Bertaut

By rawrnana

1.1K 501 2.5K

Bagi Dipta dan Nataya, berada diperingkat satu saat masa sekolah membuat mereka berdua berpikir kalau mereka... More

#4lovin
• 1.Drakor Date
• 2. Sing instead
• 3.Terbitnya bab baru
• 4.Ketika keraguan menjadi jelas

• 5.Initial wound?

75 38 195
By rawrnana


>>Happy Reading<<
•••••••••••••••••••

Nataya berbaring di kasurnya setelah selesai dengan semuanya, kini waktunya bagi Nataya untuk tidur. Tapi saat Nataya mendapati handphonenya bergetar terus menerus membuat Nataya dengan cepat meraih telepon itu, dan ternyata Jila yang meneleponnya.

"Eh ada yang aneh gak sih Tay?" kata Jila diseberang sana.

Nataya mengernyitkan keningnya, apa yang aneh, apa Jila sedang kobam sampe tiba-tiba menelepon Nataya dan bertanya demikian.

"Lo kenapa lagi Jil, apanya yang aneh?"

"Tadi sore Tay, gue kan di anter pulang sama Ilham tuh. Nah kita gak sengaja ketemu sama Dipta, dan Lo tau?? Dipta ngasih kita berdua duit 50 ribu terus sama coklat satu batang sambil senyum lebar bangettt, ih gue dan Ilham merinding banget, takut banget kalo sih Dipta kesambet sama dedemit."

"Heh, Lo kalo ngomong, em mungkin dia lagi happy aja sih.."

"Iya gue tau, tapi happy nya Dipta bikin gue takut bingittt!"

"Biarin aja deh Jil, aelah."

"Tapi Tay--"

Nataya menutup teleponnya dengan cepat sebelum Jila semakin banyak omong, dan itu semakin membuat Nataya berdegup cepat jantungnya.

Nataya menggulir laman Instagram miliknya sebelum dirinya memutuskan untuk tidur, tapi notif dari Dipta membuat Nataya menjatuhkan handphone kewajahnya hingga terasa sakit bagian wajahnya.

"Astaga!"

Nataya melihat notif dari Dipta dengan wajah tersenyum lebar, bahkan Nataya memeluk handphonenya. Nataya mengetik pesan untuk membalas pesan dari Dipta, Nataya menarik selimutnya karena dirasa, bahwa saat ini Nataya telah kehilangan kewarasannya.

Dipta gajelas : Nataya, gue udah pulang tapi baru chat Lo, gapapa?

Dipta gajelas : lo udah tidur Tay?

Nataya : Belum, iya gapapa Ta santai aja, harusnya gue yang nanya ke Lo, Lo sampe rumah dengan aman kan?

Dipta gajelas : Aman, aman banget malahan. Gue rasa Lo harus istirahat sekarang Nataya.

Nataya : yaudah, anw makasih masakan Lo tadi, enak!

Dipta gajelas : Besok gue masakin lagi mau? Tapi ada bayarannya sih, gimana?

Nataya : Big no! Lo modus namanya Dipta!

Dipta gajelas : Itu sayang, bukan modus.

Nataya dengan cepat mematikan layar handphonenya, Nataya sudah tidak bisa lagi membalas pesan itu. Dan Nataya memilih untuk memejamkan matanya saja dari pada harus berkelahi dengan hatinya sendiri.

Dipta menatap layar handphonenya yang tak kunjung dapat balasan, bahkan Nataya sudah tidak Online lagi sekarang. Dipta pikir mungkin Nataya sudah istirahat, atau mengerjakan tugas, Dipta pun tidak tau dengan jelas. Tapi satu yang Dipta tau dan Dipta yakin jelas akan ini, perasaan yang Dipta miliki sekarang benar-benar telah menggebu, yang awalnya abu-abu kini sudah perlahan menunjukkan berbagai macam warna.

"Mama masak nasi goreng, Lo mau ikut makan juga atau Lo cuma mau senyum-senyum kayak orang ketempelan gini?"

Kedatangan Jendra membuat atensi Dipta yang tadi terfokus pada handphone miliknya, kini menatap Jendra dengan jengkel tapi kemudian Dipta dengan cepat berjalan kearah Jendra dan memeluknya erat, Jendra kaget akan tingkah adiknya itu.

"Wah, Lo nih benaran ketempelan, habis dari mana Lo?" tanya Jendra histeris.

"Iya bang, gabisa di obatin deh kayaknya.."

Jendra geleng-geleng kepala pada sikap Dipta yang seperti ini, Jendra mulai bergidik ngeri bahkan ketika Dipta juga tersenyum begitu lebar dengan wajahnya yang di usalkan pada tubuh Jendra.

