Aland Leon O. (Pre ORDER)

By Mhyka62

1M 134K 11.8K

Hanya kisah seorang pemuda yang terlahir sebagai bungsu di keluarganya, malah bertransmigrasi ke raga Putra s... More

Part:1
Part: 2
Part:3
Part:5
Part:6
Part:7
Part:8
Part:9
Part:10
Part:11
Part:12
Part 13
Part:14
Part:15
Info
Part:16
Part:17
Part:18
Part:19
Part:20
Part:21
Part:22
Part:23
Part:24
Part:25
Part:26
Part:27
Part:28
Part:29
Part:30
Part:31
Part:32
Part:33
Part:34
Part:35
Part:36
Part:37
Part:38
Part:39
Part:40
Part:41
Extrapart
Baru
Promosi
Inpoooooo
PO Aland
Novel Aland
Tentang Extra Part

Part:4

32.3K 3.9K 129
By Mhyka62

Vote and comment...
....

Sekarang Aland sedang di lapangan Outdoor bersama inti geng Aodra yang di ketuai oleh Alex Alistar Federico, dan anggota intinya siapa lagi kalau bukan Chiko dan adek kembarnya Aland, Vino dan Vano. Ahh jangan lupakan juga seorang perempuan yang selalu bersama mereka, Bella.

"Kalian hormat di lapangan upacara sampai jam istirahat" perintah Aland tapi masih ditanggapi malas oleh mereka.

"Lo aja sana, dikira nggak panas apa" sinis Vano

"Lo kira gue peduli" ucap Aland dengan nada datarnya.

"Terima aja konsikuensi dari perbuatan kalian" lanjut Aland

"B-bella dihukum juga kak, kan Bella nggak merokok" ucap Bella dengan suara yang dibuat imut apalagi tatapan polosnya itu, membuat Aland bukannya kasihan malah semakin jijik menatapnya, apalagi dia tau Bella itu bagaiamana sebenarnya.

"Hmm" jawab Aland singkat

"Ck kok dia nggak luluh sih, liat aja lo Aland lo akan gue buat jatuh cinta dengan kepolosan gue, nggak ada yang menolak kepolosan cewek seperti gue"

"Ahh apalagi Aland makin keren aja sih, dia harus jadi milik gue" batin Bella menatap Aland dengan tatapan berkaca-kaca.

"Ck lo nggak kasihan apa, lo nggak liat dia cewek"

"Dan benar kata dia kalau dia nggak salah, kenapa lo juga hukum dia" ucap Vano tidak terima, wanita yang disukainya itu harus dihukum juga.

Aland mengangkat bahunya acuh dan melangkah pergi ke pinggir lapangan, tentunya tempat berteduh untuk mengawasi mereka.

"Woy Aland Sialan" teriak Vano mengepalkan tangannya

"Udahlah" ucap Vino dan melaksanakan hukumannya, begitu juga Chiko dan Alex. Sedangan Vano masih menggerutu kesal dan akhirnya pasrah menjalani hukumannya.

"Panas" ucap Bella memanyunkan bibirnya membuat mereka gemes.

"Udah, kamu ke pinggir lapangan aja sana"

"Kalau Aland itu marah, bilang sama kita aja" ucap Chiko mengacak-acak rambut Bella

"Benar, nanti kulit kamu hitam lagi, ke pinggir lapangan sana" timpal Vano

"Gapapa kak?" Tanya Bella dan diangguki mereka

"Hmm Bella sama kalian aja deh, kan Bella juga salah"

"Masa kalian dihukum, Bella malah enak-enaknya di sana"

"Nggak adil dong hehe" ucap Bella tersenyum manis, padahal hatinya sedang menggerutu kesal.

"Anjir memang idaman banget sih, tapi sayang kenapa Bella malah suka sama Alex" batin Vano juga ikutan tersenyum.

"Yaudah kalau kamu capek ke pinggir lapangan aja ya" ujar Chiko dan diangguki oleh Bella. Vano dan Chiko berdiri di samping Bella supaya wanita itu tidak terkena panas, sedangkan Alex dan Vino hanya diam memperhatikan mereka.

Aland duduk di bawah pohon besar yang tak jauh dari lapangan itu bermain ponselnya, dengan sekali-kali melihat mereka yang sedang dihukum.

Tak berselang lama seseorang duduk di sampingnya membuat Aland langsung melirik ke samping.

"Bolos hmm" ucap Aland mengelus rambut Azka, membuat Azka tersenyum senang menerima perlakuan Aland itu.

"Mau gabung sama mereka juga?" Lanjut Aland dan dibalas cengiran oleh Azka.

