I Received A Second Life: The...

By McsKelly_27

7.9K 703 192

Mengisahkan tentang seorang "Maou" yang bereinkarnasi ke dunia anime. Dia lalu memulai kisah serta perjalanan... More

Chapter 1 : Prologue
Chapter 2 : Kucing Hitam Nekomata
Chapter 3 : Sang Legenda Vampir
Chapter 4 : Reunian
Chapter 5 : Istri yang merepotkan
Chapter 6 - True Longinus
Chapter 7 - Azazel datang & Duel?
Chapter 9 - Juggernaut Drive! & Seras Victoria
Chapter 10 - Kekacauan
Chapter 11 - Mahkluk Dimensi Lain
Chapter 12 - Pertarungan di Celah Dimensi
Chapter 13 - Kaisar Naga Merah
Chapter 14 - Gadis Kucing
Chapter 15 - Merah dan Putih
Chapter 16 - Misuzu & Kontrak Iblis
Chapter 17 - Gadis Iblis 'Koneko Toujou'
Chapter 18 - Hukuman Karena Kalah
Chapter 19 - Pertemuan 3 Faksi
Chapter 20 - Pertemuan & Kejutan!
Chapter 21 - Pertarungan Pecah! Rozen Vs Crom Cruach
Chapter 22 - Duel dan Duel
Chapter 23 - Ketakutan Issei dan Serangan Pamungkas!
Chapter 24 - Pertempuran Telah Usai!
Chapter 25 - Xenovia Bergabung & Naruto Telah Kembali
Chapter 26 - Menyelesaikan Masalah Naruto?
Chapter 27 - Alam Surga!
Chapter 28 - Death stare!
Chapter 29 - Tidak Masuk Akal!
Chapter 30 - True Identity
Apa-apaan ini [ Pengumuman ] !!

Chapter 8 - Duel Panas Dimulai!

267 26 6
By McsKelly_27

Rozen : "Ini Dia."

Aku sekarang sedang berada di ruangan tidurku dan saat ini sedang melihati sepasang tubuh laki-laki dewasa. Itu terbaring diatas kasur. Itu adalah tubuhku terdahulu.

Bukan tubuh asli sebetulnya, ini kubuat karena sedikit terpikirkan saat itu. Aku sudah memperhitungkan soal resiko reinkarnasinya yang membuat sebagian kekuatan menghilang, termasuk debuff besar-besaran pada fisik.

Namun ini tidak sempurna. Tapi ini sudah cukup untuk sekarang, dengan tubuh ini, setidaknya aku bisa mengeluarkan 30% kekuatanku yang sebenarnya.

Dengan Telekinesis, aku menarik tubuhnya dan membuatnya bertabrakan denganku hingga akhirnya bersatu. Tubuh remajaku ini menjadi lebih besar.

Prosesnya telah selesai.

『Tubuh sudah memenuhi syarat. Sebagian besar Skill Low sampai Mid Tier telah terbuka.』

『Ada juga satu kemampuan High Tier yang terbuka.』

Layar pemberitahuan muncul, setelah menerima informasimya. Aku dengan segera menutup nya.

Rozen : "Setelah ini sebaiknya aku segera mencari energi dan Level Up. Karena ini baru awal-awal plot, jadi kekuatan setara dengan Indra atau Siwa sudah cukup."

Beatrice : "Saya merekomendasikan anda untuk pergi ke Celah Dimensi, tuan. Karena anda tahu sendiri, disana energi nya tidak bisa dibandingkan dengan yang dibumi."

Rozen : "Kamu benar, tujuanku memang ingin kesana. Karena itu tempat terbaik untuk mendapatkan energi."

Aku mengangkat kedua tanganku sambil mengepalkannya beberapa kali, seperti yang kuduga, tubuh dewasa memang lebih enak daripada yang shota.

*Shingg*

Sebuah lingkaran sihir dengan warna kuning muncul dari arah belakangku, aku sedikit menggerakan kepala dan mataku untuk melihat kesana.

Rozen : "Hmm?"

Dalam beberapa saat, seseorang muncul. Itu ternyata adalah Azazel. Pak tua itu, dia lagi-lagi seenaknya saja.

Rozen : "Rupanya kamu.. pak tua."

