Hijrah Cinta Balqis [TERBIT]

By itsmebyla

261K 12.3K 998

Telah Terbit Balqis Alzena. Gadis cantik yang sangat menyukai dunia malam untuk melampiaskan semua rasa kekec... More

Hijrah Cinta Balqis • 01
Hijrah Cinta Balqis • 02
Hijrah Cinta Balqis • 03
Hijrah Cinta Balqis • 04
Hijrah Cinta Balqis • 05
Hijrah Cinta Balqis • 06
Hijrah Cinta Balqis • 07
Hijrah Cinta Balqis • 08
Hijrah Cinta Balqis • 09
Hijrah Cinta Balqis • 10
Hijrah Cinta Balqis • 11
Hijrah Cinta Balqis • 12
Hijrah Cinta Balqis • 13
Hijrah Cinta Balqis • 15
Hijrah Cinta Balqis • 16
Hijrah Cinta Balqis • 17
Hijrah Cinta Balqis • 18
Hijrah Cinta Balqis • 19
Hijrah Cinta Balqis • 20
Hijrah Cinta Balqis • 21
Hijrah Cinta Balqis • 22
Hijrah Cinta Balqis • 23
Hijrah Cinta Balqis • 24
Hijrah Cinta Balqis • 25
Hijrah Cinta Balqis • 26
Hijrah Cinta Balqis • 27
Hijrah Cinta Balqis • 28
Hijrah Cinta Balqis • 29
CERITA BARU!
Hijrah Cinta Balqis • 30
Hijrah Cinta Balqis • 31
Hijrah Cinta Balqis • 32
Info Terbit
Vote Cover!
Extra Part + Pre Order
PRE-ORDER 16 Oktober - 25 Oktober!
EXTRA PART!
Hari ke 5 Pre-order
12.12
Novel Hijrah Cinta Balqis
Cerita baru
sequel Hijrah Cinta Balqis

Hijrah Cinta Balqis • 14

5.4K 342 10
By itsmebyla

Assalamualaikum Semuaa!

Jangan lupa untuk vote komen dan share, yaak.

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Nabi Muhammad pun bersabda, "I'qilha wa tawakkal" (tambatkanlah terlebih dahulu (untamu) kemudian setelah itu bertawakal-lah). Hadits ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dengan kadar hadis hasan.

•••

"Bol-" perkataan Gus Azhar terhenti karena tiba-tiba Gus Arrayan menyela nya.

"Saya akan ajarkan kamu, tapi setelah saya pulang dari acara itu." kata Gus Arrayan tegas.

Balqis mencebik. "Lah ogah kelamaan keburu gue gak mood."

"Mendingan gue sama dia. Udalah lo mending pergi aja sana, males liat muka lo lama-lama." kata Balqis mengusir dengan tega.

Gus Arrayan menghela nafas nya risau. "Baiklah saya akan mengajari mu sekarang." kata Gus Arrayan.

Perkataan itu membuat Balqis menaikkan sebelah alisnya. "Yakin lo? Gus dengerin gue ya, kalau lo gak bisa yaudah gak masalah. Lagian toh masih ada adek lo yang mau ngajarin gue."

"Tidak. Saya yang akan mengajarimu. Karena saya juga sudah berjanji kepadamu." ucapan itu membuat Balqis tersenyum lebar.

"Gus!" sentak Azizah.

"Maaf ustadzah, nanti saya akan bilang ke ustadz Haikal untuk menggantikan saya kesana bersama anda." balas Gus Arrayan dingin.

"Gak bisa gitu Gus, Kyai Arifin yang sudah mengundang anda untuk datang, bukan ustadz Haikal." kata Azizah kekeuh.

"Tapi apakah saya mengiyakan itu? Anda sendiri bukan yang mengiyakan bahwa saya yang akan datang bahkan ustadzah tidak mengkonfirmasi terlebih dahulu ke saya." ucap Gus Arrayan panjang membuat Azizah mati kutu seketika.

"Iya maaf Gus. Tapi kan biasanya memang kalau Gus Azzam tidak bisa, Gus Rayyan yang menggantikan. Jadi saya rasa Gus tidak keberatan akan hal itu." kilah ustadzah muda itu namun masih tetap kekeuh.

Balqis yang mendengar nya merasa jengkel. "Ustadzah Azizah yang terrrrhormat. Kekeuh banget si lo pengen Gus Arrayan ikut. Lagian ya kalau di emang gak mau yaudah si gak usah dipaksa, gitu aja dibuat riweh."

Azizah menatap tajam sang kakak yang berada disampingnya. "Itu semua gara-gara ka Balqis. Udah tau Gus Arrayan tidak bisa mengajar kan kamu, tapi kakak malah memaksa dan ngambek."

