DERMAGA//

Par suroyyanurlaily

3.7K 123 10

๐™ˆ๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฅ๐™– ๐™จ๐™š๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™–๐™ฎ๐™–๐™ ๐™—๐™š๐™œ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™ฉ๐™š๐™œ๐™– ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ฃ๐™–๐™ ๐™ฃ๐™ฎ๐™–? " Aku selalu menyay... Plus

PROLOG//
{1}. Awal Cerita//
{2}. Pertemuan Mereka//
{4}. Awal Kisah Sang Bumantara & Shandya//
{5}.Apa definisi rumah bagi Bumantara & Sandhya? //
{6}. Kebersamaan//
{7} . Dia Hanya membutuhkan Bulan dan bintang untuk Menemaninya//
{8}. Tentang Indiya latita//
{9}. Hari Ini Hujan Turun//
{10}. Di Dunia Ini Masih Banyak Orang Baik//
{11}. Bandung Menangis//
{12}. Hei! you, aku merindukanmu//
{13}. Bulannya Indah Kayak Kamu//
{14}. Apa Itu...Bahagia?//
{15}. Kita hari ini//
{16}. It's Oky//
{17}. Sekuat Sesakit //
{18}. RUMAH//

{3}. Menikmati Senja Bersamamu//

132 10 0
Par suroyyanurlaily


Happy reading📖

Tandai typo!!!!!

--DERMAGA//--


Sore yang sangat cerah seperti secerah senyuman gadis yang sedang duduk di kursi yang berada di depan pintu rumah nya sambil menikmati angin sepoi-sepoi, ia tersenyum memandangi layar handphone nya dan sesekali tertawa.

" Lama-lama gw bosen main HP. " Batinnya, ia menggerakkan jari jempol nya pada layar, ia mengetik sesuatu di sana dan menempelkan benda itu di di telinga nya.

Halo mah. Sapanya ketika melihat sebuah tulisan yang bertuliskan  'terhubung.'

Iya, ada apa Lilya?

" mah kapan pulang nya, aku kesepian. " kata Lilya sembari membenarkan poni tipisnya yang di terbangkan oleh angin.

Mungkin nanti malam, soalnya mamah lagi sibuk banget, maaf ya. ucap mamah Lilya dengan nada bersalah, membuat gadis itu mendesah kecewa.

" kalo papah pulang gak nanti? "

Kalo itu mamah nggak tau. Kamu tanya sendiri ya sama papah.

Tit tombol yang awalnya berwarna hijau sekarang berubah menjadi berwarna merah. Ia mematikan HP itu dan menaruh benda persegi panjang itu di pahanya.

" Akhir-akhir ini mamah sama papah sibuk terus, gak kayak satu tahun yang lalu, ck. " Decaknya, kemudian ia bangun dari duduknya dan masuk ke dalam rumah. Lilya kembali duduk di sofa sambil menyalakan TV dengan remot, Lilya mengedarkan pandangannya dan beralih ke salah satu bingkai poto yang sudah agak pecah, ia mengamati benda itu cukup lama.

" Dulu gw se-introvert itu ya, sampai-sampai gak ikut poto keluarga. " Ucapnya sambil terkekeh. Kemudian mengalihkan pandangannya ke acara TV yang ia tonton.

" Oiya, omong-omong manusia yang bernama Candra itu tetangga-an sama gw kan, mending samperin ah. Tapi nanti gw dikira sokab lagi?. " Lilya sangat butuh teman hari ini, ia memikirkan perkataan nya tadi gak mungkin kan ia harus mengganggu anak orang, sedangkan ia baru saja mengenal candra baru-baru ini, ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke taman.

Lilya mengganti pakaiannya dengan hoodie berwarna cerah, gak mungkin kan ia harus memakai warna yang gelap sedangkan diluar cuaca sedang panas, tak lupa ia juga mengikat rambutnya dan meninggalkan beberapa helai rambut yang tak bisa di ikat.

Ia mengunci rumah dan berjalan pergi meninggalkan rumah berwarna biru muda itu. Lilya menghentikan langkah nya ketika seseorang memanggilnya.

" Lilya. "

" Hm, candra? " Ucap lilya sambil menyamakan langkah nya dengan laki-laki itu.

" Lo mau kemana?. " Tanya candra.

" Ke taman. Tadi awalnya gw mau ngajak lo ke taman tapi, gak jadi. " Candra tertawa mendengar tuturan itu.

" Kenapa gak jadi?. "

" Gak ah, nanti gw dikira sokab lagi. "
Lilya menendang kerikil-kerikil yang menghalangi jalan nya dengan sedikit kesal, entah kenapa.

