Semua Tentang Kita

By naccaxrc_

1K 444 623

Aku nggk apa-apa kok Sandy. Kamu ngomong aja." Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Naura. Ada perasaan yan... More

CAST
PROLOG
BAB 1
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10

bab 2

87 44 49
By naccaxrc_

Dipastikan Jika kalian membaca cerita ini author akan mengutuk kalian agar kecanduan, gamon, dan jatuh cinta berkepanjangan dengan cerita ini.

Dan ya saran author di ADD ya diperpustakaan kalian, or reading list, hehe makasih readers.

**
Hai ngab, ini cerita pertama author jadi maapin author jika ada kesalahan kata dan ejaan nya yaa.

Be happy ngab! Selamat membaca, semoga suka amiin.

Bismillah..

***

Aku mau bertahan sampai akhir bersamamu. Tapi aku rasa itu hanya kesia-siaan.

****
"Bu saya mau izin ke toilet bentar."

Guru yang berada didepan itu mengangguk paham dan mempersilahkan Naura keluar dari kelas.

Setelah melihat respon dari gurunya tersebut Naura bergegas keluar dari kelas. Naura tidak benar-benar ingin ketoilet. Ia hanya ingin pergi melihat keadaan Sandy dia merindukan lelaki itu.

Ia menyusuri koridor-koridor dan berjalan perlahan karena sekolah ini cukup sepi. Semua siswa-siswi sedang sibuk berkutik dengan tugas masing-masing.

Akhirnya ia hampir sampai ke tujuannya. Didepan pintu ia melihat keadaan yang ada dikelas tersebut. Dan betul saja sesuai yang dia prediksi kelas ini mendapat jam kosong lagi.

"Van gue juga punya hati. Gue capek harus bertahan karena rasa kasian."

"Anj mulut lo San."

"Van lo nggk akan pernah ngerti pacaran sama orang penyakitan mental kayak dia."

Bughh...

Naura mendengar jelas suara itu. Begitu familiar baginya.

"Jadi itu alasan kamu mau putus?"

Naura tersenyum garing dan langsung bergegas ke toilet. Menertawakan pantulan dirinya dicermin.

"Iya juga emang siapa yang bakal bertahan sama orang penyakitan mental. "

Naura menundukkan kepala ia masih mencerna alasan yang keluar dari laki-laki yang ia sangat kagumi itu.

Jahat. Satu kata itu Mendeksripsikan laki-laki itu saat ini. Dia menjadi paham tanpa mempertanyakan maksud Sandy kemarin memutuskannya.

Ia beropini sekarang semuanya sudah jelas. Ia tidak perlu lagi pendapat Sandy sekarang. Ia paham dan tahu diri sekarang.

Bulir-bulir air mata terus saja lolos dari kelopak matanya. Tidak ada tanda-tanda air matanya akan berhenti menangis. Ia menangis sejadi-jadiny saat ini.

Ia masuk kedalam salah satu bilik toilet lalu mengunci dirinya sendiri didalam sana. Ia tidak ingin kembali kekelasnya dalam pikiran kacau seperti ini.

"Gue salah nilai lo baik dari awal."

---

3 jam kemudian...

Tringgg...

"Anjir Naura nggk balik-balik dari tadi tuh anak kemana sih."

Shifa mulai khawatir dan mencarinya ke toilet dan benar saja iya melihat pasang sepatu dari bawah bilik toilet itu.

Pasang sepatu itu sangat familiar baginya. Itu milik Naura.

Dari luar Shifa mendengar suara isakan tangis dari gadis itu.

"Ehh Fa, Naura kenapa sih dari tadi dia didalam sambil nangis?"

"Gue juga nggk tau, tadi dia baik-baik aja."

"Gue khawatir sama dia, udah dari jam 8 dia didalam."

Shifa melirik jam tangan yang ia kenakan. Sekarang sudah menunjukkan pukul 10.49 itu artinya 3 jam lebih Naura didalam.

Tokk.. Tok..

"Naura lo kenapa?"

"Jangan ganggu gue Fa, gue butuh sendiri."

"Iyaa gue tau lo butuh sendiri tapi lo udah 3 jam lebih didalam sana, nanti lo sakit karena kedinginan."

Naura mendengarkan suara sahabatnya itu. Dia menjadi berfikir kalau dia sakit tidak akan ada yang mengurusnya. Sandy? Huh bahkan dia masih menganggap perkataan laki-laki itu hanya mimpi.

Naura bergegas membuka pintu bilik toilet itu.

"Maaf udah buat lo khawatir Fa."

"Lo mau ceritakan sama gue?"

"Lainkali aja Fa, gue mau balik ke kelas. "

Shifa memandang Naura dengan perasaan khawatir. Yang bisa ia lakukan kan sekarang hanyalah menuntun Naura untuk jalan.

Setiba dikelas mereka disambut dengan keadaan kelas yang sangat ribut. Ternyata sekarang waktunya istirahat.

'Anjir Naura lo bolos?'

'Gile seorang Naura bisa bolos juga.'

'Fiks kita tumpengan hari ini.'

