Race [JAEMJEN]

Von imyourtart

5.4K 400 2

seorang lelaki dominan yang hidupnya sangat suka untuk berbalap motor. Narez namanya, Dan datanglah seorang l... Mehr

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS🔞
TIGABELAS
EMPATBELAS🔞
LIMABELAS

DUABELAS

252 21 0
Von imyourtart

Bahasanya bisa Non-Baku/Baku ya, sesuai mood author aja hihi.

Area M-preg, bisa baca deskripsi cerita yaa,

1 bulan kemudian

Bastian terbangun dari tidurnya, ia
merasakan sesak. ternyata ia sedang dipeluk erat oleh suaminya.

"Euh! Narez!"

Narez mengerjapkan matanya, ia lihat Bastian sedang berusaha keluar dari pelukannya.

Narez tersenyum jahil,

"Ga boleeeh..! wlee" ejek Narez pada Bastian yang berusaha keluar dari rengkuhannya.

"AKU MAU MANDII!!" teriak Bastian membuat Narez terkekeh.

"Iya, sayaaaangg jangan marah maraah"

Narez beri kecupan pada bibir Bastian.

Lalu setelah itu ia lepaskan rengkuhannya, membiarkan suami mungilnya itu bebas.

Bastian kini sedang berkutat pada masakannya, ia hanya memasak yang simpel simpel aja.

Alasannya maleeeesss, author juga bingung mau mention makanan apa.

Bastian pagi ini masak kangkung balapan, ralat.. balacan... hehe, Bastian lagi numis kangkungnya.
Kangkungnya di masak agak banyakan soalnya mau jengukin si gio kerumah sakit. Demam tinggi katanya.

Terus ga lama kemudian udah jadi, ia taruh di piring yang agak besar. Terus dia sajiin di meja makan

Terus dia masak nasgor kunyit yang warnanya kuning tapi enak.

Dia masak agak banyakan, soalnya akhir akhir ini dia pengen banget nasgor kuning. Kalo kebanyakan dia tinggal kasih ke orang yang membutuhkan

Gak lama kemudian Narez turun dari kamarnya ngelewatin tangga.

Dia udah pake outfit yang simpel tapi keliatan gantengnya.

"sayang, makan dulu!" ujar Bastian sembari berlari ke arah toilet. Ia sudah mendengar panggilan alam.

"Lah? Anaknya malah kabur?" ucap Narez melihat Bastian yang berlari ke toilet.

Narez berjalan untuk duduk, ia mulai mengambil lauk pauk dan nasi.

"hmmmm, enaakk ni... Pinter dah suami gua masaknya haha" puji Narez saat ia memasukkan sendok yang ada kangkung nya ke dalam mulut.

Emang deh, masakan bastian kagak ada lawan.

Cklek

Bastian keluar dari toilet, wajahnya terlihat pucat.

Narez menoleh, kemudian ia menyadari bahwa suaminya pucat.

Ia menghampiri sang suami yang sedang memegang perutnya.

"Sayang.. kamu kenapa? Ada yang sakit?" Narez menangkup pipi sang suami, kemudian beralih ke perut Bastian.

"gapapa, narez... Cuma pusing sama mual biasa kok." jelas Bastian, udah pasti boong itu!

"Hey, Jangan bohong. Ayo jujur sama aku." Nareza bawa tubuh Bastian ke rengkuhannya.

Ia merengkuh pinggang sempit tersebut, ia elus pelan dan lembut.

"P-pusing, mual.. mau nangis.." Bastian bawa kepalanya buat bersandar ke bahu lebar punya sang suami.

"Shh, nangis aja ya? Nangis aja keluarin semuanya.. nanti kita ke rumah sakit ya kalo ga kuat?" Nareza mengusap usap kepala Bastian yang berada di bahunya.

Lalu, Narez tangkup lagi pipi gembil itu untuk ia kecup.

"Yaudah, makan dulu ya?"

"S-suapin..."

"Haha, iya sayang.." Nareza melepaskan rengkuhannya, dan ia bawa tangannya untuk memegang pinggang Bastian.

