SWITCH PRINCE [END]

By dhiladinia

261K 27.2K 796

Zavandhya Granedain Edzard Seorang putra mahkota yang sebentar lagi akan menjadi raja menggantikan almarhum a... More

Prolog
I- Strânïerõ
II- Amàrgā vėrdãd
III- Grąň güərrâ
IV- Victoria y extraño
V- Realitate imposibilă
VI- Încercând să accepte
VII- Casă pe pământ
VIII- În ceață
IX- Pedeapsă
X- Reveni
XI. Şcoală
XII. Zgomotos
XIII. Val
XIV. Aproapé
XV. Imprésionànt
Baca Kuy
XVI. Furiş
XVII. Lôc de joáca
XVIII. Jóc distractiv
XIX. Ceartă
XX. Reapare
XXI. Dimineaţă
XXII. Tîntă
XXIII. Liber
XXIV. Conducând o Mașină
XXV. Penalizare de Accident
XXVI. Furios
XXVII. Ca Urmare
XXVIII. In Cele din Urma
XXIX. Mâncare Nouă
XXX. Timpul s-a Oprit
XXXI. Întoarcere
XXXII. Rezolvæ Problema
XXXIII. Progresivă
XXXIV-XXXVI. About Prince¹²³
XXXVII. Se Concentreze
XXXVIII. Întoarcerea Soarelui
XXXIX. Înapoi Acasă
XL. Regële Soarelui
XLI. Søßīré
XLII. Făptuitorul Găsit
XLIII. Cauta Adevarul
XLIV. Leigh
XLV. de Halls
XLVI. Petrecere Supărătoare
XLVII. Putere Nēagra
XLVIII. Monsterë
XLIX. În Curând să Fie Dezvăluit
L. The Real Plot Twist
LI. Desprë Tron
LII. END
New Story

Ēxträ Pârt

2.8K 261 10
By dhiladinia

Gane meloncat dari atap ke atap lainnya. Remaja itu tengah ada di pusat kota. Dia berencana untuk berjalan-jalan karena merasa bosan tidak ada kesibukan. Ayah dan kedua kakaknya juga sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Namun pastinya mereka tidak tahu jika dia pergi dari kerajaan.

Kemarin ada festival tahunan kekaisaran. Dia jelas ikut serta di pawai dengan kereta kuda. Melambaikan tangan pada rakyat setelah itu menonton banyak pertunjukan. Hari ini juga masih dalam rangka festival, banyak sekali yang berdagang di sepanjang jalan pusat kota.

Gane sengaja menyamar agar tidak ada yang mengenali dirinya. Baru saja Gane akan memasuki sebuah toko benda sihir, tapi sebuah keributan menghentikan langkahnya.

Bruk

"Kau sengaja ya menabrakku?!"

"M-maaf tuan."

"Kau tidak tahu ya aku ini siapa?! Aku ini adalah anak Baron kau tahu! Bisa-bisanya kau menabrakku, tangan kotor rakyat jelatamu terkena tanganku yang suci ini."

Gane tak habis pikir dengan pemuda itu, mentang-mentang dia anak bangsawan bisa bersikap sekasar itu dengan rakyat biasa. Walau bagaimanapun mereka itu manusia.

"Kalian, tebas lehernya," perintah pemuda itu pada kesatria yang mengawalnya.

"Ampuni saya tuan, saya benar-benar tidak sengaja. Tolong jangan bunuh saya, biarkan saya hidup. Anak saya di rumah sedang sakit," jawab pria yang menabrak anak baron. Bahkan pria itu sampai bersujud di kaki anak baron.

"Aku tak peduli, ini semua salahmu sendiri. Kalian cepat tebas lehernya!!!"

Salah satu kesatria keluarga baron itu bersiap akan menebas kepala lelaki yang sudah pasrah akan ajalnya.

Hampir sedikit lagi pedang menebas kepala lelaki itu. Pedang tersebut sudah terlempar jauh menancap ke salah satu pot yang ada di pinggir jalan.

"Siapa yang berani melakukan itu hah?!" teriak si anak baron. Orang-orang yang melihat itu hanya bisa diam. Mereka sebenarnya sangat ingin menolong, tapi masih tahu batasan jika tak ingin mereka yang jadi korban selanjutnya.

