Aku Adik dari Anak Kesayangan...

By Sisi_Shalla

864K 100K 1.7K

[Sebelum masuk ke ceritanya, tolong baca dlu deskripsi sampai akhir] Tari tiba-tiba terbangun setelah mengala... More

BAGIAN 1 | Aku lahir?
BAGIAN 2 | Kenangan Pertama dan Terakhir
BAGIAN 3 | Cerita Favorit (1)
BAGIAN 4 | Cerita Favorit (2)
BAGIAN 5 | Rencana
BAGIAN 6 | Kunjungan 'Kakak-Kakak'
BAGIAN 7 | Masih Dengan Kakak yang Menyebalkan
BAGIAN 8 | Kecurigaan
BAGIAN 9 | Papa
BAGIAN 10 | Lily, Tolong Aku!
BAGIAN 11 | Aku Bersalah
BAGIAN 12 | Cepat Sembuh, Zinnia
PENGUMUMAN
BAGIAN 13 | Ada Apa Denganku?
BAGIAN 14 | Minum Teh
BAGIAN 15 | (Masih) Ingin Pulang
BAGIAN 16 | Pembuat Onar
BAGIAN 17 | Pintu
BAGIAN 18 | Pengakuan Eric
BAGIAN 19 | Es Batu
BAGIAN 20 | Kenapa?
BAGIAN 21 | Penitipan Anak
BAGIAN 22 | Kucing Besar
BAGIAN 23 | Runyam Sudah!
BAGIAN 24 | Mengerti
BAGIAN 25 | Aneh
BAGIAN 26 | Pesta Ulang
BAGIAN 27 | Momen
BAGIAN 28 | Hadiah
PENGUMUMAN
BAGIAN 29 | Mengintip
BAGIAN 30 | Menyenangkan!
BAGIAN 31 | Bros Bunga Api
BAGIAN 32 | Taman Bunga
BAGIAN 33 | Aku Siap?
BAGIAN 34 | Aku Tidak Bisa
BAGIAN 35 | Ketahuan
BAGIAN 36 | Prajurit dan Kue
BAGIAN 37 | Langit Cerah
BAGIAN 38 | Gaun Putih
BAGIAN 39 | Pertandingan
BAGIAN 40 | Berduaan
BAGIAN 41 | Spesial
BAGIAN 42 | Upacara Pengikat Kekuatan
BAGIAN 44 | Sungai Hutan Putih

BAGIAN 43 | Pertanyaan

4K 487 15
By Sisi_Shalla

Pintu di depanku terbuka sendiri. Rupanya Gil yang membukanya. Tangan kanan Kaisar itu tersenyum padaku. Aku tersenyum balik padanya dan seketika itu pula aku melihat banyak orang yang sedang berada di ruangan itu.

Aku kira hanya ada Kaisar dan Juan! Bagaimana ini?

Membelalakan mata, aku malu dengan diriku sendiri.

"Ups."

.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Hari ini cukup sampai di sini," ucap Kaisar. Semuanya keluar dan aku berjalan mendekati Juan dan Kaisar.

Aku memainkan tanganku merasa tidak nyaman, "Maaf."

"Hanya karena kau sudah memiliki kekuatan kau pikir bisa mengerjaiku?" tanya Juan sambil mencubit kedua pipiku sangat kencang.

Aku menahan rasa sakitnya dengan tidak berteriak.

"Jadi anak itu mengajarimu hal yang tidak-tidak ya?" tanya Juan. 

Aku mengusap-usap pipi yang memanas. Tapi rupanya Juan tahu Alka datang?

"Anak itu?" tanya Kaisar.

" A-"

"Anak itu siapa, Kak? haha, kakak pasti sedang bercanda. Papa dan kak Juan sedang membicarakan apa?" tanyaku buru-buru.

Kaisar mengangkat kemudian memangkuku. 

"Papa, apa benar kak Juan akan bertunangan?" 

"Itu benar," Kaisar mengangguk.

"Kenapa mendadak?" tanyaku dan melihat Juan dengan kesal.

"Keputusan ini memang cukup mendadak. Kakakmu akan menemui tunangannya satu bulan lagi," ucap Kaisar.

"Satu bulan?" 

Jika begitu, berarti Juan akan pergi ke Kaisaran Holimon. Apa aku bisa bertanya lebih jauh?

