Oneshoot ROSÉ and Boys

By im_fanse

90.8K 8K 1.3K

Perkumpulan shipper Rosé ada disini.... More

Not brother (Jaerosé)✓
moodbosteer (Rosékook)✓
lovely owner (Taerosé)✓
jametzzz (Bangtansé)✓
my big baby (Bbangrosé)✓
teacher (Jisung x Rosé)✓
tsundere(Kwon twins x Rosé)✓
future husband (Yongrosé)✓
halal boys(Winrosé)✓
forget him (Doysé)✓
forever mine (Johnny x Rosé)✓
i need her (Chenle x Rosé)✓
regretting marriage (Wonwoo x Rosé)✓
i hate but i love (spesial Yongrosé)✓
lucky boy (spesial Jaerosé)✓
cute relationship (Gyurosé)✓
meet him (Kunrosé)✓
what happened in room 365 (Hunrosé)✓
Gay or Guy (Chanrosé)✓
secret admirer (Eunrosé)✓
obsessed (Jinrosé)✓
sedative (Jaemrosé)✓
last stage love (Hanbin x Rosé)✓
first love (Harusé)✓
lady Roseanne (Jenosé)✓
project sacrifice (Renjun x Rosé)✓
freaking boys (Yugyeom x Rosé)✓
first time (Songkang x Rosé)✓
favorit girl (Ten x Rosé)✓
friendzone (Haosé)✓
Life (Marksé)✓
pregnancy (Scoupsé)✓
friendzone pt2 (Joshua x Rosé)✓
girlfriend (spesial Haosé)✓
for one month(Felixsé)✓
ex (Jun x Rosé)
seniors (spesial Rosékook)✓
i can(t) selfish (pt.3 Yongrosé)✓
neighbors (Baekrosé)✓

different (Jeonghansé)✓

912 122 10
By im_fanse

R O S É

J E O N G H A N- SVT

••••

Minggu pagi yang cerah, dengan angin yang sejuk di pagi hari membuat sepasang kekasih itu keluar untuk sekedar berjalan-jalan dan memanfaatkan cuaca yang cerah ini, setelah berhari-hari bumi selalu di terpa hujan.

Tangan mereka bertaut saling menggenggam. Memberi rasa kehangatan yang menjalar sampai ke tubuh mereka.

Mereka tampak seperti pasangan yang akur bukan, sangat serasi. Orang-orang yang melihat mereka pasti mengira mereka jarang sekali bertengkar. Iya, kelihatannya saja. Semua orang tidak ada yang tau bukan bagaimana kebenarannya.

"By." Sang cowok menoleh kala kekasih memanggilnya dengan panggilan sayang, yang khusus buatnya.

"Hm." Cowok berparas lembut itu menoleh, sedikit menunduk untuk menatap wajah kekasih.

"Suasananya bikin aku jadi pengen ibadah."

Jeonghan sedikit terkesiap, namun dia sudah biasa. Ini juga bukan pertama kalinya buat dia.

"Iya, boleh. Yuk kita kesana."

Genggaman tangan yang tadinya sedikit merenggang itu kembali bertaut erat. Jeonghan kembali membungkus tangan mungil Rosé kedalam tangannya yang jauh lebih besar.

Semuanya nampak manis, mereka pasangan yang serasi. Tak pernah ada orang ketiga yang menganggu hubungan mereka.

Tapi tetap saja, masih ada penghalang yang kokoh diantara mereka berdua yang terkadang memicu konflik diantara mereka berdua.

Jeonghan duduk dengan air mineralnya didekat halte bus. Sorot matanya yang lembut menatap tanda salib yang menjulang tinggi dibangunan gereja itu.

Dia menghembuskan nafasnya, entah kenapa hatinya selalu saja teriris akan hal itu.

"Ya Allah, apa selamanya bakal begini terus?" Dan itu yang selalu keluar di bibirnya ketika dia tengah menunggu Rosé untuk beribadah.

"By!" Tak lama setelah itu terdengar suara yang selalu membuat Jeonghan merasa candu setiap kali Rosé bersuara.

"Udah selesai."

"Udah, huh capek."

Jeonghan terkekeh lalu menuntun Rosé untuk duduk, "lagian kenapa harus lari-lari sih. Aku nggak kabur, kok."

"Mau minum!"

Jeonghan mulai menyodorkan minumannya ke mulut Rosé. Rosé menegak minuman dengan kuat dan menyisakan sedikit di botol.

"Pelan pelan aja nanti keselek baru tau rasa."

"By, tau ngga tadi aku ketemu temen lama ku. Kamu tau ngga dia dulu tuh anak gereja. Rajin banget ibadahnya."

Jeonghan menatap lekat kearah Rosé, mendengar pacar imutnya ini yang sedang bercerita dengan lucu.

