menatap kantong kotak bekal yang ia bawa untuk Reyhan. Beberapa orang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaan mereka. Nana menatap ke lorong menuju ruangan milik Rey, langkahnya terhenti seketika, tangannya jatuh untung saja bekal yang dibawanya tak sampai terlepas dari pegangannya. Tubuhnya mematung, mencoba menafsirkan apa yang ada dihadapannya.

Ia menggelengkan kepalanya, mencoba membuang segala kemungkinan buruk yang tiba-tiba hinggap tanpa permisi. Nana menghela nafas perlahan, ia kembali berjalan setelah tak terlihat siapapun di lorong tersebut.

Tok tok tokk
Ia sampai di depan ruangan Reyhan dan mengetuk pintunya, ia takut ada orang lain selain suaminya. Bukan berprasangka buruk, namun ia takut ada pasien yang sedang berkonsultasi.

"Assalamualaikum Mas"
Ia memberi salam lalu membuka pintu di depannya, Reyhan yang mengetahui bahwa yang datang adalah istrinya tersenyum sumringah dan menghampiri wanita itu dengan segera.

"Wa'alaikummussalam sayang."
Nana tersenyum kecil, walaupun tak terlihat tapi Reyhan tau bahwa istrinya itu tersenyum menanggapi perkataannya.

"Kamu bawa apa sayang? Mas sudah nunggu kamu dari tadi."
Reyhan berkata dengan cengiran diakhir kalimatnya.

"Aku bawa ayam karage mas."

"Wah sudah lama mas tidak makan itu, mas juga kangen masakan kamu dek."

"Yasudah makan yuk mas."
Nana membuka kotak yang ia bawa, demi apapun Reyhan sudah tidak sabar menunggu makanan yang dibuatkan oleh istrinya.

Reyhan mulai berdoa lalu memakan makan siangnya dengan lahap, beberapa suap ia makan ia merasa ada yang aneh sekarang. Istrinya yang biasa banyak bicara itu terdiam, ada apa sebenarnya?

"Dek kamu kenapa?"








__________

TBC
HEHE maaf baru up lgi, ada yg nunggu? Kagak ya😌🤣

Hime th mau bikin jln cerita baru tapi lieur ah😭😫

Btw jan lupa kasih vote ya, ehh hime juga seneng banget soalnya reader's nya bertambah lagi, TERIMAKASIH🙏🥰

Seperti biasa, jangan lupa ibadahnya dan jaga selalu kesehatan!!

Jaa👋
Wassalamu'alaikum

Continue Reading

You'll Also Like

365K 16.1K 70
Azizan dingin dan Alzena cuek. Azizan pintar dan Alzena lemot. Azizan ganteng dan Alzena cantik. Azizan lahir dari keluarga berada dan Alzena dari ke...
Azalea By D

Romance

488K 25.1K 60
"saya mau kamu jadi istri saya,saya kasih kamu dua pilihan, mau atau mau banget?"
1.6M 107K 48
bagaimana perasaan mu jika tiba-tiba dilamar oleh bosmu sendiri untuk menjadi istri sekaligus ibu untuk anaknya.
143K 5.5K 42
"Kenapa sih harus lo yang dijodohin sama gue?"dengus Rahma setelah melihat keadaan yang mungkin keluarganya tidak mendengar keluhannya. "Udah lo nuru...