"Bagaimana dengan teman yang akan kau pilih belajar bersama?" tanya Kaisar. Aku sadar bahwa Kaisar mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku ingin Akalina dan Leo," tidak ada yang bisa aku pikirkan lagi.

"Leo? anak yang menggigitmu waktu itu?" tanya Juan kesal.

"Menggigit? menggigit apa?" tanyaku polos. Saat itu aku masih bayi, mana mungkin aku bertingkah seperti ingat kejadian itu kan?

"Untuk pelajaran dasar.. dengan siapapun boleh asal kau senang, akan ku minta Gil untuk mengaturnya nanti. Lily akan memberitahumu untuk jadwal lengkapnya," ucap Kaisar.

"Jadi kenapa kak Juan bertuna-"

"Bicara soal Lily, mengapa Zinnia sendiri ke sini? Apa dia melalaikan tugasnya? Aku terlalu lunak padanya," ucap Juan.

Jangan bawa-bawa Lily. Juan sangat tahu kelemahanku. Ck.

"Lily tidak salah. Aku yang memintanya. Lily ada di sana. Lily pasti mengikutiku diam-diam," ucapku sambil menunjuk ke arah luar pintu. Lily jarang meninggalkanku kecuali aku benar-benar membuat Lily tidak menyadari kepergianku. Lily akan mengikutiku diam-diam jika aku bilang ingin pergi sendiri.

Sepertinya mereka tidak ingin aku bertanya soal pertunangan ini. Kalau begitu lebih baik aku bertanya pada Eric nanti. Aku akan bertanya soal Peri Uvro saja sekarang.

"Papa, bisakah Papa mengudang Peri ke sini?" tanyaku.

"Kenapa?"

"Aku ingin berteman dengannya,"

"Uvro tidak bisa meninggalkan Hutan Putih, jadi aku tidak bisa mengundangnya," ucap Kaisar.

Aku berpikir sejenak.

"Kalau begitu, bisakah aku pergi menemuinya?" tanyaku.

Kaisar terdiam.

"Bagaimana jika bertukar surat saja dengannya?" tanya Kaisar.

"Aku ingin menemuinya," ucapku.

"Tetapi perjalanan ke hutan putih cukup lama, sekalinya kau ke sana kau tidak akan bisa langsung pulang," ucap Kaisar.

Benar juga, padahal aku ingin mengunjungi Peri Uvro sering-sering. Aku merasa harus mendekati Peri. Tetapi perjalanan jauh melelahkan, dan akan terlihat aneh jika begitu. Apakah ada cara cepat untuk sampai ke Hutan Putih?

"Papa, apakah ada.. cara cepat untuk pergi ke Hutan Putih?" tanyaku.

"Sayangnya tidak,"

Apa tidak ada karpet terbang seperti aladin?

Hmm.. Karpet terbang ya..
Paman Robin, waktu itu ia terbang di langit.

.

"Terbang?" tanya Eric.

"Iya, aku melihat Paman Robin terbang di langit waktu itu. Bagaimana caranya?" ucapku.

"Aku tidak pernah melihat orang yang terbang di langit," ucap Eric.

"Lagi pula, mengapa kau ingin bertemu Peri Uvro?" tanya Eric.

Aku menatap matanya. Eric yang membaca pikiranku langsung mengerti.

Terlebih, kenapa Peri Uvro berkata bahwa tidak senang melihatku, Syina, dan Eric hancur di depannya?

Aku tahu bahwa ini mungkin berhubungan dengan kondisiku. Sama halnya dengan Syina yang bepindah masa. Tapi ada apa dengan Eric? Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada Syina dan Eric. Rasa penasaran menggerogotiku.

Ingatanku pudar tentang cerita ini. Aku hanya bisa mengingat detail-detail kecil. Aku bahkan tidak terlalu ingat apa yang akan terjadi setelah pertunangan kak Juan. Aku harus benar-benar bertemu Peri Uvro.

.

Dua hari berlalu, ini hari pertamaku belajar soal kekuatan. Juga merupakan hari pertamaku bertemu lagi dengan Akalina dan Leo.

"Salam bagi Putri Zinnia, saya Akalina Metri Vadin. Putri pertama keluarga Vadin," ucap Akalina. Dia menunduk hormat.

"Putri Zinnia, saya Leo Parahakan Berga. Putra kedua keluarga Berga," ucap Leo.

