SWITCH PRINCE [END]

By dhiladinia

261K 27.2K 796

Zavandhya Granedain Edzard Seorang putra mahkota yang sebentar lagi akan menjadi raja menggantikan almarhum a... More

Prolog
I- Strânïerõ
II- Amàrgā vėrdãd
III- Grąň güərrâ
IV- Victoria y extraño
V- Realitate imposibilă
VI- Încercând să accepte
VII- Casă pe pământ
VIII- În ceață
IX- Pedeapsă
X- Reveni
XI. Şcoală
XII. Zgomotos
XIII. Val
XIV. Aproapé
XV. Imprésionànt
Baca Kuy
XVI. Furiş
XVII. Lôc de joáca
XVIII. Jóc distractiv
XIX. Ceartă
XX. Reapare
XXI. Dimineaţă
XXII. Tîntă
XXIII. Liber
XXIV. Conducând o Mașină
XXV. Penalizare de Accident
XXVI. Furios
XXVII. Ca Urmare
XXVIII. In Cele din Urma
XXIX. Mâncare Nouă
XXX. Timpul s-a Oprit
XXXI. Întoarcere
XXXII. Rezolvæ Problema
XXXIII. Progresivă
XXXIV-XXXVI. About Prince¹²³
XXXVII. Se Concentreze
XXXVIII. Întoarcerea Soarelui
XXXIX. Înapoi Acasă
XL. Regële Soarelui
XLI. Søßīré
XLII. Făptuitorul Găsit
XLIV. Leigh
XLV. de Halls
XLVI. Petrecere Supărătoare
XLVII. Putere Nēagra
XLVIII. Monsterë
XLIX. În Curând să Fie Dezvăluit
L. The Real Plot Twist
LI. Desprë Tron
LII. END
Ēxträ Pârt
New Story

XLIII. Cauta Adevarul

2.1K 255 8
By dhiladinia

Happy reading!
~•~

"Salam saya pada Sang Matahari Edzard."

Penyihir itu menunduk memberi hormat pada Gane.

Gane sedikit terkejut kala melihat pemuda yang datang di depannya. Ia menatap Alan penuh peringatan, dia tak menyangka jika Alan akan memanggil penyihir tengil ini. Dulu mereka pernah bertemu di akademi, pertemuan itu tak meninggalkan kesan baik karena penyihir tengil ini sangat sombong dan tentu saja Gane tak suka dengan orang seperti itu. Apalagi gayanya yang membuat orang lain kesal karena auranya seperti mengajak perang.

"Duduklah."

Penyihir itu duduk di kursi depan Gane dan Alan.

"Terimakasih Yang Mulia. Saya yakin Yang Mulia masih mengingat saya."

"Alan, bukankah aku bilang panggil penyihir terbaik di negeri ini dan kenapa bisa kau malah memanggilnya?!" Gane sedikit menaikkan nada bicaranya. Matanya mendelik kala melihat kaki penyihir tengil ini dengan santainya mengangkat ke atas meja dengan posisi menyilang. Lihat kan?! Tingkahnya saja sungguh memuakkan.

"Maaf Yang Mulia tapi sekarang memang dialah penyihir terbaik di negeri ini."

Gane berdecih kala melihat penyihir itu tersenyum miring seakan mengejek dirinya.

Remaja itu menghembuskan nafasnya dan mengeluarkannya. Berusaha menahan emosi yang hampir tumpah.

"Sekarang aku ingin kau menunjukkan masa lalu Duke Halls dengan ayahku."

"Baik, itu mudah sekali Yang Mulia. Namun tentu saja tidak ada yang gratis di dunia ini."

"Tentu saja, setelah ini aku akan memberimu berkarung-karung keping emas."

"Tidak Yang Mulia, anda salah sangka. Saya menginginkan hal lain."

"Sial! Kau ini banyak mau sekali. Cepat katakan sebelum kesabaranku habis."

Alan melihat Gane yang tersulut emosi. Selama ini Gane selalu bisa menahan emosi dan wibawanya, tapi pertemuan Gane dengan kawan lama mereka ini langsung membuat emosinya seakan segera meluap.

