precocious

By adawiya_nr

17.1K 271 57

Clara dan lukanya..... More

01.dia clara
02.ratu diantara 2 raja
04.flasback 1 (Clara)
05.flashback of
6. Queen CR ++⚠️
7.🔞⚠️
8. luka?

03. malam pilu

1.3K 36 11
By adawiya_nr

Markas DRAMEZ

Didalam markas itu kini ada banyak anggota yang tengah terluka, penyebabnya karena mereka tawuran dengan geng motor sebelah.

DRAMEZ DAN GRAMEZ awalnya damai, namun kesalah pahaman di antara mereka menyebabkan perpecahan.

Bian duduk disofa yang ada di markas itu, dia terluka sedikit parah. Dia ingin cepat-cepat pulang kerumahnya untuk memberitahukan lukanya pada clara. Bukan bermaksud untuk membuat clara khawatir namun dia ingin nermanja pada adiknya itu.

Dia pun keluar dari markas, lalu langsung menaiki motornya dan bergegas pulang.

Sesampainya di mansion bian langsung masuk kedalam, lalu berjalan kekamar clara.

Dia membuka pintu kamar clara, bisa dia lihat clara yang tengah bermain ponsel, sedangkan rion tidur dipaha clara.

"Kenapa dia belum pulang" Kesal bian.

Bian menghampiri adiknya ke ranjang lalu memeluk clara dari samping.

"Abang kenapa bisa terluka? " Tanya clara yang melihat luka ditangan bian, dan juga lebam di wajahnya.

"Tauran" Jawab bian.

"Clara obatin ya" Ujarnya.

Clara meletakkan kepala rion di bantal, kemudian dia mengambil kotak p3k. Clara mengobati luka bian dengan hati-hati.

Rion terbangun karena pergerakan Clara, dia melihat bian yang tengah sok kesakitan didepan Clara.

"Biarin dia ngobatin sendiri" Ujarnya karena kesal.

"Mana bisa gitu, kasian abang" Ucap Clara. Bian yang merasa menang pun tersenyum kearah rion, yang mendapat tatapan tajam dari sang empu.

"Biasanya juga sekarat" Ucap Rion.

"Lebih baik lo pulang takut om aditya nyariin" Ujar Bian.

"Ngusir"

"Enggak bos"

"Pulang aja Rion" Suruh clara.

"Iya-iya nih, aku pulang" Pasrah Rion.

Sebelum pergi dari sana Rion mencium clara di pipinya, lalu pergi dari sana.

"Dek nanti papa pulang jam tujuh, jadi kamu kalau mau beres-beres rumah sana" Bukan tanpa alasan bian mengatakan itu, dia hanya takut kalau papanya akan menyiksa clara lagi.

"Yaudah clara mau kebawah ya bang" Pamit clara.

Clara pun keluar dari kamarnya, lalu turun kebawah dia melakukan pekerjaan seperti biasanya. Yaitu menyapu, dan membantu pelayan memasak.

Setelah selesai melakukan semuanya clara duduk disofa ruang tamu. Matanya terasa berat, dia mengantuk sekali jadi clara memutuskan untuk tiduran.

Clara merebahkan dirinya disofa panjang yang ada disana lalu mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Dadanya terasa sakit kembali, namun ia tahan dan akhirnya dia terlelap disana.

✧༺♥༻✧

Sebuah mobil memasuki pekarangan mansion, mobil itu berhenti lalu keluarlah pria berjas hitam dari sana, tatapan matanya begitu tajam hingga siapapun yang melihatnya akan takut.

Dia adalah Adlian mahendra, ya dialah papa Clara Dan Bian. Adlian memasuki mansion itu yang langsung disambut oleh beberapa pelayan.

Sedikit info bahwa Adlian adalah seorang duda. Meski memiliki dua anak yang sudah remaja, tapi ketampanan dari wajahanya membuatnya tidak seperti pria berumur.

Adlian memasuki mansion yang langsung disambut oleh para pelayan. Mereka semua kaget karena Adlian pulang cepat hari ini, karena biasanya ia pulang jam sepuluh malam (10) atau dua belas (12) malam. Para pelayan itu menatap nona mereka yang terlelap disofa, meskipun Clara sudah melakukan pekerjaannya, namun mereka takut Adlian salah paham.

Adlian menyipitkan matanya kala melihat seseorang tengah tertidur disofa ruang tamu. Dia berjalan melangkah keruang tamu, lalu mendekati sofa itu.

Adlian menatap Clara yang sedang tertidur meringkuk disofa, sebenarnya jauh di lubuk hatinya dia merasa kasihan pada Clara. Sejak kecil Clara selalu dekat dengan mamanya namun sebuah tragedi dan kesalah pahaman membuat Clara sengsara. Bagaimana tidak, dia dituduh membunuh mamanya sendiri padahal waktu itu Clara masih berusia 7 tahun. Sejak saat itu Clara mendapatkan siksaan dari Adlian, karena dia terlalu dibutakan oleh cintanya pada istrinya itu.

Adlian membuka sabuk di pinggangnya lalu tanpa aba-aba dia langsung mencambuk Clara.