"Aku," ucap Gane santai. Pemuda itu melihat Gane, meneliti penampilannya dari atas hingga bawah. Sepertinya hanya rakyat biasa karena pakaiannya yang biasa saja, dia juga tak pernah melihatnya, tapi kenapa bisa menggunakan sihir? Ah, pasti dia penyihir tingkat rendah, pikirnya.

"Siapa kau?! Pasti kau penyihir tingkat rendah, iya kan."

"Hentikan semua tindakanmu itu, biarkan dia."

"Siapa kau berani-beraninya memerintahku?" tanya pemuda itu sinis.

"Tidak penting siapa aku, yang jelas tindakanmu itu terlalu berlebihan. Dia hanya tak sengaja menabrakmu."

"Aku tak peduli, kau tidak perlu ikut campur. Atau kau ingin nyawamu melayang hah?!"

Gane berdecak kesal. Tidak mungkinkan dia memberitahu identitasnya. Atau dia harus membawa pergi pria malang itu dengan teleportasi? Tapi pasti pemuda yang lebih tua entah berapa tahun di depannya ini pasti tak akan membiarkan hal ini selesai begitu saja. Bisa jadi malah menyuruh orang untuk mencari tahu tempat tinggal pria itu lalu membunuhnya.

Gane merapalkan sihir agar bola mata dan rambutnya kembali seperti semula, lalu melepas tudungnya.

"Y-yang M-mulia pangeran ketiga?!" ucap pemuda tadi terkejut. Dia sudah salah mencari masalah dengan pangeran kekaisaran. Apalagi yang pernah dia dengar bahwa, pangeran ketiga adalah anak kesayangan kaisar. Tentu saja kastanya sangat rendah dibanding dengan pangeran ini.

Orang-orang yang ada disana juga terkejut saat mengetahui orang itu adalah Pangeran ketiha kekaisaran. Habis sudah riwayat anak baron itu.

"A-ampuni saya Yang Mulia, s-saya bersedia dihukum."

Anak baron itu sekarang berlutut di depan Gane, kalau tahu orang ini adalah pangeran ketiga tentu saja dia tak akan berani bersikap seperti tadi.

"Siapa namamu?"

"S-saya Xazen Leraphine."

"Kau anak Baron Leraphine?"

"Benar Yang Mulia," jawab Xazen.

"Kita lupakan masalah ini, tapi kau bantu pengobatan anaknya." Gane menunjuk pria yang tak sengaja menabrak Xazen.

"B-baik Yang Mulia, terima-terimakasih sudah bermurah hati."

"Kalau sampai kau bersikap arogan lagi, bahkan hanya masalah sepele sampai menebas leher orang lain. Lehermu yang akan kutebas."

Xazen seketika langsung merinding mendengar perkataan Gane.

"Baik Yang Mulia, saya minta maaf."

"Minta maaflah padanya."

Gane pergi membelah kerumunan, mengabaikan tatapan takjub orang-orang disana. Kenapa setiap dia pergi ke pusat kota pasti ada saja halangan untuk bersantai.

Akhirnya Gane memilih berteleportasi ke tempat yang sepi. Dia kembali menggunakan sihir perubah penampilan. Rambutnya berubah menjaga agak panjang berwarna silvel dan bola matanya berubah menjadi hijau, masih dengan tudungnya.

Gane memasuki sebuah toko roti di dekat sana. Akhirnya dia bisa tenang sekarang. Ia memilih memesan satu gelas coklat dan roti.

Setelah puas bersantai sejenak, Gane keluar darisana. Namun ada yang aneh, kenapa ada beberapa kesatria kekaisaran yang berkeliaran disini?

"Apa kalian sudah menemukan keberadaan Yang Mulia pangeran ketiga?"

Sontak Gane bersembunyi di balik tembok. Kenapa mereka semua mencarinya?

"Belum tuan, kami tidak menemukannya."

"Ayo cepat cari lagi di tempat lain."

"Yang Mulia Kaisar bisa marah besar jika kita tidak segera menemukan pangeran ketiga."

Gane terdiam, bukankah ayahnya masih ada di kerajaan lain? Kenapa bisa tiba-tiba pulang, seingatnya harusnya Helios pulang satu pekan lagi.