Gane kesal sekali, bisa saja dia melakukan hal itu sendiri tapi dia tak ingin ambil resiko karena selama ini sudah terlalu sering menggunakan kekuatan sihirnya dengan skala besar. Apalagi sekarang mana-nya belum stabil. Ia tak mau mati sia-sia, yang ada para tikus itu langsung tertawa kegirangan mengetahui rencana mereka berjalan sangat mulus tanpa harus mengerahkan usaha yang keras.

"Permintaan saya sederhana Yang Mulia. Saya ingin diangkat menjadi penyihir istana dan tentu saja tinggal di istana yang indah ini, bukankah sangat mudah?"

"Apa?! Tidak! Aku bisa cari penyihir lain, mereka pasti bisa melakukan hal ini tanpa meminta hal aneh padaku."

Gane berdiri dari duduknya.

"Jadi begitu rupanya, ya sudah kalau Yang Mulia tidak mau. Saya juga tak akan rugi, tapi ingat Yang Mulia saya punya rahasia tentang ibu Yang Mulia yang tidak Yang Mulia ketahui."

Perkataan itu membuat langkah Gane yang akan keluar dari ruangan itu pun berhenti dan berbalik menatap penyihir itu.

"Cepat katakan Elias atau kubunuh kau sekarang juga!"

"Tenang Yang Mulia, saya yak menyangka Raja begitu sensitif dan emosian seperti ini. Saya akan mengatakannya jika Yang Mulia mengabulkan permintaan saya," kata Elias masih dengan permintaannya.

"Akan aku penuhi! Alan atur semuanya segera."

"Baik Yang Mulia, saya permisi sebentar."

"Alangkah lebih baiknya jika Yang Mulia duduk kembali. Jangan tegang begitu, bukankah kita ini teman lama?"

Hanya ada mereka berdua disini. Alan juga sengaja meninggalkan mereka agar bisa berbicara dengan lebih leluasa, apalagi tentang mendiang ratu.

"Cepat katakan."

"Baiklah adik kecil," ujar Elias penuh ejekan. Gane menendang kaki Elias, membuat Elias mengaduh sakit, tendangan Gane memang bukan main.

Gane sangat kesal, sudah dua orang yang memanggilnya adik kecil sekarang?! Dia ini tidak kecil, enak saja!

"Jangan marah, nanti kadar keimutanmu berkurang."

"Imut kepalamu! Aku ini tampan, apa matamu buta?!"

Elias tiba-tiba berada di depan Gane dan mencubit kedua pipi Gane.

"Iya memang tampan, tapi dimataku, kau itu sangat imut. Mirip seperti anak harimau yang sangat lucu."

"Kurang ajar."

Elias berhasil menghindar dari Gane yang ingin menendangnya lagi. Gane mengelus pipinya yang memerah akibat penyihir kurang ajar yang sangat menyebalkan.

Elias berdehem, kembali serius sebelum memulai bercerita.

"Ibu anda bukanlah anak tunggal, melainkan anak bungsu dari dua bersaudara. Ibu anda terpisah dari keluarga kandungnya saat masih balita, karena sebuah kejadian beliau ditemukan terdampar di hilir sungai. Lalu oleh Duke Xeravin diangkat menjadi anak."

Elias menjelaskan dengan rinci apa yang diketahuinya.

Duke Xeravin dan keluarga sekarang sudah tiada karena sebuah insiden peledakan. Ibunya yang sebatang kara menerima gelar duchess. Di sebuah pesta kerajaan, ibu dan ayah Gane yang saat itu masih menjadi pangeran bertemu. Dari sanalah benih-benih cinta mulai tumbuh.

"Lalu dimana keluarga ibuku yang lain?" tanya Gane.

"Sebentar lagi Yang Mulia akan mendapat jawabannya."

"Kau mau mempermainkanku ya?!"

"Saya hanya ingin Yang Mulia merasakan kejutan, tenang saja ini tak akan lama. Setelah urusan kudeta ini, hal itu akan terungkap."

