Amora Gadungan Dan Pawangnya

By Sely_R

85.7K 12.5K 1.2K

(Bukan reinkarnasi, time travel, ataupun beda dimensi, tapi dijamin seru. Jangan cuma baca episode 1, lanjut... More

Mawar Hitam Dicuri
Chandi VS Prajurit Alrancus
Mengejar Sampai Istana
Degup Jantung Penyusup
Gadis Lincah dan Aneh
Drata Frustrasi
Ada Liam
Pangeran Ter-savage
Bantu Liam
Menyelamatkan Chandi Lagi
Buka Segel Drata
Asal-usul Drata
Restu Putri Xianna
Tiga Kekuatan Besar
Modus
Karena Mulut Pedas
Curiga
Menyelamatkan Putri Yufari
Memilih Chandi
Akhirnya Tahu
Kembali ke Istana
Karena Berita Perjodohan
Tak Ada Yang Boleh Masuk
Pangeran, Tanggung Jawab!
'Tidur Bersama'
Ternyata Punya Malu
Bujukan Maut Chandi
Chandi si gadis seram?
Keindahan di Balik Yang Seram
Zamon Tak Seberapa
Kejutan Untuk Kaisar dan Tuan Besar
Iblis Naga Biru
Kisah Sebenarnya
Hati Yang Menghangat
Bukan Kanan, tapi Kiri
Perkara Naik Kuda
Bukan Menyelamatkan
Adu Mulut
Harus Unjuk Kemampuan
Dalior Lagi
Tujuh Istri!
Bukan Putri
Kalimat Manis Dalior
Putri Yufari Keracunan
Hanya Dalior
Terbongkar
Diculik
Tak Ingin Kehilangan
Giok Teratai Biru
20 tahun lalu
Chandi/Bhianca Shavis
Siuman
Senang Dipanggil Putri
Aku Yang Dipilih
Hari Pertama di Chaulus
Rencana Perjodohan
Pelukan Terakhir
Tiga Paman Pangeran Xiendra
Thanu
Pangeran Xiendra Perhatian
Drata Tak Tepat Waktu
Zamon Pergi
Alam Mimpi Buatan
Harus dibaca, Pengumuman
Akhir dari Dalior dan Thanu
Mata Iblis Chandi
Bengkak
Takut Kehilangan
Penunggu Gunung Yun
Anak Azoch
Mata Pangeran Xiendra
Chandi Gila
Aku Bukan Amora
Adik-adik Drata
Menyerang Kerajaan Iblis
Kematian Pedih
Pagi Pertama
Kisah Liam
Raja Iblis Baik (End)
Cerita Baru

Bukan Thanu, tapi Dalior

868 137 7
By Sely_R

Kaisar Ariga memasuki Istana Pangeran dengan berapi-api. Langkahnya lebar dan tangannya terkepal. Melihat Kaisar Ariga datang, Drata langsung membungkuk hormat.

"Hormat hamba, Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus."

Tanpa basa-basi, Kaisar Ariga mendorong bahu Drata. Tapi tak disangka Drata sangat kuat sehingga hanya bergeser sedikit sebelum akhirnya kembali berdiri tegak menghalangi pintu. Tentu saja Kaisar Ariga melotot semakin marah.

"Ampun Yang Mulia. Hamba hanya menjalankan titah Pangeran Xiendra."

Drata tahu apa yang terjadi di dalam. Tadi sebelum menjaga pintu, ia melihat pintu sedikit terbuka. Karena penasaran, ia mengintip sedikit dan melihat Pangeran Xiendra sedang memejamkan mata sambil meletakkan telapak tangan di atas kening Chandi. Ia juga bisa melihat Chandi berkeringat dengan satu tangan menggenggam erat tangan kiri Pangeran Xiendra. Chandi tampak kesakitan.

"Aku Kaisar Alrancus, kau mau melawanku?" Ada nada ancaman pada ucapan Kaisar Ariga.

Drata membungkuk lagi. "Ampun Yang Mulia, tapi tuan hamba adalah Pangeran Xiendra. Perintah Pangeran Xiendra lebih utama dari perintah siapapun. Jika Pangeran Xiendra tidak memerintah, maka perintah Yang Mulia adalah yang utama."