" Sokab? Artinya? "

" Sok akrab. " Jawab Lilya membuat candra memasang wajah yang cukup menyebalkan menurut Lilya, sehingga tangan kanan Lilya memukul wajah Candra dengan agak sedikit keras, membuat orangnya mengaduh kesakitan. Ketika pemuda itu ingin membalas perbuatan gadis di depan nya tetapi Lilya lebih dulu menyelamatkan dirinya sendiri.
Mereka saling kejar di jalan yang lumayan sepi di sore hari itu.

Lilya menghentikan langkah nya untuk beristirahat di ikuti oleh Candra di belakangnya yang memegang pinggangnya sambil ngos-ngosan,

" Oiya Cand, lo mau ke mana? " Tanya Lilya ketika nafas nya sudah teratur.

" Taman. Jalan hati-hati yok, jangan larian, capek. " Ajak Candra yang di angguki oleh manusia di depannya, mereka berjalan secara berdampingan.

Sesampai mereka disana, langit terlihat sudah berubah menjadi jingga, matahari sudah terlihat ingin menenggelamkan dirinya ke ufuk barat.

Candra dan Lilya duduk di salah satu bangku yang ada di sana, mereka duduk secara bersamaan sembari menikmati senja-senja yang beranjak pulang.

" Lo keliatan nya suka banget sama senja? " Tanya Candra ketika melihat lilya yang terlihat sangat excited, ia memandang langit jingga itu walaupun tak begitu terlihat jelas karena tertutupi oleh oleh pepohonan yang rindang.

" Suka banget malahan. " Jawab Lilya

" Kenapa? "

" Definisi Senja itu anugrah terbesar yang Tuhan berikan ke kita. Senja itu indah banget buat dinikmati, senja itu singkat, jadi sayang banget kalau sampai di lewati. " Lilya berbicara tanpa mengindahkan pandangan nya dari langit jingga.

Tetapi, tidak dengan Candra yang memusatkan seluruh perhatian nya kepada Lilya dan sesekali melihat langit, dan membenarkan satu kata dua kata yang keluar dari bibir gadis itu.

" Kok lo tiba-tiba jadi puitis? " Ucap candra mencair kan suasana yang tak pernah ia rasakan sebelum nya, yang membuat ia menjadi tersentuh.

" Ck, candra lo ngerusak suasana. " Decak lilya.

" Yayaya. "

" Lihat. Langit udah berubah. Senjanya udah mau pergi. Lo gak mau ngucapin kata perpisahan?. " Candra diam sejenak memikirkan sesuatu, tak sampai 1 menit Candra mengeluarkan sebuah kalimat dari bibir nya.

" Dadah senja, besok datang lagi ya. Walaupun gw gak percaya senja datang lagi atau gw yang gak bisa liat senja. Makasih untuk hari ini. " Senyuman Candra terpatri, tangan nya melambai-lambai mengucapkan salam perpisahan pada senja yang sudah mulai mengabu. Lilya mengikuti Candra melambaikan kedua tangan nya ke langit dengan tawa mendengar perkataan candra.

" Lilya. " Panggil Candra, gadis itu menghentikan tawanya dan memandang candra.

" Makasih untuk hari ini. Makasih udah ngeluarin kata-kata yang cukup bermakna. Makasih juga udah nemenin gw hari ini. " Lilya menyikut lengan pemuda itu dengan sedikit kesal dan malu.

" Gak asik lu ah. "

" Hhh, tapi gw serius lo, tadi suntuk banget hidup gw. "

Lilya memeriksa jam handphone nya. Ah ternyata sudah jam 17:17. Ia harus pulang, takut tiba-tiba nanti rumahnya cuman atapnya doang.

" Pulang yuk. " Ajaknya lalu di angguki oleh Candra.

" Oiya, lo mau gak jadi teman gw. " Perkataan Candra membuat Lilya memberhentikan aktivitas nya yang sedang merenggangkan tubuh nya yang terasa kaku.

" Gak. " Tolak Lilya membuat pemuda di samping nya ini merenggut kesal.

Sialan!

***

Karena hari ini, kelas Lilya sedang jam kosong. Ia berada di perpustakaan untuk mencari sebuah buku untuk ia baca, matanya kesana kemari untuk mencari buku yang ia ingin kan.

Lilya menemukannya. Tetapi, ketika ia ingin mengambil nya, ada sebuah tangan yang ingin mengambil buku itu juga, ia berusaha merebutnya, tapi sayang, tenaga laki-laki itu lebih banyak darinya.

