๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๏ฟฝ...

By carlygibert

77.6K 9.2K 1K

[ATHANASIUS #4] [Semper Fi #2] She is innocent, pure and untouchable. Just like a Goddess. But things get cha... More

๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ โ—†๐€๐ž๐ฌ๐ญ๐ก๐ž๐ญ๐ข๐œ ๐๐จ๐š๐ซ๐๐ฌโ—†
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ + ร˜O ร— ๐๐‘ร˜๐‹๐Ž๐†๐”๐„
๐€๐ญ๐ก๐ž๐ง๐š ๐€๐ซ๐š๐›๐ž๐ฅ๐ฅ๐š ๐€๐ญ๐ก๐š๐ง๐š๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฌ
๐‰๐ฎ๐๐š๐ก ๐‘๐ž๐ž๐œ๐ž
๐’๐ง๐ž๐š๐ค ๐๐ž๐š๐ค
๐๐ฅ๐š๐ฒ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ญ
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜1
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜2
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜3
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜4
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜5
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜6
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜7
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜8
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜9
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜1O
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜11
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜12
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜13
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜14
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜15
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜16
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜17
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜18
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜19
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜2O
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜21
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜22
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜23
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜25
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜26
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜27
๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜28

๐‡๐ข๐ฌ ๐‹๐ข๐ญ๐ญ๐ฅ๐ž ๐†๐จ๐๐๐ž๐ฌ๐ฌ ร— ร˜24

868 123 4
By carlygibert

⚠️TRIGGER WARNING⚠️
This chapter contains rape, abuse, blood, and stabbing. You may skip the part.

........

•◦⚜◦•

𝐻𝑒'𝑠 𝑤𝑎𝑙𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑡ℎ𝑒 𝑓𝑖𝑟𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑖𝑙𝑠 𝑎𝑛𝑑 𝑑𝑜𝑒𝑠𝑛'𝑡 𝑔𝑒𝑡 𝑏𝑢𝑟𝑛𝑒𝑑.

•◦⚜◦•

Moscow, Russia

8 years ago

Judah kecil tersenyum lebar. Senyum yang begitu polos. Matanya berbinar menatap kotak kue di tangannya.

Ia tidak sabar memberikannya kepada Nayla. Adiknya sudah lama menginginkan kue dan Judah belum kesampaian untuk membelikannya.

Sampai guru wali kelasnya memintanya untuk datang ke ruang guru dan memberikannya kotak sedang berisi kue di dalamnya.

Judah berusia 10 tahun, duduk di bangku sekolah dasar, hanyalah bocah laki-laki yang begitu senang menerima pemberian dari sang guru.

Melupakan rasa sakit memar di pipi dan sudut bibirnya yang luka serta sakit sekujur tubuhnya dari kejadian kemarin malam. Tergantikan oleh rasa senang.

Bagi Judah, sedikit pemberian kebaikan dari orang lain apapun itu, begitu berharga untuknya. Di saat ada dari mereka menutup mata dan tidak peduli.

Judah mempercepat langkah kakinya menuju ke rumah. Senyum lebarnya belum luntur. Judah tengah membayangkan ekspresi wajah Nayla begitu melihat apa yang di bawanya.

Judah tidak tinggal di lingkungan rumah yang bagus dan rapi. Justru sebaliknya. Shabby neighborhood.

Begitu rumahnya terlihat, Judah berlari kecil melewati perkarangan rumah yang di tumbuhi rumput kering lalu menaiki tangga teras rumahnya dan membuka pintu rumah perlahan

Seketika senyum merekah Judah langsung hilang dalam sekejap dan tergantikan ekspresi kepanikan dan ketakutan begitu mendengar suara jeritan histeris Nayla.

"нет!! папа!!" [No!! Papa!!]

Tanpa buang waktu lagi, Judah langsung berlari ke arah suara jeritan ketakutan Nayla yang masih terdengar dan itu berasal dari arah dapur.