Narez turun dari mobilnya bersamaan dengan Bastian yang dilingkupi perasaan was-was.

Narez dan Bastian berjalan berdampingan, dengan tangan Narez yang setia di pinggang Bastian.

"Abis ini jenguk gio ya?" ucap Bastian ditengah tengah heningnya rumah sakit.

"Siap!"

Kini keduanya sudah masuk ke dalam ruangan yang diarahkan oleh perawat.

"Selamat siang, mas. Ada yang bisa dibantu?" tanya dokter lelaki itu yang sedang memakai sarung tangan karet.

"Ini dok, Suami saya katanya pusing sama mual. Boleh dicek gak dok? Takut hamidun hehe."

"Ah boleh dongs! Ayo masuk sini." dokter nya jalan terus diikutin sama sepasang pasusu itu.

"Maaf, mas namanya siapa?" tanya dokter menunjuk sopan ke Bastian.

"Bastian, dok." Narez buru buru memotong pembicaraan Bastian, ia tahu suaminya sedang malas menjawab. Pusing katanya.

"Oh oke, mas Bastian tiduran di brankar ya. Mau saya cek." Bastian mengangguk, ia segera menaiki brankar tersebut.

"mas Bastian. Maaf, bajunya bisa agak dinaikin gak? Mau saya periksa soalnya."

Narez melotot,

"G-gak ada cara lain dok?" titah Narez dengan panik. Masalahnya itu...

"Ehh.. emang kenapa mas?" tanya dokter itu kebingungan.

"E-em aset saya itu dok.."

Narez dan Bastian keluar dari ruangan, selesai memeriksa ini itu mereka segera bergegas ke rumah sakit lain.

"Heh! Itu dokternya kan cuma mau meriksa! Kenapa kamu larang hah!?" Emosi Bastian meledak.

"M-maaf sayang... Tapi itu kan aset aku.." lirih Narez sembari memainkan jarinya yang menganggur.

"Y-ya! Itu kan mau periksa doang, kamu jangan mikir sampai sana dong!"

"maaf.. aku panik doang.."

"Ah! Untung aja asam lambung aku kambuh doang! Kambenk emang. Aku kira hamil!"

"Kan baru bikin sayang.." jelas Narez yang terlalu jelas. Ngerti gak?

"Hish!" Bastian reflek menepuk lengan Narez dengan sedikit kencang.

Membuat sang empu meringis lalu mendengus.

"Udah ah! Aku mau ke mobil duluan, bye!" Bastian berlari ke parkiran rumah sakit.

"Sayaaaangg!! Suami mu kok ditinggal!! Huaaaa!!" Nareza mengejar suaminya yang ngambek, hormon hamidun kayaknya, eh kan belum diramal hamidun..

Nareza tancapkan gas mobilnya untuk melaju pesat ke rumah sakit yang udah ditunjukkin google maps.

"Naah! Udah sampai! Yuk?" Saat Nareza hendak memegang pergelangan tangan Bastian— tetapi langsung ditepis oleh sang empu.

Nareza melongo melihat suaminya yang udah keluar duluan.

Narez tersenyum tipis, dia bakal maklumin aja.

Kali aja ada yang salah sama dia.

Narez langsung turun dari mobil, ia masuk ke dalam rumah sakit itu.

Dia bingung dimana ruangan si gio ini!

Dia harus ilangin gengsi! Dia harus chat suaminya, kali aja baikan.

Suami mungil💗

Sayang.. ruangan gio mana? Aku ketinggalan jauh sama kamu..

Hm
Kamar 236

siap! Aku kesana ya

Ya

Mood suaminya masih aja belum berubah, Bastian kenapa sih?
Narez cuma bisa menghela napas berat.

Kasih kepastian dong, Narez kan kasian..

Narez bergegas menuju kamar yang diarahkan Bastian.

Lalu ia ketuk pintu ruangan tersebut.

Terdengar ada seseorang yang menjawab ketukan pintu tersebut.

"Masuk"

Narez yakin itu suara Bastian!

