AUNTY

By bunnycarrotz

89.2K 10.4K 2.4K

[M] Rochely Park memiliki keponakan tiri yang bernama Jeon Jungkook. Wanita itu selalu ada di sisi Jungkook s... More

1: welcome home, aunty
2: the choices
3: full of suprises
4: teasing
5: there's no boundaries
6: do you need some help, aunty?
7: aunty, i'm really sorry
8: the wildest side of him
9: i have one request for you
10: love scenario
11: meet, the park family
12: she said, "this is just a dream."
13: love maze
14: keeping promises
15: the story of anne
16: someone to lean on
17: walk along the beach
18: be mine, aunty
19: about last night
20: full of jealousy
21: escape from the reality
22: anti-sleepy
23: the best gift ever
24: confessing
25: unacceptable reality
26: the embarrassing fact
27: move in
28: talking about the future
29: he's so fucking jealous
30: the night of drama
31: too sweet
32: status
33: unexpected things
34: the storm of destruction
35: like a hurricane

36: after the storm [END]

1.9K 193 57
By bunnycarrotz

2400 kata spesial untuk chapter terakhir.
Selamat meramaikan !!!

° ───────
Vote | Comment
╰───────┄ °❀

—6 tahun kemudian

Sesuai dengan rencana yang telah ia lontarkan kepada Rochely beberapa tahun lalu, Jungkook mengambil keputusan besar; menolak posisi sebagai Chief Operating Officer di JK Electronics dan lebih memilih untuk merintis perusahaannya sendiri.

Meski di usianya yang masih dua puluh delapan tahun, tetapi Jungkook kini telah berada di puncak kehidupan dan memiliki reputasi baik dalam bidang industri game. Tak dapat dipungkiri bahwa perusahaannya itu dapat berjalan lancar dalam waktu singkat, berkat bantuan dari orang-orang berpengaruh di sekitarnya, contohnya yakni Yoo, Joongki, Alice, serta mendiang kakek Park.

Di pagi hari yang cerah, Jungkook beserta asisten pribadinya; Jae-eon beriringan memasuki gedung lima lantai yang dikenal sebagai bangunan 'Jeontech Industry'.

"Daepyonim, pagi ini kita ada pertemuan dengan tim character designer," ucap Park Jae-eon selagi mereka menuju ke arah jejeran elevator dan lantas menekan tombol lantai tiga.

"Ya." Butuh beberapa sekon bagi Jungkook untuk membuka mulut kembali. "Kalau hasilnya masih jelek seperti pertemuan dua minggu lalu, sampaikan kepada HR agar tidak memperpanjang masa kontrak kerja mereka."

"Jangan seperti itu, berilah kesempatan kepada mereka untuk lebih banyak belajar," sahut Jae-eon saat keduanya sudah sampai di lantai yang dituju. Mereka pun melangkah keluar dari elevator menuju pintu kaca buram yang bertuliskan 'Meeting Room'.

Menurut Jae-eon, selaku orang kepercayaan Joongki yang ditunjuk sebagai pendamping dan pembimbingnya selama lima tahun terakhir, terkadang bekerja dengan Jungkook itu cukup melelahkan karena sikapnya yang kelewat idealis dan perfeksionis. Untungnya pria Jeon itu mampu berpikir lebih cepat dibanding manusia pada umumnya jika dihadapkan oleh sebuah—ataupun beberapa—masalah dalam satu waktu.

"Selamat pagi, Daepyonim," sapa para pegawai yang telah berkumpul di ruang pertemuan.

Kemudian ketua tim character designer; Dalmi mulai menyerahkan dokumen kepada Jungkook sewaktu anggota timnya yang lain hendak memulai presentasinya. "Ini adalah kumpulan opsi terkait character hero wanita sesuai dengan yang daepyonim minta," ujar Dalmi.

"Ya," sahut Jungkook singkat.

Sepuluh menit berlalu, tetapi Jungkook masih menampilkan ekspresi datarnya. Hingga tiba saatnya Jeyden—pegawai tampan yang memiliki darah campuran Korea dan Spanyol—melakukan presentasi, sukses membuat iris si Jeon itu melebar dan penuh binaran.

Jungkook mengulas senyum sumringahnya, hingga ujung manik bulatnya yang nampak berkerut Jungkook lantas berkata, "Perfect. Saya sangat menyukai karya Jeyden. Tolong teruskan ke bagian tim game developer secepatnya."

"Baik, daepyonim," sahut para pegawainya.