"Hehe nggak kok bang, gue tadi habis ke toilet dan liat abang kayaknya sedang sibuk di sini" ucap Azka

"Dari toilet atau kantin, kok bawa minuman segala" ujar Aland mengacak-acak rambut Azka yang tampak menggemaskan dengan cengirannya.

"Abang lagi ngapain?" Tanya Azka

"Lagi liat-liat apartement" jawab Aland fokus ke ponselnya lagi.

"Apartement buat apa?" Bingung Azka.

"Fungsi apartement apa hmm?" Tanya Aland balik menatap Azka.

"Yaa buat ditempati sih, tapi maksud gue abang ngapain liat-liat apartement segala?"

"Mau beli buat gue tempati" ucap Aland membuat Azka kaget

"A-abang mau keluar dari Mansion?" Tanya Azka memastikan dan dibalas anggukan oleh Aland.

"Yahh buat apa lagi kan gue di sana, lo tau sendiri kan mereka gimana sama gue, dan selama ini gue sudah terlalu sabar" ucap Aland menghela nafasnya lelah.

"A-azka..."

"BELLA" teriak pemuda yang berada di tengah lapangan itu membuat Aland dan Azka mengalihkan perhatian mereka.

"Ck" Aland melangkah mendekati mereka diikuti juga oleh Azka.

"Ini gara-gara lo sialan, Bella jadi pingsan karena lo" ucap Vano menatap Aland tajam, sedangkan Aland hanya menatap Bella datar dan berdengus pelan.

"Bangun!" Ujar Aland

"Lo bego ya, dia pingsan malah lo suruh bangun" kesal Chiko. Menghiraukan perkataan Chiko, Aland merebut minuman di tangan Azka dan dengan sengaja menuangkannya ke wajah Bella sehingga wanita itu langsung membuka matanya.

"Ck Drama" ucap Aland meninggalkan mereka, mengabaikan orang-orang yang cengo dengan perbuatannya.

Kemudian dia berhenti dan menatap kebelakang lagi

"Lanjutkan hukuman kalian, nggak usah pura-pura pingsan segala" ucap Aland dan melanjutkan langkahnya

"Wahh bang Aland keren" ucap Azka kagum dan berlari mengikuti abangnya itu.

"Ck sialan"....

.

.

.

.

.

.

Aland melangkah menuju parkiran bersama teman-temannya karena memang bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi.

"Lo langsung ke Cafe kan Land, bareng gue aja" ucap Sky

Aland berhenti dan tampak berpikir, sebenarnya dia tidak perlu bekerja lagi karena dia bisa saja dengan mudah mengambil uang Hendry tanpa ketahuan.

Ahh apakah itu namanya Aland mencuri ya? Aland sih tidak peduli, dia kan cuma mengambil haknya saja sebagai anak, karena kewajiban orang tua itu salah satu memenuhi kebutuhan anaknya bukan. Jadi karena Hendry tidak memberikan Aland uang sedikitpun, maka dia ambil sendiri saja tanpa ketahuan hehe.

Tapi kalau dia tidak bekerja, teman-temannya itu pasti pada bingung pikirnya dan bertanya macam-macam nantinya.

"Woy lo mikir apa, kenapa diam aja ditanya?" Tanya Candra

"Hmm, gue bisa pergi sendiri kok"

"Nanti nyusahin kalian" ucap Aland akhirnya memutuskan tetap bekerja. Yahh dia juga tidak mau pulang sekarang, apalagi harus bertemu dengan para setan itu nantinya.

"Gapapa gue juga mau ke sana kok, santai aja kali kayak sama siapa aja lo" ucap Sky

"Yaudah, makasih kalau gitu" ucap Aland tersenyum tipis dan melanjutkan langkahnya begitu juga dengan Candra dan Sky.

"Bang Aland" panggil Azka melihat Aland malah menaiki motor kakak kelasnya, padahal dia sudah menunggu abangnya itu dari tadi.

"Ahh gue lupa" ucap Aland dan tersenyum ketika Azka mendekati mereka.

"Abang mau kemana, gue udah nungguin abang dari tadi loh" ujar Azka cemberut.

"Gue lupa hehe, tapi gue mau kerja"

"Lo pulang aja duluan" ucap Aland, mengacak-acak rambut Azka.

"Jadi abang pulang selalu malam itu karena abang kerja?" Tanya Azka karena memang dulu tidak terlalu peduli sama abangnya itu. Aland hanya berdehem sebagai jawaban dan menatap teman-temannya yang sepertinya bingung dengan kejadian saat ini.

"Ini adek gue" ucap Aland membuat mereka mengangguk mengerti.

