Ana Uhibbuka Fillah, Ustadz A...

By nakamurami

62.2K 2K 141

" Akhtar! Ana Uhibbuka Fillah " " Ahabbaka-lladzii ahbabtanii lahu, Jaesha. " ~~~~ āš ļø Jangan lupa follow dan... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09, special.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22.
23.
24.

10

2.5K 79 3
By nakamurami

"Sedih banget gua, TERNYATA TEMEN GUA UDAH PUNYA SUAMI" Alifia sedikit dramatis

"Sama, ga nangka" Alayya pura pura menghapus air mata

"Nyangka ego, bukan nangka"

"Iya itu maksudnya"

"Sempet aje ngelawak"

"Sekali kali"

"Calon" Tsabina menjelaskan dan di angguki Jaesha

"Dia datang kemarin lusa dan langsung melamar?" Aisha masih tak percaya

"Iya.. aku kaget, kaget banget, aku kira itu hantu ternyata Akhtar"

"Buset suami sendiri di bilang hantu" Alayya terkejut

"Ya kan namanya juga kaget"

Mereka tertawa, sejujurnya mereka masih tak percaya bahwa Jaesha sudah menjadi kepemilikan orang lain, tapi mereka juga bahagia karna Akhtar tak main main dengan perkataan nya

drrt drrt

"Eh bentar ada telfon" Jaesha merogoh kantong bajunya dan melihat siapa yang menelfon, yang lain juga kepo

Itu Akhtar.

"Cielahh di cariin bebeb" Alifia tertawa

"Bucin bucin" Alayya menjauh dari Jaesha

"Angkat saja sana" Ashe tersenyum lalu tangannya terlihat menyuruh Jaesha menjauh dan mencari tempat sepi untuk mengangkat telfon nya

"Aku angkat dulu ya" Jaesha berdiri dan berjalan menjauh dari teman teman nya. Dengan tangan gemetar Jaesha mengangkat telfon itu, karena ini kali pertama.

"H-halo?"

"Assalamualaikum cantik ku"

Jantung Jaesha langsung berdetak tak karuan kala mendengar suara Akhtar yang terdengar berat

"Waalaikumussalaam atar.."

"Cantik ku sedang apa?"

"Aku lagi kumpul sama temen temen"

"Oh? Aku ganggu?"

"Engga kokk, mereka malah semangat banget waktu kamu telfon"

"Benarkah? Ahahaha"

Jaesha tersenyum kala ia mendengar tawa Akhtar dan membuatnya ikut tertawa

"Nanti malam aku ke rumah sama umi Abi"

"Loh ngapain?"

"Umi abi katanya mau ngebahas sesuatu sama bunda ayah, kayanya tentang pernikahan kita"

"A-apasih!" Wajah Jaesha memerah

"Kan benar?"

"Y-ya tapikan gausah bilang ke aku!"

"Hmmm iya iya maaf ya"

"Atar"

"Iya?"

"Sudah makan?" Jaesha sedari tadi memikirkan topik pembicaraan dan hanya topik basa basi itu yang hanya berputar putar di otak nya

"Tentu sudah, umi tadi membuat sop kimlo"

"Wahhh enak tuh"

"Kamu suka sop itu?"

"Bangettttt"

"Oke nanti aku bawakan untuk kamu"

"Ehh gausahh aku bisa bikin sendiri kok"

"Kamu harus merasakan sop kimlo buatan umi"

"Iya deh iya, aku juga penasaran sama masakan buatan umi"

Hening, mereka sama sama diam

"Jaesha"

"Iya?"

"Ana Uhibbuka Fillah"

Jaesha terdiam, tak tahu ingin menjawab apa, tubuh nya seketika kaku

"Sampai bertemu nanti malam"

"I-iya.. dadah atarr assalamualaikum!"

"Waalaikumussalaam."

Telfon itu di matikan oleh Jaesha. Kini wajah nya benar benar memerah, merah seperti tomat. Jaesha menutup wajah nya dan berteriak dalam diam

"Ya Allah.." Gumam nya

"Telfonan nya lama bener" Alayya nyerocos

"E-engga!"