Jelas jika semua teman sekelas Naura merasa heran dengan keajaiban dunia ini. Naura sangat tertib dan taat aturan yang sekolah buat.

Naura seperti itu agar nama Ayahnya tidak tercoreng buruk oleh masyarakat sekitar. Dia hanya menjaga sikap agar citra Ayahnya tetap bersih.

"BISA DIAM NGGK SIH LO SEMUA."

Mendengar suara dari sahabatnya Naura yang tak lain Shifa mereka semua terdiam.

Siapa yang mau melawan titisan nenek gayung ini? Berurusan sama dia sama saja dengan menggali kuburan sendiri.

"Makasih Fa udah ngerti."

Shifa tersenyum sahabatnya ini akhirnya berbicara padanya.

"Udah seharusnya Ra."

---

Tringgg...

Bel sekolah berbunyi menandakan iam pulang tiba. Itu membuat suasana sekolah menengah atas ini tiba-tiba saja menjadi pasar. Sangat ramai dan berdesakan.

Nampak seorang anak laki-laki dengan perasaan marah yang ia tahan dari pagi hingga siang hari ini menjadi memuncak kembali.

Ia menaiki tangga yang membawanya langsung ke rooftop sekolah. Tanpa aba-aba ia mendobrak pintu ruangan kecil yang ada disana.

Brakkk...

Seseorang yang sedari tadi ia cari akhirnya ada dihadapannya.

"GUE MASIH MARAH SAMA LO SOAL TADI BANGSAT."

Sandy menoleh kearah Ervan yang kemarahannya ini sudah memuncak.

Menatap sahabatnya itu dengan damai seolah-olah tidak ingin berkelahi saat ini.

"Maafin gue Van."

"Lo nggk usah minta maaf sama gue. Tapi sama Naura."

"Gue nggk berani buat ngomong sama dia lagi Van."

"Berarti lo pengecut San."

Pengecut? Sandy mengakui kalau dia memang pengecut saat ini. Dia bahkan menertawakan diri sendiri karena dia pengecut.

"Maafin gue Van."

Mendengar perkataan Sandy yang hanya seperti omong kosong saja ditelinganya membuatnya ingin segera bergegas pergi dari ruangan itu.

---

"Lo pulang bareng gue, bokap lo yang nyuruh."

"Yaudah."

Ervan hendak memasangkan helm untuk Naura.

"Lo habis nangis ya?"

"Hah? Nggk siapa yang nangis?"

"Mata lo merah gitu."

"Tadi kemasukan debu doang kok."

Ervan tahu itu bohong. Jelas-jelas jika kemasukan debu tidak seperti itu kelihatannya. Tapi dia tidak ingin memaksa Naura untuk bercerita. Nanti juga kalau Naura sudah siap pasti cerita sendiri.

Ervan memasangkan Naura helm kekepala Naura. Naura pun segera naik keatas motor.

Naura memeluk erat Ervan. Naura tidak pernah memeluk Ervan seperti ini sebelumnya. Ervan makin yakin ada sesuatu yang disembunyikan gadis ini.

Tanpa berlama-lama Ervan melajukan motornya dengan kecepatan tidak terlalu kencang.

Tidak ada komunikasi diantara keduanya. Walaupun banyak sekali yang Ervan ingin tanyakan ke Naura.

Hingga mereka berdua tiba di pekarangan rumah mewah bernuansa putih seperti istana difilm-film. Naura segera turun dari motor.

"Makasih Van tumpangannya."

Naura tersenyum sambil mengucapkan itu.

"Kan gue abang lo."

"Dih siapa bilang lo abang gue?"

"Gue sendiri."

"Dih mana boleh gitu?"

Ervan hanya terkekeh mendengar penuturan tanda tak terima dari gadis itu.

"Udah lo masuk, gue mau balik dulu."

"Sekali lagi makasih Van."

Naura melambaikan tangan kearah Ervan. Setelah gadis itu tidak lagi melihat Ervan dia segera membalikkan badan dan masuk kerumah.

"Non, tuan menunggu non diruangannya."

"Loh kenapa ya bi?"

"Kurang tau non, tuan tidak mengatakan apapun."

"Yasudah makasih ya bi."

Naura segera naik dan berjalan menuju ruangan khusus ayahnya bekerja. Ruangan yang paling banyak menghasilkan uang.

"Ayah manggil aku?"

"Iya, sini duduk depan ayah."

Naura meneguk liurnya.

"Gue salah apalagi sih?"

"Ayah mau ngomong sama kamu."

"Yasudah ayah, ada apa?"

Ayah Naura menjeda sesaat ucapannya. Seakan-akan ini adalah masalah penting yang harus dibicarakan secara baik-baik.

Sementara Naura sudah berusaha mengingat masalah apalagi yang dia perbuat. Biasanya jika dipanggil seperti ini dia pasti punya masalah.

"Kamu mau ayah jodohkan."

****

Naura Aurelia Asyarah

Shifa Salvanya

Hai ngab jangan lupa untuk follow akun author untuk mendapatkan notifikasi kelanjutan cerita ya..

See you ngab...

Continue Reading

You'll Also Like

516K 19.4K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.5M 309K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.4M 277K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2.5M 137K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...