Tweelingzussen

By arr_nrdrctne

224 88 303

Kita yang lahir dalam satu rahim, juga satu waktu. Rinai Amerta Paramarta. Rania Amerrinda Paramarta. Sepasan... More

Prolog
01. Jangan Berharap Kepada Manusia

02. Play Gently

41 25 39
By arr_nrdrctne

Happy Reading.

*****

'Jangan langsung percaya dengan hal-hal yang tidak pasti. Carilah kebenarannya terlebih dahulu jika itu mampu kamu cari tau.'

~Neira Satya Dewangkara~

*****

Bel istirahat sebentar lagi berbunyi, tetapi Rinai masih belum kembali kekelas. Setelah Neira belikan seragam baru, tiba-tiba Bu Maria menangkap basah dirinya sedang berada dipintu toilet, berniat menunggu Rinai. Tetapi malah diusir sama Bu Maria dengan ancaman akan dihukum.

Dengan perasaan campur aduk, Neira kembali ke kelas setelah berpamitan dengan Rinai yang tentu saja dibalas 'iya' olehnya. Neira menghela nafas berat. Merasa tidak tenang ketika hampir dua jam lamanya Rinai belum kembali.

Neira juga tidak fokus dengan pelajaran fisika, kaki kanannya ia gerakkan mengetuk lantai putih kelas dengan berbalut sepatu pantofel. Dirinya berprasangka buruk tentang Rinai. Takut jika terjadi sesuatu terhadapnya.

"Anjing,"

Umpatnya ditengah-tengah berusaha mengerjakan tugas fisika yang diberikan oleh Bu Sari. Pelajaran Pak Yono sudah selesai sejak satu jam yang lalu, dan satu jam ini sudah diisi oleh pelajaran fisika wajib dari Bu Sari.

Ia menatap sekeliling, mencari Indira, -selaku teman se geng dengan Rekania, yang membully Rinai pagi tadi. Tetapi kedua bola matanya tidak berhasil menemukannya. Perasaannya semakin geram, iya yakin geng Rekania sedang mengerjai Rinai.

BRAKK

Tanpa sengaja Neira menggebrak mejanya sendiri, yang membuat seisi kelas menatapnya heran. Terutama Bu Sari, yang tadinya sedang menerangkan rumus Fisika, menolah menatap Neira.

Neira nyengir, memperlihatkan gigi putih rapinya, "Maaf Bu, boleh saya izin ke toilet sebentar?"

Bu Sari sebenarnya tidak yakin dengan izin tersebut, sudah tidak percaya dengan izin-izin ketoilet. Padahal aslinya membolos. Tapi ia tatap mata Neira yang terlihat jelas kekhawatirannya, akhirnya Bu Sari memperbolehkan.

"Iya, jangan lama-lama!"

Mendengar jawaban Bu Sari, Neira bergegas keluar kelas dengan berlari menuruni tangga. Menuju toilet dilantai dasar dekat halaman sekolah.

Dirinya melewati toilet dengan bertulisan, "Toilet Rusak," ditempel di pintu toilet. Tanpa Neira sadari didalam, sahabatnya merintih meminta tolong.

*****

Dua jam yang lalu

Indira Areni Buwono. Perempuan cantik yang minus akhlak, tetapi masih bisa menghargai guru yang mengajar. Terlihat disaat Pak Yono menerangkan dan Indira hanya diam. Padahal aslinya Indira itu malas dengan pelajaran Pak Yono. Pelajaran Matematika yang sangat membosankan dengan angka-angka yang berjejer banyak. Angka bertemu dengan xy? Emang masuk akal?

Indira memutar bola matanya malas, sambil memutar bulpoin hitam ditangan kanannya menggunakan jari telunjuk dengan jari tengah. Menompang dagu dengan tangan kirinya, menatap rumus yang tidak jelas dari mana asalnya dipapan tulis yang penuh.

Merasa bosan, Indira dengan hati-hati menarik ponselnya yang berada didepannya. Menariknya pelan, lalu menunduk. Mengetikkan sesuatu pada sebuah room cht.

Beautifull Girl

Indira Areni :
Kantin cuy?

Rekania :
Gass

Melda :
Bentar anjing!
Tega lo ninggalin gue.

Indira Areni :
Ngapain sih lo?

Melda :
Pelajarannya Pak Herman njing!!
Sayang kalo dilewatkan

Rekania : Anjing

Indira Areni :
Anj

Rekania :
Duluan kita Mel!
Lo nanti bisa nyusul ke kantin.