Kaisar Ariga memejamkan mata frustrasi. Ia lupa jika Drata adalah orang yang paling setia pada Pangeran Xiendra dan paling penurut. Jika Pangeran Xiendra meminta Drata bunuh diri, maka pasti akan dilakukan oleh nya.
Maka tak ada cara lain, ia harus memaksa.

Bugh!

Tiba-tiba Kaisar Ariga melayangkan pukulan yang sangat mematikan. Karena Drata tidak siap, Drata langsung tersungkur ke lantai. Dan pada saat itu datang Raja Elton. Raja Elton diminta oleh Permaisuri Sharma untuk memenangkan Kaisar Ariga yang tadi pergi dengan amarah meluap-luap.

"Yang Mulia-"

Drata hendak menghentikan Kaisar Ariga yang membuka pintu, akan tetapi ia terlambat.

"Kalian-"

Tak langsung masuk, Kaisar Ariga malah berdiri di ambang pintu. Kaisar Ariga mengamati Pangeran Xiendra dan Chandi yang tampak aneh. "Apa yang sedang kalian lakukan?"

Drata yang baru bisa berdiri langsung menghampiri Kaisar Ariga. "Yang Mulia, mungkin yang mereka lakukan ada hubungannya dengan Putri Xianna. Lebih baik kita menunggu," ucap Drata sambil mencoba menarik Kaisar Ariga mundur.

Kembali lagi pada alam mimpi buatan, Pangeran Xiendra tengah bertarung dengan sosok yang tak kasat mata. Serangan itu sangat cepat sehingga Pangeran Xiendra kesulitan untuk menentukan sumber serangan yang sebenarnya.

"Pangeran, jangan melawan. Itu hanya akan menguras tenaga. Itu semua hanya ilusi! Dia ada di dekat hamba! Dia tidak melakukan apapun!" Terdengar suara Chandi.

Pangeran Xiendra langsung berhenti begitu mendengar ucapan Chandi. Benar, ini adalah alam mimpi buatan, akan banyak ilusi sehingga ia harus bisa membedakan mana ilusi dan nyata. Dan benar saja, saat serangan mengenai tubuhnya, ia tidak merasakan apapun.

"Kau terlalu banyak bicara gadis kecil!"

"Akh!" Chandi berteriak kesakitan.

"Chandi!" Pangeran Xiendra panik mendengar jeritan kesakitan itu. "Kau di mana Chandi."

Baru akan melangkah, tiba-tiba muncul cahaya obor tak jauh dari tempatnya berdiri. Bersamaan dengan itu, ia melihat Chandi diikat di pohon besar, dan di samping Chandi ada Putri Xianna pula.

Berbeda dengan Chandi, Putri Xianna dibaringkan dan dirantai di atas batu besar. Di perut Putri Xianna menancap beberapa pisau sehingga mulut dan perutnya mengeluarkan banyak darah.

"Chandi! Xianna!"

Namun saat akan berlari menghampiri, tiba-tiba sosok manusia kurus kering muncul dengan pedang yang dihunuskan tepat di depan leher Chandi.

"Thanu?"

Thanu tertawa seram, menambah keseraman sosoknya yang memang sudah berpenampilan seram. Sungguh Thanu tak terlihat seperti manusia. "Ayo kita bermain lagi. Satu langkah mendekat berarti Chandi mati. Diam di tempat, berarti adik kesayanganmu yang mati. Menyerang, maka dua-duanya akan mati. Bagaimana? Permainan yang seru bukan?"

Dada Pangeran Xiendra memburu. Namun disamping amarahnya, rasa takut lebih terasa menguliti dirinya. Ia sangat takut kehilangan Chandi dan adiknya. Ia tahu, jika sukma mereka mati di sini, maka di alam nyata mereka pun akan mati.

Melihat Pangeran Xiendra tak berdaya, tawa Thanu semakin menjadi-jadi. "Lihat? Kau tidak berdaya. Wajahmu kini terlihat sangat lucu. Seharusnya yang melihat ini adalah ayahmu. Sayangnya ayahmu kini hanya manusia lemah sehingga tidak bisa memasuki alam mimpi buatanku, sayang sekali bukan?"

"Apa maumu?" tanya Pangeran Xiendra dingin dan tajam.

"Mauku? Mauku adalah mengambil sukma Xianna untuk ritual, lalu meminum darah Amora agar aku bisa lebih kuat. Sudah aku bilang, aku akan semakin kuat setelah Xianna mati, bukan?"

