JAYDEN, 18:23

By youraraa_

1.8K 271 68

[Jung Jaehyun ㅡ End] "Sosoknya terasa begitu nyata, meskipun aku tak dapat menyentuhnya. Dialah satu-satunya... More

Chapter 1: Pindah Rumah
Chapter 2: Sekolah Baru
Chapter 3: Mimpi Indah
Chapter 4: Sentuhan
Chapter 5: Sosok Menyeramkan
Chapter 6: Jeff
Chapter 7: Pembersihan
Chapter 8: Pelukan
Special: Hint & Casts
Chapter 9: 1823
Chapter 11: Boneka Abdi
Chapter 12: Santet
Chapter 13: Kekasih Masa Lalu
Chapter 14: Kisah Sebenarnya
Chapter 15: In de Gloria
Chapter 16: Misi Berdarah
Chapter 17: Rindu
Chapter 18: Keajaiban
Chapter 19: Akhir yang Bahagia

Chapter 10: Kabut Hitam

85 15 8
By youraraa_

"Kelemahanku hanyalah rasa sakit Anna, air mata Anna, dan pukul 18:23."

🍂

"Tolong, Ki Agung, tolong cek anak saya kembali. Semalam dia bersikap aneh, seperti bukan anak saya," pinta ibu Anna kepada Ki Agung yang diundang kembali ke rumah pada Minggu pagi. Sedangkan suaminya hanya bisa menenangkan istrinya yang terlihat kalut itu.

Sang ibu benar-benar ketakutan tatkala semalam melihat ekspresi kosong nan dingin lengkap dengan wajah pucat pasi bak mayat hidup yang tercetak jelas di wajah Anna, padahal yang ibunya lihat semalam adalah makhluk halus yang menyerupai Anna, bukan Anna yang asli.

Ki Agung yang sebelumnya tak percaya diri karena merasa tak mampu menandingi kekuatan Jayden, kini akhirnya memantapkan dirinya. Semalam ia sengaja mengirimkan satu entitas yang menyerupai Anna untuk mengecoh ibunya dan juga Jayden, dan misinya pun berhasil.

Kliennya tersebut langsung memanggilnya kembali ke rumah, dan dengan senang hati ia menerima undangan tersebut sembari membawa seseorang yang ia akui memiliki kekuatan lebih hebat untuk membantunya mengalahkan Jayden.

Tak ada alasan khusus, misi Ki Agung hanyalah ingin mengalahkan Jayden yang terlihat sangat berbeda dari semua jenis entitas yang pernah ditemuinya selama ia menjadi dukun.

"Kebetulan sekali nyonya memanggil saya kembali. Ternyata sosok itu kembali lagi ke rumah ini dan menempel pada anak nyonya," ucap Ki Agung dengan tenang.

"Sudah kuduga ada yang tidak beres pada Anna! Tolong, Ki. Tolong musnahkan makhluk tersebut." Pinta sang ibu yang kembali cemas dan hanya bisa memohon kepada Ki Agung untuk memusnahkan makhluk yang ia pikir dapat mencelakai putrinya tersebut.

Bukan tanpa alasan ibunya merasa cemas, karena ibunya merasa Juan turut terkena imbasnya. Luka lebam beberapa hari lalu tak kunjung hilang dari wajah Juan, belum lagi kesehatan anak kesayangannya itu kembali menurun. Dan hari ini kakak Anna itu hanya bisa terbaring lemah di kamarnya.

"Tenang saja. Hari ini saya juga membawa keponakan saya kemari. Nyonya tak perlu khawatir, hari ini makhluk tersebut akan musnah di tangan kami berdua."

Ki Agung bersiul rendah, seakan memberi kode kepada seseorang yang rupanya sejak tadi sudah menunggu di luar.

Seorang lelaki muda masuk ke dalam rumah sambil menyeringai, seakan sudah tak sabar untuk segera melawan Jayden. Sebenarnya ia tak ingin memusnahkan Jayden, niat tersembunyinya adalah ingin membuat Jayden menjadi pelayannya dan tunduk padanya.

"Perkenalkan. Ini keponakan saya, namanya Yudha."

Lelaki muda berkulit kuning langsat dengan wajah tegas namun rupawan itu hanya tersenyum tipis sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Izinkan saya untuk memancing makhluk itu keluar, saya harus tahu kelemahannya agar bisa dengan mudah menyingkirkannya."

