The Heroes Bhayangkara

By WinLo05

7.5K 1.3K 313

Nusantara dalam bahaya. Saatnya para pemburu berjuang untuk menyelamatkan dunia. Kekuatan mitologi adalah kun... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

24

137 33 17
By WinLo05

Wajah Nawasena memerah semu. Ia menatap Yolai dengan mata terbelalak. "Dasar gila!"

"Ya udah, dalam goa aja."

"Bagaimana dengan lo?"

"Gue?" ujar Yolai canggung. "Gue akan bertapa di bawah air terjun. Lo enggak bisa ikut. Di tahap yang sekarang, lo bisa pingsan."

"Apakah itu benar?" Selidik Nawasena curiga.

"Iyalah. Gue masih cukup waras untuk tidak mengobral kejantanan gue. Tidak, tidak. Black Mamba hanya untuk wanita terpilih. Ahaha."

Nawasena memutar bola mata malas. Sangat tidak tertarik dengan lelucon Yolai.

Sepeninggal Yolai. Nawasena kembali ke goa. Dia masih sedikit melatih kemampuannya. Mulai dari latih pedang sendirian, hingga mengasah insting sebagai seorang Ahool.

Bagi Nawasena, ini sangat memuakkan. Akan tetapi, Nawasena tidak bisa bertambah kuat, bila hanya mengandalkan satu kemampuan. Panca inderanya sebagai Ahool membantu Nawasena belajar lebih cepat.

Ia sudah mampu mendengar dan mengendus bau dalam radius beberapa meter. Bahkan bisa mengenali aroma badan seseorang.

Malam itu, Nawasena mengalami gejala-gejala yang membakar seluruh tubuhnya. Tubuh Nawasena berkeringat, sensasi mendamba seksual hampir membuat kesadaran Nawasena diambil alih oleh jiwanya yang lain.

Nawasena telah melepas semua atasan yang ia gunakan. Sekuat tenaga, Nawasena memusatkan pikiran untuk lebih serius berlatih. Pikiran-pikiran dan keinginan bercinta terus terkoneksi dalam benaknya. Hingga saking kelelahannya, Nawasena jatuh tertidur sampai ayam jantan berkokok keesokan harinya.

...

Hari demi hari berlalu, bahkan berbulan-bulan kemudian dan tidak terasa. Setahun lebih Nawasena berguru pada Yolai.

Nawasena yang sekarang, berbeda dengan Nawasena yang dulu. Dia seperti menjadi orang lain. Nawasena tidak lagi menutupi mata kanannya yang bernetra merah. Bagi Nawasena, itu sebuah kebanggaan dan kekuatan yang akan ditunjukkan pada dunia.

Dia juga telah mengetahui kekuatan terpendamnya. Bahwa, dia mampu memerintah Ahool dan manusia Ahool untuk tunduk dan patuh pada perintahnya. Hanya saja, Yolai tidak bisa membantu Nawasena mengindentifikasi kaditula yang ia miliki. Jawaban yang Nawasena perlukan berada di kemaharajaan dan inilah yang sedang terjadi sekarang.

Di atap sebuah gedung pencakar langit. Nawasena berdiri sambil memikul kaditula di pundaknya. Jas hitamnya berkibar-kibar diterpa angin malam. Gemerlap Jakarta tidak berbeda, masih sama seperti sebelumnya.

Kepadatan dan kemacetan lalu lintas masih terjadi di beberapa titik. Dalam setahun ini, Nawasena mendapat kabar bahwa sebagian besar ingatan Sudra telah dimanipulasi. Kendati demikian, beberapa orang masih mengingat peristiwa setahun lalu. Namun, tidak seorang pun yang mempercayai. Orang-orang yang bebal terhadap manipulasi ingatan membentuk sebuah komunitas yang disebut Candala. Satu pekerjaan tambahan yang membuat kemaharajaan bekerja lebih keras.

"Bagaimana? Apa lo bisa merasakannya?"

Sejak diselamatkan Yolai dan kawanannya. Nawasena kehilangan kontak dengan Kafin. Padahal, Nawasena sangat berharap bisa berjumpa kembali dengannya. Dia ragu, memikirkan Kafin yang kembali tersegel.

Begitu memikirkan Lembuswana itu. Angin mendadak berhembus kencang. Indra penciuman Nawasena menangkap sebuah aroma yang tidak asing. Baunya seperti wewangian aroma terapi, terkesan manis. Namun maskulin.

Dari arah langit, Nawasena mendapati sepasang sayap putih yang membentang lebar. Ujung bibir Nawasena tersenyum puas. Ia membatin, menyebut sebuah nama.

Lama tidak berjumpa, Manusia.

Nawasena mendengar suara Kafin di dalam kepalanya.

Lo tampak berbeda. Apa-apaan ini? Lo udah menjadi kuat sebagai seorang Ahool?

Entah bagaimana. Nawasena tidak merasa tersinggung dengan kalimat Kafin. Lembuswana ini tersenyum tulus. Gue tidak bisa ikut saat itu.

"Gue paham," ujar Nawasena memaklumi. "Lo makhluk kelas atas. Tucca seperti gue tidak bisa membawa lo ke kawasan Ahool."

Sebenarnya ... bukan seperti itu. Mata Kafin tertuju pada Yolai. Berbeda dengan Magma dan Anomali lainnya. Yolai bisa melihat jelas wujud Kafin. Alasannya, karena mereka sesama makhluk mitologi. Gue bisa merasakan hawa keberadaan lo yang memanggil gue.

"Apa maksudnya?"