" Woi, buku itu gw yang liat duluan." Ucap Lilya memberhentikan langkah laki-laki itu. Laki-laki tadi menghadap kebelakang sambil mengangkat buku sejarah itu.

" Siapa cepat dia dapat, lagian buku ini gak cuman satu, banyak tuh. " Setelah mengucapkan itu, laki-laki itu langsung meninggalkan Lilya yang keliatan agak kesal.

Setelah mendapatkan buku yang ia cari, ia kemudian mencari kursi yang nyaman untuk duduk dembri membaca buku, dan menemukan satu tempat yaitu di tempat pemuda yang merebut buku yang awalnya Lilya ambil.

" Gw duduk disini, ya?. "  Izinnya, kepada pemuda yang baru saja membuat ia kesal, pemuda itu mengangguk membiarkan perempuan itu duduk di depannya walaupun hanya di halangi dengan satu kursi.

" Rupa lo gak familiar. " Ucap Lilya.

" Candra? Dia kembaran gw. " Lilya menutup mulutnya kaget, dia tidak percaya, mereka tidak ada mirip-miripnya sama sekali.

" Gw kirain bukan. "

" Kenapa emang nya?. " Tanya lelaki itu.

" Gaada mirip-miripnya. "

" Sialan. "

" Males gw ngeladenin cewek kayak lo. " Pemuda itu berdiri dari duduknya berniat ingin pergi dari sana. Tetapi, Lilya menahan Catra agar tidak pergi dari sana, menyuruh laki-laki itu untuk duduk lagi dan catra menurut duduk kembali hanya sekadar mendengarkan perkataan lilya.

" Nama lo siapa?. " Tanyanya,

" Gw Catra," Jawab Catra. Sosok yang mempunyai wajah ketus dan dingin berbeda dengan Candra yang murah senyum.

" Gw Lilya, salam kenal. " Lilya tersenyum ramah.

" Ya udah, gw duluan. " Setelah mengatakan itu Catra pergi membawa buku itu pergi keluar dari perpustakaan, diikuti oleh Lilya yang pergi menaruh buku yang ia ambil tadi, ia bahkan belum membaca buku itu sama sekali.

Lilya memasuki kelas yang sangat ribut, bangku-bangku sudah tidak beraturan, meja yang biasanya di gunakan untuk belajar atau menaruh buku-buku sudah tidak harga dirinya lagi, ia juga melihat di sana, indi duduk di lantai sambil membaca sebuah novel.

" Indi, lo baca apa? " Indi mendongak kan kepalanya memberhentikan bacaannya di novel itu, perempuan itu tersenyum sambil menepuk lantai di samping nya menandakan lilya agar ikut bergabung dengan nya.

" Lo habis darimana?. " Tak menjawab pertanyaan Lilya, ia malah bertanya balik.

" Habis dari perpustakaan. "

" Oiya, lo tau gak sih? Kembaran candra ngeselin, anjir. " Ucap Lilya membuka sesi perghibahan.

" Gak sih menurut gw. My opinion catra itu anaknya baik, murah senyum, ganteng, imut, pokoknya catra dan candra itu sifatnya bertolak belakang tau gak. " Bantah Indi sambil menjelaskan sifat Catra, yang ia tahu.

" Kalian lagi bicarain apa?. " Tiba-tiba tanpa di undang, Rio ikut bergabung duduk di lantai bersama indi dan Lilya.

" Lo apa-apaan sih! Pergi gak lo!. " Indi mendorong Rio supaya tidak bergabung dengan nya. Tetapi, Lilya, perempuan itu mengizinkan Rio untuk bergabung, membuat Indi merengut kesal.

" Kita bicarain apa ya, enaknya?. " Rio memikirkan sesuatu begitupula dengan Lilya dan juga indi, memikirkan topik apa yang akan mereka bahas.

" Lilya, lo udah jadi PR matematika? " Tanya indi dan di angguki oleh Lilya.

" Bisa gak sih jangan bahas pelajaran? Gw gak bisa, sumpah. " Rio sangat tidak suka pelajaran menghitung. Tapi, Rio sangat suka dengan pelajaran sejarah. Karena di sana ia bisa tidur dengan tenang.

" Ehm, Yo, Candra mana?. " Lilya mencari candra, karena ia tidak melihat laki-laki itu dari tadi, laki-laki itu juga membolos pada pelajaran ke 5, sekarang juga ia tidak menampakkan dirinya.

