Jodoh pilihan Guru^[TAMAT]

By Donatsemangka

13.3K 855 14

"umii... syifa minta maaf ya,kalau umi nggk suka syifa dan nggk ngerestuin syifa sama pak shaka, umii bisa ur... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
REKOMENDASI
Last

41

126 9 0
By Donatsemangka

Hari ini syifa sedang dilanda kegabutan, ntahlah Heran juga sama kehidupan syifa yg penuh kegabutan.

"Sumpek bgt, tiap hari. liatnya dinding mulu" ucap syifa.

"Kapan liat wajah Suga?" gumam syifa menghaluu..

"Cari mangga aja deh, kayaknya berbuah" ucap syifa beranjak keluar kamar.

"Kemana Nak?" tanya Umi salma yg duduk didekat jendela sambil membaca kitab.

"Mau cari mangga mi" ucap syifa.

"Loh, nggk usah, nanti suruh iwan aja, kamu sabar dulu ya tunda dulu ngidamnya" ucap umi salma membuat syifa menghela nafas pelan.

"Umi kuuu" panggil syifa tersenyum paksa.

"Syifa bukan ngidam, tapi emang lagi gabut pengen makan mangga" ucap syifa memberi pengertian.

"Sama aja, jangan' kamu ngidam loh, aduhh, ntar ya umi panggil iwan dulu" ucap umi menaruh kitabnya dilemari lalu pergi mencari gus iwan.Syifa yg melihat itu menggidikkan bahunya."Serah deh" ucapnya lalu melanjutkan jalannya.

Sebelum sampai dia dipohon mangga,syifa melihat ada beberapa santri yg sedang makan tanah, eh main tanah maksudnya.Karna kepo, syifa menghampiri mereka.

"Kalian ngapain?" tanya syifa.

Salah satu santri berbalik badan." lagi gali tanah Ka" ucap Santri itu.

Kening syifa berkerut." Nanem pohon?" tanya syifa dibalas gelengan oleh santri itu.

"Bukan, tapi ngubur bangkai kucing" ucap santri itu membuat syifa sedikit merasa aneh.

"Loh? coba liat bangkainya" ucap syifa menerobos kerumunan.

"SEKAAAAA" Pekik syifa membuat beberapa santri itu menutup telinga mereka.

"Huaaa.kok bisa mati?" tanya syifa sambil menghapus air matanya.

"Nggk tau ka, tadi liat kucingnya udah mati diatas pohon" sahut salah satu santri.

"yaudah kalian kuburin aja, gw mau berduka dulu" ucap syifa pergi dari situ sesekali ia menyeka air matanya.

"Harus lapor ke hana nih, biar dia adain tahlilan 7 harian" gumam syifa mempercepat langkahnya.

Disisi lain, umi salma sedang mencari keberadaan putranya itu." Kalian liat gus iwan?" tanya Umi pada salah satu santri yg ada diteras masjid.

"Didalam masjid mi" ucap Salah satu santri itu.

"Yaudah makasih ya" ucap umi berjalan memasuki masjid dan akhirnya menemukan yg beliau cari.

"Iwan" Panggil umi menggoyang' kan bahu gus iwan yg tertidur dimasjid.

"Eughhh" lenguh gus iwan.

"Bangun!"

"Kenapa mi?" ucap gus iwan merubah posisinya duduk.

"Istri kamu ngidam tuh pengen mangga, cepet cariin" ucap umi membuat kening gus iwan berkerut.

"Mana ada syifa ngidam mi, loh dia nggk hamil" ucap gus iwan membenarkan tatanan pecinya.

"Ihhh, cepet temui istrimu" ucap umi sambil mencubit paha gus iwan, membuat sang empu merintih kesakitan.

"Yaudah iya" ucap gus iwan pasrah dan berjalan keluar masjid diikuti oleh umi salma.

"Apasih lo tlfn gw?" ucap hana disebrang telfon.

"Dia meninggal han...hiks" ucap syifa sesegukan.