Sejak lo membebaskan gue. Lo dan gue terikat. Gue, selamanya akan mengabdi pada lo. Itulah sumpah yang gue katakan, bila ada seseorang yang bisa membebaskan gue. Dan sumpah itu aktif. Ketika lo membebaskan gue.

Nawasena tidak pernah berpikir bisa memiliki hewan kontrak seperti Lembuswana. Jika dipikirkan kembali, Nawasena ingin naga.

Lo ingin pergi kemaharajaan? tukas Kafin.  Naik ke punggung. Gue bisa membawa lo ke stasiun. Rekan lo bisa mengikuti kita.

"Terlalu berbahaya," ujar Yolai. "Kesatria Bhayangkara telah memasang alarm. Gue bisa tewas dalam lima detik."

Jangan khawatir, balas Kafin dengan tersenyum. Ia mencabut salah satu bulu di sayap kiri dan menyerahkan benda tersebut pada Nawasena. Berikan pada manusia Ahool itu. Selama gue mengizinkan, sayap itu akan menyembunyikan hawa keberadaan lo sebagai Ahool.

Nawasena lantas menyerahkan sayap Kafin pada Yolai. Tatkala bulu itu berada di telapak tangan Yolai. Benda tersebut melebur menjadi pecahan cahaya berkilau yang menyerap ke dalam tubuh Yolai.

Bagaimana? Apa ada lagi yang kalian cemaskan? Gue udah terbang dan berkeliaran di seluruh penjuru Jakarta. Gue paham betul, titik koordinat para kesatria berpatroli.

Nawasena tersenyum puas. Sekarang, dia jadi merasa bersyukur bisa bertemu Kafin. Kemudian, mereka pun terbang melintasi langit malam tanpa perlu merasakan cemas.

...

Stasiun Bendungan Hilir berada di area bisnis kawasan Sudirman. Stasiun bawah tanah ini memiliki desain interior yang mengandung konsep sungai dan aliran air yang
bernuansa alam dengan dominasi warna cokelat dan gradasinya.

Mata Yolai dan Nawasena bergerak waspada di antara hilir mudik calon penumpang yang datang dan pergi.

Mereka mencoba mendeteksi keberadaan Anomali lain yang mungkin saja akan mengacaukan perjalanan ini.

Tetapi, seperti yang sudah dikatakan Kafin sedari awal. Tidak ada yang perlu di khawatirkan sampai mereka berhasil melewati pintu pemeriksaan dan membeli tiket sebagai formalitas belaka.

Peron 5/11. Merupakan peron yang tidak bisa dilihat Sudra. Di sana, beragam makhluk berdarah mitologi sedang menunggu Senayan Express yang akan segera tiba.

Mereka biasanya hidup di antara sudra dan menjadikan Senayan Express sebagai sarana transportasi.

Di mata kanan Nawasena, interplementasi dari aroma tubuh setiap makhluk mengeluarkan beragam warna yang berbeda-beda.

Salah satunya, Nawasena bisa menangkap aroma air asin yang cukup kuat dengan warna biru tua. Dahulu, mungkin Nawasena akan berpikir bahwa Mermaid itu tidak nyata. Akan tetapi, tidak dengan sekarang. Wanita kantoran di sana adalah salah satunya.

"Sejauh ini aman," bisik Yolai di dekat Nawasena. "Ini adalah zona yang tidak bisa membuat kesatria bhayangkara menangkap kita. Selain itu, makhluk-makhluk mitologi lain saling menyamarkan hawa keberadaan masing-masing."

Nawasena mengganguk takzim. Pemberitahuan dari pengeras suara terdengar nyaring. MRT Senayan Express akan segera tiba.

Dalam bayangan Nawasena, MRT ini memiliki bentuk yang penuh dengan unsur magis. Sayang, Senayan Express tampak seperti MRT pada umumnya.

Hanya saja, saat memasuki gerbong. Nawasena dibuat terpana oleh lantai yang beralaskan rumput hijau dan ikan koi yang berenang di udara.

"Itu penghuni gerbong." Yolai memberitahu. "Spirit atau roh yang melindungi Senayan Express. Orang-orang menyebutnya suruhan Dewa. Mereka melindungi dunia kita."

Nawasena tidak berkomentar. Dia segera duduk sambil terus memperhatikan ikan koi yang berenang di atas kepala-kepala penumpang.

Kafin, si Lembuswana. Bahkan bisa dengan mudah menyelip di antara desak-desakan penumpang. Tidak, itu tidak seperti yang kalian pikirkan.

Yolai dan Nawasena tertengun satu sama lain. Seekor makhluk mitologi berwujud hewan ini, telah berubah menjadi seorang pria dewasa dengan rambut putih panjang hingga pinggang. Berpakaian serba putih.

Tidak hanya itu, alis dan bulu mata Kafin juga berwarna putih. Kontras dengan manik matanya yang berwarna keemasan.

"Kenapa? Lo pikir, hanya rekan lo yang bisa berubah menjadi manusia? Gue juga bisa keles," ujar Kafin dengan sebuah seringai. Lalu melipat tangan sambil bersandar di pundak Nawasena. "Gue ngantuk. Bangunkan gue, jika kita sudah sampai di tujuan."

__///___/___
Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

982K 105K 62
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ’) โš  (PART KE ACAK!) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€...
180K 17.7K 28
Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat ya...
1.8M 102K 25
โApakah aku bisa menjadi ibu yang baik?โž โPukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.โž ยฉbininya_renmin, 2022
243K 9.9K 32
Nakala Sunyi Semesta Setelah tragedi di rel kereta api malam itu Kala di buat heran dengan hal aneh yang terjadi pada nya, kala pikir malam itu dia m...