"Ctarr"

Clara terbangun dan terkejut bukan main, kepalanya terasa pusing, dan tubuhnya sakit. Clara menatap Adlian dengan tatapan sendunya.

Adlian memalingkan wajahnya ketika dia ditatap oleh Clara.

"Sudah saya bilang jangan pernah berani menatap saya" Ucapnya dengan suara yang lantang, Clara menundukkan kepalanya sepertinya malam ini dirinya akan disiksa lagi.

"Bagus ya kerjaannya cuma santai" Ucap Adlian.

Adlian menarik Clara sampai Clara terjatuh dari sofa lalu dia mencambuk Clara habis-habisan.

"Ctarr"

"Ctarr"

"Ctarr"

Clara hanya menunduk air matanya jatuh, namun dia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara tangisnya. Tubuhnya terasa sakit sekali dia berusaha menahan sakit itu. Sedangkan Adlian dia masih belum puas menyiksa Clara, dia kembali mencambuk Clara.

"Ctarr"

"Ctarr"

"Ctaar"

"Dasar anak tidak tau diuntung" Ucap Adlian lalu pergi dari sana.

Bian baru saja turun dari tangga dia melihat adiknya yang terduduk tak berdaya dilantai, dia pun berlari menghampiri Clara.

"Dek" Bian memeluk Clara, hatinya terasa sakit melihatnya adiknya seperti ini.

"Maafin abang dek, abang telat " Ujar Bian.

Clara menoleh pada abangnya lalu tersenyum. "Gapapa bang, gendong Clara kekamar yuk" Ucapnya dengan manja.

Bian pun mengangkat Clara lalu menggendongnya, dia membawa Clara kemarnya untuk diistirahatkan.

Sesampainya disana Bian meletakkan Clara diranjang kamar itu.

"Abang ambil air panas dulu ya" Ucapnya hendak pergi namun dihentikan oleh Clara.

"Gausah bang ini cuma memar" Ujar Clara.

"Beneran dek, tapi.. " Belum sempat menyelesaikan ucapnnya Clara memotong pembicaraan Bian.

"Udah bang aku gak papa"

Bian pun tidak jadi mengambilkan air panas dia duduk diranjang disamping Clara, mengelus kepala Clara dengan lembut.

"Abang sini tidur bareng Clara" Pinta Clara.

Bian pun menuruti Clara dia merebahkan dirinya di samping Clara lalu memeluknya.

Bian yang mengantuk akhirnya dia memejamkan matanya. Sedangkan Clara dia masih belum tidur. Dia menatap bian lalu beranjak dari tidurnya. Clara turun dari ranjang lalu pergi keluar dari kamarnya.

Setelah keluar dari kamarnya Clara berjalan menuju ke sebuah kamar. Clara membuka kamar itu lalu menghampiri seseorang yang tengah tertidur diranjang.

Clara duduk di tepi ranjang kamar itu lalu menatap seseorang yang tengah memejamkan matanya itu.

"Pah sampai kapan Clara seperti ini" Ucapnya. Ya, kamar yang Clara kunjungi adalah kamar Adlian.

"Clara pengen peluk papa sebentar aja, Clara kangen banget sama papa. Kapan Clara bisa manggil papa dengan sebutan itu didepan papa" Ucap Clara terisak.

Memang setiap malam menjadi kebiasaan bagi Clara pergi menemui Adlian namun ketika Adlian sudah tertidur.

"Papa pasti ada masalah perusahaan, jadi papa lampiasin ke Clara ya, gak papa kok. Tadi papa bilang kalau Clara anak tidak tau diuntung, tapi Clara merasa beruntung pah dapet papah dalam kehidupan Clara".

Air mata Clara jatuh mengenai tangan Adlian. Dia mengusap Air matanya yang jatuh ditangan Adlian. Lalu dia memeluk Adlian begitu erat seperti tidak ingin melepaskan pelukan itu selamanya.

"Clara sayang sama papa, dan Clara juga tau kalau papa sayang sama Clara, selamat malam pah" Clara mengecup dahi Adlian lalu pergi dari sana dan kembali ke kamarnya.

Tanpa Clara sadari sejak tadi Adlian tidak tertidur dia hanya memejamkan matanya. Setiap malam Adlian akan mendengarkan apa yang anak itu ocehkan kepadanya.

"Andai kamu gak ngebunuh mama kamu Clara, mungkin kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan itu" Gumam Adlian.

Adlian memutar memori di otaknya meski dia menyiksa Clara terus menerus, namun Clara tidak pernah membencinya. Clara tidak pernah memperlihatkan suara tangisnya didepan dirinya, Clara juga tidak pernah melawan pada dirinya. Dia ingat sekali ketika dirinya melarang Clara makan selama dua hari dan gadis itu menurutinya.

"Dia begitu mirip denganmu meyra"

✧༺♥༻✧

Yang minta aku up, aku udah up nih, jangan lupa tinggalkan jejak ok.

Bab selanjutnya kita flashback..

Continue Reading

You'll Also Like

560K 27.1K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
2.6M 269K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
527K 19.8K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.5M 138K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...