"Saha yg meninggal euyyy?" tanya hana kurang paham.

"anak gw" ucap syifa.

"WHAT? LO KEGUGURAN?" pekik hana disebrang sana.

"Ishhh, bukan!"

"Terus?"

"Seka" cicit syifa.

"ASTAGHFIRULLAH SYIFA!" Ucap hana prustasi hampir saja ginjalnya jatuh.

"Ck, kenapa si buluq bisa mati?" tanya hana mulai jengah.

"Nggk tau, tadi para santri ngubur dia"

"Bagus, dah lo ngapain nelfon gw kalo si buluq udah dikuburin?" tanya hana.

"Lo nggk ada niatan adain tahlilan 7 harian gitu?" tanya syifa sedikit ngegas dan maksa.

"Emm ada sih" ucap hana membuat senyum syifa mengembang.

"Tapi party 7 harian yaaa...No tahlilan" ucap hana membuat senyum syifa memudar.

Tut.

Ntahlah syifa tidak paham jalan pikir hana, seharusnya sahabatnya itu berduka, sedih kek, guling' kek, ini malah mau party? oh sungguh tak berperi kehewanan.

"Assalamualaikum" ucap gus iwan barengan dengan umi.

"Waalaikumussalam" jawab syifa langsung menurunnkan kakinya dari kursi, pasalnya ia duduk dikursi teras dengan mengangkat satu kakinya.

"Ini iwan udah ada, masih mau mangga?" tanya umi salma.

"Enggk mi" jawab syifa.

"Nah kan wan, kamu sih lama, jadinya istrimu nggk mau lagi!" omel umi salma membuat gus iwan pasrah.

"Kamu tadi beneran mau mangga?" Tanya gus iwan menatap syifa.

"Tadi sih iya, sekarang udah enggak" Sahut syifa.

"Syifa mau kekamar dulu" pamit syifa meninggalkan umi salma dan gus iwan.

Umi salma menatap tajam pelakunya." Kamu sih! syifa jadi merajuk" omel umi salma dan langsung meninggalkan gus iwan yg mengacak' rambutnya prustasi.

Gus iwan memutuskan ikut kekamar untuk melanjutkan tidurnya yg tertunda.

"Kamu kenapa nangis?" tanya gus iwan saat syifa menutul wajahnya dengan bantal.

tak ada jawaban dari syifa, gus iwan berinisiatif membujuk syifa.

"Kamu mau makan pentol lagi nggk?"

"Mau makan sate?"

"Mie ayam?"

"Bakso?"

"Jalan'?"

"ketemu hana?"

"Ishh kenapa merajuk?" tanya gus iwan mulai pasrah.

"Siapa juga yg merajuk!" Sahut syifa ngegas. bahkan dia menatap tajam gus iwan.

Gus iwan mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya tawanya pecah." kenapa ketawa?" tanya syifa.

"Hahaha, masa mata kamu lucu ihhh" ucap gus iwan disela tawanya.

"Coba melotot deh" Suruh gus iwan. syifa melotot sekuat tenaga namun tetap saja matanya seperti manusia normal.

"Ihhh, lucu bgt sih" ucap gus iwan gemes melihat wajah syifa, ia pun mencubit' pipi syifa membuat sang empu risih.

"Nggk usah pegang'!" ucap syifa galak.

"Ini kenapa pipinya merah?" tanya gus iwan menusuk' pipi syifa menggunakan tangannya.

"ini kinipi pipinyi mirih" cibir syifa, membuat gus iwan main gemas dengan istrinya.

"Udah jangan gitu lagi, tadi kenapa nangis?" tanya gus iwan sambil menyeka air mata sang istri, bukannya menjawab syifa malah kembali menangis..

"Huaaa, Anak kita meninggal...Hikhss"

"Kita belum punya anak sayang" ucap gus iwan menenangkan.

"Iihhh, kamu nggk nganggep dia anak?" tanya syifa mulai menatap tajam gus iwan.