"Muka lo noh masih merah" Alifia tertawa

Jaesha buru buru menutup wajah nya lagi, menahan malu

"Udah udah, ayo. Kata nya mau ke toko buku, nanti kesorean" Ashe menepuk pundak Jaesha

"Oh iya buku, ayo ayo"

Jaesha langsung melupakan bahwa ia sedang salah tingkah dan buru buru mengambil tas nya yang bertengger pada bahu Alayya, membuat Alayya menghembuskan nafas nya panjang

Setelah mereka sampai di toko buku itu, mereka melihat buku buku novel terbaru akhirnya ada di toko tersebut. Jaesha sampai membeli 5 buku novel, membuat teman teman nya menggeleng

"Kok kalian beli 1 2 doang?" Jaesha bertanya

"Lo nya aja yang maruk buset dah langsung 5" Alifia sedikit menggetok kepala Jaesha

"Ya gimana ya, ini buku novel yang ku tunggu tunggu, akhirnya ada juga" Jaesha terkekeh

"Iya dah iya"

Setelah mereka membeli buku, mereka langsung pulang karena sudah jam 5 sore dan mereka pun belum ada yang sholat Ashar jadi mereka buru buru pulang

Sebelum Jaesha pulang, ia tak lupa membeli makanan untuk 'tamu' nya nanti malam, itu pun suruhan bunda

"Assalamualaikum bunda ayah, eca pulang"

"Waalaikumussalaam, sudah pulang?" Ayah menyambut kepulangan Jaesha

"Udah yah" Jaesha tersenyum

"Eh anak bunda sudah pulang, yang bunda suruh tadi sudah kamu beli ca?"

"Udah bun, nih" Jaesha memperlihatkan tas yang berisi makanan

"Bagus, sana bersih bersih dulu"

"Siap bunda"

Jaesha setelah bersih bersih dan sholat, ia menghabiskan waktu nya untuk membaca novel yang ia baca, tak terasa hari sudah mulai gelap

tok tok tok

"Masukkk"

Hening, tak ada jawaban sama sekali

"Bunda?"

Hening

"Ayah?"

Hening

"Bibi?"

Hening

Jaesha bingung, ia bangun dari duduk nya dan merapikan pakaian dan hijab miliknya, ia berjalan takut takut menuju pintu dan saat ia memegang kenop pintu itu

"Jaesha?"

Dan Jaesha terkejut bukan main mendengar suara itu, dengan cepat ia membuka pintu nya dan tampak lah laki laki berbaju gamis putih sedang berdiri di hadapan nya, Akhtar.

"Aku ganggu?"

"E-eh.. engga.."

"Aku bawain kue" Akhtar menjeda omongan nya dan memperlihatkan plastik berisi kue. "Tadi kamu di panggil bunda juga waktu aku datang"

"Loh masa sih? Kok aku ga denger" Jaesha buru buru menyingkirkan Akhtar dari jalan nya dan melihat orang tua mereka berdua sedang berbincang, Jaesha panik bukan kepalang

"Aku di suruh kesini, katanya mereka mau bicarain sesuatu yang rahasia"

Jaesha menoleh ke arah Akhtar, dan di balas senyum saja oleh laki laki itu

"Duluan aja ke balkon, nanti aku susul, mau ambil buku dulu"

"Mau bareng sama kamu aja ke balkon nya"

Jaesha terkejut, sekuat tenaga ia menahan diri nya untuk tidak berteriak

"Iya bentar ambil buku" Jaesha berlari kecil masuk kedalam kamar nya dan mengambil buku yang ia baca tadi dan ponsel nya

"Sudah?"

"Udah, ayo"

Tanpa sadar Jaesha menarik tangan Akhtar, ia menarik nya di baju. Membuat Akhtar terkejut lalu terkekeh

Mereka berbincang bincang banyak hal, berbincang tentang kucing, tentang pohon, tentang bintang, tentang buku yang di baca Jaesha, tentang keseharian mereka, sampai Jaesha lupa ia membawa buku itu karena untuk tidak mengobrol dengan Akhtar

Jaesha memakan kue yang di bawakan Akhtar, Akhtar bilang itu adalah kue buatan umi. Kue itu sungguh sungguh enak, Akhtar juga membawakan nya pie buah

"Enak?" Tanya Akhtar sembari melihat wanita yang di samping nya ini makan dengan lahap

"Heem, umi jago masak ya, aku jadi iri"

"Belajar sana sama umi"

"Oke, nanti dehh"

Akhtar terkekeh, ia kembali menatap wanita-nya. Akhtar tersenyum tipis, cantik, batin nya.

"Kamu mau?" Jaesha menawarkan

"Tidak, aku bisa makan di rumah nanti"

"Beneran?"

"Iya" Akhtar tersenyum

"Atar"

"Iya?"

"Kamu balik ke pesantren lagi nanti?"

"Iya"

"Kapan?"

"Sebulan lagi"

uhuk uhuk

"Eh" Akhtar panik kala melihat Jaesha yang tersedak

"Kamu izin sebulan?!" Jaesha tak percaya

"Di suruh pak Kiai. Awal aku izin itu cuman 1 Minggu, tiba tiba pak Kiai datang mengizinkan ku atas nama beliau selama sebulan"

"Wahh..."

