Kau Sang Bidadari

By Vyy_wlndari

15.6K 1.3K 1.1K

CARI CERITA YANG BIKIN BAPER? KESINI AJAAA^^ ¶¶¶ Singkatnya, kisah ini tentang dua insan yang ingin saling me... More

kenalan?
Prolog
KSB|01
KSB| 02
KSB | 03
KSB | 04
KSB | 05
KSB | 06
KSB | 07
KSB | 08
KSB | 09
KSB | 10
KSB | 11 •PILIHAN
KSB | 13 • PERJANJIAN
KSB| 14 • pengganti Abi Fatih
KSB | 15 • mengkhitbah kamu
KSB | 16 • Sakit Hati Vina
KSB | 17 • Akal-akalan Naura
KSB | 18 • SPESIAL PART [SAH?!]
KSB | 19 • Senja Di Pantai bersama kamu
KSB | 20 • Sekolah
KSB | 21 • Mati lampu
KSB | 22 • ,
KSB | 23 • Butiran Debu?
KSB | 24 • Kembali
KSB | 25 • Titik Tersakit
KSB • 26 | Kecewa
KSB | 27 • Pulang
KSB | 28 • Kakek?
KSB | 29 • Terbawa Air Laut
KSB | 30 • Masih Hidup??
KSB | 31 • Berita ter-Hot🔥
KSB | 32 • Menyakitkan

KSB | 12 • Perjodohan?

360 35 2
By Vyy_wlndari

Hallooo🌻
ASSALAMUALAIKUM...

ALHAMDULILLAH BISA KETEMU LAGI SAMA VYY DI SINII😘❤️

Di Instagram tadi malam banyak yang minta update malam Minggu, emang iya sih vyy emang pengen update pas malming tapi habis isya. Eh malah selesai shalat vyy langsung tidur 😃jadi, vyy update nya siang dehh hehehehe😘❤️

Tidak mau berlama-lama jadi langsung saja...

**✿❀HAPPY READING ALL❀✿**
(Ngga pake pict dulu yaa)



[SORRY FOR TYPO]

.



Pagi hari yang cerah, di dalam kamar yang bernuansa putih dan krem itu ada seorang gadis yang duduk di lantai dan di hadapan nya ada koper yang lumayan besar.

Gadis itu sedang membereskan koper nya.

Tok...tok..tok...

"Masuk," ucap Syila.

Naura. Gadis itu lah yang mengetuk pintu kamar kakak nya. Syila.

"Pagi kak, udah siap belum? Mau Nau bantuin?," Tawar Naura

"Belum nih, sini bantuin. Dari tadi kek kesininya." Jawab Syila

Naura mendekat dan mulai menyusun pakaian dan barang-barang milik Syila ke dalam koper.

"Yeeh, kan Nau tadi lagi bantuin Bunda masak."

"Kan ada bi Ani."

"Bantuin Bunda sendiri emang nya salah?"

"Hufft, ngga, ngga salah kok. Malah bagus." Jawab Syila dengan senyum nya.
Senyum terpaksa, supaya adiknya tidak ngambek:)


...


"SYILA! NAURA?! KALIAN DI MANA? AYO TURUN!." panggil Bunda Mona dari lantai bawah.

Naura dan Syila yang masih berada di dalam kamar segera bangkit keluar dari kamar dan menghampiri bunda nya yang ada di meja makan.

"Sudah siap semua Syil?," Tanya Bunda Mona.

Syila mengangguk.

"Take-off jam berapa?." Tanya ayah Gito yang baru datang.

"Siang yah, jam satu atau setengah dua gitu." Jawab Syila.
[Untuk jam nya Vyy ngasal aja yaa^•^🙏]

Ayah Gito mengangguk.

"Bund, ayah laper nih." Ucap Ayah Gito pada Bunda Mona dengan wajah memelas,dan tangan kanan nya yang mengelus perut.