***

Berbeda dengan CEO pada umumnya yang selalu lembur atapun fokus pada tablet maupun laptopnya untuk memantau pekerjaan. Setiap harinya Jungkook pulang dari kantor tepat pukul 4 sore, lalu mengerahkan tugasnya kepada Jae-eon.

Alih-alih mansion pribadinya ataupun kantor, Jungkook justru lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit. Pria muda itu tidak pernah lelah menunggu keajaiban; Rochely terbangun dari tidur panjangnya.

Detik ini, di ruangan VIP, Rochely masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Wajahnya nampak sangat tirus, bibirnya pucat, serta matanya cekung. Di balik dirinya yang belum juga kunjung tersadar, ada seorang gadis belia nan selalu setia menjaga dan memantaunya setiap saat.

"Putri tidur yang cantik, ayo bangun. Kita jalan-jalan ke pantai bersama papa," ucap lembut gadis yang tengah memijati kaki Rochely.

Suara siapa itu? Batin Rochely dalam keadaan maniknya yang masih terpejam.

Di balik manik hazel yang hampir terbuka dengan perlahan, Rochely dapat merasai sentuhan hangat dari jemari kecil yang membelai lembut kulitnya. Samar-samar nampak seorang gadis belia tengah berdiri di samping ranjangnya. Semakin lama, pandangan pun kian menjelas. Pemilik manik hazel itu kini mulai dapat mengerakkan jemarinya untuk menunjuk gadis itu.

"K-kau siapa?" Gumam Rochely ketika ia berhasil membuka kedua manik indahnya untuk pertama kali dalam waktu enam tahun.

Mendengar gumaman dan melihat mata hazel indah Rochely yang telah terbuka lebar, anak gadis itu sontak berlari gancang sembari terus berteriak memanggil seluruh orang.

"Perawat! Dokter! Papa! Siapapun!" Gadis kecil itu terlihat sangat menggemaskan ketika berlari keluar dari ruangan, sehingga membuat rambut hitamnya bergoyang. "Putri tidur sudah terbangun dari tidur cantiknya!"

Perawat dan dokter pun datang untuk mengecek keadaan Rochely yang tidak menyadari bahwa ia sudah tertidur dalam komanya selama 6 tahun. Baginya ini masih sama seperti bangun tidur dalam satu malam, hanya saja sekujur tubuhnya saat ini merasa luar biasa pegal.

"Kabar baik untuk nyonya Rochely. Semua hasil tesnya normal. Untuk tes lanjutannya akan dilakukan minggu depan," pungkas dokter yang menangani Rochely sejak awal.

"Terima kasih dokter..." ucap lembut nan lirih mulai mengudara dari pria yang napasnya tersengal parah akibat berlarian di lorong rumah sakit.

Pandangan Rochely memburam kala ia berusaha mengaitkan pandangannya ke arah sumber suara merdu yang ia kenal sebagai suara kesukaannya. Ia hanya dapat melihat samar-samar; sesosok pria berambut panjang itu tengah berjalan menghampirinya sembari menggendong gadis belia yang telah ia lihat sebelumnya.

"Jung...kook?" Lirih si wanita Park.

Saat benar-benar berada dalam jarak dekat, Rochely baru menyadari kalau penampilan Jungkook kini sudah sangat berbeda dari sebelumnya. Ia mendapati tato yang menghiasi seluruh lengan sebelah kanan Jungkook, juga tindikan di bibir bawahnya. Serta tak luput dengan lima tindik di telinga kanan dan enam tindik di telinga kiri. Surainya pun tumbuh sampai leher, serta pipinya yang tidak lagi gembil.

Tidak dapat pungkiri bahwa selama Rochely tidak kunjung tersadar dari komanya, Jungkook kerapkali mengalihkan rasa sakitnya melalui menindik dan mentato tubuhnya. Pria itu melakukannya untuk dapat bertahan hidup dari rasa luka hebat yang menyerang hati serta pikirannya.

Rochely yang sedari tadi menoleh ke arah Jungkook meneguk liurnya kepayahan sebelum bertanya,"Siapa anak itu?"

"Bagian terbaik dari hidupku," jelas Jungkook yang kemudian menarik kursi di samping ranjang pasien dengan manik bambinya nan penuh binaran.

Rochely mengernyit sebab menahan rasa pening pada kepalanya. Baru saja bangun, tetapi otaknya sudah dipancing dengan rasa penasaran yang luar biasa. "Kau s-sudah...menikah ya?" tanyanya.

Jungkook mengangguk, menunjukkan sebuah cincin kawin yang selalu tersemat di jari manis kanannya sepanjang waktu. "Kau benar," jawabnya lirih.

