"Saya akan pergi ke Indonesia besok hari, saya harus bertemu Anak saya Freen. dia sudah lama hilang ingatan, saat SMP dia tidak ingat apapun. karna kecelakaan, wajahnya diganti, wajahnya rusak, saya ingin mencari pelakunya."
"Tapi Tuan, sekarang Tuan Freen sudah kembali stabil. meski kehidupannya berbeda," jawab sang bodyguard.
"Justru itu, saya tidak ingin Freen berpihak pada kejahatan. sudah lama saya tidak bertemu dengannya, saya pun rindu dengan wajahnya yang belum dioperasi, dihubungi pun dia tidak membalasnya."
"Tapi paras wajah Tuan Freen yang sekarang lebih tampan Tuan," kata Bodyguard.
"Iya, saya tau itu. tapi saya rindu wajah Freen sebelum operasi." dia berjalan melihat foto bingkai Freen saat belum operasi.
Dia mengelus bingkai tersebut. "ini wajah asli anak saya Freen, saat belum mendapat musibah kecelakaan." dia letakkan kembali bingkai tersebut, dia ambil bingkai Freen yang telah berbeda wajahnya.
"Putra ku tetap tampan, Freen Manuel. keturunan dari keluarga Manuel Carglos. Freen.. apakah kamu masih ingat cinta pertama mu Nak? perempuan itu sudah lama mencari mu, Papa juga tidak tau dia berada dimana."
"Sekarang Tuan Freen sudah punya pacar lagi Tuan," kata Bodyguard.
"Iya, saya tau. siap kan tiket pesawatnya, saya akan berangkat saat pagi hari."
***
Pukul Malam jam 02.00.
Adelio dan Zean sedang berada ditempat arena balapan, tempat arena balapan yang sering digunakan Junior Master Teroris untuk balapan.
Keduanya sudah bersiap di motor masing-masing. "gua yang hitung lah!" pinta Zean. "terserah lo!" jawab Adelio.
Keduanya pun bersiap, Zean mulai menghitung.
"Satu, dua, dua lagi.. satu, dua lagi.. tiga!" Zean langsung menancapkan gasnya kencang. "CURANG WOY!" teriak Adelio dan langsung menancapkan gasnya kencang.
Suara raungan dari motor terdengar sangat nyaring, keduanya memasukki sebuah terowongan. kini Adelio yang tadinya tertinggal berada disamping motornya Zean. dia menoleh kepada Zean, dia hormat sekilas dengan tengilnya.
"BUSET! TENGIL!" pekik Zean.
Adelio terkekeh dibalik helm, dia pun menancapkan gasnya kencang. sesekali keduanya ngejumping motornya. sungguh, ini balapan yang sangat sengit.
Motor Zean sangat kencang diatas rata-rata, bahkan kecepatannya 80 keatas.
"ZEAN, JANGAN TERLALU CEPAT. BAHAYA!" teriak Adelio membuka kaca helmnya. "ALAY!" jawab Zean yang mendengar perkataan Adelio, dia sedikit menoleh ke belakang.
Zean pun kembali menoleh ke depan, dia terkejut saat ada polisi tidur. motornya melewati polisi tidur, sedikit melompat motornya.
"EH, EH! ANJING!" teriaknya.
Saat motor kembali menapak ke jalanan, motornya terpeleset ke samping, alhasil Zean juga ikut terseret. motor tersebut menabrak trotoar.
BRAK!
"ARGHH! AWSS.." ringis Zean dengan kaki bawahnya yang tertimpa motornya sampai kelututnya.
Adelio turun dari motornya, dia lepas helmnya. lalu dia angkat motor Zean untuk berdiri, saat dia ingin menarik Zean berdiri, Zean meringis sangat sakit pada kakinya.
"SAKIT, DEL." Zean terduduk dengan memegang kakinya.
Adelio berjongkok. "makannya! pelan-pelan, dibilangin sama Abang tuh ngerti!" Zean mengerutkan keningnya. "maksud lo Abang?!" sentaknya.
"Waduh, keceplosan!" pikir Adelio. "anggap aja gua Abang lo, soalnya lo masih kayak bocah." lanjutnya.
"Najis!" pekik Zean.
"Sakit banget nih kaki lo?" tanya Adelio.
"menurut lo gimana bangsat?!" kesal Zean.
Adelio berdiri, dia pegang kaki Zean, lalu dia tekan.
"ARGHH!!! PELAN-PELAN!!" teriak Zean.
"HALAH.. TAHAN!" Zean menahan rasa sakitnya, "keseleo ini." Adelio melepaskan kaki Zean dengan pelan.
Dia tarik tangan Zean, dia rangkul. "gua anterin pulang, gak mungkin lo naik motor lo."
***
Zean dan Adelio pun masuk, mereka menuju ruang tamu, direbahkannya Zean disofa ruang tamu.
"CHRISTY BANGUNIN MAMA DAN PAPA DULU," kata Christy.
Zean meringis dengan memegang kakinya. tidak lama dari itu, Shani, Gracio, dan juga Christy berada diruang tamu.
Shani terkejut saat melihat Adelio, sementara Gracio menatap tidak suka kepadanya.
"Zean, kenapa kamu?!" tanya Gracio.
"ini Om.. Zean kecelakaan." Adelio menjawab.
"Saya tidak nanya kamu!" sentak Gracio.
"Zean kecelakaan sedikit," jawab Zean.
"Keluar lagi malam-malam?!" tanya Gracio. Zean menggaruk lehernya yang tak gatal, "iya." Gracio menggelengkan kepalanya, dia mendekati Zean.
"Minggir!" pekik Gracio kepada Adelio yang duduk disamping Zean. Adelio pun berdiri, Gracio pun duduk.
"Apanya yang sakit?" tanya Gracio. "kaki Zean." Gracio pun merangkul Zean, ia bawa Zean menuju ke kamar Zean.
"Del, kok kamu bisa sama Zean?" tanya Shani. "dia nantang Adelio balapan, malah dia yang celaka. karna dia ngegasnya kencang banget Mama," jawab Adelio.
"Mama?!" sentak Christy.
"Mama kamu maksudnya lah." ngeles Adelio.
Gracio kembali menuju ruang tamu, sementara Zean sudah beristirahat.
"Pulang kamu!" titah Gracio kepada Adelio. "iya Om." Adelio mengulurkan tangannya untuk bersalim, namun Gracio menepis tangannya. Adelio menarik uluran tangannya kembali, dia bersalim kepada Shani, lalu dia berpamitan.
***
Dikamar Adelio.
Adelio dan Acel sedang video call.
"Haha.. mukanya tambah ganteng deh, kalau malam."
"Mau foto gini." dari video call tersebut, terlihat Acel yang membuat tangannya love.
Adelio tersenyum, dia buat juga tangannya love.
VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI KETIKA SUDAH MEMBACA, TERIMAKASIH..