"Uluh uluuh, suami aku cudah kelaperan rupanya. Ayo sarapan dulu." Jawab Bunda Mona sembari menepuk pipi kanan suaminya.

Naura dan syila yang melihat itu rasa nya sudah sakit perut.

"Kenapa bunda jawabnya harus begitu?" Bisik Naura pada Kakak nya

"Gatau, mungkin lagi mood uwu uwu-an." Jawab Syila yang juga ikut berbisik. Naura hanya membalas dengan tawa kecil nya


...


11.20 AM

Sekarang, keluarga kecil ayah Gito sedang berkumpul di ruang keluarga sembari menonton televisi, dan mengunyah cemilan.

Ayah Gito dan Bunda Mona sedang duduk berdampingan dengan kepala bunda Mona yang menyender pada bahu ayah Gito yang sedang menonton televisi

Syila dan Naura yang sibuk dengan handphone nya masing-masing.

"Yah, ayo kasih tahu Syila sekarang aja," ucap Bunda Mona

"Sekarang?,yasudah kalau mau sekarang."

"Ayo ayah yang mulai, kapan lagi kalau bukan sekarang? Besok kan Syila udah ngga ada, Syila udah di luar negeri lagi."

"Yaudah iya bundaa."

ayah Gito membenarkan duduknya menjadi lebih tegap.

Ayah Gito berdehem. "Khem!,"

Syila dan Naura menoleh bersamaan.

"Kenapa yah?," Tanya Naura

"Ngga, ayah cuman mau bicara sama kakak kamu. Syila."

"Aku? Emang Mau bicara apa ayah?." Jawab Syila yang sudah tidak lagi memegang handphone nya.

Ayah mau bicara serius.

"Alah, nanti kayak kemarin. Mukanya udah serius eh Coman nanya bucket bunga dari siapa." Ujar Naura dengan muka malas nya.

"Beda sayang." Jawab Ayah Gito

"Yaudah ayah, ayah mau bicara tentang apa??" Tanya Syila lagi, yang sudah malas menunggu ayah nya berbicara

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Syila?,"

"Ya?." Jawab sang empu

"Kamu sudah bisa tinggal di negri orang sendirian tanpa ayah dan bunda, artinya kamu sudah besar, umurmu sudah cukup untuk menikah."

"Yaa, terus yah?"

"Kamu sudah punya calon?." Tanya ayah Gito

Syila menggeleng. "Belum, Syila lagi fokus buat kuliah."

"Nah! Pas banget!."

"Pas gimana?"

"Karna kamu belum punya calon dan kamu sudah cukup umur untuk menikah, jadi ayah dan Bunda berniat untuk menjodohkan kamu. Kan siapa tau jodoh beneran."

"Hah?!. Dijodohin?." Kaget Syila.

Naura juga ikut kaget dengan perkataan ayah nya.

"Ppffthh, udah kak terima aja, daripada kakak ngejomblo terus." Ucap Naura

"CK! Ngga! Syila ngga mau! Apaan si ngejodoh jodohin. Kan sekarang udah zaman nya modern bukan zaman nya Siti Nurbaya lagi."

"Iya tau, emang siapa yang bilang ini zaman Siti nurbaya?" Timpal ayah

"Aku." Jawab Syila

"Ih,berarti kamu mau kan ayah dan bunda jodohin?, Tenang aja sayang. Calon nya juga baik, Sholeh, pinter agama, tampan, sopan. Uh. Pokoknya sempurna deh." Jelas Bunda Mona.

"Tau dari mana bunda?,"

"Bunda udah pernah ketemu."

"Ish, ngga ah Syila ngga mau di jodoh jodohin."

"Yakin Syil, calon yang di pilih ayah dan bunda itu udah sempurna banget buat kamu. Percaya deh, mau ya? Ayah sama bunda pengen anak gadis bunda ini ada imam nya. Biar ada yang menuntun kamu ke jalan yang lebih baik lagi."