Saat Thanu sedang bicara, Pangeran Xiendra merasa ada seseorang yang mengintai dirinya dari jauh. Mata merah Pangeran Xiendra melirik sedikit kebelakang, lalu menatap Thanu lagi.

Jika diingat-ingat, Thanu belum terlalu kuat untuk membuat alam mimpi ini. Buktinya di dalam penjara bawah tanah Thanu hanya diikat rantai biasa. Hanya rantai biasa saja tidak bisa membuka, jadi mustahil bisa memiliki kekuatan yang sangat luar biasa untuk membuat alam mimpi.

Ingatan Pangeran Xiendra kembali pada sebelum ia memasuki alam mimpi Chandi. Saat ia memeriksa kening Chandi, kening Chandi dingin bagaikan es. Lalu teringat pula ucapan Haikal waktu itu. Saat itu Haikal memegang luka memar di pipi Liam.

"Lukanya sangat dingin. Jika luka biasa, tentu akan hangat. Serangan iblis naga biru sedingin es, oleh sebab itu luka Liam dan pria itu sangat dingin."

Dalior!

Sring.

Pangeran Xiendra salto untuk menghindari serangan dari belakang. Beruntung ia menyadari sosok yang ada di belakangnya dengan cepat dan bisa menghindari serangan tepat waktu.

"Dalior, aku tahu itu kau. Kau yang membuat alam mimpi buatan ini. Tunjukkan dirimu!"

Benar saja, sosok pria berjubah biru melompat turun dari atas pohon. Dia benar Dalior, menyeringai lebar. "Pintar. Ternyata kau memang tak bisa diremehkan."

Pangeran Xiendra mengepalkan tangan. "Pengecut."

Dalior tertawa. "Aku terpaksa menggunakan cara seperti ini. Tapi ternyata cara seperti sangat seru. Kau, Chandi, dan orang-orang diluar sana tak bisa berbuat apa-apa. Haikal, peramal itu, anak buah Haikal, dan yang lainnya juga tak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak tahu sukma kalian tidak berada di dalam tubuh kalian. Mereka tidak akan menyangka ini."

Tiga hari yang lalu, di penjara bawah tanah, tepat setelah Pangeran Xiendra dan Chandi pergi keluar setelah melihat Thanu, Dalior tersenyum di dalam sel nya. Walaupun ia terikat dan diisolasi di dalam penjara bawah tanah ini, namun berkat kekuatannya yang masih tersisa, ia bisa tahu apa saja yang dibicarakan oleh Pangeran Xiendra, Chandi, dan Thanu.

Tok-tok.

Thanu yang dirantai langsung menoleh pada dinding yang diketuk. Ia terkejut. Ia pikir siapa orang yang sangat kuat sehingga bisa mengetuk dinding tanah tebal ini.

"Kau penasaran siapa aku?" Terdengar suara Dalior.

"Siapa kau?" tanya Thanu sedikit takut. Ia pikir Dalior adalah orang suruhan Kaisar Ariga atau Pangeran Xiendra untuk membunuhnya.

"Jangan takut. Kita adalah teman. Kita memiliki misi yang sama," ucap Dalior. "Sebenarnya sejak menginjakan kaki di istana Alrancus, aku tahu adik Xiendra terkena sihir. Sihir itu bisa masuk ke dalam istana Alrancus karena ada perantara, yakni kau."

Thanu mengepalkan tangan kuat. "Aku bukan penghantar sihir!" Thanu tidak mau disebut sebagai makhluk penghantar sihir.

Dalior tertawa. "Tidak mau mengaku? Alat sihir biasanya berupa tanah kuburan, batu nisan, ataupun benda lainnya. Namun ada alat sihir yang bisa menghantarkan sihir lebih hebat lagi, yakni makhluk seperti dirimu. Sebelum kau mati, obat apapun tak akan pernah bisa mengobati Xianna. Hmm, ngomong-ngomong sudah berapa orang yang mati karenamu? Para prajurit dan pelayan yang mati tiba-tiba."

Kepalan tangan Thanu semakin kuat. "Jangan sok tahu, kau pikir kau siapa? Walaupun sekarang aku ibaratkan sebuah alat, namun setelah aku keluar dari sini, dia pun akan aku binasakan."