Azazel : "Haloo... hmm, kukira kamu sudah bersiap."

Dia melihatku yang telanjang bulat dan dia lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sepertinya merasa tidak enak karena aku menatap dengan tajam.

*Haah~*

Aku menghela nafas dan menerima situasi ini. Azazel juga mencoba untuk mengabaikanku dan berjalan kearah cermin untuk memeriksa beberapa bagian tubuh nya.

Rozen : "Jadi, kenapa tidak hubungi saja lewat Telepati?"

Azazel : "Kamu sudah lupa? Ikatan komunikasimu denganku sudah terputus karena reinkarnasi. Aku sudah menghubungi kedua pasanganmu, namun mereka nya berkata kalau sedang sibuk dan bilang kamu dirumah."

Rozen : "Oh... aku melupakannya."

Azazel : "Aku menemukan beberapa jejak sihir gelap disini, apa kamu baru melakukan semacam ritual?"

Azazel melihat ada beberapa energi sihir di pojokan. Dia lalu duduk diatas kasur dengan kakinya yang kelantai.

Aku memunculkan tombak True Longinus dan melemparkan nya keatas pangkuannya, dia yang sedang memerhatikan ruangan seketika teralihkan dan kaget.

Azazel : "Ini... True Longinus! Bagaimana kamu memilikinya? Apa kamu merebutnya dari pemilik asli?"

Sebagai jawaban, aku hanya mengangguk. Azazel beralih melihat lagi ke tombak ini dan memerhatikan lebih detail. Dia akhirnya melihat kalau ada banyak esensi sihir disini.

Rozen : "Apa kau masih mengingat tubuh yang pernah kau teliti itu? Aku menyimpannya disini dan baru saja mengeluarkannya."

Dengan cepat Azazel memahami situasinya dan lalu menghela nafas cukup lama. Rupanya karena itulah tubuhku berkeringat banyak sekali. Prosesnya sudah selesai. ini juga alasan kenapa aku terlambat.

Kemudian Azazel mengangkat tombaknya dengan tangan kanan lebih tinggi dari kepala. Dia sekali lagi memerhatikan ini dan memastikan nya kembali.

Ini benar-benar tombak itu.

Azazel : "Jadi, berapa kekuatan yang bisa kau keluarkan? Kau selalu saja mengejutkan ku dengan berbagai hal."

Rozen : "Tidak banyak. Hanya 30% saja."

Azazel : "Tidak banyak apanya? Hanya dengan itu, kau sudah bisa menghancurkan dunia, atau semesta."

Perkataannya membuatku sedikit terkekeh senang.

Baiklah, sudah selesai. Aku sudah membersihkan tubuh dari keringat dan mengenakan pakaian. Tidak terlalu mewah, aku hanya mengenakan Kaos putih berlengan panjang, celana training dengan warna abu-abu gelap.

Lalu aku juga memakai sedikit parfum diskonan yang kubeli saat berburu iblis liar sebelumnya, ini cukup bagus.

Rozen : "Oke. Ayo berangkat. Dimana arena duelnya?"

Azazel : "Oh, sudah selesai."

.

.

.

.

.

Naruto : "Aku ingin segera melihat pertarungannya.."

Valina : "Bersabarlah, sialan."

Kedua remaja ini sedang menunggu kedatangan Azazel dan Rozen kemari. Untuk lokasi ini, disini adalah pulau tak berpenghuni. Jadi akan bagus untuk bertarung disini.

Beberapa langkah dibelakang berdua cukup terdapat seorang wanita yang ikut hadir untuk melihat pertarungan ini. Dia adalah Rin Tohsaka. Rin sedang bersandar dipohon. Karena ini mulai masuk musim dingin, jadi dia mengenakan semacam syal dilehernya.

Yah, itu untuk jaga-jaga supaya tidak sakit.

Sebetulnya dia tidak mau ikut sebelumnya, namun berkat Naruto. Dia memutuskan untuk ikut karena cukup penasaran bagaimana tampang seorang Raja Iblis Tirani yang menjadi mahkluk terkuat di dunia ini dulunya.

Saat ini dia sedang membalas beberapa pesan dari temannya lewat ponselnya.

Rin : "Raja iblis tirani ya... Kapan mereka datangnya?"

*Shinggg*

Lingkaran sihir dengan warna kuning terang terwujud beberapa meter didepan mereka bertiga. Pandangan semua orang langsung teralihkan oleh hal tersebut.

Dalam beberapa saat mereka bertiga langsung kaget karena suasana yang tiba-tiba seolah berubah.

Naruto : "Ini... atmosfirnya mendadak berubah."

Kitsune : "Ini dia... Aku mulai bernostalgia..!"

Naruto mendengar suara dari partnernya. Sepertinya Sacred Gearnya juga sangat menantikan kemunculan orang ini. Naruto sedikit menelan ludah saat mendengar suara Kurama yang terdengar agak Intens dan tajam.

Dia sudah mendengar kalau Kurama pernah tiga kali bertarung dengannya dan berakhir dengan kekalahan telak saat 2000 tahun lalu. Saat Kurama menceritakannya, dia terkagum-kagum mendengarnya.

Lingkaran sihirnya menghilang dan berganti dengan muncul nya dua orang pria. Seperti yang sudah mereka duga. Itu adalah Azazel dan Rozen. Mereka sudah tiba.

Valina : "Akhirnya datang juga, si anak manja ini."

Rozen : "Yoo~ Ojou-chan."

Tanpa menunggu lama, keduanya langsung terbang melayang keatas. Valina dengan sayap Sacred Gearnya. Untuk Rozen, dia memunculkan enam sayap gagak hitam yang agak mirip dengan sayap milik Malaikat Jatuh.

Naruto dan Rin bereaksi kaget setelah melihatnya. Azazel berjalan mendekati mereka. Mereka melihat kedua orang itu dari jarak yang jauh dibawah.

Rin pergi dari pohon dan mendekati kedua pria ini.

Rin : "Apa itu sayap... malaikat jatuh?"

Dia yang melihat putrinya bertanya langsung merespon secara cepat tanpa menoleh kearah belakang.

Azazel : "Aku lupa memberitahukan ini. Sebetulnya dia memiliki setiap genetik dari para mahkluk, selain binatang. dia nyaris memiliki semuanya, bahkan dewa."

Azazel : "Sayap itu gabungan dari ras kita dan iblis."

Jawaban ini cukup mengejutkan Rin, juga Naruto yang ikut mendengarnya. Kemudian aura yang signifikan milik Valina mulai terasa karena sudah dilepaskan.

Walaupun Rozen membuat Atmosfir disini, tapi sepertinya itu sama sekali tidak menggetarkan Valina. Dia malah kelihatan sangat bersemangat.

Dan pertarungan akan segera dimulai.

.

.

.

.

.

Albion : "Vanishing Dragon - Balance Breaker."

Valina sudah masuk ke mode tampilan armor tempurnya yang berwarna putih cerah dan itu membuatku senang. Tidak mau kalah, aku lalu memunculkan tombakku.

Rozen : "Kamu bisa maju kapan saja, Ojou-chan."

Valina : "Tom-bak itu... True Longinus."

Dia membuka mata nya cukup lebar saat melihatnya.

Rozen : "Aku mendapatkan ini dari seorang anak muda. Karena menyedihkan tombak ini dipegang oleh orang lemah sepertinya. Jadi aku mengambil alihnya."

Valina : "Mengambilnya... brengsek, apa yang kau.."

Aku mendengar nada bicara Valina menjadi sangat tajam di kata terakhirnya. Apa dia marah karena senjata ini?

Setelah mengetahui alasannya, aku segera tersenyum dengan logat yang sedikit mengejeknya.

Rozen : "Ada apa? Sepertinya kamu marah."

Valina : "Brengsek, apa yang telah kau lakukan padanya?"

Aku dapat melihat sorot matanya dari balik helm armornya tersebut. Aku sudah mengetahuinya sejak masih bersama Azazel sebelumnya.

Sebetulnya Valina memiliki hubungan lebih dengan Cao-Cao, mereka bukan hanya sekedar menjalin hubungan rivalitas. Azazel mengatakan kalau Valina ada kemungkinan berpacaran dengan pemilik tombak ini.

Melihatnya sangat marah, maka sepertinya itu benar.