"Yang bikin aku kaget tuh, dia udah jadi.... mu....mu mu apa By namanya?"

"Ngga tau, mu apa sih?"

"Ih kamu malah nanya balik ke aku. Itu loh yang ada di agama kamu itu, namanya apa kalo masuk islam."

"Mualaf?"

"Nah iya! Itu maksudku."

Jeonghan terdiam, masih menatap lekat kearah Rosé. Rosé sendiri juga tiba-tiba ikut diam dan suasana terasa canggung diantara mereka, yang notabenenya sudah menjalin hubungan selama 4 tahun.

Diawali dengan Jeonghan yang menghela nafas, "By, jangan di bahas lagi, suasananya jadi ngga nyaman."

"I-iya."

"By mau itu!"

"Ice cream?" Jeonghan hanya pasrah saat Rosé mengangguk dengan semangat.

"By, tadi kamu habis minum minuman yang dingin, masa sekarang mau minta Ice cream sih, kita cari minuman anget aja ya?"

"Janji kok nanti ngga bakal sakit."

Tolong siapapun tahan Jeonghan sekarang, andai ini bukan tempat umum, pasti dia sekarang sudah habis-habisan menciumi wajah Rosé saking gemasnya.

"Kamu tuh, pake mantra apa sih. Masa dikit-dikit aku langsung luluh sama kamu. Sekali-kali gantian dong, kamu yang luluh sama aku."

"Ini nyatanya aku udah luluh sama kamu." Sahut Rosé sambil mendekap lengan Jeonghan.

"Ngga, masih belum. Soalnya kita belum nikah." Dan dalam detik berikutnya Jeonghan merutuki dirinya sendiri.

Meskipun mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun, tapi entah mengapa pembahasan menikah membuat mereka jadi agak canggung.

Aneh, biasanya setiap pasangan selalu mengharapkan mereka bisa sampai ke pernikahan tetapi tidak dengan mereka. Sebenarnya Jeonghan dan Rosé juga berharap mereka bisa sampai ke pelaminan. Tapi entahlah, mereka belum bisa menemukan solusi, keduanya tidak ada yang mau meninggalkan Tuhan mereka masing-masing.

"By."

Rosé yang tadinya menunduk itu mendongak, menatap Jeonghan yang lebih tinggi darinya.

"Mungkin ini udah saatnya buat kita bahas ini dengan serius."

Rosé rasanya ingin berteriak dengan keras untuk menolak, dia tidak siap. Dia belum siap kalau nantinya Jeonghan akan memberikannya pilihan, yang mana kedua pilihan itu tidak bisa ia pilih salah satu. Ia ingin semuanya, baik itu cinta Jeonghan, dan juga Tuhannya.

"Kita ke rooftop aja ya biar lebih enak."

Jeonghan mengiring Rosé untuk menuju ke rooftop departemen store.

Sesampainya mereka sampai di puncak bangunan itu, Jeonghan mulai menatap serius kearah Rosé.

"Rosé ini udah 4 tahun. Tapi kayaknya, kita ini belum dapet solusi."

"Gapapa, aku ga bakal nyalahin kamu. Tapi ini saatnya—"

"Engga!"

Jeonghan terdiam sesaat, sebenarnya ini juga berat baginya. Tapi dia juga tidak bisa meninggalkan sang pencipta hanya demi seorang gadis.

"By, apa kita ngga bisa bertahan sebentar lagi. Sebentar aja, aku yakin bakal ada jawabannya."

"Apa emangnya, kalo kamu suatu saat bakal ninggalin aku dan nikah sama cowok yang seiman sama kamu."

"Engga, aku ngga mau sama dia"

"Percuma, itu pilihan Ayahmu. Pilihan orang tua kayaknya emang yang terbaik deh. Saran ku kamu jangan bantah, turuti aja."

"Kamu tuh ngomong apa sih? Mau itu yang seiman sama aku, kalo bukan kamu. Aku ga bakal mau."

"Terus mau mu apa? Aku yang ninggalin Tuhan ku, cuma buat nikah sama kamu!" Rosé sedikit terkejut saat suara Jeonghan meninggi.

Jeonghan memejamkan mata, lalu menyisir rambutnya ke belakang.

"Udah, emang kayaknya ini keputusan yang terbaik buat kita. Kita sampai disini aja, Rosé. Semoga kamu dapat pengganti yang lebih baik."

Air mata Rosé jatuh dengan deras, tak berhenti disitu kini dia mulai meraung-raung memohon kearah Jeonghan.

Jeonghan mulai mendekap Rosé saat perempuan itu hampir terjatuh. Rasanya kaki Rosé seperti tidak berfungsi lagi, dan dekapan Jeonghan selalu menjadi penenang buatnya.