"Tapi ngga pake acara jodoh jodohan juga bunda ku sayang. Tuh kalau mau jodoh jodohin mah ke Naura aja tuh, dia juga kan belum punya jodoh." Ucap Syila menunjuk Naura yang sedang tertawa kecil karena mendengar jika kakak nya akan di jodohkan.

"Ih, kok ke aku in? Kan yang tadi mau di jodohin kakak bukan aku. Lagi pula kata siapa aku ngga punya jodoh? Ada kok di lauhul Mahfudz, tapi sekarang masih proses di packing sama Allah." Jawab Naura

"Ga papa, gantiin kakak aja."

"Ngga lah, ga bisa kan Naura masih SMA belum lulus sama sekali masa udah nikah. Yang ada nanti di DO." Jawab Naura.

Ayah Gito diam, entah sedang memikirkan apa. "Bagaimana ya? Tidak mungkin jika perjodohan ini dibatalkan, ini sudah menjadi janji sejak dahulu. Jika Syila tidak mau Naura juga tidak apa-apa." Batin ayah Gito

"Bund, kalau Naura yang di jodohkan tidak apa-apa kan?," Tanya ayah Gito pada bunda dengan berbisik.

"Kayaknya ngga papa yah."

"Yaudah, Naura saja yang di jodohkan. Gimana?"

"Hmm, boleh." Jawab Bunda, ayah Gito tersenyum.

"Khem!."

Deheman ayah Gito membuat keributan Naura dan Syila berhenti.

"Syila, kamu tidak mau kan dijodohkan?" Tanya ayah Gito pada Syila.

Syila menggeleng. "Ya ngga lah."

"Yasudah tidak apa-apa, kamu tidak jadi di jodohkan."

"Alhamdulillah ya Allah." Ucap Syila

"Tapi, jadi Naura yang akan ayah jodohkan dengan lelaki pilihan ayah."

Naura tersentak. "HAH!? kenapa Naura?."

Syila terbahak.

"Ayah, bunda. Nih Naura kasih tau ya. Naura itu belum cukup umur, Naura masih kelas dua SMA, belum bisa menikah. Dan juga Naura ngga mau di jodoh jodohin, walaupun menurut ayah dan bunda cowoknya itu ganteng, Sholeh, baik, paham agama, Naura ngga peduli. Pokoknya Naura ngga mau dijodohin."

"Kata siapa masih SMA ngga boleh menikah?, Bisa aja kok, nikahnya ngga usah ramai ramai, yang penting sah dulu secara agama, baru nanti secara hukum dan negara setelah kamu lulus. Asal pihak sekolah belum tau."

"Kalau ketahuan gimana? Di keluarin dari sekolah? Iya?." Jawab Naura

"Ngga Naura, ayah jamin pihak sekolah ngga bakal ada yang tau."

"Terserah, pokoknya ayah ngga usah paksa paksa aku buat terima perjodohan ini. Titik." Tekan Naura

"Yang pertama mau di jodohin siapa, yang di paksa siapa. Heran." Dumel Naura pelan.


..


"Bund, emang nama cowok yang tadinya mau di jodohin ke aku siapa?" Tanya syila pada bunda Mona.

"Ada deh, kamu ga boleh tau sebelum kamu atau Naura terima perjodohan ini." Jawab Bunda Mona dengan senyum licik nya.

"Kan Naura udah terima?."

"Belum, Naura masih ngedumel terus tuh sama ayah kamu." Jawab bunda Mona menunjuk Naura yang sedang berbicara dengan ayahnya di meja makan


...


Tak terasa sang Surya yang menyinari dunia telah berada tepat di atas kepala.

Keributan di rumah Naura pun sudah mereda, sekarang keluarga kecil itu sedang menuju ke Bandara untuk mengantarkan anak pertama mereka.

Setelah sampai di bandara masih ada waktu 15 menit sebelum take-off. Mereka masih menunggu di ruang tunggu sembari mengobrol ringan.

