ANNOYING KOMANDAN {END} ✓

By KimRyeonjin

5.2K 367 2

"Aiptu Nachita Yuananda." "Kamu tanggung jawab saya, mulai sekarang dan seterusnya." "Sampai ketemu besok ata... More

PROLOG
CHAPTER 1 : PUNISHMENT
CHAPTER 2 : NEED HELP?
CHAPTER 3 : HUJAN DAN PERTEMUAN
CHAPTER 4 : SAVIOR
CHAPTER 5 : MA SIST
CHAPTER 6 : KOMITMEN?
CHAPTER 7 : PJ?
CHAPTER 8 : INTEGRITAS
CHAPTER 9 : KENAPA PAK KADEN?
CHAPTER 10 : PRECIOUS GIRL
CHAPTER 11 : KOMANDAN SALTING?
CHAPTER 12: BEAUTIFUL ANGEL
CHAPTER 13 : FEELING
CHAPTER 14 : AYAH
CHAPTER 16: LONELY GUY?
CHAPTER 17 : NANA SAYANG SEMUA
CHAPTER 18: FREE LUNCH
CHAPTER 19 : CLINGY
CHAPTER 20 : JEALOUSLY
CHAPTER 21 : JANGAN SAKIT PAK KADEN
CHAPTER 22 : PINNACLE OF HAPPINESS
CHAPTER 23 : SENJA, BUMI DAN MENTARI
CHAPTER 24: LAST MISSION
CHAPTER 25 : BEAUTIFUL SOUL
CHAPTER 26: ELEGI SANG MENTARI
EPILOG
MAU NANGIS LAGI?

CHAPTER 15 : IZIN KETEMU KOMANDAN

138 10 0
By KimRyeonjin

"Woi barudak! bunda mana?" tanya Nana pada adik adik nya yang sedang berkumpul di ruang tengah

"Di dapur palingan," jawab Dara tanpa mengalihkan perhatian nya dari game nya

"Kaga adaa!" tukas Nana.

"Di teras?" kata Zia.

"Ga da juga," sahut Sang Kakak'.

"Di kamar?" tambah Vina.

"Ga ada. Udah gue cariin makanya gue tanya kalian," jawab Nana yang sudah lelah berkeliling mencari bunda nya tapi tak dia temukan.

"Lha masa? Perasaan bunda ga pamit ke mana mana tadi," kata Vina.

Gadis berambut pendek dengan balutan kaos oblong putih polos itu mengusak rambut nya kasar.

"Heh! Bunda di taman belakang noh belakang nya kolam renang, lagi ngurus bunga bunga nya," kata Mika yang baru muncul dari dapur membawa segelas jus alpukat.

Keempat adik nya menoleh pada sang kakak kedua.

"Malem malem begini?" tanya Nana tak percaya.

"Astaga Bunda..." Nana pun berjalan ke belakang menuju taman yang di maksud mika.

Dan benar saja sesampainya di sana dia menemukan bunda nya tengah mengurus bunga bunga yang Nana tidak tau apa namanya.

"Bundaaa..." panggil Nana sambil berjalan mendekati bunda nya, yang berdiri di antara bunga bunga yang tumbuh mekar di sana.

Wanita paruh baya bermata coklat, persis seperti mata Nova itu menoleh dan menatap anak gadisnya. "Kenapa Na?"

"Hehehe ga papa bund," jawab Nana yang mengambil posisi berdiri di samping bunda nya.

Bunda pun menatap heran ke arah anak itu, "Tadi nyariin, Berarti ada apa apa dong."

Nana memasang cengir lebar nya, lalu dia menggaruk kepalanya sebentar, mencoba menghilangkan grogi.

Oh iya kenapa dia jadi grogi ya? Wkwkwkw.

"Apaa? Kenapa? buruan! bunda sibuk ini" ucap Bunda lagi namun tangannya masih mengurus bunga bunga itu.

"Eummm Nana mau izin Bund," kata gadis itu dengan suara pelan dan menunduk menatap rumput di bawahnya.