"Rosé, jangan gini."

"Engga, aku ngga mau, By. Aku ga mau kita selesai."

"Ini yang terbaik, Rosé. Aku nggak bisa ngambil kamu dari Tuhan mu. Biar aku aja yang pergi."

Dan malam itu di atas rooftop terakhir kalinya bagi mereka untuk bertemu, dan menatap mata satu sama lain. Sebelum akhirnya Jeonghan membawa Rosé pulang dan memastikan keadaannya baik-baik saja.

3 tahun kemudian. . . .

"Ngapain sih jam segini udah ngajakin jalan-jalan, mana ini hari Minggu lagi." Pria berambut gondrong itu menempatkan dirinya untuk duduk di halte yang kosong setelah kakinya pegal karena berjalan-jalan tanpa tujuan.

"Yaelah bro, gitu doang langsung lemes. Lagian nih ya belakangan ini lo ngapa jadi nolep banget sih?"

"Heh tutup mulut lo gapura kabupaten!"

Mingyu berdecak sambil menatap Jeonghan sinis, "cih gue tau kok gue tuh tinggi. Tapi ya nggak gitu juga dong manggilnya!"

"Apa? Lo ga terima? Lagian lo dulu sih yang mulai. Dikira gue ga capek apa, heh asal lo tau ya kemaren tuh gue lembur sampai jam 2 pagi tau ngga! Belom lagi lo habis solat subuh rewel minta temenin jalan-jalan car free day."

Jeonghan ngomel habis-habisan, sementara yang di omeli hanya meledek dengan menirukan gaya omelan Jeonghan.

"Kurang ajar ini bocah—"

"Jadi kamu ga bisa jemput ya sayang? Yaudah gapapa lagian rencananya habis ibadah aku juga mau jalan-jalan kok, kalo gitu aku tutup dulu telfonnya."

Nafas Jeonghan tercekat, seketika pandangannya hanya terfokus pada seorang wanita yang sudah lama sekali tak ia jumpai.

"Ro-rosé?" Rasanya di detik itu juga Jeonghan ingin rasanya berlari dan memeluk Rosé nya serta menumpahkan segala kerinduannya.

Setelah memasukkan ponselnya kedalam tas Rosé berencana ingin ke halte sebentar untuk sekedar beristirahat. Namun baru saja menoleh tatapannya bertemu dengan sang mantan kekasih yang sempat memenuhi hatinya dulu.

Rosé menarik nafas, sebelum akhirnya nekat untuk duduk di halte. Tak disangka ternyata Jeonghan mulai berjalan mendekatinya, dan tibalah mereka saling berdiri berhadapan.

"Rosé... Aku, aku kangen banget sama kamu." Jeonghan sudah tidak bisa mempertahankannya lagi, runtuh sudah air matanya mengalir deras.

"Aku rasanya pengen peluk kamu, t-tapi kamu... Kamu udah jadi milik orang lain."

Rosé sebenarnya juga ingin menangis, tapi sepertinya air matanya sudah habis karena perpisahannya dengan Jeonghan tiga tahun lalu. Semua kenangan mereka sudah Rosé hapus, dia mulai berdamai dengan keadaan dan menerima perjodohan dengan pria yang seiman dengannya.

"Kita udah selesai, kamu inget itu kan? Sebelumnya aku mau bilang makasih sama kamu, dibalik kebahagiaan aku saat ini pasti ada doa kamu kan dan harapan-harapan baik ke aku. Tapi Jeonghan kamu harus inget, kamu juga harus bahagia karena kita sudah hidup dengan pilihan masing-masing. Jadi aku harap kamu ngerti."

Kaki Rosé tergerak untuk menjauh dari Jeonghan, niatnya yang ingin duduk untuk beristirahat ia urungkan karena situasi yang tidak mendukung saat ini.

Mingyu yang sedari tadi menjadi saksi bisu diantara mereka kini menghampiri Jeonghan dengan air mata berlinang.

"Ternyata ini alasan lo jadi kayak gini, suka murung jarang nongkrong dan jadi pendiem kayak gini, itu karena dia? Sadar woy kalian tuh beda iman inget, kan lo sendiri juga kan yang mutusin hubungan kalian?"

"Tapi asal lo tau, Ming. Nggak gampang buat cari penggantinya.... Tapi kenapa dia segampang itu cari pengganti?"

LAST REQUEST ! ! !

Continue Reading

You'll Also Like

275K 336 4
21+
139K 1.7K 43
Follow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita...
67.2K 174 10
🔞Bagi yang suka suka saja!!! Ini cerita lanjutan dari cerita berjudul Birth Sex , yuk cuss bestie!!
489K 2.6K 17
Cerita ini bagian dari @fantasibersama