Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

By Pamelaa_kim

1M 32.3K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... More

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 5

20.6K 682 10
By Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Dini hari ini, dengan dinginnya semilir angin yang menusuk ke dalam kulit disambut oleh keramaian dari para santri.

" Ini masih lama? "

" Iya mbak, baca Al Qur'an dulu sambil nunggu waktu sholat subuh, " jelas Nadin.

" Ya sudah kalau begitu tidur saja, kepala aku sakit sekali, " gumam Xavia.

" Ya Allah mbak, baca Al Qur'an bukan tidur, " sahut Nadin.

Bukannya membalas perkataan Nadin, Xavia malah tertidur pulas diatas sajadah tanpa menghiraukan bisik-bisik yang ditujukan kepadanya.

Disisi lain, ustadzah Syafa melihat ada santri yang tertidur di pojokan pun tergerak untuk menghampiri.

" Mir, bagaimana ini? ustadzah Syafa menghampiri kita, " panik Nadin.

" Mbak, bangun ada ustadzah Syafa, " bisik Mira tak didengar oleh Xavia.

" Mbak Xavia, " ujar Nadin berbisik berusaha membangunkan Xavia

" Kalian minggir, " sahut ustadzah Syafa secara tiba-tiba.

" Ustadzah Syafa, " lirih Mira menatap ustadzah Syafa takut-takut.

" Xavia, bangun atau kamu akan saya siram sekarang juga! " gertak ustadzah Syafa yang tidak mendapatkan jawaban dari gadis itu.

" Jadi kamu tidak mau bangun? Mira ambil air, " suruh ustadzah Syafa.

" Air ustadzah? " tanya Mira sedikit ragu.

" Jangan banyak bertanya! "

" Tapi ustadzah, " ujar Mira menatap kasihan kearah Xavia.

" Jangan membantah Mira! lakukan apa yang saya minta, " sahut ustadzah Syafa.

" Baik ustadzah "

Sementara di shaf depan terheran-heran dengan keributan yang terjadi di shaf bagian belakang.

" Ada apa itu? " tanya Ning Kirana.

" Amara kurang tau ummah, tapi itu sepertinya teman sekamar aku, " gumam Ning Amara.

Kembali lagi ke sisi Xavia, sebotol air sudah berada digenggaman ustadzah Syafa sebelum akhirnya akan mendarat ke wajah mulus Xavia.

" Xavia, saya hitung satu sampai lima. jika kamu tidak bangun, air ini akan mendarat di wajah kamu, " peringat wanita itu.

" Satu..dua..tiga..empat.., " lanjut ustadzah Syafa.

" Ada apa ini? " sela Ning Kirana mendatangi mereka.

" Mbak Xavia, " ucap Amara terkejut.

" Ini Ning, Xavia tidur dan tidak mau bangun sedari tadi, " jelas ustadzah Syafa.

" Lalu ustadzah ingin menyiram dia, begitu? " tanya Ning Kirana tidak habis pikir

" Iya Ning, " lirih ustadzah Syafa yang takut mendapatkan amarah dari Ning Kirana.

" Tidak seharusnya ustadzah seperti itu, apa ustadzah tidak lihat disini banyak santri putri? seharusnya ustadzah berikan contoh yang baik, " jelas Ning Kirana.

" Na'am, saya minta maaf Ning, " ujar wanita itu menyesal.

" Biar saya saja yang membangunkan Xavia, " ucap Ning Kirana.

Akhirnya Ning Kirana beralih untuk membangunkan Xavia yang tertidur pulas bak putri tidur itu.

" Xavia bangun nak, " panggil Ning Kirana lembut.

Masih tidak ada jawaban. dan untuk yang kedua kalinya Ning Kirana memutuskan meletakkan tangannya untuk menepuk pipi Xavia. tapi wanita itu merasakan ada yang aneh disini.

" Panas? apa Xavia sedang demam? " tanya Ning Kirana kepada teman sekamar Xavia.

" Benarkah? kita tidak tau Ning? " jawab Mira terbelalak.

" Badan Xavia panas, saya rasa dia demam. kita bawa dia ke ndalem saja, " titah Ning Kirana.

" Nak, bantu teman kamu membawa Xavia, " lanjut Ning Kirana.

" Baik ummah, " jawab Amara

•••

Mentari sudah menampakkan sinarnya di pelosok timur, tapi seorang gadis masih tampak tenang bergelut dengan selimut tebalnya.

" Bagaimana ummah? " tanya Ning Amara.

" Panasnya masih tinggi sayang, " jawab Ning Kirana dengan tenang.

" Sebaiknya kita bawa mbak Xavia ke rumah sakit, " ujar Ning Amara memberi saran.

" Abang kamu sudah telfon dokter tadi, mungkin sebentar lagi sampai "

Ditengah percakapan dua perempuan cantik itu, datanglah Gus Mahen diantara mereka sembari membawa seorang pria berjas putih.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumussalam, " jawab ibu dan anak tersebut.

" Amara, kamu belum berangkat sekolah? " tanya Gus Mahen menatap putri nya.

" Amara masih menunggu mbak Xavia dulu, " jawab Ning Amara.

" Sebaiknya kamu berangkat sekarang, abang kamu sudah menunggu. dan biarkan dokter yang akan memeriksa Xavia, " sahut Gus Mahen.

" Na'am abi, kalau begitu Amara pamit dulu. assalamualaikum, " ucap Ning Amara mulai berpamitan.