"Dengan siapa?" Tanya Rochely kembali seraya berusaha menguatkan dirinya untuk mendengar jawaban Jungkook. Sementara Jungkook mendadak membisu, sehingga Rochely kembali melontarkan pertanyaan, "Apa aku mengenalnya?"

Jungkook mengambil tangan Rochely dan ia tempelkan di pipinya dengan senyum manis terpatri di wajah tampannya. "Lebih baik kau jangan banyak bicara dulu."

"Memangnya kenapa kalau aku banyak bicara?" Rochely menghela napas berat. "Aku ini sudah terlalu lama tidak berbicara, Jung."

"Iya...iya..." Jungkook mengganggut sebelum akhirnya mengimbuhi, "Kau sangat mengenal wanita itu. Dia adalah wanita paling luar biasa yang pernah aku temui."

Deg. Seketika jantung wanita itu mencelos, seakan berhenti berfungsi selama beberapa detik kedepan. Apa yang menjadi kekhawatirannya seolah menjadi kenyataan, yaitu dimana Jungkook menikah dengan wanita lain.

Rochely tersenyum simpul—penuh kepalsuan. "A-anakmu cantik."

Sementara Jungkook langsung menggelengkan kepala dan menggengam satu tangan Rochely yang bebas dari infusan, lalu mengoreksi ucapan sang hawa. "Ini anak kita."

"Anak kita?" Menarik napas panjang, lagi dan lagi Rochely mencoba untuk bertanya, "Bagaimana bisa? Kau tidak menyetubuhiku saat aku sedang koma kan?"

Mendengar pertanyaan gila Rochely lantas membuat Jungkook sempat terkekeh sekejapan. Faktanya, tidak pernah terlintas sekalipun dalam benak Jungkook untuk memenuhi berahinya pada sang pujaan hati yang hanya dapat tergolek tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Pria Jeon itu pun mampu menjaga hawa nafsunya dengan baik tanpa pernah melampiaskan kepada wanita lain.

"Kau adalah istriku, sayang." Jungkook segera menunjukkan cincin berlian yang juga melingkar di jari manis Rochely. "Dan ini adalah Oaklee Isabelle Jeon. Buah hati kita yang dibuat sepenuh cinta sewaktu kita bercinta di ruangan gym, balkon...atau kamar mandi ya? Sayangnya aku tidak tahu pasti."

Menatap sepasang netra bulat yang berkilat, Rochely melontarkan, "Sial Jung. Kau memang tidak pernah main-main dengan ucapanmu."

"Kau tidak protes?" Tanya Jungkook yang terus mengelus helaian surai sang istri seraya memainkan tindikan pada bibir bawahnya.

Rochely menggeleng cepat, kemudian mengucap lirih, "Terima kasih ya."

Si Jeon menyahut cepat, "Untuk apa?"

"Telah menungguku selama ini dan telah merawat anak kita hingga ia tumbuh menjadi anak yang sangat manis," pungkas Rochely. Akhirnya ia dapat menyuarakan berbagai kata yang ada di kepalanya.


***

Satu bulan telah berlalu sejak pelariannya dari aroma cairan disinfektan Rumah Sakit. Rochely akhirnya dapat sedikit bernapas lega tanpa bantuan alat medis. Wanita itu merasa rindu dengan gedung pencakar langit, debu halus, dan jalanan aspal.

Kendati Jungkook menawarkannya kesunyian hutan yang diiringi cuitan burung-burung bersama keluarga kecilnya. Selain menjadi bos besar di perusahaan game, Jungkook turut bekerja sama dengan Alice untuk membangun usaha airbnb dengan konsep rumah pohon yang berlokasi di Jeolmul, Jeju.

Rochely dan Oaklee kini melangkah santai dan terus menyapu jalan bebatuan di sekitar airbnb yang cukup sepi. Ibu anak satu itu merasa perlu mendekatkan diri dengan sang anak, karena sejujurnya ia masih merasa canggung untuk membuka obrolan dengan gadis belia tersebut.

Ibu dan anak itu dibuntuti oleh dua bodyguards dan pengasuh. Kendati pelaku yang mencelakai Rochely telah dihukumi hukuman 30 tahun penjara, Jungkook masih terus diselimuti kekhawatiran berlebih, sehingga ia memutuskan untuk menyewa dua penjaga untuk mengawasi Rochely pada saat dirinya tidak dapat menemani sang istri.