Padahal Gane baru saja berpikiran untuk menginap di salah satu penginapan karena ingin merasakan suasana baru. Kalau seperti ini, haruskah dia pulang? Ayahnya itu juga selama ini melarangnya untuk keluar dari istana tanpa mereka. Padahal dia kan ingin sekali-sekali pergi sendirian. Lagipula dia sudah bukan anak kecil lagi.

Pemuda 15 tahun itu teringat sesuatu, dia segera menggumamkan mantra penyamar aura. Agar auranya tak terdeteksi, karena pastinya Elias dapat dengan mudah melacak dirinya.

Gane bertekad bahwa dia ingin minggat selama satu minggu. Tiba-tiba Gane jadi ingat kala masih ada di dimensi itu. Kalau dipikir-pikir keluarganya disini hampir sebelas dua belas dengan disana. Sungguh kebetulan macam apa ini?

Padahal Gane sudah menulis di secarik kertas, untuk berjaga-jaga bahwa dia ingin berkeliling sebentar. Namun dasarnya Kaisar Helios yang terlalu berlebihan, sampai mengerahkan para kesatria mencarinya. Pak tua itu juga selalu menganggapnya anak kecil.

***

"Kenapa kalian tidak becus hah?! Mencari anak kecil saja tidak bisa, cari sampai dapat secepatnya!!!"

"Baik Yang Mulia, laksanakan."

"Ayah, jangan lupa anak kecil itu sudah pernah menjadi raja dan pernah memporak-porandakan satu kerajaan," kata Arden jengah. Lagipula biarkan saja Gane berkeliling, anak itu pasti bosan hanya berdiam di istana.

"Bagaimanapun seharusnya adik kecil kita harus tetap mendapat pengawalan dimanapun," ujar Reeve. Ketiga pria itu tengah ada di ruang tengah istana, menunggu kabar ditemukannya Gane.

"Kau benar, kenapa selama ini aku tidak memikirkannya. Tingkah dewasa anak itu yang membuatku jadi lupa."

Kaisar Helios memanggil kesatria yang paling dia percaya lewat telepati. Dia memerintahkannya untuk mencarikan kesatria bayangan terhebat yang nantinya akan mendampingi Gane.

Arden sudah tak ingin berkomentar lagi. Ayahnya ini kenapa tiba-tiba sangat berlebihan sekali. Padahal sebelumnya biasa saja, ya walaupun berlebihan juga mengenai Gane.

Kaisar Helios mengingat pembicaraannya tadi dengan Raja Delavo. Mereka adalah teman lama, jadi wajar jika sama-sama menggunakan bahasa santai.

"Bagaimana kabar anakmu yang menggemaskan itu?"

"Dia baik-baik saja."

"Aku dengar dia mendapat banyak surat lamaran dari anak para bangsawan."

"Bagaimana kau tahu?" tanya Helios. Padahal Helios tak pernah membicarakan ini pada siapapun. Termasuk anaknya sekalipun, terutama Gane. Demi apapun, anaknya itu masih kecil dia sama sekali tidak siap jika tiba-tiba Gane melangsungkan pertunangan lalu lamaran.

"Mata-mataku banyak kau tahu, sepertinya kau harus menjaga putramu yang satu itu. Aku juga dengar jika Kaisar Xanthine sangat tertarik dengan putramu. Bayangkan saja bagaimana jika mereka menculik putramu dan menjadikan menantu mereka ataupun anak mereka."

Dibalik sikap tegasnya, Raja Delavo memiliki sifat jahil. Dia ingin melihat perubahan ekspresi sahabatnya ini, Delavo terkekeh melihat rahang Helios mengeras. Dia juga kesal karena Helios melarangnya berkunjung ke istana Kekaisaran Xillain untuk bertemu Gane. Coba saja anaknya ada yang menggemaskan seperti itu, sayangnya keempat anaknya semua tanpa ekspresi semua dan tak bisa diajak bercanda sama sekali. Entahlah, mungkin waktu pembagian ekspresi mereka semua terlambat. Ya walaupun ucapannya juga tak salah, dia kan hanya membicarakan kemungkinan yang ada.