Cklek

"Rama? Lu ada disini juga?" Narez mengedarkan pandangannya, ia lihat temannya juga ada disana.

Oh iya, dia lupa kalo Rama sama gio pacaran. Hehe maklum udah ada yang ngambil gelar perjaka nya.

"Eh, sini rez duduk!" Rama menepuk sofa yang masih ada ruang untuk satu orang duduk.

Narez mendekati Rama, kemudian ia duduk disampingnya.

"Gila! Gimana kabar lu? Mau balapan lagi—"

"EHH GAADA YA BALAPAN BALAPAN!"

Semua orang menoleh pada Bastian,
Narez hanya tersenyum.

"Anjrit, santuy! Hehe bercanda doang gue.." ucap Rama dengan santainya, lalu ia merangkul pundak Narez.

"eh! Jangan pegang pegang suami gue yak!"

Bastian berlari ke arah mereka berdua. Lalu melepaskan rangkulan Rama pada suaminya.

Dan memeluk suaminya.

"Ga boleh! Ini cuma punya gue!" Narez tentu terkejut dengan mood Bastian yang naik turun.

"HAHAHA, puas banget gue! Good job bastian!!" Gio yang berada di ranjang tersebut tertawa keras hingga perutnya sakit.

"gue— gue ganyangka Bastian galak ih! Sayaangg...!!" Rama berlari ke gio yang masih tertawa puas.

"nareza..." Bastian mendongak guna melihat suaminya. Ia melihat Narez dengan sepasang mata lucunya yang berbinar.

"K-kenapa sayang?"

"Kok pelukan aku gak dibales?"

"e-eh maaf sayang, maaf yaa.." Narez membalas pelukan suami mungilnya, lalu ia kecupi pucuk kepala Bastian.

Bastian pun reflek menduselkan kepalanya pada dada bidang milik Narez.

"Anjingg... Ramm gemees banget gueee... Boleh gak ya gue semein Bastian?" celetuk gio yang dihadiahi oleh tatapan tajam Narez dan Rama.

"E-eh bercanda kok hehe..." Mental Gio seketika ciut.

"J-jangan pergi, eja.." Bastian semakin mengeratkan pelukannya.

Dan Tangan Narez ia letakkan di pinggang sempitnya.

Dan Narez menurut, ia rengkuh erat lagi Bastian.

'tolong narez mamaaa, kenapa Iyan jadi gemes bangeeett!!' Narez berteriak dalam hati.

"R-rez, suami lu kagak hamidun kan?"

"Hah?"

Mereka ber empat sedang ada di meja makan.

Kenapa ada meja makan? Karena Gio ngambil ruangnya yang VVIP.

"Nih, gue bawain kangkung sama nasgor. Oh iya gue juga sempet mampir ke Abang bakso. Lu suka bakso kan?" Bastian mengeluarkan bekal yang ia bawa spesial untuk Gio dan lainnya.

"Wahh, makasi yeee.. sering sering lah gue sakit kalo makanannya begini."

"Hush! Paan sih ngomong nya! Nanti aku yang repot sayang.." Rama menatap gio lalu mencubit hidung gio.

"Kalo kamu repot ngapain ngurusin aku hah!?" Gio menatap tajam Rama yang sedang cengengesan. Lalu mendengus.

Sementara pasangan lainnya hanya tersenyum. Manis sekali pemandangan nya.

"Gue ambilin piring sama sendok dulu ya?" Bastian beranjak dari duduknya.

Dan diangguki oleh semuanya.

"Bas, piring sama sendok nya disitu!" Gio menunjuk lemari yang terlihat isi dalamnya.

Bastian berdeham paham.

Mereka semua menikmati makanan buatan Bastian tersebut, kecuali Bastian yang tidak menikmatinya.

Ia terus bolak balik toilet, Narez tentu khawatir.

"Rez, coba nanti lu cek lagi deh didokter kandungan. Kesian gue liat Bastian kek begitu." titah Rama yang disetujui oleh gio.

"Yaudah deh, nanti gue bawa."