Indira Areni :
Cakep
Traktiran kalo lo cantik😂

Rekania :
Y

Indira tersenyum miring, menatap sekeliling. Lalu menatap Pak Yono. 'Aman,' batinnya. Dengan berjalan mindik-mindik lewat belakang, Indira keluar kelas meskipun teman-temannya pada tau ia keluar. Tapi tidak ada satupun yang memberi tahu Pak Yono. Seolah paham dengan tatapan tajam Indira menatap semua orang.

Tidak mau menjadi sasaran bully selanjutnya.

Itulah, sekuasa itu mereka di SMA Bomantara. Hanya sekali menatap tajam, semua sudah mengerti dengan tatapannya. Jika tidak menuruti, siap-siap menjadi sasaran bully setelah Rania. Mereka bergidik ngeri membayangkan jika dirinya menjadi sasaran bully dari geng Indira yang diketuai oleh Rekania.

Indira tersenyum puas ketika dirinya keluar kelas, tepat dengan Rekania yang keluar kelas juga. Mereka tersenyum, lalu berjalan kekantin yang ada dilantai dasar.

Memang Rekania dengan Indira beda kelas, pun dengan Melda juga berbeda kelas. Indira yang berada dikelas IPA 1 A bersama dengan Neira dan Rinai. Rekania yang berada di IPA 3 B dan Melda berada di IPA 5 B.

Kelas X angkatan 2023 tahun ini yang memilih jurusan IPA memang banyak, lebih banyak dari tahun kemarin yang hanya sampai IPA 7 A, tetapi ditahun ini yang memilih jurusan IPA mencapai kelas IPA 10 C, yang masing-masing diisi sebanyak 28 murid.

Dan itupun hanya digedung IPA. SMA Bomantara memang membangun tiga gedung dan satu gedung kecil. Tiga gedung itu diisi oleh masing-masing jurusan IPA, IPS dan Agama. Satu tempat yang berada ditengah-tengah gedung itu, dijadikan untuk rapat seluruh guru dari semua jurusan. Dan disitulah tempat kepala sekolah menetap.

Tidak heran dengan itu semua, pasalnya SMA Bomantara memang terkenal dengan pembelajarannya yang luar biasa sangat bagus. Fasilitas yang lengkap untuk semua orang tanpa memandang siapa yang paling tertinggi dan siapa yang paling berkuasa. Namanya saja SMA Bomatara, jika diartikan dalam bahasa jawa, Bomantara itu artinya 'langit'. Mendeskripsikan SMA nya yang memang melangit dengan prestasi-prestasi yang bukan main.

Itulah yang diketahui semua orang dari sisi depan SMA Bomantara. Mereka tidak mengetahui bagaimana dalamnya SMA Bomantara, mereka semua sangat minus akhlak, dibiarkan karena orang tua mereka donasi terbesar. Jika karena bukan orang tuanya, mereka bukan apa-apa.

Semua bisa selesai dengan cepat hanya dengan uang. Uang adalah segalanya, harta adalah segalanya. Di zaman ini harta memang segalanya, jika tanpa harta, mereka akan direndahkan, ataupun dikucilkan. Begitu keji manusia sekarang.

Ketika mereka berjalan menuju kantin, ponsel mereka sama-sama bergetar. Menandakan pesan masuk. Dengan sedikit malas Rekania membuka pesan tersebut.

Beautifull Girl

Melda :
Eh, iya iya tungguin gue.

Indira :
Lemot

Rekania menatap Indira disampingnya, terkejut dengan pesan tiba-tiba dari Indira. Yang ia ketahui tadi Indira tidak mengecek ponselnya. Dirinya hanya memutar bola matanya malas ketika seseorang tiba-tiba berjalan disebelah Rekania. Dia Wirna Amelda Angkasena.

"Re?" panggil Melda disampingnya dengan melihat sesuatu diponselnya.

Rekania menatap Amelda disebelahnya, bergumam sebagai jawaban. "Besok-besok lo bawain kotoran hewan deh buat si miskin."

Indira dan Rekania terkejut dengan penuturan Melda. Mereka berhenti dengan serempak ketika mereka tidak sadar sudah berada dilantai dasar, dekat dengan toilet perempuan.

"Bau, anjing," ucap Indira yang mampu mewakilkan perasaan Rekania. "Jijik," imbuhnya.

Melda pun berhenti juga, tetapi didepan mereka. "Padahal ini tuh rekomendasi dari sang pujaan hatimu Rek," ucap Melda dengan menunjukkan sebuah postingan dengan komentar yang memang benar, ada yang merekomendasikan untuk menggunakan kotoran hewan saja.

@jhthn.abske

"Abiseka?" Rekania mengucapkan nama seseorang dengan melebarkan matanya tidak percaya. Ada rasa senang didalam dirinya ketika kegabutannya ternyata di notice oleh Abiseka.

Jhonathan Abisekae Jumantara. Laki-laki dari jurusan IPA juga yang dikagumi oleh semua orang, terutama Rekania. Tetapi sayangnya, kecantikan Hawaning Rekania Wulandari masih tidak membuat Abiseka luluh terhadapnya. Itu yang membuat Rekania mati-matian mengejar Abiseka. Terobsesi.

Rekania masih tidak percaya dengan notif dikomentar salah satu postingan yang diunggah oleh seseorang dari akun sosial media SMA Bomantara. Tetapi itu hanya untuk bersenang-senang, dan akun itu bersifat privasi. Hanya murid SMA Bomantara yang bisa melihatnya.

"Tapi kotoran hewan bau dan menjijikkan, anjing,"

"Yaudah terserah lo sih Re, maksud gue. Kan lo bisa cari muka ke Abiseka."

Belum sempat mereka menjawab, tiba-tiba ada suara bersin dari dalam toilet.

Haachu

"SETAN,"

Indira yang berada didepan pintu toilet dibuat terkejut, dengan suara bersin seseorang dari dalam. Sampai-sampai Indira melompat pindah tempat dibelakang Rekania. Menyembunyikan wajahnya dipunggung Rekania.

Rekania dan Melda menatap pintu toilet itu dengan heran, ada kerutan didahi mereka masing-masing, berfikir 'siapa yang berada diluar kelas disaat jam pelajaran masih berjalan?'

"Lebay lo In" Cerocos Melda sambil menatap Indira yang masih ketakutan dibelakang punggung Rekania.

"Manusia?"

"Menurut lo?"

"Setan itu njing,"

Rekania menatap Indira dibelakangnya, dengan raut wajah yang memang benar-benar ketakutan. Rekania bisa merasakan ketakutan yang Indira alami.

"Eh?" ucap Melda ketika mendapati siapa yang baru saja keluar dari toilet perempuan.

Rekania dan Indira menatap Melda, lalu menatap kearah pandangnya. Rania. Rekania tersenyum menemukan Rania yang baru saja keluar.

"Hallo," sapa Rekania mulai mendekati Rania yang mengenakan seragam baru.

Indira menatap Rinai mendelik, "gue kira setan," ucapnya.

Rinai terdiam, sedikit terkejut dengan keberadaan mereka yang tiba-tiba disini. Memang sudah biasa Mereka bertiga membolos pelajaran bersama, tetapi anehnya mereka sama sekali tidak ditegur oleh guru lain.

Rinai lupa, uang bisa menyelesaikan semuanya dengan cepat. Uang bisa menguasai orang kecil seperti dirinya. Merendahkan, menginjak-injak harga diri orang kecil. Sudah biasa.

Rinai menelan ludahnya susah payah. Hanya bisa menghela nafas pelan, pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Baju baru nih?" ejek Melda ketika menatap penampilan Rinai dari atas sampai bawah. Sangat terlihat jelas itu seragam baru.

"Mau main lagi sama kita? Kayaknya kalo pakek baju baru enak deh mainnya?" ucap Rekania sambil mendorong bahu kanan Rinai dengan keras, sampai sang empu terjatuh dilantai depan pintu toilet.

Indira membantunya untuk berdiri, "yahh .... bajunya kotor lagi, sekalian dikotorin aja mau?"

"Tapi kita main didalem aja, nggak pantes dong kalo kita sedang main dilihat orang lain. Nanti viral lagi loh,"

Mereka bertiga tertawa puas dengan penuturan Indira barusan, sungguh menyakitkan dipendengaran Rinai saat ini. Rinai tidak berani membalas.

Mereka bertiga dengan paksa menarik Rinai masuk kedalam toilet lagi, meskipun Rinai sekuat tenaga tidak ikut berjalan masuk ke dalam toilet, tetapi tenaga perempuan yang tiga lawan satu pasti kalah.

Rinai pasrah.

BRUK

Tubuhnya dihempaskan begitu saja, mengenai wastafel dan dinding toilet. Rinai terjatuh. "Aww," ringisnya.

Rekania dan kedua temannya sekarang berdiri tak jauh darinya, sedang melipatkan kedua tangannya diperut dan menatap kearah Rinai dengan tajam.

"Diapain ya enaknya," ucap Rekania sambil menempelkan jari telunjuk didagu. Berfikir.

Sempat Rinai berdiri sambil membersihkan seragam yang baru saja dibelikan oleh Neira. Merasa percuma dibelikan lagi, karena pada akhirnya akan kotor, lagi.

"Sudah Re. Aku mau kekelas." Pinta Rinai.

Rekania mengkerutkan dahinya halus, "siapa lo berani nyuruh gue?"

"Orang miskin nggak punya apa-apa mending diem. Nurut aja." Melda menambahkan, mewakili mereka bertiga.

Rinai menunduk, meremas rok diatas lututnya yang basah karena terjatuh dilantai toilet barusan. Rinai rasanya ingin kabur, menangis. Tapi Rinai tidak bisa, tiga lawan satu. Pasti dirinya kalah.

"Heran gue, udah hampir satu tahun lo disini masih betah aja," ucap Indira dengan menatap rendah Rinai.

"Nggak capek nanggung beban sendiri?, sekolah elit pasti pengeluarannya banyak. Lo masih mampu?" tambah Rekania dengan diakhiri kekehan kecil, beserta Melda dan Indira.

"Dia kan dapet beasiswa sampe lulus kalo nilainya mencukupi," ucap Melda yang barusaja membuka ponselnya. Segera mencari tau informasi tentang anak beasiswa di SMA Bomantara.

Mulut Rekania dan Indira membentuk huruf 'O', "Pantes lo betah disini. Gue kira masih kurang dengan permainan kita. Ternyata dapet beasiswa."

"Anak miskin yang beruntung,"

Senyuman smirik muncul dari Indira, yang mampu Rinai tangkap dengan kedua bola matanya. Membuat perasaanya tidak enak. Rinai memiliki firasat buruk.

"Jangan tolong," ucap Rinai tanpa sengaja maju selangkah, dan menatap Indira yang tingginya hampir sama.

Mereka bertiga menatap Rinai heran.

Dan Indira tau jika Rania mengerti dengan ucapannya, lantas dirinya maju selangkah. Memupus jarak antara Rania "Gue belum ngapa-ngapain," ucap Indira lembut tapi menekan, dengan tangannya yang mulai membelai rambut panjang Rinai dengan lembut. Tetapi lama-lama semakin kasar dan berhasil menarik rambut panjangnya.

Rekania dan Melda hanya diam ditempat. Masih membaca jalan pikiran dari Indira dan Rania. Mereka baru mengerti ketika Indira mengucapkan kalimat sesuatu.

"Gue akan main halus jika lo turunin nilai lo dikelas. Terutama pelajaran Fisika Wajib dan Matematika."

*****

'Berusahalah mencapai tujuan mu sendiri tanpa harus menjadikan seseorang tumbal'

~arr_nrdrctne~

*****

Kalian bingung nggak sih sama narasinya? bagian Rinai dan Rania.

Jujur, aku sendiri takut jika kalian bingung. Part 01 kemarin aku spoiler, Neira yang ngomong. Jika kalian perhatikan baik-baik. Insyaallah kalian tidak akan bingung dengan narasinya, yang tadinya Rinai, berpindah Rania.

'Maksudnya gimana sih?'

Begini, sikembar cantik berdua itu kan bertukar nama, Rania yang menginginkan, Rinai hanya mengiyakan saja. Nah, mereka semua tuh taunya Rinai itu Rania, padahal aslinya Rinai.

Jadi, gengnya Rekania tuh nggak ngerti apa-apa. Cuma taunya Rinai tuh Rania. Jadi kalian jangan bingung ya jika dialognya nyebut "Ran" tapi dinarasi tertulis "Rinai"

Dan disini Rinai kakaknya ya, kalo kembar tuh pasti ada kakak ada adek juga kan, Tetap. Nah disini aku buat Rinai kakaknya, dan Rania adeknya.

Udah aku tulis di description cerita, nama Rinai ada diatasnya Rania.

Btw, Kalian nunggu Rania muncul waktu SMA ini nggak? sabar yaa... kita pelan-pelan dulu. Besok aku usahain bisa bertemu Rania.

See you

*****

04 Maret 2024

Continue Reading

You'll Also Like

462 185 6
[VAMPIRE-WEREWOLF-MYSTERY-THRILLER-ROMANCE] [DON'T COPY PASTE MY STORY. 100% PURE OF MY IMAGINATION] [SLOW UPDATE FOR NOW] *** (SECOND STORY) ...
1.7K 903 7
Jonathan, Dhio, Jejen dan Naisha merupakan remaja berusia 18 tahunan yang mempunyai permasalahan keluarga dengan latar belakang berbeda. Suatu ketika...
851 401 7
Menceritakan gadis yang bernama Xu you, mahasiswi Tiongkok sekaligus pecinta badminton bertemu dengan pria asal Shanghai seorang mantan atlet renang...
3.7M 296K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...