"Ck, terserahlah!" Gane menyerah, meladeni Elias sungguh menguras energi. Bagaimana dia bisa berhadapan dengan penyihir tengil ini setiap hari!

"Sekarang lebih baik kau membawaku ke masa lalu, kalau tak ingin aku memenggal kepalamu sekarang juga!"

Secepat kilat mereka berpindah ke masa lalu. Gane bisa menyaksikan wajah muda ayahnya yang memang sangat tampan. Pantas saja banyak yang tergila-gila, batin Gane.

"Pujaanku sudah menerima cintaku, rasanya seperti mimpi saja."

"Benarkah? Aku turut bersuka cita! Bagaimana jika setelah ini kita pergi berburu di hutan?"

"Ide bagus, mari cepat kita selesaikan ini."

Alderos remaja dan Rex alias Duke Halls dengan segera menyelesaikan laporan mereka untuk diserahkan pada profesor akademi.

Setelah urusan akademi selesai. Mereka berdua langsung bertolak ke hutan dengan membawa peralatan panah masing-masing.

"Kali ini pasti aku yang akan mendapatkan hewan buruan yang lebih besar dari dirimu."

"Jangan mimpi! Lihat saja nanti siapa yang menang!"

Mereka bertaruh, yang kalah harus menuruti satu perintah pemenang.

Alderos dan Rex berpencar ke arah yang berbeda.

Satu jam kemudian mereka berdua kembali membawa buruan masing-masing.

"Hahaha, apa aku tak salah lihat? Hewan buruanmu kalah besar dengan milikku," kata Alderos menyombongkan diri.

"Aku akui jika aku kalah," balas Rex menatap buruannya.

Buruan mereka sama-sama naga, tapi dengan ukuran yang berbeda. Milik Alderos lebih besar dua kali lipat daripada milik Rex.

"Apa yang kau minta?" tanya Rex.

"Gendong aku sampai ke istana."

"Kau gila?! Kau tak sadar ya bahwa kau ini berat?"

"Tidak ada yang salah dengan mereka," kata Gane melihat interaksi dua orang itu. Bahkan dapat dikatakan jika mereka itu bersahabat.

"Ya, lebih baik kita pindah ke waktu lima tahun setelah ini," ucap Elias yang diangguki Gane.

Secepat angin mereka sudah berpindah.

"Hebat juga kau," kata Gane sedikit memuji, ingat sedikit!

"Aku memang hebat sejak lahir."

"Cih, sombong! Menyesal aku memujimu."

"Terima saja kenyataannya."

Gane memerintahkan Elias untuk diam. Ia kembali menyimak kejadian yang ada di depannya.

"Sudah jelas bahwa ibumu dibunuh oleh ayah dari sahabatmu!" kata ayah dari Rex alias Duke Halls kala itu.

"Tidak, ini tidak mungkin!" Rex menggelengkan kepalanya tak percaya dengan perkataan sang ayah. Mana mungkin Raja sebaik itu bisa melakukan hal sekeji itu, pada sepupunya sendiri.

"Memang buah tak jatuh dari pohonnya," kata Duke Halls. Lelaki paruh baya itu mengingat tentang rumor dimana Raja Edzard ke-V sudah membinasakan keluarganya sendiri demi mendapatkan tahta.

"Aku yakin itu hanya fitnah," gumam Gane emosi.

Elias yang disebelahnya mengelus pundak Gane menenangkan.

***

Double up!

Jangan lupa vote pokoknya! ❤️👌🏻

17/03/23

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 208K 50
Gethan tidak tau bagaimana dirinya yg terbangun di tubuh seseorang,setelah dirinya mengalami kecelakaan. Leyander astano bocah laki-laki 12 tahun yg...
481K 52.2K 32
Zaxe adalah manusia buatan yang paling sempurna. Ia diprogram khusus dengan kepintaran yang luar biasa. Wajahnya yang tampan bak dewa Yunani bisa men...
3.7M 360K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
887K 93.5K 33
( Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbit ) Nevanio Dirga yang kehilangan putranya pada usia 2 bulan. Di berikan kesempatan memasuki raga se...