"Bagaimana rasanya tidur cantik seperti princess Aurora, ma?" tanya Oaklee yang masih konsisten menggandeng jemari Rochely.

Tepat berada di bawah rindangnya pohon Ginkgo berdaun kuning. Embusan angin membawa dedaunan kering berjatuhan hingga mendarat di kepala Oaklee.

Spontan Rochely membuang daun kering tersebut sebelum mengelus lembut surai sang buah hati dan berkata lirih, "Tidak menyenangkan, karena mama tidak bisa bertemu denganmu dan papa."

"Oaklee senang sekali deh, akhirnya bisa mendengar suara mama dan bisa perpegangan tangan seperti ini," lontar sang anak seraya mengunci pandang ke arah Rochely. Disana wanita Park itu menyadari keindahan dari kedua manik coklat milik Oaklee yang berpendar penuh binaran. Sama persis seperti milik Jungkook.

Rochely mengulas senyuman tulus. "Mama juga sangat senang, nak..."

"Annyeong dua kesayangan papa!" Jungkook tiba-tiba muncul. Dengan satu kali tarikan, Jungkook berhasil membuat tubuh Rochely bertubrukan dengan tubuhnya. Merengkuh pinggang ramping sang istri sehingga tak ada jarak lagi di antara mereka. Jeratan jemari mungil Oaklee dan Rochely pun terlepas.

Merasa girls time-nya diganggu oleh sang papa, Oaklee sontak mendengus kesal sembari menarik celana pendek Jungkook kencang, bahkan sebagian bulu kakinya ikut tertarik yang membuat lenguhan mulai mengudara dari bibir pria Jeon itu.

"Papa menganggu! Aku kan sedang berbincang dengan mama!" Protes Oaklee yang mendorong kasar tubuh Jungkook dengan seluruh tenaganya. Gadis itu berusaha keras menjauhkan Jungkook dari Rochely.

"I'm so sorry, honey..." Jungkook berjongkok guna menyamakan posisi tubuhnya dengan Oaklee, lantas  ia tersenyum menampilkan gigi kelincinya. "Papa hanya ingin memberitahu bahwa sepupumu, Marryanne sedang datang berkunjung. Dia ingin bermain denganmu."

Oaklee spontan hanya mendongak, memandang wajah sang mama dengan mata membola sembari mengerucutkan bibirnya.

Rochely dapat memahami jika buah hatinya itu tidak ingin melewatkan waktu untuk bermain bersama sepupunya; yang merupakan anak Sooyoung. Lantas wanita Park itu terkekeh gemas sembari mengusak lembut surai hitam Oaklee. "Bermainlah dengan Marryanne, kita akan mengobrol lagi nanti," tuturnya yang membuat gadisnya memekik kegirangan.

Setelah Oaklee kembali ke resort bersama pengasuhnya, Rochely dan Jungkook pun kembali melanjutkan perjalanan untuk menuju danau. Dengan tangan kekar yang dipenuhi tato yang selalu merengkuh mesra perut sang istri.

"Babe, sepertinya aku terlalu cepat menua dan menjadi tidak secantik dulu." Rochely mendadak melepas rengkuhan tangan kekar milik Jungkook yang sedari tadi berada di pinggangnya lantas menatap intens pria itu. "Apakah kau tidak keberatan dengan itu?"

"Jangan berkata seperti itu!" Sentak Jungkook yang beringsut untuk kembali mendekat pada Rochely. Tangan kekarnya lagi-lagi beranjak supaya dapat merengkuh pinggang ramping milik wanita tercintanya. "Haruskah aku membawamu kembali ke hotel penuh cermin itu malam ini juga?"

"Tidak perlu!" Senyum Rochely mengembang dengan matanya berkaca-kaca karena rasa bahagia yang ia rasakan kini bisa melihat wajah tampan suaminya. "Apa selama ini kau memiliki kekasih?"

"Aku sanggup menghabiskan waktu selama 22 tahun untuk mencintaimu dalam diam. Jadi 6 tahun menunggumu untuk bangun dari koma tidak ada apa-apanya bagiku. Jangan merendahkanku seperti itu. Lihat saja kali ini aku akan mencintaimu dengan brutal," bisik Jungkook penuh seduktif tepat pada rungu sebelah kiri milik Rochely.

"Dasar!" Rochely mengulas senyum seringai, lantas ia mendecak, "Kau semakin mahir membual."

Sementara Jungkook mulai menuntun Rochely untuk duduk di atas gulungan tikar yang telah dilengkapi berbagai cemilan, berada tepat di pinggiran danau yang membentang luas nan menyejukkan mata.