"Eeee, emang siapa?" tanya gus iwan hati'.

"Seka" cicit syifa membuat gus iwan membuang muka kearah lain.

"Gw kira apaan" gumam gus iwan pelan agar syifa tak mendengar.

Gus iwan menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya pelan, ia memegang kedua bahu istrinya." Terus mau kamu apa sayang?" tanya gus iwan tersenyum lebar namun dipaksa.

"Adain tahlilan" ucap syifa membuat gus iwan menghela nafas kasar.

"Ihh kok hembusinnya kek gitu?" ucap syifa dengan mata berkaca'.

"Istri ku sayang" ucap gus iwan yg masih mempertahankan senyumnya.

"Tahlilan itu untuk manusia, bukan buat hewan" ucap gus iwan memberi pengertian.

"Tapi kan seka banyak dosa, kita harus hadiahin pahala buat dia"  ucap syifa.

"Udah ya, nggk usah aneh' lgi" ucap gus iwan menyenderkan syifa dibahunya sambil mengelus kepala syifa pelan agar tertidur.

"Ba" panggil syifa memilin ujung jilbabnya.

"Kenapa hmm?" tanya gus iwan sedikit menunduk.

"Umi kayaknya pengen banget punya cucu" ucap syifa.

"kayaknya" sahut gus iwan menunduk melihat wajah sang istri.

"Syifa jahat ya" cicit syifa.gus iwan mengubah posisi syifa jadi menghadap nya.

Gus iwan menangkup pipi syifa." kenapa bilang gitu hmm?" tanya gus iwan menatap manik mata sang istri.

"Bener kata diza, syifa bukan istri yg baik, buktinya syifa nggk jalanin kewajiban syifa dengan baik" ucap syifa membuang muka.

"Hey, liat aku" ucap gus iwan mengalihkan wajah syifa.

"Kamu istri aku yg paaaaling baik, satu' nya yg aku cintai setelah umi" ucap gus iwan.

"Ta-tapi ak-aku nggk ngasih kamu keturunan" ucap syifa sesegukan.

"Hey, nggk boleh nangis" ucap gus iwan menghapus air mata syifa.

"Aku nggk pernah maksa kamu, kesian nanti kamunya" ucap gus iwan menenangkan syifa.

"Emang kamu mau?" tanya syifa menatap gus iwan.

Gus iwan tersenyum tipis." Nunggu kamu siap aja" ucap gus iwan.

"Maafin syifa ya,belum ngasih hak baba" ucap syifa memeluk gus iwan.

"Nggk papa, aku nggk maksa kok, jangan dipikirin lagi ya omongan orang' biar mereka mikir sendiri aja" ucap gus iwan ngaur.

"Haha, bisa aja" kekeh syifa memukul pelan dada gus iwan.

-------------------------------

Malam ini, setelah menunaikan sholat berjamaah isya, gus iwan berlekas' kembali kendalem untuk menemui istrinya yg sudah sembuh dari merajuknya, Ahhhh ia tak sabar manja' dengan istrinya.

"Gus" panggil seseorang menghentikan jalan gus iwan yg ingin pulang.

"Kenapa?" tanya gus iwan dingin.

Seseorang itu menghampiri gus iwan, makin dekat, makin dekat, daannnnnn...

"Astaghfirullah" kaget gus iwan refleks memyentak tangan seseorang itu.

"Apa'an kamu hah?" Bentak gus iwan.

"Gus harus nikahi saya!" ucap perempuan itu hendak membuka kerudungnya namun dicegah oleh gus iwan.

"Stop!"

"Kamu kenapa?" tanya gus iwan dingin.

"Nikahin saya gus, saya........saya hamil gus" ucap perempuan itu lirih diakhir kalimatnya.

"ASTAGHFIRULLAH KALIAN NGAPAIN BERDUAAN?" Teriak Ustadz Fikri membuat kedua nya terkejut.

"Saya bisa jelaskan "ucap gus iwan." Kalian ikut saya keNdalem" ucap ustadz fikri.