"Sayang, hati-hati ya, di sana. Jangan bertingkah, kalau main sama temen, mainnya sama temen yang ngajak berbuat kebaikan aja. Jangan yang ngajak maksiat kamu ikutin." Nasehat Bunda Mona.

"Heem." Syila mengangguk.

"Di sana, kamu gak boleh pacaran, apa lagi nanti kalau lulus terus pulang ke indo bawa laki." Peringat ayah Gito

"Astaghfirullah ayah, ya ngga lah. Di indo aja aku ga pernah pacaran, gimana di luar negri, cari cowoknya lebih susah." Jawab Syila.

"Siapa tau kan, ada bule Singapura yang kecantol sama kamu."

"Aamiin, deh bund kalau ada hahahah."

"Oh iya Syil. Jangan kaget ya, nanti kalau kamu pulang adek mu sudah ada yang punya." Gurau ayah

"Hah?, Hahaha. Iya ayah siap, ga bakal kaget kok, palingan cuman syok." Jawab Syila di selingi tawaan dengan mata yang melirik Naura yang sedang bermain handphone.

"Ha? Apaan? Ada yang punya? Aku? Ngga. Emang aku udah punya pacar apa? Aku ga akan pacaran. Dan aku ngga akan Nerima perjodohan yang ayah bunda buat." Ucap Naura tegas walau masih bingung apa yang di tertawakan oleh kakak nya

Kedua orangtuanya dan syila tertawa.

"Lihat saja nanti sayang." Batin seseorang



**✿❀🏫❀✿**



"Vina, Ara. Tunggu." Panggil Alvin yang melihat Vina dan Ara yang baru keluar dari kantin.

Vina dan Ara menoleh ke sumber suara.

"Ada apa kak?" Tanya Vina pada Alvin yang masih ngos-ngosan karna tadi berlari mengejar keduanya.

"Ngga ada, Coman mau nanya. Naura kok dari pagi ngga kelihatan ya? Kemana dia?." Tanya Alvin

"Ohh Naura?"

Alvin mengangguk

"Naura lagi izin, soalnya dia lagi sakit." Jawab Ara yang menyela perkataan Vina

Wajah Alvin seketika kaget dan panik.

"Sakit? Sejak kapan? Kemarin kan dia masih sehat, masih baik-baik aja. Kenapa sekarang udah sakit?"

"Ngga tau deh."

"Kenapa kalian ngga ngasihtau gw dari pagi?, Kalau kalian ngasih tau dari pagi gw bakal jenguk dia." Ujar Alvin

"Dih, emang lu harus tau Naura sakit atau ngga nya? Emang lu ada urusan?" Jawab Ara.

"Heh Ara, panggil nya pakek kak dong, ga sopan masa pake lu lu-an." Peringat Vina

"Halah, sama aja kok."

"Yaudah, sini minta nomer telfon nya Naura, gw mau nanya langsung ke dia." Pinta Alvin yang sudah menyodorkan handphone nya

"Nomer handphone? Tapi maaf, nomer handphone Naura itu super duper private. Coman temen Deket nya aja yang boleh punya." Jawab Ara tanpa mengambil handphone milik Alvin

"Gw juga temen Deket nya."

"Sejak kapan?"

"Banyak tanya lu Ra. Tinggal ngasih aja apa susah nya si?"

"Yaudah sini handphone nya."

Alvin menyodorkan handphone nya di hadapan Ara. Ara pun mengambil dan mengetik nomor milik Naura.

"Nih," ucap nya sembari menyodorkan handphone Alvin.

"Oke thanks." Saat itu juga Alvin membuka dan menelfon Nomor Naura.


...


Naura. Gadis itu baru saja memasuki kafe tempat biasa ia me time.

Ya, saat dia sudah mengantarkan kakak nya, Syila. Ke Bandara dan sekarang Pesawat yang syila tumpangi sudah take-off, Naura meminta izin untuk tidak langsung pulang ke rumah tapi ingin main sebentar di luar. Mumpung hari ini ia mengambil cuti sekolah.