"Aku jadi punya waktu banyak sama kamu"

Jaesha langsung menoleh ke arah Akhtar, pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Akhtar yang di isi dengan senyuman indah nya

"Apasih"

"Ecaa!" Itu suara bunda

"Iya bundaa sebentarrr"

"Ayo ke bawah, di panggil bunda"

Akhtar mengangguk lalu berjalan membuntuti Jaesha seperti anak ayam. Lagi lagi tanpa sadar Jaesha menarik tangan Akhtar di bajunya

"Apa bun?"

"Oh udah berani pegangan nih?" Ayah nyerocos

"Apanya yang pegangan yah?"

"Coba lihat tangan kanan kamu" Umi tertawa

Jaesha menoleh ke bawah, melihat tangan kanan nya dan langsung terkejut bukan main. Ia sedari tadi memegang baju Akhtar?!

Jaesha langsung mendongak menatap Akhtar, dan reaksi Akhtar hanya menaikkan alisnya bertanya lalu terkekeh. Buru buru Jaesha mengasih jarak di antara mereka, malu, Jaesha sangat malu sekarang

"Ciee" Ucap umi dan bunda bersamaan

"A-apasih! I-itu cuman reflek!"

"Sini" Ayah menepuk sofa di samping beliau dan Jaesha langsung terbirit-birit mendatangi ayah dan menyembunyikan wajah nya di tangan ayah

Semua orang yang melihat itu tertawa, Akhtar pun juga ikut tertawa. Akhtar juga duduk di samping ayah karena di suruh oleh Abi

"Kalian kalau menikah 2 bulan lagi, bagaimana?"

"HAH?!"

Tutur kata ayah mengundang terkejut nya Akhtar dan Jaesha secara bersamaan

"Iya, menikah 2 bulan lagi, kalau tidak mau, ya bulan depan lagi"

"Ayahhhh gamauuu kok cepet sih" Jaesha merengek

"Ayah mau punya cucu, umur ayah sudah sangat tua"

Jaesha terdiam sambil cemberut, benar apa kata ayah nya. Umur ayah sudah begitu tua, pasti juga ingin menimang jujur

"Akhtar" Panggil Abi

"Na'am, bi.."

"Bagaimana?"

Akhtar terdiam lalu melirik Jaesha yang terlihat masih cemberut. Akhtar menghembuskan nafas panjang, ia juga tak mengira akan secepat ini

"Selama Jaesha tidak tersiksa atau terpaksa, Akhtar mau bi"

Jawaban Akhtar membuat Jaesha tertegun, di tatap nya Akhtar lalu di balas tatapan itu dengan senyuman

Kini pandangan mata berubah kepada Jaesha, menunggu jawaban gadis cantik itu. Jaesha yang di tatap tentu gelagapan lalu kembali menatap Akhtar, dan Akhtar hanya mengangguk meyakinkan

"B-beneran 2 bulan lagi yah..?"

"Iya nak, kami tidak memaksa kamu" Ayah mengelus pipi gadis itu, lalu mencium kening Jaesha

"Y-ya.. kalau Akhtar juga ga kepaksa.."

Jaesha menjeda omongan nya lalu menatap laki laki di samping ayah itu. Akhtar terlihat terbelalak mendengar tutur kata Jaesha

"Jaesha mau.."

Continue Reading

You'll Also Like

164K 7.3K 59
į€į€½į€”į€ŗį€øį€žį€™į€­į€Æį€øį€Šį€­į€Æ Ɨ į€žį€…į€¹į€…į€¬į€™į€¾į€­į€Æį€„į€ŗį€øį€œį€½į€”į€ŗ į€”į€›į€±į€øį€”į€žį€¬į€øį€™į€€į€±į€¬į€„į€ŗį€øį€į€¼į€„į€ŗį€øįŠ[+]į€”į€į€”į€ŗį€øį€™į€»į€¬į€øį€™į€¼į€±į€¬į€€į€ŗį€™į€»į€¬į€øį€…į€½į€¬į€•į€«į€į€„į€ŗį€•į€¼į€®į€ø į€€į€­į€Æį€šį€·į€ŗį€”į€į€½į€€į€ŗį€˜į€¬į€”į€€į€»į€­į€Æį€øį€™į€¾į€›į€™į€Šį€ŗį€™į€Ÿį€Æį€į€ŗį€į€²į€·į€…į€¬į€–į€¼į€…į€ŗį€žį€Šį€ŗį€”į€¾į€„į€·į€ŗį€”į€Šį€® į€™į€€į€¼į€­į€Æį€€į€ŗį€œį€»...
690K 2.6K 65
lesbian oneshots !! includes smut and fluff, chapters near the beginning are AWFUL. enjoy!
62.4K 1.9K 25
[ONGOING šŸ”ž] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...