Elano

By syyasy

2.1K 256 542

ꜱᴇᴋᴜᴇʟ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ꜱᴛᴏʀʏ ᴋᴀɪʟᴀ. ʙɪꜱᴀ ᴅɪ ʙᴀᴄᴀ ᴛᴇʀᴘɪꜱᴀʜ ɪɴɪ ᴋᴀʀʏᴀ ᴅɪɴᴅᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪ ᴛɪʀᴜ. -- Elano Alister Danendra... More

PROLOG
1 => DARE OR TARUHAN?
2 => MINE
3 => INTEROGASI
4 => RASA NYAMAN
5 => MOVE ON
6 => ELEVAR
7 => PERTEMUAN
8 => SHEERA DAN AZA
9 => LUKA
10 => PENYERANGAN
11 => MOOD BOOSTER
12 => BULLYING
13 => MANA MATAMU?
14 => MEMBUJUK BUNDA
15 => KEMBALINYA SAGALA
16 => PENGAKUAN
18 => REYYA
19. Bertahan Untuk Membuktikan

17 => TENTANG SAGALA

57 10 11
By syyasy

Haii, assalamualaikum?

Yeayy, bisa update lagiii.

>HAPPY READING<

=> TENTANG SAGALA

Hadirnya memang hanya sesaat, tapi kenangannya akan terus melekat

-Aull

-+

Sesosok gadis yang masih lengkap dengan seragam putih biru, tengah duduk di sebuah bangku taman yang tidak begitu jauh dari blok perumahannya. Sepulang sekolah Ia memutuskan berhenti sebentar di taman. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan bak bulan sabit, saat melihat kehadiran seseorang. Dengan langkah lebar, Ia berlari seraya bersorak kegirangan, "Yeay, Gala!"

Seorang remaja yang di panggil Gala itupun tersenyum seraya ikut bersorak. Bak sepasang kekasih yang sudah lama tak jumpa, kini keduanya berpelukan. Berlari saling mengejar satu sama lain, sebelum akhirnya berhenti kemudian tertawa merutuki diri mereka sendiri. "Kita seperti anak kecil, deh, Gala."

"Kita? Sepertinya engga, deh. Cuma kamu yang seperti anak kecil, Za." Gala menatap wajah Aza yang berubah masam.

Gala terkekeh geli, "bercanda doang, Zaza!" Aza mendengus, menatap jengkel Gala yang kini juga tengah menatapnya.

Tangan Gala terulur untuk mengambil sesuatu dari dalam tas, mengeluarkan sebuah paper bag hitam yang berukuran tidak terlalu besar. Aza menautkan kedua alisnya, menatap Gala dengan pandangan penuh tanya. Ia yang mendapat isyarat agar segera membukanya, bergerak cepat untuk melakukan hal tersebut. Dapat di lihat, ada beberapa album kosong disana. Seketika hal itu membuat senyum Aza mengembang dengan mata berbinar. "Gala kok tau, kalau aku mau punya album gini?"

"Kan waktu itu kamu pernah bilang, Zaza pengen banget punya album seperti itu, kan?" tanya Gala lembut, membuat Aza semakin mengembangkan senyum.

"Terimakasih, Gala."

Gala mengangguk seraya terkekeh pelan, "memangnya, album itu akan kamu buat apa, Za? Kenapa pengennya album yang kosong seperti itu?"

Aza mengalihkan atensinya dari album itu dan segera menatap manik Gala. "Mau aku kasih foto-foto kita. Kan, lucu aja gitu. Meskipun waktu kebersamaan antara aku dan kamu tidak akan pernah bisa di ulang, setidaknya kita tidak melupakan kenangan yang pernah kita lewati sama-sama. Dari dulu nih, ya, kita itu udah lewatin banyaaak banget hal. Kita ketawa bareng, nangis bareng, gila bareng, pokoknya semua-muanya kita selalu bareng. Sayang kalau ngga aku abadikan momen seperti itu, Ga."

"Dan nanti kalau kita berjodoh, kita bisa bernostalgia. Kita cerita ke anak-anak kita nanti, kalau aku dan kamu pernah-"

"Za, jangan berharap terlalu tinggi!" dengan cepat, Gala memotong ucapan Aza. Rasanya tak sanggup mendengar gadis mungil di depannya ini, berbicara seolah-olah mereka akan bersatu di masa depan nanti. Bukannya tidak ingin bersatu atau menjadi pasangan hidup Aza. Tapi, ada satu alasan yang membuat Ia harus benar-benar menelan kenyataan bahwa Ia pun menginginkan untuk bisa hidup dan bahagia bersama Aza hingga menuju ke keabadian.

"Kita masih kecil, Za, masih SMP! Kita ngga tau, hubungan antara aku dan kamu akan seperti apa ke depannya." tuturnya lembut. Ia memang masih SMP, tapi Ia juga paham dengan apa yang dimaksud oleh Aza. Ia juga percaya dengan kata 'cinta monyet'. Oleh karena itu Gala tidak ingin Aza dan dirinya terlalu berharap akan sesuatu yang tidak pasti.

