Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

By Pamelaa_kim

1M 31.6K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... More

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 3

23.3K 756 1
By Pamelaa_kim


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.

' untuk apa kamu berbohong? Itu hanya merugikan diri kamu. Kamu sadar gak kalau malaikat lagi mencatat semua perbuatan kamu? Jangan lupakan Allah yang maha tau '

- Aldevaro Ghazi Atharrayhan -
.
.
.

Seusai kegiatan sholat dhuhur dilaksanakan, Gus Varo berjalan keluar menjauhi masjid untuk lanjut mengajar santri. tetapi saat berada di perjalanan, dia melihat siluet seorang gadis pergi ke belakang pesantren.

Dan sementara itu yang disisi lain, terdapat seorang gadis yang terlihat sibuk dengan kegiatannya tanpa menyadari ada sosok yang mengikuti dirinya.

" Aduh, sedikit lagi kena, " gumam gadis itu mendongakkan kepalanya kearah benda yang lebih tinggi dari dirinya.

" Apa yang sedang kamu lakukan? " gertak seseorang secara tiba-tiba yang mengagetkan gadis itu.

" Mampus kamu Xavia, " batin Xavia tanpa berani menengok kan kepala nya menuju sumber suara yang memergokinya.

" Saya bilang apa yang sedang kamu lakukan? " tanya lelaki muda itu lagi.

Xavia perlahan memutar badan nya kebelakang sembari menunduk takut tak berani menatap nanar lelaki itu.

" Xavia Alber, " panggilnya dengan amat menekan.

" Saya tidak melakukan apapun Gus, " elak Xavia.

" Astaga, ketahuan Gus baru ! " batin Xavia memberontak saat sejenak ia menatap pria didepannya yang tak lain adalah Gus Varo.

Gus Varo mengalihkan pandangannya saat tau xavia menatap kearah nya.

" Jawab pertanyaan saya, " tuntut lelaki itu.

" Begini Gus, jadi saya "

" Jangan bertele-tele! kamu ingin mencuri? " sela Gus Varo yang mendapatkan delikan tajam dari gadis didepannya.

" Apa katanya? mencuri? "

" Heh Gus baru, saya tidak mencuri ya. enak saja, " jawab Xavia spontan.

" Lalu kenapa kamu melempar batu kearah atas sana? " interogasi Gus Varo meminta jawaban.

" Tidak, tadi ada lebah di buah nya, " ujar Xavia kekeh untuk mencari alasan.

" Kamu tau Xavia? jauhilah berbohong! karena kebohongan mengantarkan kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan kepada neraka. seseorang akan selalu berbohong dan berusaha berbohong sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai pembohong, " jelas Gus Varo dibalas tatapan cengo dari Xavia.

" Hah? "

" Saya tidak sengaja lihat kamu tadi, untuk apa kamu berbohong? itu hanya merugikan diri kamu. kamu sadar tidak jika malaikat sedang mencatat semua perbuatan kamu? jangan lupakan Allah yang maha tau! " sambung Gus Varo.

" Iya saya mengaku. lagi pula buahnya unik, belum pernah lihat waktu di Dubai " jawab Xavia.

" Namanya apa Gus? " lanjut gadis itu.

" Mengkudu. sebagai hukuman, hafalkan sepuluh hadist dan setorkan kepada ustadzah Syafa sehabis sholat isya nanti, " titah Gus Varo.

" Gus, jangan bercanda! "

" Saya tidak bercanda. lakukan atau saya tambah hukuman kamu. assalamualaikum, " pamit Gus Varo yang mendapat raut wajah kesal dari gadi bermarga Alber tersebut.

Setelah mengatakan hal itu, Gus Varo pergi meninggalkan Xavia sendirian di sana.

" HEH DASAR GUS BARU! SONGONG! I DON'T LIKE YOU! " teriak Xavia memaki-maki Gus Varo.

" Astagfirullah, sangat tidak beradab sekali gadis itu, " lirih Gus Varo tanpa berbalik untuk meladeni ucapan Xavia.

" Menyebalkan. memang dia siapa suruh-suruh aku. awas saja aku akan adukan daddy, " gumam Xavia kesal.

•••

" Kamu kenapa mbak? "

" APA? " sungut Xavia.

" Astagfirullah, santai mbak, " jawab Nadin.

" Saya lagi kesal, " balas Xavia.

" Mbak boleh tidak kalau kita minta bicaranya jangan terlalu formal? " tanya Nadin dengan amat hati-hati.

" Memang nya kenapa? " tanya gadis itu penasaran.

" Supaya lebih akrab saja, " jawab Nadin.

" Oke, " ujar Xavia singkat.

" Tadi mbak Xavia kesal karena apa? " tanya Mira.

" Hafalan sepuluh hadist, setor sehabis isya, " ucap Xavia yang kembali kesal mengingat hal tersebut.

" Ceritanya mbak sedang dihukum? "

" Mbak buat salah? " tanya Nadin.

" Dihukum siapa mbak, " tanya dua gadis itu beruntun tanpa memberi jeda.

" Gus baru, " singkat Xavia.