Tanpa menunggu lama, Yudha berjalan pelan ke arah tangga sambil mengeluarkan sebuah keris pusaka miliknya. Keris tersebut ia letakkan di depan dadanya, dan ia mulai berkonsentrasi penuh sambil mulutnya menggumamkan beberapa mantra.

Sebuah kabut hitam yang cukup tebal tiba-tiba saja mengitari tubuh Yudha yang tengah khusuk merapalkan mantra sambil menutup kedua matanya, dan beberapa saat kemudian terlihat Anna tengah berjalan keluar dari kamarnya sambil memandang kosong ke arah depan.

Seakan terhipnotis, Anna yang tak sadar itu pun secara sukarela berjalan turun ke bawah, mendekati Yudha dan kini tengah berdiri di hadapan Yudha sambil ikut menggenggam keris yang sedang dipegang Yudha.

Ki Agung yang melihat kejadian hebat tersebut hanya manggut-manggut saja sambil sesekali memberikan penjelasan kepada kliennya agar merasa tenang.

Sambil menyeringai tajam, Yudha kini membuka kedua matanya sembari pandangannya ia arahkan ke arah sosok yang berada di belakang Anna. "Hai, Isakh, kawanku. Senang bertemu denganmu lagi."

▪︎1823▪︎

"Isakh, mulai hari ini kamu akan belajar bersama Bima. Kebetulan Bima ini anak teman papa, seorang priayi keturunan ningrat. Jadi tak masalah jika kamu mau bergaul dan belajar banyak tentang Indonesia dengannya."

Isakh yang tengah asyik membaca buku berbahasa Indonesia di ruang tamu itu hanya bisa menghela napas kasar. Sang ayah terus saja membeda-bedakan status seseorang, membuatnya lama kelamaan menjadi muak.

Dengan malas Isakh berdiri sambil melirik sekilas ke arah Bima, lalu ia menganggukkan kepalanya agar ayahnya itu tak mengomelinya.

"Perkenalkan, namaku Ariyasa Yudha Bimantara, kau bisa memanggilku Bima."

Bima mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis pada Isakh, mau tak mau Isakh harus membalas uluran tangan tersebut untuk sekadar menyalaminya. "Aku Isakh Jayden, panggil Isakh saja."

▪︎2023▪︎

"Wah, siapa yang ada di hadapanku ini? Apa aku tak salah lihat? Bima?" Jayden tersenyum sinis pada kawan lamanya yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya ini.

"Isakh, mengapa kau masih ada di dunia ini? Duniamu bukan di sini lagi, sebaiknya kau pergi ke duniamu selagi aku masih berbaik hati." Ucap Yudha sambil terus menatap kosong namun tepat terarah pada Jayden.

"Lalu bagaimana denganmu, Bima? Bagaimana bisa kau mengingat kehidupan lalumu? Lebih baik kau pergi dan tak usah campuri urusanku, selagi aku masih bersikap baik padamu."

Bima hanya tersenyum tipis sembari kembali membaca mantra, membuat keris yang dipegangnya bersama Anna bergoyang dengan hebat.

"Aku tak bisa pergi begitu saja tanpa membawamu. Bagaimanapun juga hari ini kau harus ikut denganku!"

Ki Agung, ibu dan ayah Anna hanya bisa diam sambil memerhatikan Yudha yang tengah berkomunikasi dengan sosok tak kasat mata itu, sembari harap-harap cemas karena ketiganya tak dapat melihat wujud Jayden.

Kabut hitam itu kini beralih mengitari Jayden, namun Jayden sama sekali tak takut karena ia merasa lebih kuat daripada Yudha.

Jayden mengubah wujudnya karena ia begitu marah pada Yudha yang tiba-tiba datang dan mengusiknya, menampakkan kedua mata yang berlubang namun meneteskan banyak darah segar yang terus mengucur tanpa henti.

"Sepertinya keadaanmu sama sepertiku sebelum aku mati dahulu, wahai kawan lamaku."

Dalam sepersekian detik wajah Jayden sudah ada di depan Yudha, tengah menyeringai tajam tepat di kedua mata Yudha yang terus saja menatap kosong ke arahnya.

"Seharusnya kau membalas dendam padanya, bukan padaku. Dasar bodoh." Tambah Jayden sambil mencolok kedua mata Yudha hingga lelaki itu berteriak kesakitan dan terjatuh ke belakang.

Keris yang dipegang pun terlepas dan jatuh ke lantai, bersamaan dengan Anna yang tiba-tiba pingsan.

Dengan sigap Jayden menggendong Anna, yang jika dilihat oleh orang normal maka Anna saat ini tengah melayang di udara. Ibunya terduduk lemas di lantai, sedangkan ayahnya hanya bengong melihat kejadian tak terduga di hadapannya.