Judah terpaku di tempatnya berdiri di ambang pintu masuk dapur. Matanya menatap horor dan begitu ketakutan pada apa yang di lihatnya.

Nayla meronta-ronta sambil menjerit 'tidak', 'stop', dan 'sakit' dibarengi oleh isak tangisan, tengah terlentang di lantai sementara Ayah ada di atasnya. Bagian bawah tubuh mereka sama-sama terbuka.

Dan yang bikin Judah menatap semakin horror adalah ayahnya melakukan hal menjijikkan kepada Nayla.

"Заткнись!!" [Shut up!!] teriak Ayah seraya memberikan tamparan pada Nayla yang seketika berhenti menjerit, menyisahkan isakan tangisan.

Kotak kue di tangan Judah langsung terjatuh ke bawah begitu menyaksikan itu.

Judah berteriak kencang, "Stop!!"

"большой брат!! Помощь!!" [Big brother!! Help!!] teriak Nayla, menatap Judah takut dan putus asa.

Amarah, takut, kepanikan, kesedihan mencampur menjadi satu di hati Judah. Hati Judah bagaikan tersayat-sayat begitu dalam.

That monster raped his sister!!

"Stop!! Stop it!!" teriak Judah histeris yang langsung berlari ke arah ayahnya. Air mata tidak terbendung lagi, suara isak tangisan tidak bisa di tahan.

Mendorong, menarik, mencakar tubuh ayahnya untuk berhenti dan menjauh dari Nayla.

Judah hanyalah bocah 10 tahun yang kekuatannya tidak seberapa dengan orang dewasa.

"Fucking bastard!! Get away!!" teriak Ayah, mencengkram tangan Judah begitu erat, memukul wajah Judah membuat Judah terhuyung ke belakang beberapa kali dan terjatuh oleh betapa kerasnya pukulannya.

Dada Judah naik-turun. Matanya menatap ayahnya menghunus begitu tajam meski air mata terus mengalir. Judah mengepalkan tangannya erat.

Judah sudah tidak tau lagi. Semuanya gelap. Ia kehilangan kendali. Amarah, dendam, kebencian sudah mengambil alih.

Hal terakhir yang menyadarkan Judah, suara jerit kesakitan ayah, pisau di tangannya yang berlumuran darah, dan darah yang keluar dari bagian samping perut ayahnya.

Tangan Judah bergetar menyaksikan darah di tangannya dan pisau terjatuh ke lantai. Shock dengan apa yang ia lakukan, Judah berjalan mundur masih menatap darah di tangannya hingga punggungnya menyentuh kulkas.

Judah mendongak menyaksikan ayahnya menjauh dari Nayla. Berjalan ke arah Judah dengan tangannya memegang luka di samping perutnya. Darah masih keluar dari sela jari-jarinya.

Dengan merintih kesakitan dan amarah, berjalan tertatih-tatih ke arah Judah.

"You son of a bitch!! How dare you stab me!! You fucking monster!!"

Judah tau apa yang ia perbuat dan ia sama sekali tidak menyesalinya. Judah hanya shock sesaat. Yang terpenting apa yang ia lakukan berhasil menjauhkan ayah dari Nayla.

Mata Judah berani menatap ayahnya dengan amarah, kebencian dan dendam yang begitu besar.

"Fuck!! Dammit!!" jerit kesakitan ayah lagi lalu terduduk di lantai.

"I am the monster you created, father," ucap Judah. Ucapan dan tatapannya yang dingin. Tidak ada emosi.

Satu hal yang Judah sadari dan pelajari.

It takes a monster to destroy a monster.

Dari kejauhan terdengar suara siren mobil polisi lalu suaranya berhenti di depan rumah.

Judah berjalan menghampiri Nayla yang masih terisak, meringkuk di lantai di sudut ruang dapur.

Judah langsung membawa Nayla ke pelukannya.

"No one would hurt you again or I'd kill them," ucapJudah pelan namun ada kesungguhan di dalamnya. Mengeratkan pelukannya pada Nayla. Suara rintihan ayahnya masih terdengar.

'Now, I turn into a monster. I accept the demon in my mind. I fear no evil. Shadow is my friend. I learn how to kill, ' batinnya.

Dan terdengar polisi mendobrak pintu rumah.

Judah membuka matanya dengan nafas yang tersenggal-senggal. Keringat membasahi wajahnya. Oksigen terasa menipis dan tenggorokannya tercekik. Dadanya sesak.

Judah bangun dari tidurannya dan mengatur pernafasannya. Menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Ia masih terbayang-bayang akan memori kelamnya yang sudah menjadi mimpi terburuknya.

Judah menyandarkan punggungnya di kepala ranjang lalu memejamkan matanya. Perlahan-lahan, Judah mulai tenang.

Sarge yang tadinya tiduran di tempat tidurnya di bawah kasur, bangun dan naik ke atas kasur. Menaruh kepalanya di atas paha Judah. Menatap cemas dan merengek pelan.

Judah membuka matanya dan melihat Sarge.

"I'm fine, Sarge, " Judah mengusap kepala Sarge.

Pandangan Judah beralih lurus ke depan. Pencahayaan kamar tidak terlalu gelap karena lampu dari luar balkon kamar yang menyorot masuk ke dalam di sela-sela gorden putih.

"Shit, " umpat Judah pelan, mengusap wajahnya.

Mimpi terburuknya tidak hanya itu saja. Masih ada yang lainnya. Bergiliran menghantuinya. Ini kenapa Judah sulit tertidur. Ia bisa tertidur hanya sebentar.

The chains were broken but was he truly free?

Ayah tidak lagi mengganggu. Namun, bekas yang di tinggalkan masih membekas di hati dan menghantuinya.

Kalau begitu, berarti rantai belum sepenuhnya terlepas.

Bagaimana cara melepaskannya?

Judah menunduk, kedua tangannya meremas rambutnya. Ah, kepalanya sakit.

Judah menoleh ke samping, ke jam yang ada di meja nakas. Warna merah yang terpancar dari jam menunjukkan pukul 03:30 AM.

Itu artinya Ia hanya tertidur satu jam setengah jam.

Judah kembali ke apart dari Hall of Monstro sekitar jam satuan lebih atau setidaknya itulah yang ia ingat.

Judah turun dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Kedua tangan Judah bertumpu pada pinggiran meja wastafel. Mata birunya tertuju pada replika dirinya di cermin.

Yang Judah liat hanyalah, a boy who became a monster.

His heart is getting cold. There is a hole in his heart.

Tapi beda halnya saat bersama Athena.

While she was around, he didn't feel cold.

Judah berjalan keluar dari kamar mandi, menuju ke lemari untuk mengambil sweater dan sweatpants nya.

Judah terkadang suka tertidur hanya memakai boxer brief nya.

Selesai memakai sweater hitamnya dan sweatpants abu-abu. Judah berjalan keluar kamar lalu ke arah dapur, di ikuti oleh Sarge.

Judah mengambil botol bir dari dalam kulkas. Tanpa alat bantu pembuka tutup bir. Judah membukanya dengan mulutnya dengan mudah lalu membuangnya ke tempat sampah.

Berjalan keluar dari dapur sambil meminum bir nya.

Judah tidak bisa kembali tidur lagi. Jadi, ia memutuskan untuk menonton tv.

Judah duduk di sofa tempat sebelumnya Athena duduk. Sarge ikut duduk di sampingnya, selalu menemani.

He misses her already.

He feels alive with her.

Fucking around with his emotions.

Yet, he can't do anything.

A monster like him can't be happy.

What if danger is after her?

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 131K 62
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
194K 20.9K 13
Seorang pemuda malang berusia 18 tahun harus bertransmigrasi ke dalam novel yang dia temukan di gudang saat bekerja. Dia menjadi Archellio, si bungsu...
502K 6K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
194K 11.7K 30
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...