" Gus baru teh saha? "

" Aku tidak tahu namanya, " ujar Xavia mengendikkan bahunya malas.

" Kalau begitu ,mbak Xavia sudah hafal belum? "

" Belum lah, " balas Xavia lesu.

" Ya sudah, mau kita bantu mbak? " tawar Nadin.

" Tidak, nanti saja. aku ingin bermain handphone sebentar, " tolak Xavia.

Lagi-lagi mereka terkejut, apa katanya? mereka tidak salah dengar bukan? sejak kapan Pesantren ini memperbolehkan membawa benda elektronik tersebut.

" Mbak tidak mengumpulkan handphone? tahu bukan, peraturan Pesantren tidak boleh bawa benda itu? " tanya Nadin penasaran.

" Iya, tapi aku perlu buat telfon daddy, " ujar Xavia beralasan.

" Tapi jika ketahuan nanti bisa-bisa handphone nya dihancurkan mbak "

" Siapa peduli? aku beli lagi sepuluh, " angkuh gadis itu.

" Astagfirullah, iya si paling sultan, " sahut Nadin.

" Lapar, mau makan, " gumam Xavia.

" Mbak lapar? ya sudah ayo ke dapur santri buat makan! " ajak Mira.

" Mau makan nasi biryani ditambah iga sapi bakar. enaknya, " ucap Xavia sedikit melantur.

" Aku juga mau, tapi disini tidak ada nasi biryani, " jawab Mira.

" Ya sudah lah keburu lapar aku " sambung Nadin.

" Berisik kalian berdua, sana pergi! " usir Xavia.

" Mbak Xavia tidak jadi makan? " tanya Nadin mengernyitkan dahi.

" Tidak jadi, sana hus-hus"

" Dikira sedang mengusir kucing, " cibir Mira.

" Sudah Mir ayo pergi, " ucap Nadin sembari menarik tangan Mira spontan.

Setelah kedua gadis itu pergi, Xavia kembali bergumam sendiri sembari berpikir.

" Apa aku telfon daddy saja ya? ingin makan nasi biryani, " rengek Xavia diakhir kata.

" Assalamualaikum sayang, ada apa? " terdengar suara diseberang sana.

" Waalaikumussalam dad, aku ingin makan nasi biryani ditambah iga sapi bakar, " jawab Xavia

" Lalu kenapa? "

" Daddy tidak peka. disini tidak ada itu daddy, " kesal Xavia.

" Makanlah yang ada saja! "

" Daddy tidak ada niat mengirimkan aku makanan? "

" Tidak, kamu harus mengikuti semua peraturan disana. dan bukankah seharusnya handphone mu harus dikumpulkan? "

" Jika dikumpulkan aku tidak bisa menghubungi daddy nanti "

" Daddy tidak bertanggungjawab jika handphone mu di rampas oleh petugas keamanan, " balas Anthony.

" Terserah daddy, aku tidak mau makan jika nasi biryani nya tidak ada. Titik "

" Ya sudah terserah, kamu sudah besar. daddy akan meeting jadi, assalamualaikum, " ujar Anthony mematikan telfon secara sepihak.

" Kenapa dimatikan? yang penting aku tidak mau makan, " kesal Xavia.

Detik demi detik berjalan hingga tak terasa semua santri mendiami masjid untuk melaksanakan sholat magrib

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "

" Ma syaa Allah, suaranya Gus Varo merdu sekali ya "

" Beruntung yang jadi istrinya Gus Varo, bisa diimami setiap hari "

Berbeda dengan dua gadis yang sibuk dengan acara mengagumi sang Gus, Xavia malah bersiap pergi meninggalkan masjid.

" Mbak Xavia ingin kemana, kenapa sajadah nya dilipat? "

" Kembali ke asrama, " ujar gadis itu tidak mempedulikan sekitarnya.

" Lah, habis ini jadwal kita baca Al Qur'an sampai menjelang isya mbak "

" Terus? " tanya Xavia tidak peduli.

" Makan malam lalu lanjut baca kitab sampai jam sepuluh "

" banyak sekali, lagi pula baca kitab apa sampai jam sepuluh, " protes Xavia.

" Mbak protes saja ke kyai Alif "

" Kalian bertiga kenapa dari tadi berisik, " gertak ustadzah Syafa dibelakang mereka.

" Ustadzah, tidak ada apa-apa, " ujar Mira terkekeh.

" Dan kamu Xavia, nanti seusai sholat isya langsung setor ke saya "

" Iya " jawab Xavia malas.

" Kamu dengar bukan apa yang saya bilang? "

" Iya ustadzah Syafa "

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 143K 118
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] ✋🚫[PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT!!!] Peringatan!!! Hanya orang-orang tertentu yang bisa membaca cerita ini hingga tamat...
2.1K 1.2K 60
Bukan novel plagiat & asli dari jalan pemikiran saya sendiri sebagai seorang penulis. Sebuah novel fiksi yang menceritakan tentang perjalanan dari s...
30.6K 2.6K 41
Ini adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tenta...
4.7M 286K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...