"Jadi ini adek yang selalu lo ceritain itu?" Tanya Candra mengingat dulu kalau Aland selalu menceritakan adeknya walaupun adeknya itu tidak menganggapnya, jadi Aland selalu sedih akan hal itu.

Tapi melihat kejadian sekarang mereka bisa menyimpulkan kalau hubungan mereka membaik, apalagi melihat senyuman tulus Aland semakin membuat mereka senang.

"Abang sering ceritain gue?" Tanya Azka dan dibalas anggukan oleh Sky

"Abang lo itu mmmmm.." belum sempat Sky melanjutkan ucapannya tapi Aland langsung membekap mulut pemuda itu.

"Lo pulang duluan aja ya, gue harus pergi kerja sekarang, takutnya telat" ucap Aland

Azka yang tadinya bingung dan penasaran langsung menatap Aland kemudian menggeleng.

"Gue nggak mau pulang duluan bang, kalau nggak ada abang" ucap Azka dengan ekspresi sendu.

Seakan mengerti apa yang dipikirkan Azka, Aland tersenyum pada adeknya itu dan mengelus rambut Azka.

"Lo mau ikut gue?" Tanya Aland dan dibalas anggukan semangat oleh Azka

"Tapi nanti lo pasti bosan" lanjut Aland

"Gapapa kok bang, gue juga mau bantu abang nanti" ucap Azka terdengar sangat antusias

"Nggak usah, nanti lo capek"

"Gapapa bang, gue juga mau kerja supaya mandiri kayak abang"

"Abang panutan gue sekarang, gue mau jadi seperti abang"

"Supaya keren juga" ucap Azka terdengar semangat membuat ketiga pemuda tampan itu tersenyum karena bagaimanapun Azka terlihat sangat lucu sekarang.

"Anjir Al, adek lo gemes banget sih" ucap Candra

"Boleh gue karungi nggak sih" timpal Sky

"Jangan macam-macam kalian sama adek gue" ujar Aland memeluk Azka posesif dan membuat 2 pemuda itu berdecih pelan. Namun detik berikutnya Sky tersenyum karena sesuatu terlintas dipikirannya.

"Ajak aja deh adek lo Al, biar kita yang temani dia nanti" ujar Sky

"Benar, kasihan tuh kayaknya dia benar-benar mau ikut sama lo" timpal Candra. Aland menatap kedua temannya itu, dia sebenarnya tau maksud kedua temannya itu dan akhirnya dia mengangguk.

Menurutnya tidak masalah Azka dekat dengan teman-temannya, malah itu juga bagus menurutnya supaya Azka tidak terlalu memikirkan keluarganya itu lagi pikirnya. Semakin banyak yang sayang sama Azka, itu artinya semakin bagus bukan pikirnya.

"Yaudah lo bisa ikut, tapi nggak boleh bantuin gue, gimana?"

"Yahh padahal gue mau bantuin bang" ucap Azka kecewa

"Iya atau nggak?" tegas Aland

"Hmm yaudah deh" ucap Azka akhirnya. Dia akan memikirkan cara supaya dia tetap bisa membantu abangnya itu nantinya, yang penting sekarang dia bisa ikut bersama Aland.

"Bagus, kalau gitu gue sama Azka aja ya" ucap Aland pada teman-temannya.

"Ahh jadi nama adek lo Azka, kenalin nama gue Sky, lo bisa panggil gue abang Sky" ucap Sky memperkenalkan dirinya, padahal Azka sudah tau nama mereka.

Siapa yang tidak kenal dengan 3 pemuda di hadapannya sekarang ini, seluruh sekolah juga tau mereka, Most wanted kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya.

Berbeda dengan most wanted kelas 11 siapa lagi kalau gengnya abang kembarnya, yang terkenal karena visual dan kekayaan keluarga mereka.

"Azka bang, gue udah tau kok kalau abang.

"Kalau abang, abang Candra kan" ucap Azka pada Candra

"Ohh udah tau yaa hehe" cengir Candra mengacak-acak rambut Azka gemes

"Kalian terkenal tau, masa gue nggak kenal sih" ucap Azka berbinar karena bisa dekat dengan mereka.

"Ohh kalau itu sih nggak perlu diraguin lagi" ucap Sky menggusar rambutnya kebelakang dan percaya diri. Azka hanya terkekeh pelan, dan menatap abang sulungnya itu.

"Berangkat sekarang, gue hampir telat nih" ucap Aland dan seketika mereka ingat karena terlalu asyik mengobrol

"Oh iya sampai lupa, nanti kita ngobrol lagi Azka" ucap Candra dan diangguki semangat oleh Azka.