Ucapan Raja Delavo terngiang-ngiang di kepala Kaisar Helios. Maka dari itu Kaisar Delavo langsung pulang, apalagi saat tiba di istana dia sama sekali tak dapat menemukan putranya.

"Jadi ayah seperti ini karena itu? Pftt hahaha lelucon macam apa ini? Kalaupun mereka memang melakukan itu, aku pastikan Gane pasti akan melawan mereka."

***

Gane berguling-guling di kasur penginapannya. Coba saja disini ada gawai, pasti dia tak akan sebosan ini.

Akhirnya Gane memutuskan untuk kembali keluar berjalan-jalan meskipun hari sudah malam.

Gane duduk di atas atap, melihat bulan yang saat itu sedang purnama. Ia tengah berfikir, apa yang akan ia lakukan ke depannya. Rasa-rasanya setelah ia menjadi pangeran di kekaisaran, dia seperti sudah tak memiliki cita-cita. Seperti sudah tak ada yang ingin dicapainya. Sepertinya Gane harus mencari tujuan baru, tapi apa itu?

Lama merenung akhirnya Gane mendapat pilihan. Menjadi pengelana atau menjadi seorang penemu, apalagi dia sudah menjelajah dimensi, hal itu akan sangat bermanfaat demi kemajuan negeri ini.

Ekhem

Gane menoleh ke asal suara. Seorang pria paruh baya seumuran ayahnya muncul secara tiba-tiba. Dia ini.... Siapa?

"Siapa kau?!"

"Perkenalkan aku Kaisar Xanthine."

Gane terkejut, tapi buru-buru menundukkan kepalanya.

"Hormat saya kepada Yang Mulia Kaisar Xanthine."

Dalam hati Gane bertanya-tanya, ada apa gerangan kaisar ini menemuinya malam-malam? Apalagi, di atas atap seperti ini? Sungguh kaisar yang aneh.

"Bangunlah."

"Ada apa Yang Mulia?" tanya Gane tanpa basa-basi.

Kaisar Xanthine terkekeh, menarik sekali anak muda ini.

"Aku hanya ingin bertemu dengamu, apa tidak boleh?"

"Boleh saja, tapi haruskah di atas atap seperti ini?"

"Tidak masalah, kau mengingatkanku pada masa mudaku, dulu aku juga suka naik ke atap seperti ini."

Gane merasa canggung, aneh sekali kenapa tiba-tiba?

"Kau pasti tak suka basa-basi, aku akan langsung membicarakan intinya. Bagaimana jika kau menjadi penerusku?" tawar Kaisar Xanthine enteng seperti menawarkan sebuah pakaian.

Gane terkejut, tapi dengan segera merubah ekspresinya. Dia menatap Kaisar Xanthine, terdapat kesungguhan disana.

"Tapi kenapa?" tanya Gane.

"Kau tahu, aku tak tertarik untuk menikah. Bagiku wanita itu merepotkan, saat aku tahu tentang kau pikiranku langsung berpikir jika kau sangat cocok menjadi penerusku. Kekaisaran Xanthine pasti akan lebih berjaya di tanganmu, aku yakin itu."

Gane tak bisa berkata apapun, bahkan kaisar langsung yang menemuinya untuk membicarakan hal ini, di malam hari sekalipun.

Kaisar Xanthine memandang Gane dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Enak saja, kau mau mengambil putraku!" ucap Kaisar Helios memandang sengit Kaisar Xanthine. Bisa-bisanya mereka malah berduaan di atas atap seperti ini.

"Ayah?"

Kaisar Helios memposisikan dirinya di depan Gane, seakan melindungi sang anak.

"Kau tak berubah," ucap Kaisar Xanthine menatap Kaisar Helios.

"Cukup sekali dulu kau akan merebut istriku, tidak lagi sekarang. Kau malah tertarik dengan anaknya, lucu sekali. Menyedihkan sekali hidupmu."

"Masih mau membahas masa lalu ternyata. Ingat, jika kau yang merebutnya dariku."

Kedua pria sama generasi itu saling memandang penuh permusuhan.

"Sayang sekali anak secerdas Gane harus memiliki ayah sepertimu."