Naura berjalan lebih masuk ke dalam mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman, namun di saat ia melihat-lihat tempat duduk yang menurutnya nyaman, ia melihat ada dua lelaki yang sepertinya ia kenal.

Naura berjalan mendekati kedua lelaki itu lalu menyapanya.

"Assalamualaikum, kak Zidan?." Salam Naura.

Sang pemilik nama dan lelaki satunya menoleh dan menjawab salam. "waalaikumussalam, eh Naura? Kok ada di sini?." Tanya Zidan

"Heheh, iya kak. Tadi lagi mau main sendiri sih, tapi tadi pas masuk ngeliat kak Zidan jadi sekalian deh aku sapa." Jawab Naura

"Ohh, ih ini yang satunya ngga di sapa?." Tanya Zidan menunjuk lelaki yang duduk di sampingnya yang sedang menunduk sembari menyeruput kopi.

"Oh iya lupa, maaf ya kak Falzan." Ucap Naura

Falzan mengangguk.

"Sini duduk bareng Nau." Ucap Zidan menggeser bangku kosong ke depan Naura.

"Eh, emang boleh kak?."

"Ya boleh dong, masa ngga. Daripada duduk sendirian bahaya, nanti ada yang ngedeketin gimana?."

"Hahaha ya ngga bakal lah."

"Ih, bisa aja kan?."

"Haha iya sii. Oh iya, makasih ya kak udah ngajak duduk bareng." Ucap Naura yang masih merasa malu duduk di antara dua lelaki.

"Ah iya ngga papa, sama temen adik sendiri inih. Asal kamu nyaman duduk di sini ya ngga papa." Jawab Zidan, Naura mengangguk.

"Kamu ngga sekolah kah Nau?" Tanya Zidan lalu meminum minuman yang tadi ia pesan.

"Ngga kak, aku izin dulu sehari habis ngaterin kakak aku ke bandara."

"Ohh, ke bandara mau ngapain?."

"Ya mau naik pesawat lah kak, emang mau ngapain?"

"Bukan itu maksud nya, maksudnya ke bandara mau terbang ke mana?."

"Oh, kak Syila mau ke Singapura, mau ngelanjutin kuliah nya, soalnya seminggu kemarin habis liburan." Jawab Naura

"Ohh." Zidan mengangguk angguk

Falzan, lelaki itu sedari tadi diam mendengarkan percakapan temannya dan Naura.

Namun saat Naura berucap habis mengantarkan kakak nya ke bandara ia sedikit kaget.

"Syila, keluar negri lagi? Semoga selamat sampai tujuan ya." Batin Falzan

"Kak Zidan?. Kok kak Zidan sama kak Falzam bisa di sini? Terus yang dua nya kemana?" Tanya Naura.

"Kita berdua mah lagi main aja biasa, ngobrol-ngobrol, daripada di rumah, sumpek. Terus yang dua nyamah kan lagi pada kerja." Jawab Zidan

"Ohh, kak Bintang sama kak Fadlan kerja? Baru tau aku."

"Padahal udah lama mereka kerja, kenapa baru tau?."

"Kan aku belum tanya tanya." Jawab Naura

Ddrrtt...ddrrttt....

Suara dering handphone milik Naura berbunyi, Naura mengambil handphone nya yang ada di tas lalu melihat siapa yang menelfon.

"Nomor tidak dikenal? Siapa? Ah bodo lah." Ucap Naura lalu menaruh handphone nya kembali dan melanjutkan mengobrol dengan Zidan dan tidak dengan Falzan, lelaki itu masih diam saja.



....



"Ihh, mana? Ngga di angkat, lu ngasih nomernya yang palsu pasti kan?." Tuduh Alvin yang sudah kesal.

"Apaan si, nomor palsu nomor palsu, Udah mending di kasih tuh nomor si Naura." Jawab Ara.