Sang bunda menatap anaknya itu heran "Izin apa? sekarang?"

"Besok Bund," Jawab Nana dengan canggung.

"Lho tumben rencananya besok izinnya sekarang, Rencana besar ya?" tebak sang bunda.

"Eee.... Gak juga sih bund, tapi Nana belum pernah ngelakuin ini sebelumnya. Jadi Nana izin malam ini aja," jawab Nana dengan hati hati.

"Apa sih Na? Kamu bikin bunda penasaran Aja, Buruan bilang mau apa?" desak Bunda membuat Nana menghela nafas panjang

Bunda nya ini tidak sabaran, sama seperti Mika..

"Besok kan Nana libur..."

"He'em"

"Nana mau pergi Bun..."

Bunda masih memilah bunga melirik sekilas pada Nana, "Pergi ke mana? Healing keluar kota?"

"Ngga mau pergi -aduh gimana ya bilang nya?" gumam gadis itu, Entah kenapa dia malah jadi gugup seperti ini.

Sang bunda menoleh, "Tinggal bilang aja ribet amat kamu ih! kaya ayah tau ga? mau ngomong aja banyak pertimbangan nya"

Nana berusaha menenangkan dirinya dulu, lalu kemudian mengumpulkan nyali nya dan berkata pada bunda. "Besok Nana ada janji, mau pergi sama Pak Kaden."

Akhirnya kalimat itu terlontar dari mulut Nachita Yuananda, sontak membuat bunda nya menghentikan kegiatan lalu menegakkan tubuhnya dan menghadap sang anak. "Pergi sama Pak Arkan?"

Nana hanya menjawab dengan anggukan, jujur dia agak tidak siap dengan ekspresi dan respon selanjutnya dari sang bunda.

Kemudian bunda meluruskan pandangan, dan memutar bola matanya ke atas sambil melipat kedua tangannya dan meletakkan telunjuknya ke bibir, tanda sedang berfikir. "Hmmm gimana Yaa?"

Nana malah semakin gugup di buatnya, jatung gadis itu dag-dig-dug-der. Dia hanya menatap bunda nya takut takut, tapi sejujurnya Nana pasrah apapun keputusan sang bunda.

"Ahahahahaahaaa" Tawa Bunda terdengar membuat Nana tersentak kaget.

"B-bunda kenapa?" Gadis itu menatap ngeri ke arah sang bunda.

"Kamu lucu Na!" kata wanita itu seraya mencubit pipi anak nya gemas.

Nana tidak menjerit atau protes, dia cuma ngebug di tempat nya menatap aneh pada wanita yang melahirkannya itu.

"Iya Nana tau, tapi bundaa jangan tiba-tiba gitu ah serem!" ucap Sang anak yang benar-benar merinding saat itu karena perubahan ekspresi bunda nya.

Mana dia lagi gugup gugupnya, malah di gituin apa gak serem?

"Iyaa bunda izinin," ucap Bunda pula, lalu wanita itu kembali memfokuskan pandangannya pada bunga bunga di hadapannya.

Nana melebarkan matanya. "Serius Bund?"

"Iya, Udah? mending sekarang kamu pergi ke kamar, buka lemari trus pilih baju yang bArkan buat pergi sama Pak Kaden mu itu," kata bunda membuat Nana tersipu

Tapi sejurus kemudian anak itu bergerak memeluk bunda nya dari belakang membuat sang bunda terkejut.

"Makasih Bunda. Makasih banyak Nana sayang bunda," kata anak itu seraya mencium pipi Bunda nya.

"Iyaaa bunda juga sayang kamu. Tapi janji ya pulang nya udah harus ada status," kata Bunda membuat Nana membelalak kaget.

"Lah kok?-" Nana melepaskan pelukannya dan menatap bunda heran.

"Ga ada protes, udah sana masuk!" titah wanita itu seraya mendorong tubuh Nana menjauh.