Balqis mendengus. "Heh salah gue lagi? hidup gue kayaknya salah mulu ya dimata lo. Dengerin yaaaa Azizah, gue kan cuma menangih apa yang dijanjikan, jadi gue gak salah. Bener kan Gus Arrayan Baihaqi?"

Gus Arrayan hanya diam tidak menjawab maupun mengangguk. "Cih sialan emang," ucap Balqis lirih.

"Maaf sekali lagi. Bilang ke Kyai Arifin bahwa saya tidak bisa hadir." ucap Gus Arrayan yang sedari tadi terdiam.

Balqis tersenyum puas melihat muka dari sang adik.
Sukurin makan tuh, caper banget lagian. batin Balqis.

"Bang, yakin?" ucap Gus Azhar yang sedari tadi diam dengan perdebatan abang dan ustadzah muda itu.

Gus Arrayan mengangguk. "Yakin."

Gus Azhar hanya bisa mengangguk. "Yaudah kalau gitu. Jadi.. Abang yang ajarin Balqis ngaji?" tanya Gus Azhar ragu.

Gus Arrayan mengangguk lagi. "Aduhh maaf ya Gus Azhar, tapi next time gue minta ajarin lo kok hehe." Balqis mengedipkan sebelah matanya.

"Astagfirullahaladzim." Gus Azhar langsung menunduk membuat Balqis terkekeh.

"Yasudah Gus kalau tidak bisa, saya mohon maaf ya sekali lagi?" Gus Arrayan mengangguk, tidak ingin ambil pusing.

"Ayok ikut saya kita akan belajar di ruang tamu ndalem." Balqis mengangguk mengikuti Gus Arrayan dari belakang.

Tapi sebelum itu dia menyempatkan untuk membisikan sesuatu kepada sang Adik. "Lain kali gak usah nguping pembicaraan orang lain, katanya ustadzah tapi suka banget nguping. Makan deh tuh, babayyyy."

•••

Dan disinilah seorang Balqis Alzena berada. Duduk di ruang tamu ndalem bersama dengan Gus Arrayan didepan nya dengan membawa penjalin ditangannya.

Balqis awalnya merasa senang namun seketika melihat benda itu entah kenapa kemunculan sikap takutnya mencuat.

"Buat apaan tuh Gus?" tanya Balqis melirik benda asing itu.

Berbeda dengan Gus Arrayan, wajahnya tampak begitu sangat serius. Tak ada sama sekali senyum yang terpancar dari bibir manisnya, membuat suasana semakin dilanda kecanggungan. "Gus, senyum napa. Pagi-pagi dah cemberut aja. Kalau gak ikhlas mah gak usah Gus, suer dah gue mah gak masalah."

Bukannya menjawab pertanyaan Balqis, Arrayan justru mengalihkan pembicaraan. "Mana Qur'an kamu?"

Gadis cantik itu menggigit bibir bawahnya lalu tersenyum tak jelas. "Gak bawa Gus, lupa hehe."

Gus Arrayan mengambil dua buah Al-Qur'an dari tempatnya. Satu untuk dirinya dan satu lagi diberikan kepada Balqis.

Balqis menerima Qur'an itu ragu. "Ambil, mbak." kata Gus Arrayan yang tengah menyodorkan kitab itu kepadanya.

"Sekarang buka Qur'an surah Al-Baqarah," serunya. Gus Arrayan sebenarnya ragu untuk memberikan surah itu kepada Balqis yang baru pemula. Ingin nya dia memberikan nya juz tiga puluh terlebih dahulu.

"Tenang Gus, Jus tiga puluh mah gue dah hafal kali. An-Nas sampai An-Naba kan?" ucap Balqis mengerti apa yang sedang dipikirkan Gus Arrayan.

"Iyaa saya tidak meragukan kamu," kata Gus Arrayan datar.

"Gus dengerin gue. Walaupun gue berandalan, urakan tapi tetap aja gue hafal kok Juz Amma mah. Yakali masa gue shalat surah nya Al-Kautsar sama Al-Ikhlas mulu. Ya walaupun gue sering bolos shalat si hehe. Tapi tenang aja inshaallah sekarang gue mah rajin." ucap Balqis bangga kepada dirinya sendiri sambil memukul dadanya.

"Usahakan jangan ulangi lagi!" tukas Arrayan.

"Apanya?" kata Balqis tak mengerti. "Shalat. Jangan sering kamu tinggalkan shalat." Balqis mengangguk paham.

Lalu tangan Balqis bergerak mencari surah yang ditentukan itu. Perlahan dia menatap huruf-huruf Hijaiyah pada surah itu.

"Bacaan itu gak akan pernah masuk kedalam otak kamu kalau cuma dipandangi. Baca terlebih dahulu lalu hafalkan dari ayat satu sampai sepuluh. Kalau sudah bisa, bilang ke saya dan kalau salah tidak perlu takut. Nanti saya ajarkan bagian salah dan benarnya." ucap Arrayan tegas.

"Kenapa diam?"

Wajah melas ia tunjukkan. "Gimana mau saya hafalkan Gus. Kalau baca aja agak kurang bisa, agak ya Gus bukan enggak." ungkap Balqis dengan apa adanya.

Kali ini Arrayan memakluminya. Dia membuka Qur'an miliknya. "Baiklah, kalau begitu saya akan membaca dan kamu harus simak. Nanti kamu ulangi. Dengarkan!"

Kedua sudut bibir Balqis tertarik, kepalanya mengangguk senang.

Arrayan mulai membaca surah itu dengan diawali membaca Basmallah. "Bismillahirrahmanirrahim."

الٓمّٓۚ

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَٰرِهِمْ غِشَٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ

يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ

Balqis mendongak menatap Gus Arrayan yang tengah membaca itu dengan suara yang begitu merdu. Balqis semakin terlena karena mendengar langsung dan dengan jarak yang dekat seperti ini.

Biasanya lelaki dua puluh tiga tahun ini sering kendapatan memimpin murojaah dimasjid. Namun sekarang dirinya bisa mendengar kan dengan jarak langsung. Sungguh keajaiban bukan.

Balqis merasakan kehangatan serta kedamaian mendengar suara itu. Ingin sekali dirinya mendengar suara itu setiap detik, menit, hingga jam hanya untuk dirinya saja.

"Saya menyuruh kamu untuk menyimak bukan memandangi saya seperti itu!" tegur Arrayan.

Mendapat teguran seperti, senyum Balqis memudar, matanya mengerjap dan menggeleng pelan. "Enggak, kata siapa yang lagi mandangin Gus Arrayan. Geer amat, orang gue aja lagi mandangin tuh sofa, kenapa bisa cakep amat desain nya. Jadi mau punya tuh sofa buat dirumah,"

"Apakah sofa lebih menarik daripada Qur'an yang ada di hadapanmu?"

Balqis melirik Qur'an yang ada dihadapannya saat ini. "Tidak juga Gus. Qur'an ini sangat menarik dan begitu indah. Karena apa? karena didalamnya terdapat sumber pedoman bagi kelangsungan hidup umat muslim. Tapi ada juga yang menarik buat saya."

"Apa?"

Balqis tersenyum kecil. "Gus Arrayan. Mau tau gak kenapa? ya karena Gus Arrayan."

Lalu Balqis menunjuk Qur'an yang ada dihadapannya. "Ini yang dinamai dengan surga, Gus. Qur'an sebagai bekal, kalau Gus pangeran surga. Impas kan jadinya?"

"Baru bidadari surga nya saya." sambungnya. Mengusap kepala, turun ke pipi. Jangan lupakan wajah menggoda dengan senyuman manis miliknya.

"Hahaha, cie Gus salting eakkk," Balqis tertawa dengan perkataan nya sendiri.

~•~

HEYOO I'M UPDATE KEMBALI

YEPIII! GIMANA SAMA PART INI? komen yuk bisa yuk.

Aku update telat karena tugas kuliah gaes, semester dua aja udah membludak gimana sama semester selanjutnya yakk. Aduhhh pusing wkwk.

Dimohon untuk tidak menjadi silent reades yaa, kawan ku.

Disclaimer! Perkataan kasar jangan untuk dicontoh.

Dan aku buat cerita ini dengan ide dan pikiran ku sendiri, jangan untuk mencontek, oke!

Kalau semisalnya ada cerita yang sama dari sini tolong beritahu aku ya.

Udah itu aja mungkin ya, besok aku bakal update kembali. Inshaallah, gak janji.

Masih awal mendekati pertengahan, jadi chill aja dulu gak si? hahaha

SEE U NEXT PART.. <3

Continue Reading

You'll Also Like

440K 24.8K 40
Dina Sayyidatina Fatimah, berawal dari seorang gadis biasa hingga satu persatu jati dirinya terungkap bahwa ia adalah seorang 'Ning'. Sebelum ia meng...
768 132 13
*** Najma seorang santriwati penghafal Al-Qur'an di Pondok pesantren Al Hikmah. Juga seorang santriwati yang menjabat sebagai pengurus keamanan. Bia...
2.4M 128K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
29.7K 1.9K 105
Seputar Hukum, Inspirasi dan Solusi Muslimah. . SEBAIK-BAIKNYA TULISAN ADALAH TULISAN YANG BERMANFAAT!!! . jangan malas membaca!!! Oiyaa.. bagi yang...