"Iya ih kak, sabar dulu dong, mungkin aja Naura lagi ngga main handphone." Timpal Vina.

"Coba kakak Telfon lagi." Lanjut nya

Lalu Alvin mulai menelfon Naura lagi

2 kali, 3 kali, 4 kali, sampai kelima kalinya Alvin menelfon tetap tidak di angkat oleh Naura.

"Mana? Udah berkali kali di telfon masih ngga di angkat tau?!." Kelas Alvin

"Coba lagi lah, lagian maksa banget buat nelfon, besok juga Naura nya sekolah. Orang ngga punya hubungan apa apa, minta di jadiin prioritas. Heran sama kelakuan cowo yang kayak begini." Ucap Ara

"Ngomong apa lu Ra?." Tanya Alvin

"Gak."

...

"Ih, berisik banget. Heran deh, siapa si ini." Kesal Naura sebab Handphone sedari tadi terus berdering.

Falzan yang sedari tadi diam pun angkat bicara.

"Angkat telfonnya Naura, mungkin penting."

"Anjay suaranya jadi beda, bukan kayak yang biasa suara di tempat ngajar. Yang ini lebih akkwnzisnvskdh, eh apaan si Nau. Biasa aja dong." Batin Naura

"Iya iya." Jawab Naura lalu mengangkat telfon dari nomor yang tidak di kenal tersebut.

"Hallo assalamualaikum." Salam Naura

"Eh, Naura. Akhirnya kamu angkat juga telfon dari aku." Ucap seseorang dari dalam telfon

"Hah? Emang ini siapa?"

"Alvin Nau. Kak Alvin."

"Ohh, apaan telfon telfon?."

"Kamu kenapa ngga sekolah? Kata Ara kamu lagi sakit ya Nau?"

"Ha? Ngga."

"Masa? Tadi katanya Ara kamu ngga sekolah karena lagi sakit."

"Ohh, ada apa emangnya kalau aku lagi sakit?."

"Ya aku khawatir lah, yaudah nanti aku jenguk kamu deh."

"Ngapain? Ngga usah repot-repot."

"Ngga nau, ngga repot kok."

"Atau, nanti aku kirim sesuatu deh buat kamu biar kamu cepet sehat lagi."

"Yauda terserah."

Tut.

Naura mematikan telfon nya secara sepihak.

"Siapa Nau?." Tanya Zidan.

"Biasa kak orang gabut." Jawab nya asal

Zidan terkekeh.

Lalu Naura mulai melanjutkan kembali percakapan nya dengan kakak Dari sahabatnya itu.


...


"Gimana? Udah di angkat kan?" Tanya Ara. Alvin mengangguk.

"Makanya jangan suka fitnah ngasih nomor palsu." Lanjut Ara

"Yaudah si maaf." Ucap Alvin.

Tak lama bel masuk berbunyi, Ara, Vina dan Alvin kembali ke kelas nya masing-masing.

Alvin, lelaki itu setibanya di kelasnya langsung membuka roomchat nya bersama 'anak buah' nya.


H****l

Bro, gw minta tolong nanti lu kirim beberapa obat,coklat sama surat ke alamat yang bakal gw kirim, malam harus udah nyampe di lokasi ya!.

Siap.

/Read

"Sangat amat di andalkan."


...


18.30 PM

Malam ini Naura sedang membaca Al-Qur'an sembari menunggu waktu shalat isya.

Tok...tok...tok

"Sodaqallahuladzim."

"Ya? Siapa? Masuk aja." Ucap Naura Setelah mengakhiri bacaan Qur'an nya

"Non, itu di bawah ada orang yang nyariin non." Ujar Bi Ani yang masuk ke dalam kamar Naura.

"Oh, iya bi nanti Naura turun." Jawab Naura

BI Ani keluar dari kamar Naura

Lalu Naura segera membereskan mukena dan Al-Qur'an yang baru dia pakai.

Ceklek.

Suara pintu rumah Naura terbuka.