"Tentu"...
.

.

.

.

.

.

Aland meregangkan tubuhnya, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Capek juga ya" pikir Aland A.ka Kenzi, maklum aja ya Kenzi dulu tidak pernah bekerja berat-berat soalnya, apalagi Cafenya selalu ramai membuat Aland harus bekerja lebih extra.

"Aland" panggil pemilik cafe dan tersenyum pada Aland.

"Ya bang" jawab Aland langsung berdiri melihat Diki menghampirinya.

"Duduk aja, lo pasti capek" ucap Diki menepuk pelan bahu Aland, Aland mengangguk kemudian duduk lagi begitu juga dengan Diki.

"Nih gaji lo bulan ini, sekalian bonusnya juga"

"Karena berkat lo cafe gue semakin rame aja" ucap Diki

"Makasih bang, gue terima ya" ujar Aland.

"Ohh iya, ini buat adek lo karena udah bantuin juga" ucap Diki memberikan beberapa lembar uang merah pada Aland, karena memang Azka tadi bersikeras membantu Aland karena merasa tidak tega melihat abangnya itu.

"Hmm gue panggil anaknya aja ya bang" ucap Aland dan memanggil Azka yang duduk bersama teman-temannya.

Tak berselang lama Aland dan Azka kembali ke tempat Diki dan duduk di depan Diki.

"Ada apa ya bang manggil gue" ucap Azka bingung

"Ini buat lo karena udah bantuin hari ini" ucap Diki kembali memberikan uang merah itu lagi.

"Ahh nggak usah bang, gue juga mau bantuin bang Aland kok tadi" ucap Azak menatap Aland

"Gapapa, lo terima aja"

"Nggak boleh nolek Rezeki, apalagi ini hasil kerja keras lo sendiri" ucap Aland dan diangguki setuju oleh Diki.

"Benar apa kata abang lo, dan kalau lo mau, lo juga boleh kerja di sini"

"Gue liat hasil kerja lo bagus juga tadi" ucap Diki membuat Azka berbinar.

"Nggak..."

"Wahh gue mau bang, makasih" ucap Azka memotong perkataan Aland dan tersenyum menatap Aland dan Diki.

"Besok lo boleh kerja di sini, waktunya sama seperti abang lo ya" ucap Diki dan diangguki semangat oleh Azka

"Kalau gitu, gue pergi dulu ya, Aland lo sudah boleh pulang" pamit Diki dan mulai berdiri

"Iya bang" jawab Aland dan menatap Azka yang sepertinya tampak sangat antusias itu.

"Lo ngapain sih kerja segala" gemes Aland mengacak rambut adeknya itu, dia hanya tidak mau Azka kelelahan.

"Yaa biarin aja sih bang, buat nambah pengalaman juga, nggak salah kan" jawab Azka

"Yaa nggak salah sih, tapi nanti lo capek gimana, dan apa yang bakalan dibilang sama keluarga lo nanti, apalagi kalau Opa lo tau" ujar Aland

"Hmm abang aja kerja tuh nggak masalah buat mereka, kenapa gue nggak boleh"

"Dan kalau abang lupa, kita sama-sama nggak dipeduliin sama mereka" ucap Azka, Aland terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut adeknya itu.

"Iya bagian itunya sama, tapi tetap saja kita berbeda" ucap Aland membuat Azka menautkan alisnya bingung karena memang tidak mengerti maksud abangnya itu.

"Walaupun lo kayak diabaikan sama mereka, tapi mereka tetap menganggap lo bagian keluarga mereka karena setiap kebutuhan lo selalu dipenuhi mereka"

"Sedangkan gue, bukan siapa-siapa bagi mereka, cuma aib keluarga Oliver" batin Aland dan tersenyum tipis.

"Maksud abang apa?" Tanya Azka bingung.

"Nggak usah dipikirin, nggak akan nyampe di otak kecil lo itu, sekarang kita pulang" ucap Aland dan melangkah terlebih dahulu meninggalkan Azka yang menatap sendu punggung abangnya itu.










Tebece...

Continue Reading

You'll Also Like

366K 26.3K 39
Bagaimana jika seorang GEO MAHENDRA ALEXANDER bertransmigrasi ke tubuh seorang MELFINO GIO BRAMANTYA yaitu seorang anak yg dibenci oleh keluarganya ...
638K 25K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
648K 56.6K 63
WARNING ⚠️ Di sarankan jika ingin menikmati cerita ini, jangan pakai logika! Jangan berpikir tentang alur yang ada. Nikmati saja tanpa banyak berpiki...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 335K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...