Hmm, Leo terlihat lebih tenang dari yang ku bayangkan. Dia terlihat cukup dewasa. Tetapi sikapnya sangat tegas dan seperti tidak memiliki rasa takut. Bicara soal warna rambutnya, apa dia bersaudara dengan Marad?

"Senang bertemu dengan kalian," ucapku.

"Putri, terima kasih sudah mengundang saya. Ibu membawa ini untuk Putri," ucap Akalina dengan malu-malu.

Pelayan yang ada di sebelahnya menyerahkan sebuah kotak kepada Lily.

"Terima kasih," ucapku tersenyum.

"Putri, apakah kita sudah bisa memulai pelajarannya? Apa yang harus saya bakar hari ini?" tanya Leo dengan tangannya yang memunculkan api.

"Membakar?" tanya Akalina terlihat takut.

Hah.. apa pilihanku salah menjadikan Leo teman belajar? 

Sebenarnya ada beberapa orang yang bisa aku pilih sebagai teman belajar. Tapi, pertama, aku pernah bertemu mereka. Kedua, Akalina adalah anak dari Gil, tangan kanan Kaisar, orang yang membantu mengurus urusan kekaisaran. Sedangkan Leo berasal dari keluarga Berga. Keluarga Berga yang bertugas mengatur militer kekaisaran. Keluarga itu menghasilkan banyak kesatria hebat. Di samping itu, sifat Leo yang unik membuatku penasaran dengan apa yang akan dia lakukan.

"Kita tidak membakar apapun. Kita akan belajar soal dasar kekuatan dengan Tuan Andir," ucapku.

Tuan Andir, guru yang akan mengajariku. Aku hanya mendengar nama dan belum bertemu langsung dengannya. Tuan Andir sudah cukup tua, tetapi ia yang mengajari seluruh pangeran dan putri, termasuk Kaisar Edgar dulu.

"Selamat pagi, Putri Zinnia. Tuan Muda Berga, Nona Muda Vadin," ucap Tuan Andir.

"Selamat pagi, Guru," kami semua menunduk.

Pelajaran berlangsung hingga tiba kesempatan untukku bertanya.

"Guru, apakah manusia bisa terbang dengan kekuatan angin?"

"Hmm.. pertanyaan yang menarik. Aku pernah melihatnya sekali, dan itu dilakukan oleh keluarga kerajaan," ucapnya.

"Siapa itu, Guru?" tanyaku.

"Adik Kaisar Edgar. Pangeran Robin Holsar Zoren. Namanya berarti angin yang sangat besar. Ia memiliki kemampuan yang hebat," ucap Tuan Andir sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Berarti aku tidak salah melihat. Paman Robin benar-benar terbang.

"Guru, apakah saya harus memiliki kekuatan yang besar dulu untuk bisa terbang?" tanyaku.

Tuan Andir tersenyum. "Tentu saja Putri. Seseorang bahkan akan kesulitan mengangkat benda seperti buku. Angin punya sifat bebas. Memaksa angin berkumpul dan melakukan sesuai yang kita inginkan menentang sifatnya yang bebas. Karena itu untuk mengendalikannya cukup sulit,"

"Jika begitu, lalu bagaimana saya bisa mengendalikannya?" tanyaku lagi.

"Dengan mempelajari dasar kekuatannya. Sifat-sifat setiap elemen. Kelebihan dan kekurangannya. Berteman dengannya. Bahkan Putri bisa berteman dengan perwakilan wujud elemen itu," ucap Tuan Andir.

"Spirit. Ayah pernah menunjukkannya pada saya," ucap Leo.

Tuan Andir membenarkan.

"Baiklah, kalau begitu saya rasa Tuan Putri, Nona muda Vadin, dan Tuan muda Berga menjadi lebih bersemangat mempelajari kekuatan masing-masing sekarang?"

Kami bertiga mengangguk.

________________________________

Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik ⭐ ya ^^

Makasih buat votenya ❤

[Diupload oleh Sisi Shalla 03-06-2023]

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 126K 70
Seorang dokter yang mencintai tenang dan senyap, juga tidak banyak bersuara, berbanding terbalik dengan apa yang harus dihadapinya. Flora Ivyolin yan...
441K 1.7K 7
kumpulan cerita dewasa berbagai tema
1.7M 133K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
229K 19.3K 25
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana memiliki sifat rendah hati dan ramah. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki...