Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

By Pamelaa_kim

1M 32.3K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... More

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 8

18.6K 634 0
By Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Singapura

Disebuah gedung tinggi tepatnya di ruangan bernuansa modern terlihat tiga orang yaitu atasan dan dua bawahan sedang membicarakan sesuatu yang terlihat amat serius.

" Bagaimana hasilnya? " tanya pria itu menuntut jawaban dari bawahan yang diperintahkan olehnya.

" Sesuai apa yang anda pikirkan tuan, dia memang saudari anda, " jawab bawahan pria itu.

" Jadi tebakan ku benar? "

" Iya tuan, dari informasi yang saya dapat, dia telah menikah dua puluh dua tahun yang lalu. dan jika dilihat dari gerak-gerik nya saya rasa dia sama sekali tidak mengenal anda, " jelas sang bawahan.

" Tentu saja, mustahil dia mengenaliku karena aku terpisah dengan dia saat aku berumur tujuh tahun, " balas pria itu menyetujui perkataan yang dilontarkan oleh pria didepannya.

"  Bukankah itu berarti sudah puluhan tahun yang lalu? bagaimana anda bisa mengenali dia? maaf jika saya lancang bertanya tuan, " ujar pria itu sedikit ragu.

" Namanya, aku sangat mengingat orang-orang terdekat ku walaupun sudah bertahun-tahun lamanya "

" Dari informasi yang tertera, mereka dikaruniai tiga orang anak. tetapi anak pertama mereka sudah tiada. umur masing-masing anak mereka hanya berjarak dua tahun, " jelas bawahan pria itu dengan memberikan sebuah map berisi informasi yang dibutuhkan oleh pria tersebut.

" Tiada? karena apa? " tanya sang atasan penasaran.

" Hilang karena sebuah kesalahan dalam kasus penculikan "

" Maksudmu? " tanya pria itu lagi.

" Iya tuan. saya dengar anda ada meeting untuk peluncuran produk terbaru hari ini. jadi saya akan menjelaskan lebih lanjut kepada anda nanti, " sela salahsatu pria mengalihkan pembicaraan mereka.

" Kenapa jadi kau yang mengaturku? " ucap sang atasan sembari menatap tajam kearah nya.

" Aku membayar mu bukan untuk memberi informasi dengan setengah-setengah. kau berniat mempermainkan ku hm? " lanjut pria itu mulai tersulut emosi.

" Tidak tuan, maafkan saya, " sesal sang bawahan.

Melihat situasi yang berubah menjadi tajam, salahsatu pria yang menjabat sebagai sekretaris segera saja memisahkan mereka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. karena ia sendiri sudah tau bagaimana tabiat atasannya itu.

" Tuan, dia tidak berniat mempermainkan anda. memang sekarang anda sudah ditunggu di ruangan meeting. maafkan saya karena mengizinkan dia datang diwaktu yang tidak tepat, " jelas sekretaris pria itu.

" Ck, kau tunggulah disini! " titah sang atasan berdecak sembari menunjuk salah satu bawahannya.

" Siap tuan, " patuhnya.

•••

" Xavia, ulangi apa yang telah saya jelaskan barusan, " tegur Gus Varo menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

" Apa Gus? " tanya Xavia sedikit gugup karena kepergok oleh pria tersebut.

" Apa yang kamu pikirkan? sikap kamu sangat mencerminkan kepribadian kamu yang tidak menghormati guru, " jelas Gus Varo.

" Saya tidak bisa fokus Gus "

" Keluar dan hafalkan nadhom alfiyah! setorkan ke saya sehabis sholat isya'! " ujar Gus Varo tak mau dibantah.

" Tapi Gus, " ujar Xavia berusaha bernegosiasi.

" Tidak ada tapi-tapian atau kamu ingin saya tambah hukuman kamu ? "

" Ck, iya! dasar Gus menyebalkan. tukang hukum, " kesal Xavia.

" Xavia yang sopan kamu. berperilaku menentang guru dapat membuat ilmu kamu tidak berkah dan tidak bermanfaat, " ketus Gus Varo.

" Mulai ceramahnya, si paling bijak, " balas gadis itu tak merasa takut.

" Xavia, " geram Gus Varo yang sudah menggertakkan giginya hingga terlihat jelas rahang tegasnya.

" Saya tidak suka dengan Gus. tidak asik, " lirih Xavia melirik sinis Gus Varo.

Xavia pun menegakkan kakinya dan mulai beranjak keluar menjauhi mereka semua tanpa mengucap salam. sementara mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Xavia yang cukup berani itu.

•••

"Assalamualaikum Xavia, kamu sedang apa diluar? " tanya Ning Kirana menghampiri Xavia yang terlihat duduk sendirian.

" Waalaikumussalam Ning, sedang hafalan nadhom, " jawab Xavia sopan.

" Ummah sayang, " ujar Ning Kirana.

" Iya maaf ummah. Xavia belum terbiasa, " balas Xavia sedikit kikuk.

" Memang kamu sedang dihukum siapa? "

" Kenapa Gus Varo itu hobi sekali menghukum Xavia? " tanya Xavia spontan ketika nama pria itu disebut.

" Gus Varo? "

" Iya ummah. si Gus menyebalkan, kaku, tukang hukum anak orang, " kesal Xavia.

Ning Kirana pun tertawa melihat kelakuan Xavia, sudah seperti seorang anak yang mengadu pada ibunya.

" Gus Varo memang begitu sifatnya. dia memang tegas dan disiplin. jadi kamu jangan sering buat ulah! " ucap Ning Kirana sambil mengelus kepala Xavia.

" Ini belum satu bulan tapi rasanya ingin kabur saja, " gumam Xavia.

" Yakin? nanti malah dapat amarah oleh ayah kamu. dan kamu tahu sendiri bagaimana tabiat ayah kamu itu seperti apa, " ujar Ning Kirana memperhatikan struktur wajah cantik Xavia.

" Benar juga kata ummah "

" Ya sudah semangat belajarnya, ummah pamit ke ndalem dulu, " ujar Ning Kirana mulai beranjak meninggalkan Xavia.

" Na'am ummah "

" Assalamualaikum, " pamit Ning Kirana.

" Waalaikumussalam "

•••

Sholat isya' telah usai beberapa menit yang lalu. semua santri berhamburan keluar masjid untuk melakukan kegiatan makan malam sebelum lanjut mengaji kitab. tapi terkecuali untuk Xavia. gadis itu sekarang tengah terjerat dihadapan Gus Varo.

" Saya tidak akan mengizinkan kamu keluar sampai kamu hafal nadhom, " tegas Gus Varo.

" Gus kejam sama saya. nanti saya telat makan Gus, " cecar Xavia.

" Itu urusan kamu, " jawab Gus Varo menohok.

" Memangnya Gus Varo tidak takut jika berduaan saja sama saya disini? " tanya Xavia.

" Selagi pintu masjid masih terbuka, itu tidak akan menimbulkan fitnah, " elak Gus Varo.

" Ya siapa tahu pikiran orang bagaimana "

" Jangan banyak bicara dan cepat selesaikan! " titah Gus Varo yang dibalas dengusan malas dari gadis itu.

" Iya sabar. Gus Varo sabar disayang Xavia, " celetuk Xavia terkekeh geli menggoda Gus Varo.

Mendengar celetukan yang Xavia buat, Gus Varo hanya bisa menunduk dan mengusap dadanya.

" Astagfirullah "

" Ya sudah saya mulai, dengarkan saya Gus! " ujar Xavia.

Xavia menarik nafas perlahan sebelum akhirnya akan melantunkan nadhom alfiyah yang telah ia hafalkan sebelumnya.

" Qola muhammadun huwabnu maliki "

" Ahmadu robbillaha khoiro maliki "

" Musholliyan alannabiyyil musthofa "

" Wa alihil mustak milinnas sharofha "

" Wa asta'inulloha fil alfiyyah "

" Maqoshidun nahwi biha mahwiyyah "

" Tuqorribul aqsho bi lafdin mujazi "

" Wa tabsutul badla bi wa’din munjazi "

" Wa taqtadi ridhon bi ghoiri sukhtin "

" Fa iqotan alfiyyatabni mu’thii "

" Wahwa bi sabqin ha’izun tafdhila "

" Musthaujibun tsana’iyyal jamila "

" Wallahhu yaqdhi bi hibatin wafirooh "

" Liwalahu fi darojatil akhirooh "

Gus Varo hanya terdiam memasang telinga nya mendengar lantunan suara Xavia. ia seperti terhanyut kedalam nya sampai tak sadar jika Xavia telah menyelesaikan hafalannya setelah beberapa menit lamanya.

" Bagaimana Gus? sekarang saya boleh pergi? " tanya Xavia yang tak mendapat jawaban dari lawan bicaranya.

" Gus Varo kenapa? tidak mungkin tiba-tiba kerasukan, bukan? " lirih Xavia.

Dengan jahil Xavia mulai menoel pundak Gus Varo yang tersampir kain sorban berwarna putih diatas pundaknya.

" Sayang, " goda Xavia.

" Ma sya Allah, " gumam Gus Varo tidak sadar.

" Gus Varo puji Xavia? " kaget Xavia sedikit heran.

" Tidak, " ucap Gus Varo sedikit gugup sesaat setelah pria itu sadar dari lamunannya.

" Bagaimana? sudah bukan Gus? "

" Hm. kamu boleh pergi sekarang, " jawab Gus Varo acuh.

" Terimakasih sayang nya Xavia tapi menyebalkan, " genit Xavia disertai sindiran diakhir perkataannya.

" Astagfirullah, ya Allah maafkan hamba "

•••

Xavia sedang menuju dapur santri dengan terkikik geli atas kelakuannya terhadap Gus Varo beberapa menit yang lalu.

" Pasti Gus Varo salah tingkah, " gumam Xavia terkikik senang karena berhasil mengusili Gus Varo.

" Mbak Xavia kenapa? " ujar Nadin secara tiba-tiba berada di dekatnya.

" Tidak ada, " jawab Xavia.

" Terus kenapa tertawa sendiri? " tanya Nadin penasaran.

" Aku bilang tidak ada "

" Aku takut ada yang menempel ke mbak Xavia, " ucap Mira bergidik ngeri.

" Apa maksud kamu? " ketus Xavia sedikit melotot kan matanya.

" Mbak Xavia tidak ada angin tertawa sendiri sedari tadi, " balas Mira.

" Memangnya tidak boleh? siapa yang melarang? "

" iya, Mira salah. minta maaf mbak, " ujar Mira.

" Karena suasana hati aku baik, aku maafkan, " jawab Xavia tersenyum tipis.

" Mbak Xavia sudah makan? " tanya Nadin

" On the way "

" Ya sudah mbak cepat ke dapur saja. nanti malah terburu habis, " ucap Nadin mengingatkan.

" Na'am ukhti, assalamualaikum, " pamit Xavia mulai meninggalkan kedua perempuan itu.

" Waalaikumussalam "

•••

Disisi lain, terlihat sebuah keluarga tengah melakukan kegiatan makan malam mereka dengan penuh ketenangan.

" Amara, ummah boleh meminta tolong nak? " ucap ummah membuka obrolan.

" Boleh ummah, memang ingin meminta tolong apa? "

" Minta tolong besok suruh Xavia kesini, " pinta Ning Kirana.

" Na'am, tapi untuk apa ummah? " tanya Ning Amara.

" Nanti kamu tahu sendiri "

" Jika begitu Amara nanti izin tidur di asrama sekalian, " ujar Ning Amara berniat izin.

" Silahkan, lagi pula akhir-akhir ini kamu tidak pernah tidur di asrama juga, bukan? " jawab Ning Kirana memperbolehkan.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 288K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
130K 10.2K 39
"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gen...
703K 39.2K 50
Kisah ini menceritakan seorang gadis desa yang mondok di pasantren, dengan berkat ilmunya ia paham akan ilmu agama dan mengenakan cadarnya, dia di se...
538K 40.1K 57
PROSES REVISI CERITA INI DI UN-PUBLISH LALU DI PUBLISH KEMBALI SETELAH DI REVISI PER-PARTNYA. *** (Romance-Spiritual) Tiar...