"Sepertinya makhluk itu sangat mencintai anak nyonya. Kekuatannya bahkan tak sebanding dengan kami." Ucap Ki Agung sambil membantu Yudha bangun. Melihat Yudha kesakitan membuat Ki Agung dapat sedikit berpikir dengan jernih. Dan sepertinya Jayden memang bukan tandingan mereka.

"Mencintai anak saya? Anak saya disukai jin, begitu!?" Tanya sang ayah dengan emosi yang bergejolak.

"Ya, namun sepertinya makhluk itu memiliki masa lalu yang sama dengan keponakan saya dan juga anak anda. Masa lalu ketika mereka hidup di era yang sama di kehidupan sebelumnya." Jawab Ki Agung.

Yudha mengeluarkan kain putih pada sakunya dan mengenakan kain putih tersebut untuk menutupi kedua matanya, lalu ia berdiri dan mengangguk untuk merespons jawaban dari Ki Agung tadi.

"Benar. Isakh, ah maksud saya makhluk itu memiliki dendam yang sangat besar. Untuk saat ini saya belum menemukan apa kelemahannya, sehingga sulit untuk mengalahkannya."

Jayden hanya bisa tertawa hambar mendengar percakapan para manusia di hadapannya. Dan tawanya itu membuat Anna yang masih ada dalam pelukannya menjadi tersadar.

Anna membuka kedua matanya dan yang ia lihat pertama kali adalah kedua mata Jayden yang mengeluarkan darah tanpa bola mata di dalamnya. Persis seperti yang ada dalam mimpinya waktu itu.

Jika sebelumnya ia sudah pernah melihat Jayden dengan mata utuh yang mengeluarkan darah ketika hendak mencelakai Juan, namun kini ia melihat sendiri wujud asli sesungguhnya dari Jayden yang pernah dilihatnya sekilas dalam mimpi.

"Jeff," panggil Anna pelan sembari sebelah tangannya menyentuh wajah Jayden dengan lembut.

Jayden tersenyum, "apa wajahku menakutkan?"

"Tidak, tidak sama sekali. Aku tahu kamu tidak akan pernah mencelakaiku." Anna lantas memeluk Jayden dengan erat, tentu pemandangan tersebut semakin membuat kedua orang tuanya panik.

"Untuk saat ini sepertinya hanya ada satu cara untuk mengalahkannya, setidaknya membuat Isakh kembali ke dunianya," ucap Yudha.

"Membalaskan dendamnya pada seseorang yang dulu telah membunuhnya, sekaligus untuk melepaskan kutukan pada kedua mataku yang saat ini menjadi buta karena ulah orang tersebut."

🍂

Support Role:

Ariyasa Yudha Bimantara (Jayden's Old Friend)

Sedikit mengenai Yudha, ia adalah teman lama Jayden dari kalangan ningrat yang dulunya dipanggil dengan nama Bima. Ia merupakan keponakan dari Ki Agung, seorang dukun yang awalnya dipercaya dapat mengalahkan Jayden. Di kehidupan saat ini dirinya turut terkena kutukan Jayden meskipun ia merasa tak ikut andil dalam pembunuhan Jayden di masa lalu. Kutukan Jayden memang memiliki efek yang berbeda antara satu dengan lainnya, seperti yang dialami Yudha. Kedua matanya buta, namun hebatnya ia memiliki kekuatan magis yang membuatnya tak terlihat seperti orang buta, hingga bisa mengingat kehidupan masa lalunya.

Continue Reading

You'll Also Like

9.5K 1K 30
EN- REMAKE PROJECT [M] Kematian Sunghoon benar-benar merenggut sisa kebahagiaan yang dimiliki Wonyoung. Gadis itu kehilangan arah dan tak tahu cara b...
7.2K 1.7K 22
⛔ DILARANG KERAS PLAGIAT ‼️ ••• Badut itu lucu, jika tidak bermain dengan nyawa. Terdapat fakta mengejutkan mengenai adanya seorang badut yang berkel...
77.9K 8.7K 67
"Niel tidur sebentar dulu, ya?" Kapan pun dan di mana pun, entah karena penyakitnya atau pun hal lainnya, kematian selalu mengincar mangsa yang lemah...
36.4K 2.6K 16
Hal tak masuk akal di alami oleh Lenora, gadis itu menabrak cogan dan berakhir terjatuh ke danau dan tiba- tiba di terkam buaya. Ketika membuka mata...