Keadaan diruang tamu ndalem agak panas, tidak ada tatapan ramah lagi, melainkan tatapan mengintimidasi dari umi salma dan kyai rahman dan jangan lupakan syifa yg menatap datar gus iwan, bahkan ia bsrsedekap dada.

"Jelaskan wan" ucap kyai rahman dingin.

"Iwan berani bersumpah bi, iwan nggk ngelakuin itu" ucap gus iwan memohon.

"Jangan bawa' sumpah!" ucap Umi salma dingin.

"Mi, beneran mi, iwan nggk gitu" ucap gus iwan.

"Ngaku aja gus, udah terlanjur juga" ucap Diza.

Yap! Diza yg terlibat dalam kasus ini!! Heaters Diza mana nihhhhh!! Huuuuuu.

"Diam kamu!" Bentak gus iwan membuat diza ciut.

"Syifa, kamu percaya aku kan?" tanya gus iwan beralih ingin menyentuh tangan sang istri, namun disentak kasar oleh syifa.

"Nggk tuh" ucap syifa dingin.

"Udah lah mi, aku mau kekamar aja" ucap syifa beranjak pergi.

"Mau kemana kamu?" Tanya Kyai rahman saat gus iwan ingin menyusul sang istri.

"Besok kamu jalanin hukuman cambuk,dan besoknya kalian nikah!" ucap Kyai rahman tegas.

"Tapi bi?" Protes gus iwan.

"Tidak ada tapi' an" ucap kyai rahman tak ingin dibantah.Sedangkan diza diam menunduk.

"Fikri, kamu siapkan semuanya" ucap kyai rahman diangguki fikri.

------------------------------

Pagi ini akan diadakan hukuman cambuk sebanyak seratus kali untuk gus iwan, sedari malam tadi gus iwan tak berjumpa dengan sang istri, Mana kuat dia menahan sakit kalau tidak disemangati ayang!..

Gus iwan sudah berdiri ditengah lapangan tanpa menggunakan baju, otomatis aset negara syifa dilihat oleh khalayak ramai, aduh kalau saja syifa tidak marah dengan gus iwan, sudah dipastikan mata siapa saja yg melihatnya akan ia congkel menggunakan kunci inggris.hukuman ini disaksikan semua santri, ada salah satu pengurus yg memegang cambuk,Ada kyai rahman, umi salma dan diza yg menyaksikan nya.

Gus iwan celingukan mencari keberadaan sang istri yg sepertinya tidak datang." Sudah siap?" tanya pengurus yg akan mencambuk nya.

dengan pasrah gus iwan mengangguk sebagai jawaban.

Ctarrrr!

"Arghhhh" teriak gus iwan.

Ctarrrrr!

"Arghhh"

Beberapa cambukan sudah gus iwan dapatkan Tinggal beberapa cambukan lagi, namun gus iwan sudah tidak kuat lagi, mungkin ia kehabisan tenaga karna tak makan sedari malam.

"STOP!" Teriak seseorang menghentikan kegiatan itu, semua orang menatap seseorang yg berlari menghampiri gus iwan, sebelum orang itu sampai, gus iwan lebih dahulu ambruk..

------------------------------

Siapa itu yaa?

Syifa kali ya?

Ahhh bisa jadi, mana tega syifa membiarkan suaminya kesakitan.

Tungguin Part selanjutnya

jangan lupa! vote sama follow ya!

  19,Februari,2023

Continue Reading

You'll Also Like

101K 5.1K 75
sebuah plorog keluarga kecil yang ada 4 anggota yaitu rony salma syarla nabila, salma memiliki dua anak yang masih kecil dan cerita ini kami persemba...
1.7M 62.1K 40
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
4.9M 420K 49
-jangan lupa follow sebelum membaca- Aster tidak menyangka bahwa pacar yang dulu hanya memanfaatkannya, kini berubah obsesif padanya. Jika resikonya...
104K 2.2K 8
slow up ‼️