"Benarkah? Apakah kau bisa sendiri? Sedangkan kau sendiri tak bisa melepaskan rantaimu?" Dalior menertawakan Thanu yang sangat percaya diri.

"Aku dengar cerita dari kakakku, Lira, penyihir tua itu sangat berjasa padamu. Dulunya kau adalah makhluk yang memiliki otak seperti hewan. Namun berkat dia, kau diberikan tubuh seperti manusia normal, lalu Lira rela membunuh banyak nyawa untuk mengambil otak mereka dan dijadikan ritual agar kau memiliki otak dan pola pikir seperti manusia. Akhirnya kau menjadi manusia seutuhnya. Kau sangat senang akan itu dan merasa dia berjasa." Dalior tertawa lagi. "Tapi ternyata kau tetap bodoh, tak tahu bahwa dirimu pun sebenarnya dijadikan alat oleh Lira dan Haikal."

"Setelah Lira mati dan Haikal disegel, tidak ada lagi korban darah dan otak untuk menjagamu tetap menjadi manusia," lanjut Dalior. "Lalu kau menawarkan kerja sama dengan dia. Dia setuju dan entah bagaimana bisa dia menjadi lebih kuat dari dirimu. Dan lagi-lagi kau menjadi alatnya."

Dalior menghela nafas. "Kau tahu, kau selalu diperalat oleh mereka. Aku kasihan padamu sehingga aku ingin menawarkan bantuan."

"Bantuan?" tanya Thanu.

"Hm. Aku akan membantumu mendapatkan darah dan otak Xianna. Menunggu dia turun tangan entah kapan. Mungkin dia sedang sibuk ingin menjadi Raja Iblis dan melupakanmu yang menunggu korban Xianna."

"Caranya?" tanya Thanu tertarik.

"Karena kau adalah penghantar sihir, aku pun meminta bantuanmu. Xianna terikat sihir karenamu, jadi aku perlu memasukkanmu ke dalam alam mimpi yang akan aku buat. Namun tentunya bantuanku tidaklah sepenuhnya gratis. Aku juga meminta bantuanmu untuk menarik Chandi bersamamu dan Xianna."

"Mengapa kau perlu Chandi?" tanya Thanu penasaran.

"Untuk lebih kuat. Membunuh Xianna di alam mimpi butuh kekuatan yang maksimal, sedangkan kekuatanku terkuras separuh karena kejadian waktu itu. Apakah kau setuju?" tanya Dalior.

Thanu pun menyetujui kerjasamanya dengan Dalior.

Dalior tertawa puas setelah bercerita. "Kalian tidak tahu betapa hebatnya Thanu, kan? Dia sangat membantu. Jika tidak ada dia sebagai penghantar sihirku, mana bisa aku membawa Chandi ke dalam alam mimpi ini."

Thanu tersenyum bangga di belakang Pangeran Xiendra. Dia tidak tahu saja bahwasanya dia pun tengah di manfaatkan oleh Dalior. Sejatinya Dalior tidak peduli Xianna mati atau tidak. Dan membunuh Xianna pun tak memerlukan banyak kekuatan. Yang dikatakan Dalior hanyalah alasan.

Tujuan utama Dalior adalah membawa Chandi ke dalam alam mimpi dan melakukan ritual pengorbanan Chandi di alam mimpi. Nanti setelah selesai ritual, ia akan memiliki kekuatan besar. Dengan begitu ia bisa melepaskan diri dari penjara yang dibuat oleh Pangeran Xiendra dan Haikal. Dan setelah itu, ia akan menjadi Raja Iblis yang tak terkalahkan.

Yeay, akhirnya bisa up lagi. Hari ini dua episode ya. Tunggu episode selanjutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

3M 23.9K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
The Abandoned Empress By Saa

Historical Fiction

942 92 56
Novel terjemahan. Novel terjemahan ini merupakan novel karangan author Yuna yang dijadikan manhwa dengan judul sama yaitu The Abandoned Empress. Teta...
2.7K 1.1K 23
[SELESAI] Krisna Wilson bangkit dari kematian setelah sang kekasih, Cherry Angel, menebus kematiannya dengan menumbalkan jiwanya sendiri pada sang Ib...
1.7M 82.8K 54
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...