Sikap romantis Jungkook berhasil membuat Rochely terpesona hingga sampai si pria Jeon itu merogoh kantung celananya untuk memamerkan black card miliknya dengan angkuh. "Taraaa! Aku telah memiliki ini. Sekarang kita adalah pasangan yang setara."

Seakan tidak membiarkan Rochely merutuki dirinya yang tengah berpura-pura arogan, Jungkook kembali menyuguhkan sebuah buku jurnal kecil yang selalu dibawanya. "Lihatlah ini juga. Aku buatkan khusus untukmu."

Rochely sempat menganga kebingungan sebelum kemudian ia menerima buku tersebut dan mulai membuka halaman demi halamannya.


Lembaran terakhir buku jurnal tersebut telah berhasil ditutup olehnya. Rochely pun tidak dapat menahan haru, air matanya pun mengalir. Ia lantas menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jungkook. "Maaf...kau dan Oaklee harus menungguku untuk bangun begitu lama," ucapnya lirih.

"Tidak masalah sayang, yang penting pada waktu yang tepat, kau akhirnya bangun juga dari tidur panjangmy." Jungkook menghapus air mata Rochely. Kemudian pria itu mendaratkan sebuah ciuman penuh rindu di kening Rochely. "Berhentilah menangis, kau harus tersenyum dengan pertemuan kita ini."

"I miss you so much, Jungkook-ah!" Setelahnya Rochely langsung memberikan satu kecupan lembut pada birai lembab milik Jungkook.

Mendapat serangan tiba-tiba dari Rochely membuat
Jungkook membelalakkan kedua netranya, agak terperangah dengan apa yang baru saja dilakukan oleh sang istri. Sebab selama masa pemulihannya—sebulan penuh—Rochely sama sekali tidak memperbolehkan Jungkook untuk mencium juga bercumbu dengannya.

Tak ingin menyiakan kesempatan, di tengah pemandangan lembayung senja, lantas Jungkook langsung menangkup wajah mungil Rochely. Melumat dan mengecap begitu lembut bibir manis yang selalu menjadi candunya. Kerapkali kedua insan tersebut tenggelam dalam sesapan memabukkan yang hampir menelan seluruh akal sehat yang dimilikinya.

Baik Jungkook, Rochely, maupun sang mentari, ketiganya sama-sama tenggelam dalam perasaan penuh damba. Begitu pagutan mereka terputus, Jungkook tersenyum ketika melihat semburat merah yang muncul di kedua pipi Rochely. "Aku mencintaimu," ungkap si pria Jeon seraya mengusak lembut surai sang istri.

"Kalau begitu, potong rambut mau ya? Aku lebih suka dengan penampilan rambutmu yang pendek." Rochely lalu terkekeh gemas melihat bibir Jungkook yang mengerucut lantaran ia tidak membalas kata cintanya. "Aku juga mencintaimu, sayang! Sangat...sangat mencintaimu!" Serunya kembali supaya suaminya itu tidak merajuk.

"Kalau begitu, anything for you, my love..." Jungkook berucap dengan tangan yang bergerak memberikan usapan lembut pada pipi Rochely dengan satu tangan lain yang tetap merengkuh perpotongan pinggang ramping teman hidupnya itu.

Masih terkekeh, Rochely berhambur ke dalam pelukan Jungkook, disaksikan oleh kumpulan burung yang berterbangan di atas kepala mereka. Jungkook menuntun kepala Rochely agar kembali bersandar di dada kokohnya, lalu ia kecup pucuk kepala sang istri dengan penuh kasih sayang. Mereka tetap saling mendekap, menatap ke arah tengah-tengah danau dan menikmati keindahan matahari terbenam dengan perasaan luar biasa bahagia.

—THE END—

***
Now a days:

Rambut JK sepanjang rambut dora the explorer 🥲

Meanwhile Rochely menangis bahagia:

🌹🌹🌹


Tambahan  author note:
—Kalo votenya udah 10k, bunbun mau
bikin extra chapter ah 💋

Continue Reading

You'll Also Like

The CEO By nikarakasiwi

General Fiction

17.1K 783 34
Akhir dari sebuah cerita memang rahasia Semesta. Namun, usaha yang ditempuh tergantung masing-masing manusia. Mereka yang mau bertahan menyembuhkan l...
172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
41.9K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
19.9K 1.3K 36
ini cerita tentang idola sekolah yang badung tapi pinter yang jatuh cinta dengan cowok manis tapi jutek.. bxb taekook area yg gk suka skipp aja oke..