Azazel sudah menyuruhku untuk supaya jangan mengeluarkan ini. Namun aku bilang padanya kalau kekuatan ku yang sekarang masih sangat lemah, tingkatanku hanya setingkat dengan iblis kelas tinggi biasa. kalau tidak memakai ini maka aku akan kalah.

Dia tidak bisa berbuat banyak setelah mendengar itu, dan dia juga tidak memiliki alasan dan hak untuk melarangku. Dan kalaupun dilarang, aku juga akan tetap menggunakan ini.

Rozen : "Mana kutahu. Mungkin sekarang dia sudah digerogoti oleh nyamuk dan belatung. Kamu marah sekali, ya? Sepertinya ada hubungan diantara kalia-"

Valina : "Diam!"

Rozen : "Waduh~ sepertinya perkataanku benar.."

Valina : "Sudah kubilang, diam!"

*Bhusshhh*

Seketika Valina pergi dari tempatnya dan melesat kesini.

Aku segera memegang tombaknya dengan dua tangan dan memasang posisi bertahan. Pukulannya membuatku terdorong puluhan meter kebelakang.

Valina : "Matilah, keparat!"

*Dhoooom!*

*Ghoooom!*

*Bhoooom!*

*Bhoooom!*

Dia mewujudkan energi dan melepaskan beberapa bola energi sebesar bola baseball kepadaku. Walaupun hanya sebesar itu, namun itu setidaknya bisa merusak gunung ataupun juga merobohkan gedung.

Rozen : "... «Maniratana.»"

Setelah menodongkan tombaknya lurus kearah empat bola tersebut, aku langsung mengibaskan tongkatnya kearah kanan secara cepat sehingga membuat keempat serangan itu berbelok kesana. Serangan nya kubelokkan.

*Bhooooommm!*

Itu menghantam daratan lain dan juga lautan disana.

.

.

.

.

.

Azazel : "Akhirnya dimulai juga pertarungannya."

Ketiga penonton sekarang telah terbang supaya bisa lebih bebas melihat pertarungan antara kedua orang tersebut.

Mereka menggunakan sayap malaikat jatuh mereka untuk itu. Alasan lain kenapa mereka terbang adalah karena lebih aman disini dibanding tempat sebelumnya.

Azazel yakin kalau kedua petarung akan turun kesana.

Rin : "Apa dia akan baik-baik saja."

Dia sepertinya mengkhawatirkan teman nya tersebut.

Naruto yang melihatnya hanya kebingungan saja. Untuk apa mengkhawatirkannya? Kekuatan Valina jelas-jelas berkali-kali lipat ada diatas orang itu. Dan lagi Valina menguasai duel ini sekarang berkat kekuatannya itu.

Naruto : "Apa maksudmu?"

Rin : "Aku tahu dia lebih kuat, namun dia tampak tidak terkendali setelah tahu soal kematian Cao-Cao."

Sebenarnya beberapa saat yang lalu, saat Rozen baru saja mengeluarkan tombaknya. Azazel memberitahukan pada mereka berdua kalau Cao-Cao telah dikonfirmasi mati.

Mereka jelas kaget juga dengan itu. Cao-Cao adalah kenalan yang bisa dianggap teman oleh mereka. Dan dia juga adalah pasangan Valina, mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun lebih.

Dan Valina tambah tidak terkendali dalam setiap detiknya, apalagi ditambah Rozen yang terus memprovokasinya dan membawa-bawa soal Cao-Cao.

Azazel : "Ya, dia memang akan kehilangan kendali dalam beberapa saat lagi."

Rin : "Bukankah kita harus menghentikannya?"

Rin berbicara dengan lumayan tegas kepada ayahnya itu, namun tidak ada jawaban sama sekali. Azazel hanya fokus melihat kearah pertarungan tersebut.

Melihat tidak ada jawaban, Rin menjadi kebingungan. Secara tiba-tiba pundaknya dipegang Naruto dari kiri.

Naruto menggantikan Azazel untuk menjawab, dia hanya menggelengkan kepalanya dan membuat Rin melebarkan kedua matanya, lalu dia balik ke Valina.

Naruto : "... Percuma saja. Dia tidak akan berhenti."

Continue Reading

You'll Also Like

249K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
490K 49.2K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
337K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
82K 5.7K 25
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...