BANDOENG DIKALA MALAM [ON GOI...

By reginanurfa

2.2K 334 65

Hantu? Batari sama sekali tak percaya dengan hal semacam itu. Hingga suatu waktu, ia berubah pikiran setelah... More

00. PROLOG
⚠️TUNGGU⚠️
01. Hal Yang Tertinggal
02. Rumah Tua
03. Hansen Terheide De Vries
04. Sebuah Pertanda
05. Gangguan Dimulai
06. Pribumi Misterius
07. Menjadi Rebutan
08. Tetangga Sebrang
09. Pertanda Kedua
11. Terus Membuntuti
12. Pertanda Mimpi
13. Kediaman De Vries
14. Meminta Bantuan
15. Tulip Yang Manis
16. Reinkarnasi
17. Si Rambut Pirang
18. Sosok Pendamping
19. Bukan Teka-Teki
20. Sebuah Titik Terang
21. Menyelami Masa
22. Bukan Hilang Ingatan
23. Terjebak Di 1941
24. Tak Ada Jalan Pulang
25. Mereka Bukan Hantu
26. Babu Sang Gundik
27. Pangeran Kembar
28. Pesona Batari
29. Hansen vs Aryan
30. Tragedi Awalan
31. Tamu Istimewa Si Kembar

10. Oma Belinda

60 10 2
By reginanurfa

Bandung, 22 Agustus 20##.

Hari ini Batari sedang dalam mode bebas kuliah alias meliburkan diri. Kenapa? Karena dosen yang seharusnya mengajar, sekarang sedang mengadakan penelitian di museum SriBaduga. Entahlah, sedang meneliti apa. Batari juga tidak peduli.

Pagi menjelang siang, Batari mendapatkan misi dari ibunya yaitu disuruh mengantarkan serantang masakan untuk Oma Belinda. Maklum saja karena setelah Batari bercerita kalau ia bertemu tetangga baru lagi yaitu Oma Belinda, Retania berniat untuk sedikit berbagi.

"Melepas panah asmara.. jeng jeng jeng jerengjeng!" Batari bernyanyi riang sembari menenteng rantang.

Gadis itu nampak tak peduli dengan keadaan sekitar yang memang selalu sepi. Ia terlihat begitu semangat menyumbangkan sebuah lagu dengan suara yang benar-benar sumbang.

"Sudah katakan cinta! Sudah kubilang sayang! Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku.. huwoo~"

Bahkan ketika ada beberapa pasang mata yang mengintipnya dari balik pohonpun, ia tak menyadari saking hebohnya berdendang sendiri.

"Dahlah cape, fokus jalan aja" Keluhnya lalu menghentikan nyanyian.

Dengan langkah santainya, Batari menyusuri jalanan pemukiman. Ia sempat menoleh ke arah rumah Hansen yang juga selalu sepi. Aneh. Batari sempat berpikir, kenapa pemuda itu jarang sekali terlihat di pekarangan rumahnya? Introvert mungkin.

Sesampainya di tempat tujuan, Batari membuka pagar kayu rumah Oma Belinda yang hanya setinggi perut orang dewasa. Kemudian dilanjutkan membunyikan bel rumah tetangganya tersebut berkali-kali.

Teng tong..

"Oma!!" Panggil Batari tak santai. "Oma, ini Riri! Oma Oma Omaaaa!!"

Cklek.

Hingga akhirnya pintu terbuka, menampilkan wajah senja Oma Belinda tersenyum ramah pada Batari. Begitupun sebaliknya, gadis petakilan itu malah cengengesan.

"Hehehe, hai Oma. Ini ada kiriman dari Mama" Sapa Batari sambil memperlihatkan rantang yang dibawanya.

Belinda melebarkan pintunya untuk Batari. "Oma kira siapa, ayo masuk"

Batari mengangguk semangat diiringi senyum lima jarinya. Setelah dipersilakan masuk, ia mulai memperhatikan isi rumah luas nan tua tersebut. Mengagumkan. Batari suka suasana klasik begini. Hingga akhirnya mereka sampai di ruang tamu.

"Ini Riri simpen disini ya Oma" Ucapnya sambil menaruh rantang diatas meja.

"Terimakasih, cantik" Sahut Belinda lembut lalu beralih menuju dapur yang tak jauh dari situ.

"Oma tinggal sama siapa disini?" Tanya Batari sambil mengekori Belinda di belakangnya. Celingak-celinguk.

"Sendirian" Sahut Belinda sembari membuat secangkir teh manis.

Kedua mata Batari langsung membulat sambil menghampiri Belinda dengan wajah kaget. "Sendirian? Serius Oma?"