Bastian keluar dari toilet, ia terlihat pucat. Ia menyambar tasnya lalu mencari benda padat.

"Sayang, kamu nyari apa?" Narez menoleh ke Bastian yang sedang grasak-grusuk.

"Lipbalm aku mana ya?"

"Kayaknya jatuh deh,"

"Yah..."

"Yaudah kan ada lipbalm alami!"

Gio dan Rama yang sedang menikmati makanannya kemudian tersedak.

"heh! Apaan deh!" Bastian mendengus.

"Ke kamar mandi yuk?" ajakan Narez membuat Gio tersedak untuk kedua kalinya.

"sayang, stt keknya kita jangan ganggu deh. Kita pura pura ga dengar aja." Bisik Rama pada kekasihnya.

"Iya, by.." balas Gio.

Narez dan Bastian masuk ke toilet, Narez merengkuh pinggang sempit itu.

Dan ia elus sensual.

"j-jangan macem macem heh! Aku bisa teriak!"

"Kamu gamau lipbalm alami?"

"B-bukan gitu, suka kok.." cicit Bastian.

Narez langsung menyambar bibir tebal milik sang empu.

Ia lumat dan gigit beberapa kali hingga mengeluarkan cairan merah.

Bastian mengalungkan lengannya pada leher Narez.

Dan Narez pun semakin memperdalam ciumannya.

"Eumh.." Bastian mendesah, kala ciuman itu semakin menuntut.

Narez semakin mengeratkan rengkuhannya, dan sedikit ia goyangkan pinggulnya untuk menggesek penisnya dan penis Bastian yang masih dibalut oleh celana.

Bastian menepuk nepuk dada bidang Narez, Narez yang mengerti pun melepaskan ciumannya.

Napas Bastian masih terengah engah,

"Coba buka mulutnya, sama julurin lidahnya sedikit ya, sayang." Seolah dikendalikan Narez, Bastian pun menurut.

Bastian membuka mulutnya dan sedikit menjulurkan lidahnya untuk akses lidah Narez.

Narez langsung melumat lidah tersebut, ia meliuk liukkan lidahnya bersamaan dengan lidah Bastian.

Mereka memejamkan matanya, dan sesekali terbuka untuk saling menatap.

"Eungh... Mphh!"

Narez melepaskan rengkuhannya, saat ada yang mengetuk pintu toilet.

"Tuhkan!" Bastian menggerutu kesal.

"Bas! Rez! Jangan aneh aneh ya didalem!" Gio berteriak dengan nada yang meledek.

"E-engga kok! Santai aja lah!" Bastian dan Narez pun kikuk.

Lalu mereka cepat cepat keluar dari toilet.

Gio mundur beberapa langkah, saat Bastian muncul dari balik pintu.

"eh, gue kok denger–"

"Gio! Sayang!! Abisin dulu ya! mama nelpon nih!" Rama memotong pembicaraan Gio dengan pasangan itu.

Rama tentu panik, untung saja ia dengan sigap memotong pembicaraan itu.

"A-ah iya!"

Gio berlari, lalu berbisik.

"Aku keceplosann."

"Kamu astaga, bloon bangeeet."
Gio memukul lengan Rama saat ia mendengar ejekan keluar dari bibir sang empu.

Bastian tersenyum kikuk begitu juga Narez, mereka ke grebek.

Narez memeluk tubuh Bastian dari belakang, dan ia taruh dagunya di pundak Bastian.

"Jangan iri ya, sama yang udah nikah, haha." Narez mengejek pasangan yang meng grebek mereka berdua yang sedang bermesraan.

"Sayang, besok nikah yuk?" Rama mencium pipi Gio, untuk merayu.

"Seenak jidat lu aja ram! Dikira kagak butuh duit apa nikah!?"

Semuanya tertawa, termasuk tawa Rama yang mungkin bisa bengek. Hehe.







Weiterlesen

Das wird dir gefallen

74.1K 11K 26
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
76K 9.2K 30
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
80K 7.1K 79
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
52.9K 4.9K 30
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...