"Memangnya ngga boleh, ya, berharap untuk masa depan kita?" tanyanya lirih.

Gala tersenyum lembut, "boleh, boleh banget. Tapi juga harus tau batasan. Jangan terlalu berharap pada sesuatu yang belum tentu bisa sesuai dengan keinginan kita, endingnya nanti kita akan sakit sendiri, Za. Kita punya ekspektasi, sedangkan dunia punya realita." tangan Gala terulur untuk menyampirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah baby face milik Aza.

Tidak terasa, air mata Aza kembali menetes untuk kesekian kali. Bayangan kebersamaannya dulu dengan Sagala, kini kembali terngiang bahkan tidak mau pergi dari pikirannya. Aza tersenyum sumir. Memejamkan mata guna menikmati rasa sakit yang tiba-tiba mendera. Suara gemericik air hujan turut menemaninya dalam kesedihan.

Jangan salahkan Aza yang masih memikirkan seseorang yang ada di masalalu, meskipun kini Ia sudah memiliki El sebagai kekasih. Bagaimana tidak memikirkan dan merasakan sakit, jika sosok di masalalu itulah yang menggoreskan luka di hatinya. Sosok yang Ia kagumi sekaligus sayangi. Dan saat luka itu hampir sembuh, Ia kembali muncul dihadapannya.

"Ternyata itu alasan kamu, kenapa kamu memintaku untuk tidak terlalu berharap banyak pada seseorang." Aza tersenyum getir, sebelum ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.

Ayangnya Aza || 21.48

Aku tau kamu belum tidur, kan?

Ga usah pikirin hal yg ga penting dan buat waktu istirahat kamu terganggu

Pokoknya setelah ini kamu harus tidur, yaaa

sweet dreams, Ayangnya El<3

Read.

Senyum getir Aza, kini tergantikan oleh senyum geli saat membaca pesan El yang terakhir. Bisa-bisanya cowok itu gombal malam-malam begini.


--

El tersenyum membaca pesannya yang terakhir. Entah kenapa, akhir-akhir ini Ia di buat salting oleh tingkahnya sendiri. Tanpa mau terus-terusan salting, Ia segera memasukkan ponselnya dan bergabung dengan teman-temannya.

"Keknya El sekarang udah menjelma jadi bulol, deh!" tutur Raka seraya tersenyum. Masih ingat Raka? Salah satu tangan kanan Fuerza yang beberapa waktu lalu sempat di keroyok oleh Elevar.

El menatap Raka dengan kedua alis tertaut, "iya, bucin tolol!" Raka meledakkan tawanya sesaat setelah mengatakan hal tersebut pada El.

Plak.

Tanpa perasaan, El menampar mulut Raka dengan keras membuat sang empu meringis. "Sembarang kalau ngomong!" sentaknya membuat teman-temannya terkekeh. 

"Awas jilat ludah sendiri, El!" Satria bersorak dengan nada meledek.

"Ngga akan!" tukasnya yakin.

"Yakin?" El seketika diam, saat mendapati pertanyaan yang dilontarkan Vino.

"Yakin." ujarnya setelah diam cukup lama.

"Kalau sampai hal itu benar-benar terjadi, gue ngga akan ikut campur, El!"

Sedangkan di sisi lain, sesosok perempuan tengah berbicara dengan seseorang lewat sambungan telepon.  "Balas dendam? Balas dendam apa?"

"..."

"No kidding, Jo!"

"..."

"Gali informasi lebih lengkap, Jo! Kita harus bergerak cepat sebelum ada pertumpahan darah, nanti." panggilan di putus sepihak olehnya. Lagi-lagi helaan napas kasar terdengar. Otaknya masih berpikir, rencana apalagi yang di buat oleh orang itu.


-+

<<TO BE CONTINUE>>

Buat yang lupa sama Raka, bisa di baca di beberapa part sebelum ini. Kalau yang baca dari awal, pastinya tau siapa Raka.

Kira-kira perempuan yang bicara di telepon itu siapa yaa? Penasaran ga? Yuu jangan pernah bosen nungguin Elano update yaa!



See uu next part gaiss.

Continue Reading

You'll Also Like

138K 786 25
spoiler "Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal ter...
172K 7.6K 59
ခွန်းသမိုးညို × သစ္စာမှိုင်းလွန် အရေးအသားမကောင်းခြင်း၊[+]အခန်းများမြောက်များစွာပါဝင်ပြီး ကိုယ့်အတွက်ဘာအကျိုးမှရမည်မဟုတ်တဲ့စာဖြစ်သည်နှင့်အညီ မကြိုက်လျ...
6.4M 6.3K 5
Young, innocent and always well-organized Hailie Monet under sad circumstances finds out about the existence of her five older, disgustingly rich, po...
710K 2.7K 66
lesbian oneshots !! includes smut and fluff, chapters near the beginning are AWFUL. enjoy!