Sedangkan Belinda hanya terkekeh pelan melihat ekspresi berlebihan dari tetangga mungilnya ini. "Iya"

"Terus suami Oma? Anak-anak Oma? Mereka dimana?" Tanyanya beruntun.

Belinda yang sedang mengaduk teh langsung terhenti, lalu tersenyum tipis. "Oma.. tidak puya semua itu"

Berkerutlah dahi Batari. "Maksud Oma?"

Setelah menghela nafas pendek, Belinda berbalik, tersenyum menatap wajah manis Batari. "Bersedia, dengar cerita dari Oma?"

Lagi-lagi Batari mengangguk semangat. "Ayo ceritain Oma!"

Begitupun Belinda. Wanita berambut putih ini tertawa pelan lalu mengajak Batari untuk berbincang di ruang tengah. Setelah mereka duduk, Batari membantu Belinda menaruh cangkir diatas meja.

"Ayo cerita sekarang Oma" Tuntutnya.

Belinda tersenyum seraya mengangguk. "Dulu orangtua Oma adalah pendatang di negeri ini"

"Pendatang?" Ulang Batari.

Belinda kembali mengangguk. "Ya. Kami berasal dari Nederland"

"Belanda?" Terka Batari.

Meski tersenyum satu alis Belinda terangkat sebelah. "Kenapa? Menyesal karena sudah bertemu dengan musuh bebuyutan bangsa kamu?"

Batari terdiam sesaat. Ucapannya serupa seperti Hansen tempo hari. Kini ia menggeleng. "Riri engga berhak komentar apapun, karena Riri engga ngalamin apa yang orang dulu lalui"

Sebelum melanjutkan ceritanya, Belinda mengangguk lalu beralih menatap jendela yang menampilkan langit biru yang begitu teduh. Seraya menghela nafas pelan, ia mulai bercerita.

"Dulu orangtua Oma bersama rombongan yang lain pergi dari Belanda dan sampai di salah satu dermaga di Batavia. Disanalah Oma dibesarkan tapi beberapa tahun kemudian Batavia kacau, sampai akhirnya kami diboyong ke Bandung"

"Semuanya pindah?" Tanya Batari.

"Iya. Oma besar di lingkungan sebangsa Oma, yang notabenenya pasti akan menjauhi orang pribumi. Siapapun itu, kecuali pribumi dengan kasta yang tinggi. Itupun hanya sekedar keperluan bisnis semata"

Batari terlihat sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari wajah senja Belinda. Ia terlalu fokus dengan apa yang wanita itu ceritakan.

"Setelah memutuskan untuk tidak bergaul dengan mereka lagi, Oma mulai bermain dengan anak-anak pribumi. Ya, walaupun pada awalnya mereka menjauhi dan mengusir Oma"

Batari heran. "Kenapa Oma diusir? Kan Oma engga salah apa-apa"

Belinda tersenyum sembari menggeleng. "Mereka menyangka Oma dijadikan alat untuk mencuri rahasia ketika mereka sedang lengah"

Kedua alis Batari tertaut. "Kenapa mereka kayak gitu sama Oma?"

"Tidak aneh, Batari. Hal itu sudah lumrah pada masanya. Tapi disaat Oma sedang kesepian tidak punya teman, ada dua orang indo dan satu pribumi yang bersedia menjadi teman Oma"

"Siapa, Oma?"

Belinda tersenyum lembut. "Pemuda itu memiliki mata yang sangat indah, Batari. Dan adiknya yang cantik. Juga.. gadis pribumi yang begitu manis dan mengagumkan" Sambung Belinda yang sempat menunda ucapannya.

Batari tersenyum tipis ketika melihat pandangan Belinda menerawang jauh. "Oma seneng punya temen kayak mereka?"

Belinda mengangguk lalu menatap hangat Batari. "Sangat. Mereka adalah anugerah dalam hidup Oma. Terutama pada pemuda bermata indah itu"

"Oma suka sama laki-laki itu yaaa?" Todong jahil Batari.

"Lebih dari itu, Batari"

Ternyata benar tebakan Batari. Ia jadi semangat untuk menggali lebih tentang kisah hidup Belinda.  "Ayo ceritain, Oma! Laki-laki itu indo ya? Berarti dia keturunan pribumi sama Belanda dong, Oma?"

"Iya. Papanya orang Nederland dan ibunya asli orang Cimahi"

Batari membulatkan mulut mungilnya sambil mengangguk. "Terus dia orangnya kayak gimana, Oma?"