" Kenapa lo nyari Candra?. " Tanya Rio sambil menunjuk Lilya, curiga.

" Gak ada sih, "

" Candra biasanya di rooftop, kalo ga ada di rooftop, dia pasti di taman belakang. " Beritahu Rio, setelah mendengarkan itu, Lilya langsung bangun dari duduknya kemudian melangkah keluar dari kelas.

Lilya mencari Candra di rooftop, tidak ada. Ia melangkah kan kakinya menuju taman belakang sekolah, dan benar saja laki-laki yang ia cari berada di sana, Candra menidurkan tubuhnya di sebuah bangku berwarna abu-abu, ia menjadi kan tangan kanan nya menjadi bantal dan senantiasa memejamkan mata, Lilya menghampiri Candra dan memanggilnya.

" Candra. " Candra membuka sedikit matanya lalu bangun dari tidurnya, ia mengacak poni yang menghalangi pandangan nya. Lalu, beralih ke perempuan yang tersenyum kecil sebagai sapaan.

" Ngapain lo di sini?. " Tanya Candra, sambil menepuk kursi itu memberi kode agar Lilya duduk di sampingnya, Lilya menurut kemudian duduk di samping candra.

" Sengaja, gw butuh refresing otak. " Jawab Lilya.

" Bohong. "

" Lah? Kenapa gw bohong?. "

" Lo kesini mau ketemu gw, ya?. " Tuduh Candra sambil menyipitkan matanya, curiga atas kedatangan Lilya di taman ini.

" Haha, dih, ngapain gw mau ketemu lo? "

" Mungkin aja. "

" KJL. " ( kagak jelas lo)

Setelah itu Candra maupun Lilya tidak bicara, mereka sibuk memikirkan sesuatu yang ada di otak mereka,

" Lilya, sore nanti lo ke taman, gak?. "
Lilya menggeleng sebagai jawabannya, Candra mengangguk memaklumi.

" Emangnya kenapa?. " Sambung Candra bertanya karena penasaran.

" Lo amnesia? Besok kan ulangan harian fisika sama biologi. " Jawab Lilya.

" Ya, mana gw tau, gw kan bolos pas pelajaran fisika. " Perempuan itu menepuk jidat nya lalu terkekeh.

" Iyaa."

" Masuk yuk, bentar lagi pulang. " Ajak Lilya dan di angguki oleh Candra, mereka berdua berdiri dari duduknya, kemudian kembali ke kelas untuk menunggu bell pulang berbunyi.

***

Lilya menggaruk kepalanya melihat soal fisika yang di berikan oleh bu Patmi, materi yang ia pelajari tidak ada yang keluar di soal itu, ia melihat ke depan ternyata indi juga terlihat kebingungan, apalagi ketika ia melihat ke seluruh teman-teman sekelasnya, yang terlihat sangat kebingungan. Kecuali, Nata, murid terpintar dan terajin di kelas X. Mipa 1.

" Ssst, Indi. " Panggil Lilya setengah berbisik, indi menghadap ke belakang sambil menaikkan satu alisnya.

" Apa?. "

" Lo bisa jawab?. "

" Gak. "

" Kerja sama, yuk. " Ajak Lilya membuat indi tersenyum indah, mereka berdua menjawab 10 soal ulangan fisika itu dengan sama-sama.

Akhirnya ulangan fisika hari ini sudah berakhir, membuat sekelas menghela nafas lega, tinggal ulangan harian biologi saja yang belum, setelah di beri informasi bahwa tinggal 2 bulan akan di laksanakan UTS membuat sekelas menjadi merengut kesal, soal ulangan harian fisika ini aja udah bikin kepala pusing apalagi UTS.

DERMAGA//

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

SENJAKARA Par malia.

Roman pour Adolescents

250K 9K 54
Tentang Senja Kanista Niharika, lahir ketika bumantara memancarkan cahaya jingga. Senja yang penuh rahasia, Senja yang sangat cerewet namun pendiam d...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
SAGARALUNA Par Syfa Acha

Roman pour Adolescents

3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
6.6K 44 2
[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! SORRY KALAU ADA TYPO!] "๐—๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—บ๐—ฎ๐˜‚ ๐—ท๐—ฎ๐˜๐˜‚๐—ต ๐—ฐ๐—ถ๐—ป๐˜๐—ฎ ๐—ฑ๐—ถ ๐—•๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐˜‚๐—ป๐—ด, ๐—ป๐—ฎ๐—ป๐˜๐—ถ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—น ๐—ท๐—ฎ๐˜๐˜‚๐—ต ๏ฟฝ...