" Waalaikumussalam "

Setelah kepergian Ning Amara, seorang pria berjas putih itu pun mulai melakukan tugasnya.

" Saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, saya akan memberikan resep obatnya dan untuk beberapa jam ke depan demamnya pasti sudah turun, " jelas dokter.

" Terimakasih banyak dokter "

" Itu sudah tugas saya pak "

•••

Jakarta, Indonesia

" John, apakah ada jadwal meeting pagi ini? " tanya Anthony.

" Tidak ada tuan, hari ini anda hanya perlu menandatangani beberapa berkas kontrak dengan perusahaan lain "

" Ikut ke Bandung, " ujar Anthony.

" Bandung? saya rasa anda tidak memiliki jadwal apapun yang mengharuskan anda berada disana, " balas John sedikit bingung.

" Jangan banyak bicara! putriku sedang sakit, " ucapnya sembari mulai melangkahkan kaki nya tidak sabaran agar cepat menemui putrinya.

" Tapi bagaimana tuan tahu jika nona Xavia sedang sakit? " tanya John sembari menyetarakan langkah nya dengan Anthony.

" Xavia aku titipkan kepada mereka. jadi sudah seharusnya mereka menghubungiku jika ada masalah dengan putriku. jika tidak habislah mereka, " ucap Anthony dingin.

•••

Anthony sudah berada disebuah kamar yang dimana saat ini putri tercintanya sedang membaringkan tubuh lemahnya.

" Lain kali turuti apa yang daddy katakan, sayang. jika begini siapa yang disalahkan? "

" Tentu saja daddy. bukannya justru daddy yang membawa Xavia kesini? aku banyak pikiran, " jawab Xavia.

" Kamu sudah tau jika daddy tidak bisa mengawasi kamu secara langsung, jadi tolong kerjasamanya "

" I promise i won't be naughty again, " ujar Xavia dengan air matanya yang sudah mengalir.

" Baiklah, daddy beri keringanan untuk hukuman kamu, " sahut Anthony yang membuat kernyitan di dahi Xavia.

" Keringanan apa? "

" Hanya lima bulan, tinggal lah disini! " ujar Anthony.

" Aku keberatan, " protes Xavia.

" Masih lebih baik daripada sembilan bulan, " balas Anthony tak mau kalah.

" Tetap saja, rindu itu berat daddy. Xavi tidak akan kuat, " ujar Xavia sedikit dilebih-lebihkan.

" Hitung-hitung daddy memberi pelajaran kepada kamu agar tidak manja lagi. mulai hari ini Daddy tidak akan terlalu sering memanjakan kamu, " jelas Anthony.

" Menyedihkan sekali hidupmu Xavia, " gumam Xavia melantur.

" Jadi Daddy mohon, jangan buat ulah, jangan buat dirimu sakit, jangan merepotkan orang lain, belajarlah mandiri, lakukan itu dengan niat lillahi ta'ala agar kamu tidak merasa terbebani, " ujar Anthony mengomeli putri semata wayangnya.

" Xavia tidak janji, tapi akan aku usahakan "

" This is my princess, " puji pria itu.

" I want to hug you dad, " pinta Xavia dengan nada yang masih terdengar lemah.

" Kemari! akan daddy peluk sampai puas sebelum daddy kembali pulang "

" I love you dad, i really love you. you are the best daddy for me, " gumam Xavia di dekapan hangat sang ayah.

" Big love for you my little baby "

John yang memang sedari tadi menemani sang tuan untuk menemui nona nya hanya tersenyum kecil. pemandangan didepannya ini sudah biasa terjadi. walaupun Anthony selalu memanjakan sang putri, tidak menutup kemungkinan dia akan bersikap tegas kepada putrinya.

Walaupun sedari Xavia kecil Anthony selalu merawatnya sendiri, dia selalu mendidik putrinya menjadi anak yang berkepribadian baik dan tidak sombong atas segala apa yang dia punya.

Sedari kecil pun, Xavia sudah diberikan pendidikan agama. karena menurut Anthony, anak kecil otaknya mudah dalam merangsang pengetahuan dan mudah untuk membentuk kepribadian nya.

Jadi jika saat dewasa Xavia bertindak nakal, itu tidak sepenuhnya. karena lingkup pertemanan lah yang membuat imannya terkadang terombang-ambing.

Mulai sekarang, Anthony akan lebih dalam mendidik sang putri walaupun dia sendiri sudah dewasa. tidak menutup kemungkinan putrinya yang polos itu terbawa arus yang tidak baik.

Sebagai seorang single daddy, harus siap siaga menjaga permata berharga sebelum akhirnya dia harus menyerahkan tanggung jawabnya kepada pria masa depan Xavia.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continue Reading

You'll Also Like

28.5K 1.7K 36
"Haruskah aku menerimamu sedangkan hatimu tak mencintaiku?" ~Rifa~ Syarifa Khairunnisa Azzahra adalah seorang wanodya yang m...
86.8K 7K 28
ini cerita pertama maaf kalo jelek atau ngga nyambung SELAMAT MEMBACA SAYANG(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
423K 35.8K 38
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
19.7K 2.2K 28
cerita seorang anak dari Tom Riddle [ lord Voldemort ] , anak yang sangat cantik dan lucu bernama ( name ) Riddle . ( Name ) memiliki kakak bernama m...