"Permisi, saya mau antar ini untuk mba Naura dari Pak Alvin." Ucap Lelaki yang mencari Naura tadi.

"Saya Naura."

"Baik, ini silahkan." Ucap orang tersebut yang menyodorkan totebag berwarna biru langit pada Naura.

Naura mengambilnya dan lelaki itu pergi meninggalkan pekarangan rumah Naura menggunakan mobil nya.

...

Sampai di kamar, Naura langsung membuka totebag tersebut dan melihat apa isi totebag yang diberi oleh Alvin.

"Obat?, Buat apa? Aku ngga sakit. Oh iya kan dia taunya aku lagi sakit." Pikir Naura

"Coklat?. Eh ada surat nya." Ucap Naura lalu membaca isi surat tersebut.

To Naura
Nau, kamu lagi sakit kenapa ngga bilang? Aku khawatir kamu ngga sekolah tadi.
Ini aku kirim obat sama coklat buat kamu, semoga cepet sembuh ya. Maaf kalau obat nya ngga cocok, dan coklat nya jangan lupa di makan biar mood kamu naik hari ini katanya kalau mau naikin mood cewe kasih coklat aja, semoga kamu suka sama coklat ya Nau  Sama obatnya juga di minum biar cepet sembuh.
See u Nau♡

"Aku ngga suka coklat, kalau mau naikin mood aku biasanya makan ice Cream. Tapi gapapa." Lirih Naura saat sudah membaca Surat dari Alvin




[TBC]





Suka ngga sama chapter 12 ini? Kalau suka ayo di vote!!!
Dan yang penasaran sama chapter selanjutnya juga di vote yaa!!

Oh, hallo friends² gimana? Masih sehat sehat kan?

Eh tau ngga? Tadinya vyy mau update jam 10 tapi pas vyy mau update kok setengah part ilang. Pengen nangiss(。•́︿•̀。) tapi untungnya vyy masih inget alur part nyaaa heheh, jadi maaf ya agak telat up nyaaa❤️

Ga tau deh Vyy mau berucap apa, pokok nya makasih buat kalian yang masih bertahan baca cerita buatan vyy sampai chapter sejauh ini, makasih buat kalian readers vyy yang masih suka vote di setiap chapter kalian sangat berharga buat Vyy, vyy bakal tandain profil kalian yang suka vote setiap chapter yang Vyy up.

Dan buat yang masih jadi silent reader yuk, tunjukin profil kalian, biar vyy tau kalau kalian yang baca dan vote cerita vyy. Lagi pula apasih enak nya jadi silent reader? Ngga Deket sama author cerita nya kan?.

Oh ya, ayo dong pada ketik di kolom komentar,apa kek terserah, mau ngejulit atau mau curhat, mau ngetik yang random juga gapapa. biar vyy happy dan vyy bisa balas komentar² kalian nanti😍😚.

MAKA DARI ITU, AYO LAH PARA READER YANG MASIH MENJADI SILENT READER MARI LEBIH DEKAT DENGAN VYY DENGAN CARA
1.BACA
2.VOTE.
3.KOMEN
4.FOLLOW WATTPAD VYY
5.FOLLOW IG VYY❤️

TRIMAKASIH FRIENDS²❤️😘

FOLLOW  INSTAGRAM:
@wpbyvyy_                    

SEE U ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

12.8K 1.6K 30
Kisah seorang pemuda yang berjuang mengajak para pemberontak masyarakat yang tidak mau bertaubat. Hadwan Arkam Haryakan, seorang pemuda yang diperin...
812K 53.9K 43
DAKWA#MISTERI#ROMANTIS# [DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU!!] CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA!!!! ... AL-FARUQ adalah gelar atau julukan...
107K 10.3K 42
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
1.7K 73 8
Hargai lah karya autor dengan vote dan komen. ______________________ seorang gadis berusia 18 tahun, gadis yang bar bar dan nakal yang di masukkan pe...