Belinda kembali tersenyum sembari menatap keluar jendela. "Menurut Oma, dia laki-laki yang sangat baik. Terhadap siapapun. Terutama pada kaum perempuan. Disaat hampir kebanyakan pria Nederland meniduri siapapun yang dikehendaki, tidak dengannya"

Kali ini wajah Batari tidak secerah tadi. Bahkan senyumnya luntur. "Maksud.. Oma?"

Belinda menunduk sesaat lalu menatap Batari. "Ya. Pria Nederland memang begitu, Batari. Mereka akan meniduri siapapun tanpa menerima penolakan"

Batari terdiam dan entah kenapa tempurung kepalanya saat ini hanya dipenuhi oleh satu nama. Yaitu Hansen.

"Tapi tidak udah khawatir, bukankah Oma bilang.. tidak semuanya?"

Helaan nafas singkat terdengar dari hidung Batari. Ia lalu beralih duduk tepat disebelah Belinda, lalu tersenyum lembut. "Tapi Oma baik-baik aja kan?"

Lucu sekali. Belinda terkekeh pelan ketika melihat raut khawatir yang terpancar dari wajah Batari. "Tentu baik saja. Kamu tau kenapa? Karena ada satu pahlawan yang selalu melindungi Oma. Yaitu pria indo yang Oma kagumi. Tapi.. tidak lama setelah itu, sepertinya Oma harus patah hati"

"Kenapa Oma?" Tanya Batari penasaran.

Belinda tersenyum. Ia menatap lekat pada dua manik indah Batari. "Karena dia.. sudah mempunyai gadisnya sendiri. Dia menyukai gadis pribumi kesayangannya. Bahkan sampai rela menghadapi Bupati Surakarta demi gadis itu"

"Kenapa engga bilang aja kalau Oma suka sama dia? Riri yakin kalau Oma sempet bilang, pasti cowok indo itu pikir-pikir lagi buat suka sama cewek lain selain Oma" Protes Batari tak terima.

Lagi-lagi Belinda hanya tertawa. "Tidak Batari, tidak ada perempuan lain yang bisa menggantikan posisi gadis pribumi itu dalam hatinya"

"Riri jadi penasaran sama cewek pribumi itu. Secantik apa sih dia sampe bisa ngerebut cowok yang Oma suka. Kan harusnya engga boleh gitu, bibit pelakor kayaknya dia mah" Dengus Batari sebal.

Kekehan lemah kembali terdengar dari mulut Belinda. "Tidak merebut, gadis itu memang patut disukai banyak orang karena pribadinya yang begitu hangat. Bahkan Oma sudah menganggapnya sebagai kakak sendiri"

Batari yang sudah bersandar pada bantalan sofa, menoleh pada Belinda. "Jadi Oma engga benci sama dia?"

"Tentu saja tidak. Malah Oma mendukung hubungan mereka karena setau Oma, pribumi dan seorang indo itu sulit untuk bersatu dalam atap yang sama diluar kesepakatan sesaat"

Sebelah alis Batari menukik tanda tak mengerti. "Maksudnya Oma?"

"Ya begitu, Oma yakin sedikitnya kamu tau apa yang sudah diperbuat bangsa Nederland pada negeri ini. Itulah yang membuat kedua insan berbeda negara itu sulit untuk menjalin kasih"

Benar juga. Batari tidak akan pernah lupa dengan beberapa kejadian dan tragedi buruk orang pribumi yang hanya menjadi alat semau para penjajah. Astaga, sepertinya itu sejarah kelam yang membuat darahnya naik tiba-tiba.

"Hansen.." Gumam Batari begitu pelan.

Astaga. Kenapa lagi-lagi nama itu yang keluar dari kepala Batari? Walaupun pelan tapi tidak sadarkah gadis itu jika Belinda juga mendengar apa yang ia gumamkan?

*****

Boleh absen nemu cerita ini dimana?

*****

reginanurfa
-08042023-

Continue Reading

You'll Also Like

45.8K 405 27
Nearly two years have passed since Pip and Ravi broke up, and they're back together and better than ever. Pip glows with every second she spends with...
22.7K 747 33
Klaus brings a girl, Hayley to the bayou and introduces her to Rebekah. The thing he doesn't know is that they already have met in Australia a long t...
262K 17.4K 151
The Divine woman Draupadi was born as the eternal consort of Panadavas. But we always fail to treasure things which we get easily. Same happened with...
19.9K 370 40
Y/n L/n,a ordinary girl who meets a boy,Scaramouche. He had a bad attitude,no one truly liked him.Neither did Y/n. But one day,Y/n finds Scaramouche...