"Eh bund. Bunda salah paham kayaknya," protes Nana.

"Syuuuut! Udah bunda bilang ga ada protes. Buruan masuk! Bunda mau lanjut ngurusin bunga," kata wanita itu yang kembali sibuk dengan kegiatannya.

Yah begitulah bunda, Ga suka di Protes. kalau dia bilang A ya A ga akan berubah ke B, dan sifatnya yang itu menurun ke Nana.

Alhasil Nana pasrah saja, kalau di lawan nanti durhaka.

"Yaudah tapi jangan lama lama ya bund di luar nya? Angin malam ga baik buat kesehatan bunda," ujar Nana yang saat itu berada satu meter dari bundanya.

"Iyaaa siap Aiptu Nachita Yuananda," balas sang bunda tanpa menoleh pada anaknya, benar benar sibuk kayaknya.

Nana hanya menghela nafas singkat, lalu beranjak dari taman tersebut dan masuk ke rumahnya. Meninggalkan bunda yang diam diam menatap punggung anak nya itu berjalan menjauh, sambil tersenyum hangat dan menggeleng kan kepalanya.

"Gadis jagoan kita sudah dewasa Mas. dia sudah menemukan jagoan yang bisa mengimbanginya," gumam Wanita itu seraya menatap langit malam yang bertabur bintang.

Seolah di sana dia bisa menemukan wajah seseorang yang sangat di rindukan nya, seseorang berwajah menawan yang wajah itu di warisi oleh Anak ketiganya yaitu Nachita Yuananda.

****

"Baaaang..... Abaaaaang...."

Gadis yang sedang memakai liptint itu berdecak kesal mendengar suara toa adik nya yang pagi pagi sudah bikin heboh rumah.

Ceklek~~

"Baaaang!!"

Muncul lah sosok sang adik kedua dari Nachita Yuananda, yang tak lain Windara Yuananda.

"Apaaa seeeeh? pagi pagi udah heboh bet dah lu!" omel Nana seraya meletakkan liptint nya.

"Ituuu ada Mas Kaden di bawah, nungguin elu bang."

Nana membulat Kan mata nya, lalu menatap jam dindingnya yang baru menunjukkan pukul 8:48

Tadi pria itu bilang akan otw 15 menit sebelum jam 9 tapi kenapa sekarang udah sampai saja, apakah dia terbang?

"Cepet amat," gumam Nana namun Masih bisa di dengar oleh Dara yang sekarang berbaring nyaman di atas kasur Abang nya.

"Ga sabar kali mau ketemuan," goda sang adik.

"Halah mboh!" Nana pun berdiri dari duduknya lalu mematut dirinya di depan cermin, sambil membenarkan letak liontin berbentuk bintang nya. membuat Dara yang melihat itu tersenyum jail.

"Udah Bang. udah cakep kok," Kata nya pada sang kakak.

"Iye gue tau." Nana menoleh pada adiknya seraya menyibak rambut nya ala ala iklan shampo.

"Anjir pede tingkat dewa!" cibir Dara

"Woiyaaa harus dong. Anak nya Pak Arjuna harus pede," balas Sang kakak.

Gadis itu meraih dompet, handphone dan memakai jam tangannya. Lalu kemudian menoleh pada sang adik yang masih rebahan Santai dengan menggulung tubuhnya menggunakan selimut. "Lu ga kuliah Dar?"

"Ntar siang kata dosen nya."

Nana mengangguk paham lalu berjalan ke arah pintu, namun sebelum keluar dia melemparkan tatapan mengancam pada adiknya itu.

"Kalo mau istirahat di kamar gue boleh, tapi jangan di berantakin!"

"Iyaaa, Aman."

Sang adik menutup wajahnya dengan selimut tebal kakak nya, entahlah gadis itu suka sekali dengan kamar Nana katanya kamar Nana wangi dan nyaman sampai sampai dia ingin pindah tapi tentu saja Nana tidak akan rela, Nana hanya mengizinkan adik nya itu numpang sesekali di sana asal tidak berantakan.