Gane yang merasa sebentar lagi akan ada perkelahian pun menarik baju ayahnya. Jika tidak bisa-bisanya daerah ini hancur tak bersisa karena kekuatan keduanya yang begitu dahsyat.

"Ayah, ayo kita pulang," ucap Gane setengah merengek.

Kaisar Helios akhirnya menurutinya. Pria paruh baya itu menggandeng putranya.

"Awas kau lain kali jika melakukan hal ini lagi, akan kuporak-porandakan kekaisaranmu."

Dalam sekejap Helios dan Gane kembali ke istana.

Mereka pergi ke ruang tengah. Helios memerintahkan Gane duduk. Disana juga sudah ada Reeve dan Arden. Mereka juga mencari Gane ke segala penjuru tapi tak membuahkan hasil, tadi Helios menghubungi mereka saat sudah menemukan Gane, tentu saja mereka berdua langsung pulang ke istana.

"Darimana saja adik kecil?" tanya Reeve.

"Berjalan-jalan."

Helios juga duduk di hadapan Gane. Suasana hati pria itu sedang sangat buruk sekarang.

Arden menatap Gane seakan bertanya ada apa? Gane menggeleng tak berniat menjawab.

Lima orang kesatria datang.

"Permisi Yang Mulia, saya sudah membawakan apa yang anda minta."

Helios mengangguk.

"Mulai sekarang, mereka adalah pengawalmu," ucap Helios pada Gane.

"Hah? Apa maksud ayah?!"

"Kau tahu maksudku."

Gane diam tak berani menjawab, demi apapun, dia tak membutuhkan keempat kesatria ini.

"Sudahlah adik, terima saja nasibmu," kata Arden menahan tawanya melihat ekspresi Gane, ia mengelus kepala Gane. Gane menepisnya karena kesal.

"Mereka akan mendampingimu dimanapun dan kapanpun, termasuk di lingkup istana ini," kata Helios lagi yang tak bisa dibantah.

"Sekarang jelaskan kenapa kau pergi hm, anak nakal?"

"Aku hanya... bosan."

"Setidaknya kau bisa meminta kami menemanimu, atau bawalah setidaknya dua kesatria bersamamu, lihat apa yang terjadi tadi. Bahkan belum sehari, kau sudah ditemui oleh kaisar menyebalkan tadi."

"Maaf ayah," kata Gane. Dia mengaku salah, tapi dia sangat ingin berkata bahwa tak ingin ada satupun kesatria untuk mendampinginya, tapi ayahnya sudah tak bisa dibantah.

"Ingat jangan ulangi lagi."

Gane mengangguk.

"Kemari."

Helios menyuruh Gane duduk dipangkuannya. Gane mendekat dan duduk disana.

"Ayah hanya tak ingin kehilanganmu lagi, cukup sudah kejadian lalu itu, tidak lagi. Kau kesayangan ayah."

"Ekhem, masih ada orang disini," kata Arden.

"Mari kita berpelukan," ajak Gane.

Reeve dan Arden mendekat, mereka berpelukan.

Gane hanya berharap, mereka bisa selalu hidup bersama dengan bahagia.

***

Part terakhir dan terpanjang, 2092 kata 😌

Ini bener-bener part terakhir 👌🏻

Sampai jumpa 👋🏻

31/03/23

Continue Reading

You'll Also Like

483K 52.3K 32
Zaxe adalah manusia buatan yang paling sempurna. Ia diprogram khusus dengan kepintaran yang luar biasa. Wajahnya yang tampan bak dewa Yunani bisa men...
71.3K 3.9K 22
-jeno milik haechan, begitu juga sebaliknya!- itu hal mutlak. Budayakan follow, vote, dan comment temannn🤗 Intinya, jangan salah lapak. Ini bxb. NCT...
365K 39.3K 32
Bagaimana jadinya jika anak tunggal pemalas, jadi anak sulung sekaligus seorang kakak untuk 3 orang adik?? bukan adik tiri apalagi adik kandung, tapi...
436K 44.9K 39
[ BROTHERSHIP ] ❗ Aku tak ingat awalnya seperti apa namun aku harus mengakui bahwa aku hidup kembali setelah mati di tubuh orang lain dan menjalani k...