"MAMA!!! LIAT DEH ANAKMU INI KETEMPELAN NIH!" Jendra berteriak pada mama yang ada di dapur.

"Jendra, Dipta udah deh main-mainnya, mending cepet kedapur terus makan nanti keburu makin malam!" balas mama berteriak.

Jendra berjalan kedapur dengan Dipta yang masih memeluknya, bahkan sikap Jendra itu membuat mama dan Mali sangat syok. Apa yang Dipta dan Jendra lakukan, bahkan Jendra berjalan dengan terseok-seok.

"Astaga, ini ngapain sih? Dipta ngapain meluk abangnya gitu coba?" Mama menatap Dipta dengan raut wajah sedikit kesal, tapi Dipta membalasnya dengan senyuman lebar seraya menggeleng.

"Gapapa Ma, eh wah enak banget nasi goreng bikinan mama ini.." ujar Dipta yang beralih duduk ke kursi disebelah Mali.

Jendra menghembuskan nafasnya legah ketika Dipta melepaskan pelukannya dari Jendra. Sekarang mereka bertiga masih kebingungan, mengapa Dipta bertingkah begini, karena biasanya Dipta selalu murung dan lebih banyak diam.

********

Hari ini Nataya ada mata kuliah pagi, jadi dirinya bergegas untuk pergi ke kampus secepat mungkin. Langkah Nataya begitu besar, tapi Nataya enggan berlari karena nafasnya bisa terengah-engah nanti. Di parkiran menuju ruang kelas yang ada di lantai tiga, Nataya bertemu dengan Ilham yang juga baru datang.

"Nataya, mau kemana Lo?" dengan tampang polosnya Ilham bertanya begitu, dan Nataya yang mendengar itu lantas berhenti melangkah.

"Ke kelas, tinggal lima menit lagi nih!"

"Santai Tay, dosennya aja belum Dateng, tadi gue ketemu dijalan dan kebetulan macet.. udah Lo gak usah kayak dikejar setan gini." mendengar ucapan Ilham akhirnya Nataya menghembuskan nafasnya yang sudah terasa sesak karena buru-buru.

Ilham dan Nataya menaiki tangga dari lantai satu menuju lantai tiga, di tengah perjalanan menuju ruang kelas. Ilham mencoba untuk berbicara dengan Nataya, karena dirinya tak sesering itu untuk berbicara dengan Nataya terkecuali saat mereka berkumpul.

"Lo suka sama Dipta kan Tay?" tanya Ilham tapi Nataya tak menampakkan ekspresi apapun.

"Iya, dulu." jawabnya dengan singkat.

"Kalo sekarang?" tanya Ilham lagi, tapi Nataya diam beberapa waktu sampai keheningan terjadi di tangga itu.

"Menurut Lo? Apa wajah gue masih menampakkan kalo gue masih suka Dipta?" kata itu yang muncul dari mulut Nataya.

Ilham menghendikkan bahunya, tapi satu yang Ilham pahami dari Nataya. Nataya tipikal orang yang kalau suka, dia bakal terlihat jelas dari mimik wajahnya, tapi saat ini yang Ilham lihat hanya ada ekspresi yang Ilham sendiri tak memahaminya.

"Kalau Dipta ngajak Lo pacaran, Lo mau Tay?"

"Kayak gaada cewe lain aja." balas Nataya dengan tertawa pelan.

Ilham kaget mendengar jawaban Nataya, tapi karena melihat Nataya tertawa hal itu membuat Ilham juga ikut tertawa.

"Kalau Dipta suka gue dan ngajak gue pacaran sekarang juga, Gue gaakan pastiin kesempatan itu lewat gitu aja. But u know? Dipta itu penuh keraguan, I hate men like that."

Ilham dan Nataya sudah tiba ditangga terakhir, dan mereka mulai menyusuri lorong untuk mencari kelas mereka. Ilham dibuat tak berkutik oleh kata-kata Nataya, jika saja Dipta tau dan mendengar ucapan Nataya barusan, apakah mungkin Dipta bakal segera mengubah status antara Nataya dan Dipta?.

"Dipta, kalo Lo gak tembak sih Nataya sekarang, biar gue yang ambil alih.." gumamnya dengan tersenyum lebar.

Tapi Ilham hanya membual saja, bisa habis dirinya oleh Dipta jika sampai melakukan hal itu. Dan Ilham tentunya masih waras, hanya sekedar memperebutkan satu perempuan.

******

>>To be continued<<
__________________

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 6.6K 10
Kocok terus sampe muncrat!!..
Istri Kedua By safara

General Fiction

165K 5.4K 39
nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa...
5.8M 281K 61
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA MANIEZZZ] Kisah 2 pasangan yang dijodohkan oleh orangtua mereka. Arlando jevin demort, cowok berusia 18 tahun harus men...
1M 116K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...