"Awas lho!"

"Iyaaa ah cerewet! Buru sana. turun udah di tungguin juga sama cowo nya," titah Dara seraya membuka selimut yang menutupi wajahnya dan menatap Nana kesal.

Sang kakak lalu beranjak dari kamar dan turun ke bawah.

Gadis dengan balutan kemeja navy dan celana denim itu turun dari tangga, menatap ke ruang tamu. Benar saja di sana sudah ada Seseorang yang menunggu nya, dan orang itu sedang berbincang bersama Bunda.

"Nah itu Nana nya."

Arkan pun mengikuti arah pandang wanita paruh baya itu, hingga mata elang nya mendapati yang di tunggu sudah berdiri di batas antara ruang tamu dan ruang tengah.

Cantik.

Satu kata itu lah yang Arkan ucapkan dalam hati nya, setiap kali dia melihat gadis tersebut. Bahkan dengan outfit simpel seperti itu Nachita Yuananda terlihat sangat sangat menawan, membuat Arkan tak bisa menolak pesona nya.

"Udah siap?" Tanya pria itu.

Nana menangguk pelan. "Udah, mau berangkat sekarang?"

Arkan menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dan mengangguk menyetujui.

"Izin ya Bu? Bawa anak nya hari ini, Saya janji sebelum matahari terbenam Nana sudah saya antar ke rumah dengan selamat," ucap Arkan membuat bunda terkekeh kecil.

"Iyaaa bawa aja. Saya percaya sama kalian," ucap Bunda seraya menatap Arkan dan Nana secara bergantian.

Pria itu mengangguk lalu berdiri dari duduknya dan menyalami bunda di ikuti dengan Nana, "Pamit Bu."

"Pergi dulu ya bund?" pamit Nana.

"Iyaa hati hati ya?"

"Siap Bunda." Nana dan Arkan pun berjalan keluar.

Jangan tanya kemana saudari saudari Nana yang lain, tentu saja mereka bekerja dan Zia sedang kuliah.

Suatu keberuntungan bagi Nana, hanya Dara yang dia hadapi, bayangkan jika ada Vina, Zia, dan Mika mungkin ketiga gadis itu akan heboh mengetahui Nana pergi bersama Pak Kaden dan mereka akan mengejek Nana habis habisan.

"Kita mau kemana sih Ndan?" tanya Nana begitu mobil Arkan berjalan meninggalkan komplek perumahan nya.

"Adaa deh. liat aja nanti," Jawab Arkan dengan senyum misterius nya.

Membuat Nana menatap curiga ke arah pria itu, Arkan yang sedang menyetir pun menatap Nana sekilas.

"Eyy tenang aja. Saya ga akan bawa kamu ke tempat aneh aneh kok, Percaya deh," kata nya seakan paham arti tatapan Nana.

Gadis itu pun mengangguk paham, lalu mulai menikmati perjalanan sambil berbincang banyak hal, sesekali Arkan membuat candaan sampai Nana tertawa.

Karena Pria itu suka sekali dengan tawa Nana, gadis itu sangat cantik saat tertawa dan tawanya merdu di telinga.

****

Continue Reading

You'll Also Like

155K 9.6K 33
Ini adalah kisah tentang seorang gadis muslimah penggemar K-pop yang tidak menyangka akan bertemu dengan idolanya. Gadis itu bernama Lisa. Dia mengid...
175K 6.8K 51
pertemuan antara anak SMA yang tidak pernah mengenal sesosok taruna Akmil. Diawali dengan pertemuan singkat yang bisa terukir di kedua hati. Apakah...
119K 17.4K 21
Masih ingat Olivia Amora Hernandez? Ya, seorang gadis cantik yang sangat di cintai oleh keluarga serta orang-orang terdekatnya. Kini Oliv sudah masuk...
106K 1.6K 8
Della merasa begitu senang karena telah mendapatkan pekerjaan baru. Tapi setelah bekerja di sana ia bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, yang su...